{ cerita ini lanjutan dari " Tiba-tiba Jadi Gadis Petani" } ....
Tiba-tiba saja jiwa Eleanor di pindahkan ke dunia paralel lain. Ia menjadi gadis miskin yang lemah dan sakit-sakitan. Kedua orang tua gadis tersebut tidak bisa membawanya kerumah sakit karena tidak ada biaya untuk pengobatannya.
.
.
.
"Eh.. dimana aku bukankah aku sedang menikmati hidup mewah ku" gumam eleanor saat ia ia membuka matanya ia sudah berada dalam gubuk reyot..
.
.
.
ini hanya cerita santai tidak banyak konflik...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasmine Oke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga
Ayah dan ibunya melihat tingkah putrinya malu yang ketahuan lapar hingga sampai terjatuh hanya tersenyum.
"Tian ambilkan kakakmu makanan dan bawa sini." Kata bu Nining kepada putranya, mendengar kata ibunya baru Eleanor sadar bahwa masih ada seorang anak disana, lalu eleanor memperhatikan seorang adik laki-laki itu yang berdiri disana kira-kira berumur 12 tahunan.
"Baiklah ibu, kakak kamu tunggu aku mengambilkan makanan untukmu." Ucap bastian, Eleanor hanya mengangguk setelah itu Bastian keluar mengambil makanan untuk kakaknya.
"Ayah ibu kalian makanlah lebih dulu, maaf gara-gara aku kalian tertunda makannya pasti kalian juga lapar." Ucap Eleanor kepada kedua orang tuanya.
"Kamu berbicara apa sich!, tidak ada yang menunda makan kami, kamu adalah hal utama bagi kami, kami akan menemani mu untuk makan setelah itu baru kami juga makan." Ucap bu Nining kepada putrinya itu sambil menekan hidung mancung putrinya dengan telunjuknya ia gemas dengan putrinya.
Eleanor hanya tersenyum lalu ia berbicara lagi sambil melihat ayahnya " kalau begitu ayah kamu lanjut saja makan nya cukup ibu saja yang menemaniku soalnya ayah pasti sudah menahan lapar setelah ini ayah juga pergi keladang, jangan tunda pekerjaan ayah hanya karena ini." Ucap Eleanor kepada ayahnya dia sudah menebak pria ini adalah ayahnya.
"Ayah juga disini sama seperti ibumu, setelah kamu selesai makan, baru ayah keluar untuk makan, ayah tidak tenang meninggalkanmu sebelum melihat mu makan." Ucap Dadang, kalau ia meninggalkan putrinya disini bagaimana kalau dia jatuh lagi pikir pak Dadang.
Tidak lama setelah itu makanan sudah datang yang di bawa oleh Bastian untuk kakaknya ia membawa banyak karena ia berencana untuk makan bersama kakaknya.
"Makannya datang, ayah ibu kalian makan saja di luar biar aku saja yang menjaga kakak disini aku juga makan disini." Ucap Bastian sambil meyakinkan kedua orang tuanya.
"Baiklah tapi jangan ganggu kakakmu, dan berikan makanan yang banyak untuk kakak mu, apa kamu paham Bastian!" Ucap bu Nining kepada putranya itu, kalau tidak di kasih tahu lebih dulu pasti ia yang makan lebih banyak dari pada kakaknya.
"Iya ibu mana mungkin aku menindas kakakku, aku tahu kakak lagi sakit" ucap Bastian cemberut, lalu ia memberikan piring yang berisi makan kepada Eleanor.
********
Melihat anak-anak makan dengan lahap pak Dadang mengajak istrinya keluar untuk makan, benar ia juga sudah lapar dari tadi demi putrinya dia bisa tahan, setelah melihat putrinya makan dengan lahap baru hatinya tenang dan perut yang lapar baru terasa.
Sebelum itu ia juga meminta Bastian mengambil air dingin juga kain lembut untuk mengompres jidat Eleanor yang memar, Bastian menjalani perintah dari ayahnya itu.
Tidak lama setelah itu Eleanor selesai makan, ia bersiap untuk membawa piring kotor bekas makannya ke dapur untuk di cuci, tetapi di dahului oleh Bastian.
" Kakak aku saja yang membersihkannya kamu istirahat saja dan selesai kompres dahimu" Ucap Bastian dengan tersenyum ia memperlihatkan giginya yang berderet rapi, Eleanor membalas senyuman dengan lembut " terimakasih ya Tian kamu memang adik yang perhatian aku beruntung mempunyai adik seperti mu." Jawab Eleanor tidak lupa memuji adik baru nya itu, anak itu masih anak kecil baru berumur 12 tahun masih senang bila di puji, Eleanor sudah terbiasa memuji adiknya Nathan sebelum nya.
" Hehe tidak masalah aku senang membantu kakak, jika kakak butuh yang lain bilang saja padaku aku siap membantu." Ucap Bastian dengan senyuman bahagia.
" Tentu, pada siapa lagi aku minta bantuan kalau tidak pada adikku yang gagah dan berani ini." Ucap Eleanor dengan senyumnya yang indah..
" Ya aku memang gagah banyak anak-anak desa ini yang iri melihat ketampanan ku." Jawab Bastian lalu ia mengatakan sesuatu lagi pada kakaknya " ya sudah kak aku ke dapur dulu, kamu istirahat lah kalau butuh bantuan panggil saja aku soalnya aku tidak jauh dari kamar kakak." Ucap Bastian lalu ia keluar dari kamar Eleanor menuju dapur, kebetulan ibunya ada disana.
"Bagaimana apakah kakakmu menghabiskan makanannya?." Ucap bu Nining kepada putranya, lalu mengambil piring kotor di tangan putranya kemudian ia mencucinya.
"Iya kak Putri makannya lahap sekali hari ini, aku senang melihatnya dan ia lebih ceria dari biasanya." Ucap Bastian bahagia kepada ibunya karena ia dapat pujian dari kakak nya biasanya tidak pernah memuji nya.
"Ya sudah kamu temani kakakmu dirumah, ibu menemani ayahmu bekerja nanti, sampai kepada kakakmu bahwa ibu membatu ayah di ladang, ibu tidak menggangu istirahat nya sekarang juga tidak sempat pamit padanya ibu takut telat." Ucap bu Nining pada putranya untuk menyampaikan pesannya kepada Eleanor, bahwa ia pergi bekerja bersama suaminya.
" Iya ibu nanti aku sampaikan, aku pasti akan menjaga kakak dirumah, ibu pergilah bersama ayah dengan tenang dirumah masih ada aku yang menjaga kakak, jangan khawatir bu!." Ucap Bastian memastikan bahwa ia dapat di percaya untuk menjaga kakak nya.
Setelah kepergian kedua tetua itu, rumah kembali sepi, Bastian pergi bermain dekat rumah saja, ia sudah pamit kepada kakaknya bahwa ia hanya bermain dekat rumah dekat kamar kakaknya jika butuh sesuatu cukup panggil saja dirinya ia pasti datang.
Eleanor mengizinkan adiknya itu untuk bermain, karena ia juga ingin sendiri sekarang, untuk memikirkan kehidupan ke depannya yang harus dia jalani di dunia ini.
Ia harus memulai dari awal lagi, soal bertani ia sudah biasa, di kehidupan keduanya ia juga menjadi gadis petani tetapi di bantu dengan sistem dan ruang ajaibnya, tapi sekarang ia memulai dari nol sendiri.
Pertama sekali yang dia lakukan adalah untuk menguatkan tubuhnya dan mengobatinya penyakitnya entah apa penyakit tubuh ini ia sendiri juga tidak tahu, kalau ia memperhatikan tubuhnya sendiri hanya kekurangan nutrisi dan lemah dan jarang berolahraga.
Jadi ia harus rajin berolahraga dan makan makanan yang bergizi, di desa ini dekat dengan pegunungan pasti banyak makanan disana, untuk menambah nutrisi pada tubuhnya.
Kedua dia harus tahu tahun berapa sekarang, dan mata uang apa yang di gunakan di dunia ini. Eleanor mencari kalender di dalam kamarnya, ia sudah bisa berdiri tapi masih sedikit lemah, karena ia hanya makan nasi dan sayur saja itu hanya untuk menambah sedikit tenaganya saja yang sudah lama kekurangan nutrisi.
Setelah lama mencari yang ia cari akhirnya ketemu, ia menemukan kalender di bawah ranjangnya sepertinya terjatuh dengan angin.
"Ternyata tahun 20xx dan masih di Indonesia, berarti mata uangnya tetap rupiah" ucap Lea meresahkan lega.
cerita nya tidak bertele2 , FL nya jga gak menye2 pokoknya recommended dah.
untuk author nya semangat terus dalam berkarya.
dan kalau bisa terus crazy up ya author.