NovelToon NovelToon
Jejak Dosa Di Ujung Restu

Jejak Dosa Di Ujung Restu

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Percintaan Konglomerat / Dijodohkan Orang Tua / Hamil di luar nikah / Dark Romance / Romansa
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sylvia Rosyta

Bagi Aditya, Reina bukan sekadar kekasihnya tapi ia adalah rumahnya.
Namun dunia tak mengizinkan mereka bersama.
Tekanan keluarga, perjodohan yang sudah ditentukan, dan kehormatan keluarga besar membuat Aditya terjebak di antara tanggung jawab dan juga cinta.

Dalam keputusasaan, Aditya mengambil keputusan yang mengubah segalanya. Ia nekat menodai Reina berkali kali demi bisa membuatnya hamil serta mendapatkan restu dari orang tuanya.

Cinta yang seharusnya suci, kini ternodai oleh ketakutan dan ambisi. Mampukah Aditya dan Reina mengatasi masalah yang menghalang cinta mereka berdua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Aditya terdiam. Suara tangis ibunya membuat hatinya runtuh.

“Aditya, Ibu tahu kau mencintai Reina. Ibu tahu kau ingin menikahinya. Maka dari itu, tolong pikirkan dulu syarat yang diinginkan oleh ayahmu. Tolong menikahlah dengan Alisha dan jangan tinggalkan ibu sendirian disini.” Isak Bu Ratna sembari menarik napas dan berusaha tetap tegar.

Aditya menggeleng keras.

“Ibu, aku tidak mencintai Alisha. Aku bahkan tidak pernah ingin menikahinya. Dan Ayah ingin aku menikahi dua perempuan sekaligus? Itu tidak mungkin ibu, aku tidak bisa membagi diriku dengan dua orang sekaligus.”

Air mata Bu Ratna jatuh.

“Ibu tahu ini tidak adil. Ibu tahu kau tersiksa…”

Ia mengusap pipi Aditya sementara suaranya pecah.

“Tapi tolong jangan pergi dari rumah ini. Pertimbangkan dulu, Nak… tolong pertimbangkan.”

Aditya menatap ibunya dan dalam diam itu, hatinya benar-benar seperti dibelah oleh dua dunia yang berlawanan. Di dalam kamarnya, Reina masih tertidur dengan damai, perempuan yang ia cintai, dan yang ingin ia lindungi dengan seluruh hidupnya. Kini di kediaman Wiranegara yang besar dipenuhi bayang-bayang ambisi seorang ayah yang ingin menjadikan anaknya sebagai alat untuk memperbesar pengaruhnya.

Aditya memejamkan matanya. Bahunya bergetar. Tangannya mengepal dengan begitu kuat. Ia tidak tahu harus memilih jalan apa, Cinta yang ingin ia perjuangkan atau ambisi keluarga yang ingin menenggelamkan kebahagiaannya.

Malam itu seperti enggan beranjak. Seakan mengetahui bahwa ada dua hati yang sedang bertarung tanpa suara, kediaman Wiranegara tenggelam dalam kesunyian yang mengikat. Setelah percakapan panjang yang membuat dadanya sesak, Aditya kembali masuk ke dalam kamarnya dengan langkah yang terasa berat.

Setiap langkah seperti menggema dan menegaskan kalimat-kalimat yang masih membekas jelas di telinga Aditya.

_Menikahlah dengan Alisha.

Itu syarat Ayahmu jika kau ingin bersama Reina.

Pertimbangkan dulu, Nak… jangan tinggalkan Ibu._

Bayangan wajah ibunya yang berlinang air mata menusuk kedalam dadanya. Aditya tidak pernah melihat ibunya se-putus asa itu. Dan justru karena itulah hatinya semakin tersiksa.

Ketika Aditya menutup kembali pintu kamarnya, suasana kamar itu terasa berbeda, membuat ruangan itu terasa seperti tempat persembunyian di tengah badai. Di atas ranjang, Reina masih tertidur dengan wajah damai. Kedamaian yang membuat dada Aditya terasa sakit. Reina tidak tahu apa yang sedang menunggu mereka.

Tidak tahu bahwa ada syarat kejam yang bisa memisahkan keduanya kapan saja. Tidak tahu bahwa orang tua laki-laki yang ia cintai menaruh ambisi di atas kebahagiaan putra mereka sendiri.

Aditya berdiri di ujung ranjang cukup lama sebelum akhirnya mendekati kekasihnya perlahan. Ia berjalan mendekati kasur, menatap perempuan itu dalam diam. Entah bagaimana, ketenangan Reina justru membuat ia merasa semakin takut.

Takut mengecewakannya.

Takut menyakitinya.

Takut membuatnya menangis.

Aditya menunduk, duduk di sisi kasur, dan mengusap rambut Reina dengan lembut. Sentuhan itu seperti cara terbaik yang ia tahu untuk meminta maaf tanpa kata. Ia menunduk, menyandarkan dahinya di punggung tangan Reina yang lembut.

“Sekarang, keputusan apa yang harus ambil?” bisik Aditya yang suaranya itu nyaris hilang.

Aditya tidak tidur malam itu.

Ia hanya duduk di samping ranjang, memandangi perempuan yang ingin ia lindungi dengan seluruh hidupnya. Setiap kali ia memejamkan mata, syarat yang diinginkan ayahnya muncul kembali, seolah menghantui tiap tarikan napasnya.

Yang tersisa hanya kecemasan, ketakutan, dan kegelisahan yang tak henti menjerat.

Pagi datang tanpa Aditya sadari.

Bayang-bayang malam menghilang, digantikan cahaya lembut matahari yang menembus celah tirai kamar. Ruangan itu terasa hangat, tapi tubuh Aditya justru dingin. Matanya merah, wajahnya pucat, dan punggungnya terasa kaku karena semalaman tidak bisa tidur.

Namun, situasi itu berubah ketika Reina menggerakkan jarinya pelan.

Kelopak matanya bergetar sebelum akhirnya terbuka perlahan. Dunia pertamanya yang ia lihat bukanlah cahaya pagi, melainkan sosok Aditya yang sedang menatapnya dalam diam, sementara jemarinya masih membelai rambutnya dengan lembut.

Reina mengerjap kecil, memperhatikan wajah Aditya yang terlihat berbeda. Ada kelelahan yang jelas, ada guratan beban yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.

“Mas…?” suaranya lembut, setengah berbisik.

Aditya tersentak pelan, seolah baru kembali dari lamunan panjang.

Reina langsung bangkit dan memeluk Aditya erat tanpa berpikir panjang. Sepasang lengannya melingkar di tubuh Aditya, seolah ingin memastikan bahwa laki-laki itu ada bersamanya dan baik-baik saja.

“Mas bangun jam berapa? Aku bahkan tidak sadar ketika Mas bangun…” tanya Reina dengan nada yang penuh khawatir, sementara pipinya menempel di bahu Aditya.

Namun Aditya menggeleng pelan.

Ia membalas pelukan itu dengan lembut, tapi tidak se-erat biasanya.

“Aku tidak tidur,” jawabnya perlahan. “Aku… terjaga sampai pagi.”

Reina menjauh sedikit, menengadahkan wajahnya untuk menatap wajah Aditya. Wajah Aditya terlihat lelah, bahkan lebih dari itu, seperti seseorang yang dipaksa menahan sesuatu yang sangat berat di pundaknya.

“Mas, apa yang terjadi? Sesuatu pasti terjadi, kan? Tolong jangan sembunyikan apapun dariku.” pinta Reina yang membuat Aditya terdiam lama.

Ada ketakutan di mata lelaki itu. Ketakutan yang tidak pernah ia perlihatkan sebelumnya. Reina tahu, apa pun itu, pastilah sesuatu yang sangat besar. Akhirnya Aditya menarik napas panjang, seolah mempersiapkan dirinya untuk membagi beban berat yang ia tanggung semalaman kepada Reina.

“Semalam, saat kamu tidur, Ibu datang ke kamarku." Ucap Aditya dengan suaranya yang mulai bergetar.

Reina menunggu, tubuhnya terasa tegang menanti lanjutan kalimat itu.

“Ibu bilang kalau ayah sudah memberikan syarat.”

Aditya menatap Reina, sorot matanya terlihat redup dan penuh luka.

“Syarat yang harus aku penuhi kalau aku ingin menikah denganmu.”

Reina tak berkedip. Detik itu, jantungnya serasa berhenti berdetak.

“A-apa syarat itu, mas?” suaranya hampir tidak terdengar.

Aditya memejamkan matanya yang terasa sakit dan berat. Tapi ia harus tetap mengatakan.

“Ayah ingin aku menikahi Alisha.”

Ruangan itu langsung hening, seolah udara menghilang begitu saja. Reina hanya bisa menatap Aditya dengan tatapan itu kosong, tidak percaya, terluka yang semuanya bercampur menjadi satu. Bibinya bergetar ketika ia membuka mulut, tapi tidak ada kata yang keluar. Hanya keheningan panjang yang terasa memukul.

Aditya menggenggam kedua tangan Reina, tapi perempuan itu justru menatap jemarinya sendiri seakan tidak yakin apakah yang ia dengar barusan adalah benar.

“Sayang.” panggil Aditya pelan.

Reina mengangkat wajahnya. Air mata sudah menggenang di pelupuk matanya, meski belum jatuh.

“Jadi Mas harus menikah dengan orang lain supaya bisa menikah denganku?” tanya Reina dengan nada suaranya yang pecah dan membuat Aditya segera menggeleng.

“Reina, dengarkan aku. Aku tidak ingin menikah dengan Alisha. Tidak sedikit pun.”

Ia mengusap pipi Reina dengan kedua tangannya, meski suara laki-laki itu sendiri terdengar gemetar.

1
Putri_a_s
Aditya udah tahu sifat ayahnya seperti apa, makanya dia ambil keputusan ini.
Putri_a_s
ini baru keputusan yang tepat, kl gak gini nanti ditipu lagi sama pak Arman.
Putri_a_s
serius ini, gak ada rasa bersalahnya nih pak Arman sama anak sendiri?
/Speechless//Speechless//Speechless//Speechless/
Putri_a_s
dicintai secara ugal-ugalan sama Aditya, Reina ini.
Putri_a_s
/Brokenheart//Brokenheart//Brokenheart//Brokenheart/
Putri_a_s
sedihnya /Sob/
Putri_a_s
gini amat ya cobaannya, kamu harus bijak Reina. Aditya juga dalam posisi yang sulit demi bisa bersama kamu.
Putri_a_s
kasihan Aditya, dia pasti bingung banget
Putri_a_s
iya Aditya, menikah dengan dua orang sekaligus itu harus adil. dan kamu tidak bisa menikah dengan Alisha karena hati kamu cuma buat Reina
Putri_a_s
Aditya berada dalam dua jalan yang mengharuskannya memilih
Putri_a_s
dan apalah arti kata cinta jika kalian berdua tidak bisa bersama /Frown/
Putri_a_s
aish, kok ada seorang ayah yang tega menyuruh anaknya poligami?!
Putri_a_s
maksudnya nikah sama dua perempuan sekaligus gitu?!
Putri_a_s
dulu lihat apa sih buk? kok bisa menikah sama laki laki egois kayak pak Arman?!
Suhadi Mulyo
bagus Aditya, lanjutkan keputusanmu💪
Suhadi Mulyo
bagus Aditya, lebih baik gitu daripada entar ditipu lagi sama ayahmu yang raja tega itu.
Suhadi Mulyo
nyeseknya sampai sini/Scowl//Sob/
Suhadi Mulyo
jadi Aditya pasti sakit, jadi Reina, lebih sakit lagi karena harus membagi Aditya dengan orang lain /Scowl/
Suhadi Mulyo
kasihan banget Aditya, dia nggak pernah bahagia
Suhadi Mulyo
setiap banget Aditya ini orangnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!