NovelToon NovelToon
Gadis Simpanan Mas Dewan

Gadis Simpanan Mas Dewan

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Trauma masa lalu
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Yazh

Elsheva selalu percaya keluarga adalah tempat paling aman.
Sampai malam itu, ketika ia menjadi saksi perselingkuhan terbesar ayahnya—dan tak seorang pun berdiri di pihaknya.

Pacar yang diharapkan jadi sandaran justru menusuk dari belakang.
Sahabat ikut mengkhianati.

Di tengah hidup yang runtuh, hadir seorang pria dewasa, anggota dewan berwajah karismatik, bersuara menenangkan… dan sudah beristri.
Janji perlindungan darinya berubah jadi ikatan yang tak pernah Elsheva bayangkan—nikah siri dalam bayang-bayang kekuasaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yazh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tetangga sebelah

.

.

.

Mall hari itu masih ramai ketika mereka Els dan dua sahabatnya memutuskan untuk pulang. Lampu-lampu neon berkilauan, musik pop dari tenant bawah menggema samar sampai ke basement parkiran. Els menggenggam tas kecilnya erat-erat sambil menahan napas. Waktu sudah hampir pukul delapan malam—Heksa pasti sudah sampai di unitnya. Terlalu asyik bersama mereka sampai lupa waktu.

Dia berlari kecil begitu keluar lift, tumit sepatunya berketuk cepat di lantai marmer yang licin. Jantungnya berdegup seperti habis marathon. Sekarang ia hanya ingin cepat-cepat sampai di dalam unit, mandi, ganti baju, beres-beres, berharap Heksa belum sampai lebih dulu di rumah.

Tapi begitu ia hampir mencapai pintu, sebuah tangan tiba-tiba menahan lengannya.

Refleks, Els langsung memutar tubuh dan mengayunkan tasnya ke arah orang itu. “Heii!! Apa-apaan!” serunya panik.

Pria itu menangkap tasnya dengan mudah. “Ssttt… Elsheva, ini aku… Samudera!” bisiknya cepat.

Els terbelalak. “Lo?? Lo ngapain di sini?! Nguntit gue ya?!” Napasnya naik-turun, wajahnya memerah antara takut dan marah.

Samudera tidak langsung menjawab. tenang seperti biasa. Ia hanya membawa Els cepat masuk ke unit sebelah. Pintu tertutup, meninggalkan mereka berdua dalam ruangan yang tenang dengan bau kopi hitam yang masih hangat.

“Ck…” Bastara menghela napas panjang. “Aku juga tinggal di sini. Ini unitku.” Suaranya ringan, tapi matanya memandang Els begitu intens, seolah ingin membaca setiap gerak tubuhnya.

Els menatap sekitar cepat-cepat, lalu menarik paksa pergelangan tangannya. “Oh, oke. Gue mau pulang ke rumah sekarang!” katanya tegas. Meski ia penasaran kenapa bisa Samudera berada disebelah unitnya, tapi tidak penting untuknya mempertanyakan hal seperti itu, ia hanya ingin keluar dari situasi ini secepat mungkin. Akan jadi panjang urusannya, dia memang statusnya selingkuhan tapi dia tidak mau dianggap selingkuh dari Heksa.

Samudera tersenyum miring. “Kenapa? Lagi ditungguin Samudera?” sontak pertanyaan itu membuat Els seolah tersengat listrik. Matanya membesar, bibirnya terbuka sedikit.

“L-lo tahu Heksa?” tanyanya gugup. Setiap kali nama itu disebut orang lain, dadanya seperti diremas.

“Tahu. Dia Om aku. Kita tumbuh bareng sejak kecil.” Samudera menatapnya tajam tapi tetap santai. “Aku lihat dia barusan lewat tadi, masuk apart kamu. Jadi… kamu wanitanya Heksa?”

Suara Samudera datar, ringan, berbeda dengan Els yang makin gelisah ditempatnya berdiri. Inilah pertama kali orang luar tahu hubungannya dengan Heksa. Rubby menelan ludah, mencoba berontak dari cengkeraman tangan Samudera. “Iya. Kenapa? Sekarang biarin gue pergi. Mas Heksa nunggu gue di rumah.” balas Els dingin, lebih ke gugup sebenarnya. Jantungnya sudah belingsatan kemana-mana. Bukan hanya ketahuan, tapi kenapa harus ketahuan oleh Samudera, pahitnya lagi, dia keponakan Heksa.

Samudera mengusap wajahnya kasar, menatap Els lagi. Berharap, ELs akan mengelak tentang hubunganya dengan HEksa. Ia sudah membuka mulutnya ingin berujar, tapi Els buru-buru menyela.

“Stop!” kata Els, sebelum Samudera bicara lebih jauh. “Nggak usah komentarin hidup gue. Kita nggak ada urusan dan hubungan apa pun. Jadi nggak usah saling mengusik. Oke?”

Sesaat Samudera diam. Matanya meredup, sialnya ia tidak semudah itu ia menerima ujaran Els. Bukannya dia sadar diri dan  mundur, justru rasa yang ditimbulkan makin besar. “Kamu selalu bikin hatiku berdebar kencang, ELsheva…”

Elsheva bahkan belum sempat merespon ketika Samudera tiba-tiba mendekat dan mengecup bibirnya singkat. Hanya sepersekian detik—tapi cukup untuk membuat dunia Els berhenti.

Kedua matanya membola, jantungnya berdegup kencang. “GIla! Apa-apaan sih lo!” suaranya bergetar antara marah dan takut. Ia mendorong Samuderaa dengan sekuat tenaga, lalu lari keluar sebelum pria itu sempat bicara lagi.

Samudera hanya terdiam, memandang punggung Els yang menghilang di balik pintu. Bukan itu jawaban yang ia harapkan. Tapi ia juga bisa memastikan, ini bukan pertemuan terakhir mereka.

Els berlari kecil lagi, kini menuju pintu unitnya sendiri. Napasnya masih memburu, tangannya gemetar saat menempelkan kartu akses. Sebelum masuk, ia menutup mata, menarik napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. Ia harus menetralisir emosinya lebih dulu. Heksa tidak boleh tahu.

Hectic sekali rasanya, Els sudah pulang terlambat, ia masih harus dicegat oleh Samudera. Dia ketahuan menjadi wanitanya heksa, sekaligus mendapat ciuman gila lagi darinya. HUfh! Dar der dor sekali!

Pintu terbuka. Aroma parfum maskulin menyambutnya. Di ruang tamu, Heksa sedang terlelap di sofa dengan laptop menyala di pangkuannya. Wajahnya terlihat lelah tapi damai. Els harus bersyukur untuk ini.

Els menahan senyum, meletakkan tasnya perlahan, lalu bergegas masuk kamar mandi. Air dingin menyentuh kulitnya, mencoba mencuci bersih jejak Samuderaa yang masih terasa di bibirnya. Ia menatap wajahnya di cermin, berulang kali berkata pada diri sendiri. Lupakan. Ini cuma kecelakaan. Fokus sama Heksa. Fokus.

Beberapa menit kemudian, Els berdiri di balkon kamarnya. Rambutnya masih basah, piyama longgar menempel di kulitnya. Udara malam menyentuh wajahnya, tapi tidak cukup untuk menenangkan pikirannya.

“Sayangg…” suara Heksa terdengar lembut dari belakang. Pria itu mendekat, lalu merangkulnya erat. Dada bidangnya jadi sandaran kepala Els. "Kamu pulang daritadi?"

"Iya, maaf, yaa, aku telat. Tadi keasyiken threatment sama temen-temen." Els membalikanbadannya, menatap wajah Heksa yang lebih tinggi darinya.

"Iya, sayang. Nggak apa-apa, Aku ngantuk banget ketiduran tadi."

Els mengira Heksa akan banyak bertanya kenapa dia pulang telat. Tidak. Els lupa kalau pasanganya ini adalah pria dewasa yang tidak ribet dan emosional seperti dia. Coba kalau kondisinya terbalik, Els pasti akan mengomel kenapa dia telat, lalu dari mana saja dan akan banyak mendramatisir walau keterlambatanya mungkin cuma lima menit.

“Tell me… is there a problem?” tanya Heksa. Manik hitamnya berpusat pada Els, mencoba menyelami apa kegelisahan yang tengah gadis itu rasakan. Elsheva mahir sekali menyembunyikan masalah di balik senyumnya yang hangat. Namun Heksa yang sudah cukup lama mengenal bisa membaca hal tak biasa di matanya. Els terlalu cerdas untuk berpura-pura, namun tidak berlaku untuk Heksa.

Els menelan ludah. “Nothing. I’m just… tired.” Ia tersenyum tipis. “Mas baru bangun? Aku tadi pulang mau bangunin, takutnya kamu lagi capek.”

Heksa memandang wajahnya serius. “Nggak, sayang. Tolong jangan anggap aku cuma pria yang butuh kehangatan kamu, pelayanan kamu.” Bisikannya pelan, tapi berat.

Dalam dekapan itu, Rubby merasa tubuhnya melemas. Kata-kata itu seperti selimut, menghangatkan sekaligus membuatnya ingin menangis. Ia terlalu dalam untuk mundur, tapi juga terlalu beresiko untuk terus maju. Pria itu menginginkan lebih dari sekadar hubungan yang dangkal.

“Jadikan aku orang yang selalu tahu tentang kamu juga,” lanjut Heksa. “Cerita sama aku kalau ada masalah. Aku nggak akan biarin gadisku punya masalah. Aku pastikan bisa bantu sebisaku, ya?”

Els menatap matanya dalam-dalam. Ada rasa bersalah yang menyelinap. “Kamu udah jadi orang yang paling tahu tentang aku, Oppa. Only you…” jawab Els, yakin. “Aku cuma lagi sedikit capek aja.”

Ia berbalik sepenuhnya, memeluk Heksa erat-erat, lalu mengecup bibirnya singkat. Pria itu terlalu bucin untuk sekadar jadi kekasih gelapnya.

“Anything I need to fix?” tanya Rubby, mencoba mengalihkan perasaan. Belakangan ini Heksa memang lebih kalem. Tidak lagi meminta macam-macam seperti dulu—biasanya dia meminta Els untuk ganti lotion lah, ganti sabun lahh atau minta Els untuk melayani dia dengan memakai baju-baju kurang bahan yang dia bawa. Entahh hunting di mana pria itu sering membawa baju-baju unik untuk Els pakai saat mereka menghabiskan waktu bersama.

Heksa hanya tersenyum kecil. “Nothing, babe. You’re so perfect for me. Kamu beneran cuma capek?”

“Iya. Tadi. Tapi liat kamu udah ilang capeknya.”

“So… give me more kiss,” pinta Heksa manja.

Tanpa banyak pikir, ELs mengecupi seluruh wajahnya. “Only me, kan, yangg? Nothing another lips who touch you?” tanyanya, setengah bercanda setengah serius.

Heksa terkekeh, menarik pinggang Els lebih dekat. “Nothing. Only you. Emang aku cowok apaan? Hahaha… cuma bibir kamu yang bikin aku kelimpungan, Elsheva…”

.

.

.

1
Rahmat
Mungkin samudra bisa mundur klau tau els udah nikah dgn heksa bukan simpan
Rahmat
astaga aku yg puyeng hubungan mrk
RanumAksara: jangan puyeng2 kak, biar aku aja yang puyeng mikirin alurnya🤣
total 1 replies
Rahmat
Mending jujur klau kalian udah nikah pebinor pergi
Rahmat
Mungkin heksa tau apa yg samudra lakukan pd elsjd lebih amanklau sementara di cafe dulu tinggal biar gak ketemu dgn pebinor
Rahmat
els jujur aja tentang samudra biar heksax gak salah faham dan biar samudrax menjauh
Rahmat
ini nih aku gak suka klau ada pebinor gimana carax menghalau pebinor😠😠
Rahmat
Ada sesuatu yg di sembunyikan davina ckckck padahal menguras harta heksa dan pura"jd istri yg tak tersentuh
Rahmat
Els sllu bener jangan kasih ruang pria lain nanti dlm masalah
Rahmat
jangan"an davina dgn pria lain alias selingkuh jd gak butuh heksa tapi cuman butuh duitx sj bongkar thor
Rahmat
Apa samudera seorg mafia y dan thor jangan mpai elsv berpaling cintax ke lelaki lain maux pk dewan✌️🥰
RanumAksara: Nah, hampir bener tuh🤭
total 1 replies
Rahmat
ngebanyangi aja berdarah hadeh ngeri smangat author😁
RanumAksara: 💙 trimakasih kak🙏
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
good job els...biar oppa g salah faham yee kannn 🤗
Sri Wahyuni Abuzar
cerita nya bagus..aku suka
semangat kakak 🤗🤗
RanumAksara: 💙 trimakasih kak
total 1 replies
Rahmat
udah like dan ni komenx smangat thor👍❤️
Rahmat
Komenx sepi likex juga padahal ceritax bagus sllu smangat thor
Rahmat
sukses ritualx thor🤭
Rahmat
Berani mandi berani basah elsv
Rahmat
perkenalan ceritax bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!