Tunangan Pria Obsesif

Setelah perdebatan panjang, akhirnya Reina berhasil membujuk Nico untuk keluar dari rumah sakit lebih awal. Walaupun ia harus menuruti permintaan pria itu untuk kembali tinggal bersamanya. Ia tidak akan menolak juga untuk kali ini. Karena ia tahu tidak ada yang salah dari hal itu. Tidak ada lagi rasa takut akan takdir buruk yang diceritakan dalam novel. Pada kenyataanya semua itu hanya imajinasinnya saja. Nico tidak akan melakukan hal itu padannya.

Kenapa ia sangat yakin dengan itu semua. Alasannya mudah, Pria itu selalu mencintainnya dan selalu berada disekitarnya. Berbagai fakta pria itu selama beberapa tahun ini telah dijelaskan padannya. Nico tidak pernah benar-benar membencinya dan menghindarinya. Pria itu selalu ada disekitarnya dan melindungi dirinya meskipun Nico harus mengorbankan perasaan seksa karena harus berjauhan denganku.

“Sepertinya kamu sangat bahagia , sayang.” Ucap Nico yang sedang membereskan setiap barang wanitannya. Senyumannya tidak pernah sirna selama beberapa hari ini. Kembalinya ingatan Reina membawa angin sejuk dihidupnya.

“Tentu saja, aku sudah muak dengan aroma obat.” Ucap Reina dengan senyum lebarnya. Ia sibuk menikmati donat kesukaannya yang dibawa oleh pria itu. Rasannya ia semakin mencintai pria di depannya. Nico selalu berusaha memberikan kebahagian  dengan memberikannya hal kecil atau perhatiannya. Ia merasa sangat beruntung karena bisa mendapatkan sosok pria dihadapannya di kehidupannya.

“Makasih sayang.” Ucap Reina yang membuat pergerakan Nico terhenti. Pria itu menatap wajah kekasihnya yang sibuk menatapnnya sambil mengunyah makanan kesukaanya itu. Gadis manis yang selalu dirinya rindukan selama ini telah kembali.

“Sayang tadi kamu manggila aku apa? “ Tanya pria itu yang sekarang melangkah ke Reina. Sedangkan lawan bicarannya tersenyum lebar sambi memiring kepalannya. Jangan lupa satu donat di tangan kanannya.

“Apa ya yang ?” tanya Reina yang masih menggoda pria di depannya. Saat itu Nico tidak bisa lagi menahan rasa senang dengan panggilan dari wanitannya. Sebuah kecupan mendarat di bibir Reina yang masih ada krim donat. Wanita itu terkejut dengan tindakan Nico yang secara tiba-tiba. Ia tidak menyangka pria itu akan melakukan ini.

“Kak Nico.” Panggil Reina yang malah dihadiahkan cubitan di hidungnya.

“Aku bukan kakakmu Shaka, kamu harus memanggilku seperti tadi.” Ucap Nico yang sekarang menatap kekasihnya tajam. Kedua tangannya berada di sisi kanan dan kiri Reina. Posisi keduannya sangat dekat membuat Reina gugup saat ini.

“Nic..” panggilan Reina terputus dengan sebuah kecupan yang kembali mendarat.

“Aku akan terus mengecupmu, kalau kamu masih memanggilku seperti itu sayang.” Protes Nico pada wanita didepannya yang masih tidak menyangka kejadian ini. Dahulu ia selalu menatap jijik pada sahabatnya dan kakaknya sekarang ia malah merasakan keadaan seperti ini. Beruntungnya suara dering hp kak Nico membuat pria itu menjauh darinya.

“Selamat.” Ucap Reina saat melihat kepergian Nico keluar ruangan inap saat mendapatkan panggilan dari seseorang.

Sedangkan Nico menatap nama yang tertera di layar handphone-nya. Ia tidak langsung mengangkat panggilan itu. Saat ia angkat suara seorang pria tua yang sudah lama tak dirinya jumpai. Karena pria itu sibuk mengurusi bisnis di negara lain dan merawat adiknya bersama ibunya.

“Hey bocah tengik, kapan kamu pulang? Kita sudah ada di negara ini sejak beberapa hari lalu. Tapi kamu tidak kunjung menunjukkan batang hidungmu.” Ucap ayah Nico yang sangat cerewet bila berhubungan dengan Nico. Pria itu merasa selalu kesal bila berhubungan dengan jiplakannya. Sekarang ia tahu alasan istrinnya sering mengamuk padannya karena sikapnya cukup menyebalkan dulu. Terlihat dari sikap anaknnya.

“Reina baru bisa pulang hari ini. “ ucap Nico sangat irit. Pria itu malas basa basi dengan ayahnya yang berubah cerewet. Entah kemana pergi sikap dingin dan wibawa pria itu. Ibunnya saja selalu mempertannyakan perubahan sikap suaminya pada anak sulungnya.

“Bagaimana keadaan calon menantu? Aku merindukan anak manis itu.” Ucap ayah Nico yang sangat dekat dengan sosok Reina. Karena sejak kecil gadis itu sering datang kekediamannya untuk bermain dengan anak bungsunya. Ia juga suka dengan sikap Reina yang terbilang tenang dan pemberani.

“Baik. Ia sudah mengingat semuannya kembali.”

“ah, aku kalah cepat untuk menjodohkannya dengan teman rekan bisnis ayah.” Ucap pria tua yang sengaja memancing amarah anaknya dan sepertinnya umpannya saat ini mendapatkan ikan yang cukup besar.

“Jangan berani-berani anda melakukan itu atau saya akan…”

“Berhenti mengancam bocah kecil, adikmu sudah kembali. Aku hanya ingin memberik tahumu itu saja. Ia merindukan sahabatnya. Sepertinya ia akan membuatkan kejutan untuk Reina dikediamanmu.” Ucap pria itu yang membuat Nico terkejut. Ia tidak mendapatkan kabar adiknya sudah siuman.

“Apa maksudmu?

“Ops aku membongkar rahasia.” Ucap pria itu yang langsung mematikan panggilan secara sepihak. Sedangkan korban dari kejailan pria itu dibuat bertanya-tanya mengenai fakta yang baru dipaparkan.

“apakah adikkmu sudah sadar! “ gumamnya sebelum masuk ke dalam ruang inap Reina.

Sedangkan ditempat lain, seorang wanita dengan mudah menyelinap masuk ke sebuah apartement seseorang yang telah dirindukannya lama olehnya. Saat masuk ia dikejutkan dengan keadaan apartement yang sangat berbeda dengan beberapa tahun. Ia sangat benci botol-botol yang berisi cairan alcohol itu. Rasannya ia ingin menghancurkan sebuah barang itu. Tapi ia harus menahan keinginannya dulu.

Langkahnnya terhenti saat melihat potret dirinya dengan sangat pemilik apartement ini. Sebuah potret dua anak muda dengan seragam SMA. Photo yang diambil di hari kelulusan pria itu. Akhirnya mereka meresmikan hubungan keduannya. Setelah menjalankan hubungan tanpa status. Sayangnya hubungannya tidak berjalan seindah keinginan keduannya.

“Aku melihat potretmu di internet. Kamu tetap masih tampan kakak. Sebenarnya aku takut kamu sudah melupakan hubungan kita. Ternyata kamu masih menyimpan kenangan kita berdua di tempat ini.” Ucap wanita itu sambil mengelus potret di depannya. Ia elus potret wajah yang sudah dirinya rindukan beberapa tahun ini. Sebenarnya ia sedikit terkejut mengenai fakta kehidupan asmara pria itu. Sang Casanova yang sangat digilai oleh para wanita di kota ini. Tidak hanya itu saja, tentang fakta wanita yang sudah menghangatkan malam sang pria itu semakin membuatnya takut untuk kembali ke tempat ini. Tapi ia harus memastikan tentang hubungan keduannya. Biarlah dirinya terluka bila pria itu ternyata sudah memiliki wanita lain.

Kakinya melangkah ke salah satu kamar di apartement ini. Ternyata pintu kamar itu tidak terkunci. Ia buka pintu kamar milik kekasih hatinnya. Aroma alcohol dan rokok memenuhi setiap sudut kamar ini. Dahinya sedikit berkerut saat melihat pergulungan antara dua orang pria di kamar tidur. Ia tidak menyangkan mengenai fakta yang baru diliatnya.

“Kak Shaka.” Panggil wanita itu yang membuat seseorang terbangun dari tidurnya. Karena mendengar suara yang selama ini dirinya rindukan. Kedua matanya terbuka dan saat itu ia tidak menyangkan sosok yang berdiri di hadapannya.

“Nina.” Panggil pria itu yang langsung turun dari tempat tidur. Kakinya melangka dengan cepat menuju wanita yang selama ini dirinya rindukan. Tapi langkahnya terhenti saat mendengarkan satu kata yang keluar dari bibir ranum wanitannya.

“Kakak tidur dengan seorang pria.” Ucap Nina yang membuat Shaka terkejut dengan perkataan wanita di depannya. Apakah wanitannya sedang salah paham saat ini.