NovelToon NovelToon
Karena Orang Ketiga

Karena Orang Ketiga

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Athariz271

Gisva dan Pandu adalah pasangan kekasih yang saling mencintai. Seiring berjalannya waktu, hubungan keduanya semakin merenggang setelah kehadiran seseorang dari masa lalu.

Hingga saatnya Pandu menyadari siapa yang benar-benar dia cintai, tapi semua itu telah terlambat, Gisva telah menikah dengan pria lain.

**

“Gisva maaf, aku harus ke rumah sakit sekarang juga, Kalila kecelakaan.”

Pandu hendak berbalik badan, tapi tangannya ditahan Gisva. “Tunggu mas.”

“Apalagi Gis, aku harus ke rumah sakit sekarang juga, Kalila kritis.”

“Hiks.. Hiks… Mas kamu tega, kamu mempermalukan aku mas di depan banyak orang.” Gisva menatap sekeliling yang tengah pada penasaran.

“GISVA! sudah aku bilang aku buru-buru. Hari pertunangan kita bisa diulang dihari lain.” Pandu melepaskan tangannya sekaligus membuat Gisva terhuyung dan terjatuh.

“Mass…” Panggil Gisva dengan suara bergetar.

Bagaimana kelanjutan kisah mereka berdua? baca di bab selanjutnya! 😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Athariz271, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apartemen Naresh

Setelah Gisva masuk mobil, Naresh menutup pintu dan berlari kecil ke sisi pengemudi. Ia menyalakan mesin mobil dan menatap Gisva yang tampak masih sedikit linglung.

Selama perjalanan, keduanya mengobrol tentang banyak hal. Mereka mengenang masa-masa SMA, bercerita tentang pekerjaan masing-masing, dan bertukar kabar tentang teman-teman lama.

Naresh sengaja tidak langsung menanyakan maksud Gisva keluar malam-malam, dia kasih Gisva waktu untuk menenangkan diri.

"Gis dulu waktu SMA kamu aktif banget di OSIS, ya kan? Masih suka kegiatan sosial?"

Gisva tersenyum tipis. "Lumayan, kak. Dulu emang suka ikut kegiatan, tapi sekarang lebih fokus kerja aja. Kakak sendiri gimana? Dulu kan kapten basket, pasti sekarang makin keren."

Naresh tertawa. "Ah, bisa aja kamu. Basket sih udah jarang, sekarang lebih banyak ngurusin bisnis keluarga. Kamu tau kan, dulu ayahku punya toko elektronik kecil, sekarang udah lumayan besar."

"Wah, hebat! Pasti sibuk banget ya, kak?"

"Ngga juga sih. Eh, kamu kerja di mana sekarang?"

"Dulu aku sempat jadi guru les privat, kak. Tapi sekarang kerja di butik."

“Butik? Dimana?”

“Di jalan X, lumayan lah buat nyambung hidup, kak." Gisva tersenyum tipis.

"Yang penting kan happy, Gis. Eh, ngomong-ngomong soal SMA, kamu masih inget Bu Susi, guru matematika yang galak itu?"

Gisva tertawa. "Ya ampun, masih inget banget! Dulu aku sering kena marah sama beliau gara-gara gak ngerjain tugas."

"Sama! Aku juga sering kena hukuman gara-gara telat masuk kelas. Tapi sekarang beliau sudah berpulang."

“Yang benar kak? Kapan?”

“Beberapa hari yang lalu kayaknya deh, aku dapat info dari grup.”

“Inalillahi, aku baru tau sekarang sih.”

“Iya, soalnya udah pindah juga ikut anaknya.”

Gisva mengangguk. Gadis itu merasa sedikit lebih baik setelah mengobrol dengan kakak kelasnya. Ia merasa lega karena ada seseorang yang masih peduli padanya, meskipun ia baru bertemu dengannya setelah sekian lama.

...****************...

Naresh membawa Gisva ke apartemen miliknya yang berada di pusat kota. Gisva terkejut melihat betapa mewah dan modernnya tempat tinggal Naresh.

"Kak, ini... ini apartemen kakak?" tanya Gisva dengan nada tak percaya.

Naresh mengangguk sambil tersenyum. "Iya, Gis. Kamu istirahat di sini ya malam ini. Kamar tamu ada di sebelah sana."

Gisva merasa tidak enak. Ia merasa tidak pantas untuk tinggal di tempat semewah ini.

"Tapi, kak... aku..."

"Sudah, Gis. Jangan sungkan. Anggap saja rumah sendiri." potong Naresh. "Kamu pasti lelah kan. Istirahat ya." Naresh mengantar Gisva ke kamar tamu, membawakan koper dan juga tasnya.

Gisva akhirnya mengangguk pasrah. Ia mengikuti Naresh ke kamar tamu. Kamar itu juga rapi dan nyaman, terdapat tempat tidur cukup besar, lemari dan kamar mandi pribadi.

"Kakak baik banget sama aku." ucap Gisva merasa tak enak.

Naresh tersenyum. "Kamu teman lama aku, Gis. Sudah seharusnya aku bantu."

“Kamu istirahat gih, kalau mau bersih-bersih ada kamar mandinya kok. Aku juga mau ke kamar, ngantuk.” Ucap Naresh sambil menguap lebar.

“Makasih ya kak.”

Naresh tersenyum lembut. "Sama-sama, Gisva. Aku senang bisa membantu, kalau ada apa-apa panggil aja ya!"

Gisva mengangguk. Naresh tersenyum sambil berjalan menuju kamarnya sendiri, pria itu merasa senang bisa bertemu kembali dengan Gisva, wanita yang dulu pernah ia taksir saat masih SMA.

Setelah Naresh keluar dari kamar, Gisva menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur, merasa sangat lelah dan mengantuk. Ia memejamkan mata dan mencoba untuk tidur. Namun, pikirannya masih dipenuhi dengan kenangan pahit tentang Pandu.

Air mata kembali menetes dari sudut matanya. Ia merasa sangat bodoh karena telah mencintai pria yang salah. Ia merasa hancur dan tidak berharga.

“Cukup sampai malam ini, aku gak akan lagi menangisinya. Apalagi menangisimu, mas.” Gumam Gisva getir, mengingat wajah Pandu yang menjadi sumber luka terbesarnya.

Gisva akhirnya tertidur dengan air mata yang membasahi pipinya. Ia bermimpi tentang masa depan yang lebih baik, tentang kebahagiaan yang menantinya di depan sana.

...****************...

Pagi harinya, Gisva terbangun dengan perasaan yang jauh lebih baik, ia merasa lebih segar dan bersemangat. Gisva menatap sekeliling kamar dan tersenyum. Kamar itu memang nyaman dan bersih, jauh berbeda dengan rumah kontrakannya yang sempit dan berantakan.

Gisva bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi. Gadis itu akan membersihkan diri lebih dulu, lalu mencari keberadaan Naresh. Bermaksud akan mengucapkan terima kasih dan berpamitan pergi.

Gisva menemukan Naresh sedang berada di dapur, membuat sarapan. Naresh terlihat tampan dengan hanya mengenakan kaos oblong dan celana pendek.

"Hei Gis, sini kita sarapan dulu!” sapa Naresh dengan senyum cerah.

Gisva tersenyum berjalan menghampiri Naresh. "Selamat pagi, kak. Maaf ya, aku jadi merepotkan." ucapnya tak enak.

Naresh menggeleng. "Tidak merepotkan sama sekali. Sini duduk, aku buat nasi goreng, cobain ya!" Naresh menarik kursi untuk Gisva.

Gisva mengamati nasi goreng buatan Naresh. Nasi goreng itu terlihat lezat dan menggugah selera, apalagi dengan full toping.

"Wah, kelihatannya enak banget." Puji Gisva yang jadi merasa lapar.

"Tentu saja. Aku kan jago masak, heheheh." jawab Naresh dengan nada bercanda.

Mereka berdua tertawa dan mulai menikmati sarapan bersama. Suasana di dapur terasa hangat dan akrab.

"Gimana tidurnya semalam Gis? Nyenyak?" tanya Naresh.

Gisva mengangguk. "Nyenyak banget, kak. Aku sudah lama tidak tidur senyenyak itu." jawabnya sambil penuh mengunyah.

“Syukur lah.”

...****************...

Selesai makan keduanya masih berada dimeja makan, Naresh dengan sedikit ragu menanyakan maksud kepergian Gisva semalam.

“Oh ya, Gis. Semalam kamu kenapa bisa sampai di halte bus malam-malam? Apa kamu ada masalah?"

Gisva terdiam sejenak. Ia menatap Naresh dengan tatapan ragu. Ia tidak tahu apakah ia harus menceritakan semua masalahnya pada Naresh atau tidak.

Namun, ia merasa harus menceritakan semuanya pada seseorang agar ia bisa merasa lega. Dan lagi Gisva merasa Naresh itu orang baik.

"Sebenarnya..." Gisva menarik napas dalam-dalam, sedikit ragu.

Naresh menepuk bahu Gisva pelan. “Kalau belum siap gak usah cerita juga gak apa-apa kok. Maaf ya!”

Gisva menggeleng. “Sepertinya aku memang harus cerita sih.” Jawabnya terkekeh.

“Ya sudah aku dengerin, tapi gak usah dipaksain juga, ya!”

"Sebenarnya.. Aku baru aja gagal bertunangan, kak."

Naresh terkejut mendengar pengakuan Gisva. Ia menatap Gisva dengan tatapan prihatin.

"Gagal bertunangan? Kenapa bisa begitu, Gis?" tanya Naresh.

Gisva mulai menceritakan semua yang telah terjadi padanya. Ia menceritakan tentang Pandu, tentang perempuan dari masa lalunya, dan tentang bagaimana ia merasa hancur, hina dan tak lagi berharga.

Naresh mendengarkan cerita Gisva dengan seksama. Ia tidak menyela atau menghakimi Gisva. Ia hanya mendengarkan dan mencoba untuk memahami apa yang dirasakan oleh gadis itu.

Setelah Gisva selesai bercerita, Naresh merangkul Gisva menenangkan.

"Aku turut prihatin atas apa yang terjadi padamu, Gis." ucap Naresh tulus. "Kamu tidak pantas untuk diperlakukan seperti itu. Kamu adalah wanita yang baik, kamu berharga dan kamu pantas mendapatkan kebahagiaan."

Gisva menangis di pelukan Naresh. Ia merasa lega karena ada seseorang yang masih peduli padanya dan memahami apa yang ia rasakan.

"Terima kasih, kak." ucap Gisva lirih. "Aku gak tahu harus berbuat apa."

Naresh melepaskan pelukannya dan menatap Gisva dengan tatapan lembut.

"Kamu tidak perlu khawatir, Gis." ucap Naresh. "Aku akan selalu ada untuk kamu. Aku akan bantu kamu lewati semua ini hingga menemukan kebahagiaanmu kembali."

Naresh mengusap pelan air mata Gisva. “Kamu itu perempuan berharga Gis dan layak untuk bahagia.”

Bersambung...

Jangan lupa like dan komentarnya. Happy reading😍

1
partini
😂😂😂😂😂 aduhh ada ada Saja
Sunaryati
/CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy/
Sunaryati
/CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy/
partini
dihhhh ngmngnya gitu ,,harusnya Dam you soooo good baby 😂😂😂😂😂 lope lope
Athariz271: 🤣 bisa aja.
total 1 replies
Sunaryati
Narest tak sabar mengulang yang semalam, ya
Sunaryati
Wah sudah jadi pasutri yang saling memiliki
Sunaryati
Heemm belah duren
Sunaryati
Apa kamu nggak dengan degub kencang jantung istrimu
Sunaryati
Yang penting bisa selalu jaga diri
partini
hemmm pecah perawan
partini
hi hi hi step by step ya Thor
Athariz271: biar terasa🤭
total 1 replies
Blu Lovfres
lebih bagus datang pela**r lgi🤣🤣baru tau rasa dn menyesal, mengabaikan cinta tulus suami,🤣🤣 datang lah pela***r
Athariz271: 🤭 ampunnn
total 1 replies
Blu Lovfres
makanya hati2 o'on 🤣🤣
Blu Lovfres
rasain wanita, edan ,sok percaya diri, jadi musibah selalu menipa mu, bikin. repot suami mu aja, wanita ga ada rasa takut atw curiga ,seenak nya nyolonong pergi tampa , ada rasa curiga, udsh thor saya baru kali ini, baca novel tapi ga recpet sama pemeran wanitanya
Blu Lovfres
lanjut thor
Blu Lovfres
nikmati lah pandu
Blu Lovfres
pandu laki2 jalang
partini
good story 👍👍👍👍
Sunaryati
Lelaki biadap sudah selingkuh tidak terima diputusin
Sunaryati
Setelah pergi baru kau sesali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!