NovelToon NovelToon
Cinta Luka Derita

Cinta Luka Derita

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Obsesi / Cerai / Cinta Terlarang
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mahlina

Bukan menantu pilihan, bukan pula istri kesayangan. Tapi apa adil untuk ku yang dinikahi bukan untuk di cintai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Seakan gak peduli dengan protes yang dilayangkan Wati. Alex justru kembali mengulang pertanyaannya.

“Jawab pertanyaan ku, kamu sengaja gak datang kan, jika saja Joni tidak menjemput mu?”

“A- aku …”

“Aku apa? Ngomong yang jelas, Wati!” desak Alex gak sabaran.

“Ada yang perlu aku urus, pak! Bukan bermaksud gak mau datang.” lirih Wati.

“Apa lagi yang kamu urus? Jangan bilang kamu mau menjenguk suami bajingan mu itu!” tuduh Alex dengan tatapan gak senang. Ia bahkan dengan sengaja mencubit dagu Wati untuk menoleh ke arahnya.

“Tidak untuk menemuinya, tapi urusan yang perlu aku urus itu masih ada hubungan dengannya.” Wati menggigit bibir bawahnya, ada rasa takut saat mengatakannya.

“Urusan apa?” tanya Alex dengan tatapan menyelidik.

“Aku …”

“Maaf sudah membuat bapak dan Nona menunggu lama!” beo Rahma, mengiringi troli yang didorong pelayan pria.

Wati menarik nafas lega, ‘Syukur lah, bala bantuan datang tanpa aku minta.’

Satu persatu hidangan mulai dipindahkan ke atas meja, dari hidangan pembuka, makan berat dan hidangan penutup. Sementara untuk minumannya ada jus dan air mineral.

“Bapak gak salah, memesan makanan sebanyak ini?” beo Wati, melihat banyaknya hidangan yang memenuhi meja.

Alex mengerdik kan bahunya, “Sebenarnya aku tidak tau apa saja yang di pesan Andre, aku hanya minta Danu siapkan tempat untuk kita makan siang bersama. Kemarin sebelum aku pergi ke kota B.”

Wati menelan salivanya sulit, ‘Seingat ku kalo pak Alex ada pekerjaan di luar kota, butuh waktu 3 sampai seminggu untuk menyelesai kan pekerjaan nya. Tapi ini, serius dalam semalam?’

“Kemarin bapak ke kota B? Dan sekarang sudah ada di sini lagi? Jangan bercanda, pak!” Wati terkekeh gak percaya.

“Apa aku terlihat bercanda?” tanya Alex dengan serius.

Wati menggaruk kepalanya canggung, ‘Jangan bilang pak Alex melakukannya juga untuk ku? Bisa terbang aku gara gara kepedean. Kalo benar pak Alex memangkas durasi pekerjaannya di luar kota hanya untuk ku.’

“Silahkan menikmati makan siangnya, pak, Nona! Panggil saya jika ada yang bapak dan Nona butuhkan!” beo Rahma sebelum meninggalkan keduanya.

Alex hanya berdehem pada Rahma dengan wajah datarnya.

Wati menelan salivanya sulit, menatap banyaknya hidangan yang tersaji diatas meja hanya untuk ia dan Alex.

“Kita gak mungkin menghabiskan semua ini kan, pak?”

Alex menegakkan dudunya, menjarak dada bidangnya dengan punggung Wati.

“Aku tidak meminta mu untuk menghabiskan nya, aku hanya mau kita makan siang bersama.”

“Tapi akan jadi mubazir makanan sebanyak ini jika gak dihabiskan, pak!”

“Kamu bisa membungkus nya jika mau!” serono Alex.

“Apa boleh? Apa pak Alex gak malu jika aku membungkusnya?” tanya Wati meyakinkan.

“Kenapa harus malu? Jika kamu mau dan kamu suka. Aku bisa membeli resto ini untuk mu! Biar kamu bisa setiap saat makan disini tanpa harus membungkusnya!”

“Itu terlalu berlebihan, pak!”

“Untuk mu, tidak ada yang berlebihan. Malah wajar jika aku memanjakan kekasih ku, bukan begitu, sayang?” goda Alex, sembari menelusupkan tangannya di bawa paha Wati dan satu tangannya di punggung Wati.

“Pak!” Wati memekik dengan mata membola, gak konek lagi dengan perkataan Alex.

“Jangan punya pikiran aku mesum, Wati!” beo Alex tanpa saringan, seakan tahu apa yang mau Wati katakan.

Wati kembali dibuat tergagap dengan wajah panik. Kedua tangan Wati mau tidak mau melingkar di leher Alex. Saat pria dingin itu beranjak dari duduknya, dengan menggendong nya serta.

“A- apa lagi yang mau bapak lakukan? I- ini …”

“Aku hanya ingin membuat mu terkesan nyaman saat makan siang dengan ku!” Alex mendudukkan Wati di kursi yang sebelumnya sudah di ganti Rahma.

“Terima kasih, pak!” beo Wati dengan merona, saat Alex meletakkan serbet di atas pangkuan nya.

‘Pak Alex bisa selembut ini dengan ku, manis bangat gak sih, mengalahkan manisnya gula! Mas Hasan pernah bersikap manis begini pada ku, itu pun saat di awal kami menikah.’ pikir Wati.

“Tidak perlu berterima kasih pada ku! Harusnya aku yang berterima kasih pada Hasan, suami brengsek mu, Wati!” cibir Alex, kembali duduk di kursinya.

“Jangan memancing emosi ku, pak!” seru Wati dengan tatapan gak senang.

‘Menyesal aku tadi memujinya.’ gerutu Wati dalam benaknya.

Alex hanya melirik sekilas Wati, ‘Kenapa Wati terlihat marah pada ku? Baru juga mau membandingkan diri dan si brengsek suaminya.’

Alex kembali beranjak, meletakkan seporsi steak di depan Wati.

“Kamu pasti akan menyukai ini, rasanya enak tanpa lemak!” beo Alex dengan tatapan meyakinkan.

Netra Wati melirik hidangan lain yang ada di atas meja.

“Aku tidak suka daging mentah, pak!”

Alex memotong motong steak yang ada di hadapan Wati, gak peduli jika ia harus berdiri lebih lama di sisi Wati.

“Siapa bilang ini daging mentah? Tingkat kematangan steak ini welldone, tanpa lemak, di jamin gak akan membuat mu gemuk setelah memakannya. Sebaliknya, kamu pasti akan menyukainya!” serono Alex meyakinkan.

Tanpa sadar, Wati menatap dalam Alex, “Kenapa gak bapak aja yang memakannya? Aku bisa makan hidangan lain!”

“Karena aku ingin kamu memakannya! Aku ingin hidangan yang terbaik untuk mu! Biar kamu terus terkesan dengan makan siang kita kali ini!”

Alex mengarahkan garpu dengan potongan daging di ujungnya di depan mulut Wati.

“Aku bisa sendiri, pak!” Wanita menolak disuapi Alex.

“Jangan membuat ku malu, ayo buka mulut mu!” desak Alex.

Wati mengerucutkan bibirnya kesal, “Dasar pemaksa!”

Segaris senyum terbit di bibir Alex, melihat Wati menerima suapan nya.

“Aku tidak akan memaksa mu, makan lah sendiri.”

Kreeeek.

Alex menarik kursinya, lebih dekat dengan Wati. Menikmati makan siang pertamanya bersama dengan wanita yang selama ini ia impikan, dan kali ini menjadi kenyataan untuk Alex.

‘Sepertinya aku harus minta Andre untuk membeli resto ini! Biar gimana pun resto ini banyak berkesan untuk ku dan Wati.’ pikir Alex.

Disaat keduanya menikmati hidangan penutup, suasana yang romantis seketika berubah menjadi tegang.

“Apa selama kalian bersama, Hasan pernah membawa mu makan di luar?” tanya Alex ingin tau.

“Pernah.”

Alex kembali mengulurkan tangan kanannya, berniat menyuapi Wati hidangan penutup miliknya.

“Apa dia juga melakukan apa yang aku lakukan pada mu? Menyuapi mu?”

“Tidak, aku makan sendiri! Mas Hasan gak suka aku bergantung padanya!” serono Wati sebelum menerima suapan dari Alex.

“Aku rasa bukan Hasan yang ingin kamu mandiri, atau pun tergantung dengannya. Tapi mungkin kamu bukan wanita yang dicintainya!”

“Jangan asal bicara, pak! Mas Hasan mencintai ku, makanya dia menikahi ku!” elak Wati dengan hati terluka.

Wati menghentikan makan hidangan penutupnya.

‘Tapi cinta yang di miliki mas Hasan untuk ku, tak sebanyak cinta yang ia miliki untuk Ida!’ pikir Wati dengan menggigit bibir bawahnya.

Grap.

Alex menggenggam jemari Wati yang ada di atas meja.

“Jangan terus membelanya, Wati! Seorang pria pasti akan melakukan apa pun untuk wanita yang dicintainya. Seperti aku, aku akan melakukan apa pun untuk mu!” terang Alex dengan sungguh sungguh.

“Jangan terus berkata manis pada ku, pak! Kalo pada akhirnya, pak Alex hanya akan memberi ku racun, racun yang sama yang pernah mas Hasan beri pada ku!” Wati menarik tangannya dari genggaman tangan Alex.

“Aku sungguh sungguh!”

“Aku harus kembali ke kantor, pak! Jam istirahat ku sudah berakhir. Terima kasih untuk makan siangnya, pak!” seru Wati, mengalihkan pembicaraan.

“Aku akan mengantar mu!” Alex lebih dulu beranjak, membantu menarik kursi yang diduduki Wati.

Wati tersenyum canggung, “Tidak perlu, pak! Waktu bapak terlalu berharga untuk sekedar mengantar ku kembali ke kantor!”

“Aku akan merasa tidak tenang jika tidak melihat mu sampai di ruangan mu, Wati!” kekeh Alex gak mau di tawar.

Grap.

Bersambung ...

🥀🥀

Tinggalin jejak lagi dong para pembaca yang baik hati, aku kan gak tau kalian suka atau gak. Tapi kalo gak suka dengan alurnya. Alurnya tetep seperti yang aku mau sih 😄

1
partini
good story
lina: mksh tini👍
total 1 replies
partini
good story
lina
kan lg bucin jd g tau malu 🤣
lina
masih bae ngamuk
lina
udah apa d seret bae itu
lina
malu bgt itu g d akuin
lina
definisi cewe g tau malu
lina
pekor 2
lina
u yg g punya adab
lina
sabar
lina
enk klo tinggl mkn
lina
sabar2
lina
dan sekang u d jadiin sali perahnya.
lina
itu namanya bego. udah laki selibgkuh. masih aja nerimain
lina
ko g minta pendapat leo
lina
bukan salah lagi
lina
watinya udah kabur
lina
🤣🤣
lina
sedikit berharap ora ngapa lah y
lina
nunggu diri mu msuk neng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!