Pertemuan tak terduga antara Clara dan Arjuna,yang mana dulunya mereka satu sekolah semasa putih abu-abu.
Ada yang berbeda ketika Arjuna menatap netra wanita yang kini ada di hadapannya, tiba-tiba saja, Arjuna seakan terlempar pada situasi masa lalu.Masa di mana saat itu mereka masih ber seragam putih abu-abu.Saat itu Arjuna sebagai ketua OSIS,sedangkan Clara adalah sekertaris.Setau Arjuna,wanita itu dulu tipe gadis cuek,tomboy serta tidak pandai menjaga penampilan.Jelas sekali melekat dalam ingatan Arjuna,saat gadis lain sibuk memilih gaun yang indah untuk acara pensi,Clara justru hanya mengenakan celana overal dan kaos oblong.
Di saat gadis lain mengejar dan menyatakan cinta pada Arjuna,saat itu Clara adalah gadis paling acuh.Seakan Arjuna tak terlihat sama sekali di hadapan Clara.
Lalu bagaimanakah kisah Arjuna dan Clara setelah sekian purnama tak bertemu??
Akankah mereka merangkai kisah Indah???atau malah tak terjadi apa-apa???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baihaqi Abizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bagian ke dua puluh lima
***
"Mendung banget',Ujar Clara sambil menatap,awan yang menggelap.
Ting
Clara mengernyit,menatap ponsel yang menyala.Saat Clara menyalakan layar,ternyata sang calon suami yang mengirimkan pesan untuk Clara.
"Aku pinjam sepeda motor Abian,mau coba sebentar sebelum ketemu kamu".isi pesan yang di kirim oleh Fahmi beserta satu buah foto,Fahmi di atas sepeda motor besar.
"ada-ada aja mas Fahmi",gumam Clara,tanganya menari di atas keyboard.
"Hati-hati mas,jangan sampai karna motor,mas lupa sama janji mas".Balasan yang Clara kirim di sertai emoticon love warna putih.
Setelah membalas pesan dari Fahmi,lantas Clara meletakan ponsel di atas nakas,lantas Clara masuk ke dalam kamar mandi.Lebih baik Clara segera mandi dan bersiap untuk pergi menemui sang calon suami.
Lima belas menit Clara keluar dari dalm kamar mandi,dan hujan turun mengguyur kota dengan deras."Tadi siang padahal cuaca super cerah,bisa banget sekarang hujan deras".Ucap Clara.Membuka lemari,Clara memandang beberapa pakaian yang menggantung rapih di dalamnya.Clara menimbang beberapa saat,lantas menentukan pilihan pada dress berwarna hitam,tanpa lengan dan dengan panjang sebatas lutut.Rencanya,Clara akan menggunakan cardigan dengan warna putih tulang sebagai luaran.
Clara memoles wajahnya dengan pelembab wajah,serta bedak dan lipstik warna nude.Clara juga menggerai rambut,dan di buat ikal di bagian ujungnya.Clara mematut wajahnya sekali lagi di depan cermin,memutar tubuh ke samping kanan dan kiri."Sempurna",gumam CLara yang merasa puas dengan penampilanya malam ini.
Melihat cuaca yang kurang mendukung,Clara pun menggusah napas kasar."Kenapa mesti sekarang sih hujanya,aku kan jadi susah mau keluar rumah".bibir Clara pun manyun,"aku coba hubungi mas Fahmi dulu lah,takutnya nggak jadi".Jari lentik Clara pun menari lincah di atas layar ponsel.
Satu kali,dua kali,hingga tiga kali Clara mencoba menghubungi nomor Fahmi,akan tetapi tidak ada jawaban.Pesan yang Clara kirim pun hanya centang dua dan belum di baca.
"Mas Fahmi kemana sih?apa masih sama temanya ya?",Clara berdiri,erjalan mondar mandir di ruang tamu rumahnya.
"Mama",Bayu memanggil Clara dan merentangkan tangan.Clara pun menyambut dengan memeluk Bayu,lantas mengajak sang anak duduk di sofa."mama mau pergi?'.Tanya Bayu,yang melihat mamanya dengan penampilan yang terlihat berbeda.
"Iya sayang,tapi hujan,om Fahmi juga mama telfon belum ada jawaban".Balas Clara,yang mulai gelisah,Clara mencoba menghubungi calon suaminya,tapi nihil tetap tidak ada jawaban.Dan Clara memutuskan untuk menghubungi Fahmi satu kali lagi,dan kali ini ada jawaban.
"halo mas".
"halo ibu,maaf ini dari pihak Rumah Sakit Cipta Keluaga,hendak mengabarkan bahwa pemilik ponsel ini mengalami kecelakaan".
DUAR,seakan ada petir yang menyambar.Clara pun membola,matanya memanas,dadanya bergemuruh membayangkan kadaan calon suaminya.Dalam kondisi panik,Clara berlari masuk ke dalam kamar,mengambil kunci mobil dan memanggil bibik,untuk menjaga Bayu.
"Bik,saya titip Bayu ya,mas Fahmi kecelakaan".Clara berucap dengan suara yang terbata,Clara merasakan seluruh tubuhnya lemas.
"Kenapa susah banget sih!!"Clara memukul setir mobil,merasa frustasi karena berulang kali gagal memasukan kunci mobil.HIngga akhirnya suara ponsel menarik CLara dari rasa putus asanya.
"Mas Juna".Gumam Clara,tanpa pikir panjang Clara menggeser icon hujai untuk menjawab panggilan.
"Mas Juna,aku mau minta tolong".Sambar Clara ,tanpa basa-basi.
Arjuna mengernyit,suara CLara terdengar begetar dan terbata."what's wrong Clara?mau minta tolong apa?".Ucap Arjuna,entah kenapa mendengar suara Clara yang bergetar membuat Arjuna merasa panik.
"Mas Fahmi kecelakaan,aku aku..."Clara sudah tidak sanggup menyelesaikan ucapanya,pikiran Clara kacau,tanganya bergetar,wajahnya pias.
"Oke Cla,kamu di mana?",tanya Arjuna,yang kini berdiri dan menyambar jaket di atas ranjang,dan mencari keberadaan kunci mobil yang tadi dia lemparkan asal di atas meja.
"Aku masih di rumah mas,aku bingung",terdengar isakan dari Clara.
"Tunggu aku,biar aku antar kamu ke Rumah sakit".Arjuna segera berlari setelah berhasil menemukan kunci mobil.
***
"Tok tok tok",Arjuna mengetuk pintu mobil Clara."Clara,buka pintunya".
Clara mendongakan kepala,lantas segera membuka pintu mobil dan berhambur dalam dekapan Arjuna."Mas Juna,Mas fahmi..".Air mata mengalir deras di pipi mulus Clara,wajah cantiknya pun kini berubah sembab.
Dada Arjuna terasa sesak melihat kondisi Clara,"Ayo,pindah ke mobil ku,aku antar".meski perih,Arjuna tetap berusaha tegar.Tidak mungkin dalam kondisi genting seperti ini,Arjuna mengedepankan ego.
Setelah melewati perjalanan yang tidak mudah,kini Clara dan Arjuna telah sampai di Rumah Sakit.Arjuna membawa Clara menuju IGD,"permisi suster,saya keluarga dari korban kecelakaan...".
Suster mengangguk paham,meski pria di hadapanya belum selesai menyelesaikan kalimatnya."Maaf pak,baru saja dokter mengabarkan bahwa pasien tidak bisa di selamatkan".Ucap suster dengan raut wajah menyesal."Maaf,saya permisi,pasien masih berada di ranjang nomor tiga".Setelah itu,suster pun meninggalkan Arjuna dan Clara.
Clara mematung,air mata seakan tidak mau berhenti menetes.Saat itu juga clara luruh di atas dinginya lantai rumah Sakit.Tak kalah dengan Arjuna yang sama merasa kaget luar biasa.
"Mas Fahmi",isak Clara,tanganya memukul dadanya,berusaha mengusir sesak."Nggak mungkin,aku yakin mas fahmi cuma prank aja".Clara menggelengkan kepala,mencoba berdiri dan berjalan menuju ranjang yang di tunjukan oleh suster.
Pandangan iba dari dokter dan suster yang menangani Fahmi,semakin membuat dada Clara terasa sesak luar biasa.Dalam kondisi panik,Arjuna masih mempunyai sisa kewarasan,Arjuna menghubungi Rendi,untuk menyusul mereka ke Rumah Sakit.karena Arjuna butuh bantuan untuk menenangkan Clara selagi dia menghubungi kerabat Fahmi yang ada di Jogja.
Arjuna masih setia berada di belakang Clara,merangkul pundak Clara,sesekali Arjuna mengelus pundaknya,menyalurkan kekuatan.
"mas Fahmi,bangun mas!,Kamu janji mau ketemu aku kan.Aku udah udah di sini mas,ayo bangun!.Katanya kamu kangen sama aku,katanya mau peluk aku yang lama,kenapa kamu nggak mau bangun,terus siapa yang peluk aku lagi?siapa yang nemenin Bayu,aku sam Bayu butuh kamu mas".Clara memeluk tubuh Fahmi yang sudah terbujur kaku tak bernapas.
Perih,sangat perih mendengar wanita yang sangat di cinta,menangisi pria lain.Apa lagi Clara,seakan tak sanggup hidup tanpa Fahmi.Rahang Arjuna mengeras,dadanya terasa sesak,Arjuna menarik napas dalam lantas membuangnya secara perlahan.
"Clara,aku tau kamu sedih,bahkan pasti sangat kehilangan,tapi aku mohon kamu juga harus bisa ikhlas.Kasian Fahmi kalau kamu kaya gini,pleas kamu harus bisa tenang.Aku yakin,Fahmi nggak akan suka kamu kaya gini".Ucap Arjuna,yang masih setia berada di samping Clara.Mengusap lembut pundak Clara.
Clara menatap mata Arjuna,dan bisa Clara lihat.Ada khawatir di dalam sorot mata hitam nan tajam itu."Mas,ak-aku...".
Arjuna menarik Clara dalam dekapan,memeluk erat serta mengusap lembut punggung Clara."Kamu nggak sendiri Ra,ada aku di sini.Aku pernah bilang kan sama kamu,aku selalu di sini,dulu maupun sekarang.Nggak ada yang berubah,so,jangan takut,kita hadapi bareng-bareng.Kamu tenang ya".Tanpa sadar Arjuna melabuhkan satu kecupan di kening Clara.
Jauh di lubuk hati Arjuna ada rasa yang tidak bisa di ungkapkan,meski dulu pernah berpikir lebih baik Fahmi tiada,tapi saat semua itu terjadi.Nyatanya,Arjuna pun merasakan kehilangan,apa lagi melihat clara yang menangis hingga kacau,rasanya Arjuna menjadi orang yang paling jahat,karena pernah menginginkan kem*t*an Fahmi.Kini yang bisa Arjuna lakukan adalah,menemani dan memberikan dukungan untuk CLara.