NovelToon NovelToon
Aku Bukan Pengangguran

Aku Bukan Pengangguran

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Penyesalan Suami
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Wahyuni Soehardi

Wati seorang istri yang diperlakukan seperti babu dirumah mertuanya hanya karena dia miskin dan tidak bekerja.

Gaji suaminya semua dipegang mertuanya dan untuk uang jajannya Wati hanya diberi uang 200ribu saja oleh mertuanya.

Diam-diam Wati menulis novel di beberapa platform dan dia hanya menyimpan gajinya untuk dirinya sendiri.

Saat melahirkan tiba kandungan Wati bermasalah sehingga harus melahirkan secara Caesar. ibu mertua Wati marah besar karena anaknya harus berhutang sama sini untuk melunasi biaya operasi Caesar nya.

Suaminya tidak menjemputnya dari rumah sakit. saat Wati tiba dirumah mertuanya dia malah diusir dan suaminya hanya terdiam melihat istrinya pergi dengan membawa bayinya.

Bagaimana nasib Wati dan bayinya? Akankah mereka terlantar dijalanan ataukah ada seseorang yang menolong mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyuni Soehardi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 25

Pagi itu Wati ingin belanja di pasar. Dia membawa anaknya. Dia membeli daging, ayam dan aneka sayuran. Juga ikan serta bumbu-bumbu dapur.

Sesampainya dirumah dia unboxing semua belanjaannya dan mulai membuat rendang, gulai daun singkong dan ikan goreng.

Tengah hari Wati menelephone suaminya dan memintanya menjemput ibunya.

Tidak lama kemudian suaminya datang dengan ibunya yang terkagum-kagum melihat apartemen mereka.

“Sungguh mewah apartemen kalian apa gaji Dony cukup untuk membiayai hidup disini Wati?”

“Gajinya mas Dony saya tabung untuk DP rumah bu, untuk hidup sehari-hari pakai gaji saya sebagai penulis novel.” Wati menjelaskan.

“Gajimu pasti lebih besar daripada gajinya Dony ya. Kamu masak selalu enak dan mewah.”

“Ayo bu kita makan siang dulu. Mas Dony setelah makan siang harus kembali ke kantor.” Wati mengalihkan pembicaraan mengenai gaji.

“Hmm …enak sekali masakanmu Wati sudah lama ibu tidak makan masakanmu.” puji ibu.

“Dony tidak membawa bekal makan siang?” Tanya ibu.

“Tidak bu. Mas Dony selalu pulang makan siang dirumah. Kantornya tidak terlalu jauh dari rumah” jawab Wati.

“Ibu kesepian tidak ada kalian. Mbak Fitri ikut suami, Dony tinggal disini. Ayah ga pernah pulang juga “ kata ibu.

“Memangnya ayah pergi kemana bu,” tanya Dony.

Entahlah Don ibu juga tidak tahu kalau dihubungi telponnya tidak pernah diangkat.” jawab ibu.

“Ya sudah ibu tinggal sama kami disini hari ini besok Dony bawa ibu pulang pas istirahat makan siang kita jemput ayah di sekolah gimana?”

“Baiklah Don ibu mau.”

Setelah makan siang Dony kembali ke kantornya. Ibu mertua Wati menemani cucu laki-lakinya bermain di Playground bayi yang dipasang di lantai ruang keluarga.

Sore hari saat Dony pulang kerja. Setelah bersih-bersih, Dony bermain dengan anaknya.

"Pi mumpung ibu ada disini bagaimana kalau kita ngemall? Ibu kan tidak pernah ngemall bareng kita?" usul Wati.

"Ide yang bagus mom. Dandanlah yang cantik hari ini kita akan bersenang-senang, ibu juga dandan gih. Hari ini aku akan menjadi pria yang sangat beruntung pergi dengan dua wanita paling cantik didunia" kata Dony.

Mereka berempat dengan baby Panji pergi ke mall. Wati ingin membelikan ibu mertuanya baju baru, mereka melihat-lihat di salah satu toko pakaian didalam mall itu dan akhirnya Wati membeli tiga buah gamis dan dua daster batik untuk ibu mertuanya.

Mereka makan malam di restoran Chinese dan pulangnya tidak sengaja melihat ayah Dony juga berada di mall itu bersama dengan wanita yang bergelayut di lengannya.

"Don bukankah itu ayahmu? Coba lihat Don barangkali ibu yang salah lihat," kata ibunya.

Dony menengok ke arah yang ditunjuk ibunya. Sejenak Dony tidak mempercayai penglihatannya. Tapi dia terus menatap ke arah pria itu bahkan sampai menggosok-gosok matanya pun sosok itu tidak berubah. Ternyata benar itu adalah ayahnya. Dan wanita itu kenapa bergelendot manja pada ayahnya?

"Ayah..." panggil Dony.

Pria tua itu menoleh seketika wajahnya menegang raut nya pucat pias.

"Ayah apa yang kau lakukan disini, kau tidak pernah pulang, kau bahkan tidak mengabaikan teleponku. Siapa perempuan ini? Kenapa dia bisa bersamamu?" ibu terbata-bata menanyakan hal ini pada suaminya.

Perempuan itu segera melepaskan tangan ayah. Dia hanya menunduk. Ayah juga akhirnya menunduk.

Wati hanya terdiam sambil memegang kereta dorong Panji yang berceloteh lucu memegang mainan dan menggigit-gigitnya.

"Kita selesaikan masalah ini dirumah" tegas Dony, "ayah ayo ikut kami." ajak Dony.

Ayah memandang perempuan itu seolah enggan meninggalkan nya sendirian.

"Tunggu apa lagi ayah, kami butuh penjelasan. Ayo kita pulang," kata ibu.

"Maaf ayah tidak akan pulang ke rumah lagi. Ayah yang salah, ayah minta maaf kalian pulanglah." kata ayah.

"Tidak bisa begitu ayah. Masalah harus diselesaikan dulu. Jangan menghindar begitu. Kami butuh penjelasan." kata Dony.

"Ayah sudah menikah dengan wanita ini. Sekarang terserah ibu. Kalau ibu mau menggugat cerai silahkan kalau mau menerima adik madunya ayah sangat berterima kasih dan ayah akan tetap menafkahi ibu seperti biasanya, cuma itu yang bisa ayah katakan."

Ibu mendadak pusing dia berpegangan pada Dony. Dony dengan sigap menangkap ibunya.

Satpam yang kebetulan melihat kejadian itupun sigap membantu Dony memapah ibunya dan mendudukkan di kursi untuk umum yang ada di mall itu.

Ayah Dony sudah tidak terlihat lagi. Wati mengambil minyak kayu putih yang selalu tersedia di tas bayi milik Panji dan menggosokkan minyak kayu putih itu di hidung dan pelipis ibu. Setelah ibu benar-benar sadar Wati menyodorkan air hangat dari termos bayi yang dibawanya untuk membuat susu bagi Panji. Ibu menyesapnya sedikit.

"Ibu yang sabar ya bu. Ibu tidak sendiri. Ada kami bu." hibur Wati.

"Dony bantu ibu berdiri nak. Kita pulang sekarang." Kata ibu lirih seolah kekuatannya lumpuh saat mendengar suaminya menikah lagi.

Dony memapah ibunya dan sesampainya di lobby mall Dony mendudukkan di kursi dan mengambil mobil.

Sesampainya di apartemen ibu menangis sejadi-jadinya. Dony hanya bisa menjadi sandaran ibunya. Dia memeluk ibunya yang menangis dipundaknya.

Wati tanpa sadar ikut larut dalam kesedihan ibu mertuanya, airmatanya mengalir deras.

"Ya Allah cobaan apa lagi ini, baru saja kami menikmati kebahagiaan rumah tangga kami, kau datangkan cobaan baru lagi ya Allah." kata Wati dalam hatinya.

Wati menggendong Panji yang mulai rewel. Dia mengganti baju Panji, membasuhnya dan mengganti bajunya dengan baju tidur dan memberinya susu.

Wati duduk di ruang keluarga sambil memangku Panji yang sudah mengantuk. Tak lama bayi enam bulan itupun tertidur dan Wati meletakkan Panji ke dalam box bayinya.

Akhirnya ibu mulai tenang. Tidak ada seorang pun yang mengeluarkan suara. Semua diam membisu tidak tahu apa yang harus dikatakan.

Akhirnya Dony memecahkan kesunyian. "Bu ini sungguh kejadian yang tidak dapat kita semua percayai. Kita sebaiknya tenang dulu ya bu. Apapun yang terjadi nanti kita hadapi sama-sama bu, ibu memiliki dua rumah. Disini bersama Dony dan Wati atau dirumah mbak Fitri dan mas Tono yang pasti ibu tidak sendirian dan tidak akan hidup kekurangan."

"Iya bu mas Dony benar. Sementara ini sudah jangan pikirkan apa-apa dulu bu. Kita semua istirahat saja malam ini." kata Wati.

"Saya antar ibu ke kamar ibu ya bu, Wati sudah menyiapkan kamarnya." kata Wati.

Ibu menurut saja saat dibimbing Wati menuju ke kamarnya. Wati membawa masuk belanjaan ibu dan mengeluarkan daster baru yang tadi dibelinya.

"Untung tadi kita beli daster ya bu jadi ibu punya baju ganti. Selamat beristirahat bu tidur yang nyenyak ya tidak usah mikirin apa-apa nanti ibu sakit." kata Wati.

"Terimakasih Wati." kata ibu sambil memeluk Wati dan mulai menangis lagi. Wati mengelus punggung ibu mertuanya.

"Maafkan ibu nak, ibu dulu jahat sekali padamu. Tapi kamu membalas sikap ibu dengan kebaikan. Sungguh ibu tidak tahu bersyukur memiliki menantu sepertimu. Ya Allah terimakasih sudah menghadirkan menantu seperti malaikat dalam dalam hidupku. Hu... Hu.... Hu. " ibu terus menangis.

Wati mengelus-elus punggung ibu mertuanya untuk menenangkannya. Setelah ibu mertuanya tenang Wati melepaskan pelukannya dan menuntun ibunya tidur dikasur yang empuk dan menyelimutinya.

Wati mematikan lampu dan menutup pintunya.

Pi sebaiknya kita juga tidur. Apapun yang barusan terjadi tidak usah kita pikirkan, ayo kita tidur.

1
Wanita Aries
Fitri hati” jgn trllu prcaya tmn baru.
Akhirnya bisa damai
Nuri_cha: Halo sahabat pembaca,

Aku baru saja menulis novel terbaru. SIAPA AKU DI SISIMU

Bercerita tentang seorang wanita yang baru terbangun dari koma, dan tiba-tiba sudah memiliki suami.

Mampir yuk, semoga sesuai dengan genre kamu.

Terima kasih 🙏🏻
total 1 replies
Wanita Aries
Lanjut thor
Wanita Aries
Syukurlah fitri gak hilang ingatan
Wanita Aries
Suka ceritanya thor
Wanita Aries
Rasakan noh di tinggal ank”nya
Wanita Aries
Nah gtu dong dony harus tegas
Wanita Aries
Parahnyaa ehh pny mertua edan bgtu
Wanita Aries
Mantap wati
Fitriah Fitri
ku bingung deh ... bukan menantu biasa sm aku bukan pengangguran ceritanya sama ya fitri2 juga
Sri Wahyuni: maaf kak terjadi kesalahan up load
total 1 replies
Wanita Aries
Mampir thor
Fitriah Fitri
semoga fitri cepet pulih dan bs kembali lg bersama keluarganya di kota
Fitriah Fitri
alhamdulillah... ibunya sudah sadar akan kesalahannya
Ma Em
Semoga Wati dan Dony bahagia setelah berpisah dari mertua toxic nya .
Uswatun Hasanah
Kak author kok belum up lagi sih ... 🙏🙏🙏
Sri Wahyuni: sudah kak. maaf ya telat
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!