NovelToon NovelToon
Cinta Luka Derita

Cinta Luka Derita

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Obsesi / Cerai / Cinta Terlarang
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mahlina

Bukan menantu pilihan, bukan pula istri kesayangan. Tapi apa adil untuk ku yang dinikahi bukan untuk di cintai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Tok tok tok.

“Cihhhhh mengganggu saja!” umpat Alex dengan wajah kesal.

Wati langsung memalingkan wajahnya, “Kali aja ada hal penting, pak! Temuin aja dulu.”

“Kau benar, tunggu di sini!” Alex mengelus puncak kepala Wati, lalu meninggalkan wanita itu di dalam kamar seorang diri.

Alex langsung ke luar menemui anak buahnya, tidak lupa menutup pintu kamar.

Alex mengerdikkan dagunya, “Katakan, ada apa! Beraninya kau mengusik kesenangan ku!”.

Pria dengan tubuh tinggi tegap namun berwajah pias, berusaha mengatakan apa yang terjadi. Meski rasa takut menghantui hatinya.

"Apa sudah dipastikan, orang itu yang melakukan nya?” tanya Alex dengan dingin, kedua tangannya terkepal erat.

“Sudah dipastikan, memang dia orangnya Tuan.”

“Cari dan tangkap dia hidup hidup… aku tidak akan membiarkan satu orang pun yang berkhianat bisa lolos dari tangan ku!”

Alex langsung masuk kembali ke kamar usai mengatakannya pada bawahannya. Ia ingin menghabiskan waktu bersama dengan Wati.

“Apa ada yang mengganggu pikiran mu?” tanya Alex, menatap Wati penuh selidik.

Wati yang tengah menatap ke luar jendela. Langsung berbalik badan dengan pura pura terkejut.

"A- aku..." Wati melangkah menjauh, saat Alex hampir dekat dengannya.

Wati menghembuskan nafasnya perlahan, ‘Jika aku tetap di sini, sama aja aku masuk ke dalam kandang macan.’

“Katakan saja.” Alex menghentikan langkah nya, melihat gelagat Wati yang tampak takut padanya.

‘Aku dan dia tidak bisa bersama, jika mas Hasan yang suami saja bisa berbuat tega pada ku. Mustahil jika pak Alex tidak, malah mungkin bisa jauh lebih kejam dari mas Hasan. Mengingat jika night club itu miliknya. Apa lagi tadi pak Alex bilang pada anak buahnya, tidak akan membiarkannya lolos, siapa yang tidak dibiarkan lolos? Ingat Wati, jangan percaya pada orang lain.’ pikir Wati.

“Emmm bisa kah aku kembali, bagaimana pun… aku masih terikat pernikahan dengan mas Hasan. Tidak sepantasnya aku berada di sini.” Wati menggigit bibir bawahnya, jari tangannya ikut mencengkram bluse bagian bawah yang ia kenakan.

“Dasar plin plan.” Alex melangkah maju, Wati langsung melangkah mundur untuk menghindar.

Grap.

Tangan kanan Alex menarik pergelangan tangan kiri Wati, membuat Wanita itu tersentak ke depan dan menubruk dada bidang pria yang pernah menjadi bosnya itu.

“Akkkhhh! A- apa yang kau lakukan pa- pak Alex?” Wati berusaha mendorong dada bidang Alex, menjaga jarak keduanya.

“Apa yang aku lakukan? Memangnya apa yang bisa aku lakukan hem?” Alex menatap Wati intens, mencari jawaban dari kedua mata Wati yang teduh.

“To- tolong jangan kurang ajar pak… biar kan saya pergi… sa- saya sudah membayar apa yang harus saya bayar atas mas Hasan kan? Tolong tepati janji anda, pak.” pinta Wati tanpa berani menatap Alex.

Alex menatap tajam Wati, 'Apa tadi dia bilang barusan? Aku kurang ajar? Wanita tidak punya pendirian, apa yang membuat mu berubah secepat ini Wati! Sebelumnya dia sudah setuju untuk aku membantunya lepas dari Hasan.'

Alex mencu bit dagu Wati, membuatnya mendonga.

“Apa kau punya kepribadian ganda, Wati? Belum ada 1 jam, kau meminta ku membebaskan mu dari ikatan pernikahan antara kau dan si brengsek itu. Dan satu hal lagi yang perlu kau tau Wati, kau pikir tubuh mu itu berharga… hingga bisa dalam semalam melunasi hutang Hasan di night club?” tanya Alex dengan nada merendahkan.

Wati menepis tangan Alex dari dagunya, “I- itu alasannya a- aku ingin kau izinkan aku pergi dari tempat ini… yang berhutang itu mas Hasan, harusnya kau mencarinya… bu- bukan mencari ku! Kau tagih lah hutang padanya.”

“Justru karena Hasan sudah menyerahkan mu pada night club… jadi kau yang harus patuh apa kata ku! Aku paling tidak suka dibantah, Wati… kau tau kan, apa yang baru aja menimpa Hasan dan kekasihnya… apa kau ingin jadi target ku yang selanjutnya?” tanya Alex dengan seringai di bibirnya.

Wati membola mendengar perkataan Alex, 'Pria kejam.'

“Jika aku menghilang, orang pertama yang akan dicurigai polisi pasti lah aku… kecelakaan yang terjadi pada mas Hasan dan Ida. Polisi tidak akan mencurigai mu, tapi polisi akan mencurigai ku.” kilah Wati.

‘Apa yang dikatakan Wati ada benarnya juga. Jika aku memaksanya untuk tetap berada di sisi ku, yang ada bocah ini tidak akan patuh pada ku.’ pikir Alex.

Alex menghembuskan nafasnya kasar, “Baik lah, kau bisa pergi dari sini. Tapi ingat, aku tidak suka milik ku di sentuh pria lain, sekali pun pria itu suami mu.”

Ida menganggukkan kepalanya, 'Jangankan untuk mencumbu ku, untuk mencium ku aja mas Hasan udah gak pernah lagi, setelah ia bertemu dengan Ida, wanita yang dicintainya.'

Alex benar benar membiarkan Ida meninggal kan mansion nya. Dari balik jendela. Alex menatap kepergian Wati dengan hati yang dilanda kegelisahan.

“Ku pastikan, kau pergi untuk kembali lagi menjadi ratu dimension ku, Wati.” gumam Alex penuh keyakinan.

Kabar terjadinya kecelakaan tunggal menuju puncak, yang memakan 2 korban jiwa pun mencuat di berbagai berita. Butuh waktu yang cukup lama untuk tim sar bisa menyelamatkan keduanya, mengingat lokasi yang begitu rawan dan rentan akan kecelakaan.

Tapi sayangnya berita kecelakaan yang dialami Hasan dan Ida, belum diketahui keluarga masing masing pihak. Lantaran kedua tubuh korban yang belum dapat berhasil di efakuasi.

Tiba tiba hujan deras menghampiri wilayah puncak. Membuat evakuasi korban terhenti hingga hujan reda, dan dinyatakan aman untuk melanjutkan evakuasi.

Wati tiba di rumah dengan di antar supir.

“Terima kasih banyak, pak!” beo Wati, yang langsung turun tanpa menunggu di bukakan pintunya.

“Sama sama, Nona.” timpal pak supir, tatapannya kini tertuju pada sosok wanita paruh baya, yang tengah menatap ke arahnya, dengan tatapan gak suka. “Kalo begitu, saya langsung pamit ya Non.”

“Iya pak, sekali lagi terima kasih atas tumpangan nya!”

“Sudah kewajiban bapak, Nona! Mengantar Nona sampai selamat di rumah. Bapak cuma mau ingetin, Nona! Sebaiknya Non hati hati sama wanita yang ada di belakang Non.” beo sang supir, sebelum akhirnya melajukan kembali kendaraan nya.

Wati melangkahkan kakinya memasuki halaman rumah orang tua Hasan. Tempat ia pulang, setelah Hasan menjual rumah yang dibeli dari hasil tabungan keduanya selama menikah.

‘Apa mama sudah tau, kalo mas hasan kecelakaan ya?’ pikir Wati.

“As…”

Belum selesai Watu mengucapkan salam, Juleha sudah lebih dulu mencecar nya dengan berbagai pertanyaan.

“Dari mana aja kamu baru pulang? Gak ingat punya suami? Apa keenakan main, jadi lupa dengan status mu hah? Ingat Wati, kamu itu udah nikah, tinggal numpang di rumah mama mertua! Sadar kamu, buka mata kamu, Wati!” cecar Juleha, dengan menatap sinis Wati.

“Dari mana Wati sampai baru pulang saat ini, mama bisa tanya langsung ke putra kesayangan mama! Apa saja yang Wati lakukan di luaran. Apa mama lupa, semalam Wati meninggalkan rumah dengan siapa?”

Wati langsung nyerobot masuk ke dalam kamar, enggan menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan mama mertuanya.

Juleha mencoba membuka pintu kamar yang ditempati Wati, tapi sayangnya pintu dikunci Wati dari dalam kamar.

Ceklak ceklak.

Detik berikutnya, suara teriakan disertai gedoran pintu terdengar.

Dugh dugh dugh.

“Wati, buka pintunya Wati.. katakan pada mama… di mana uang segepok yang kamu hasilkan semalam. Beritahu mama, Wati.” teriak Juleha dari balik pintu kamar.

Wati tertegun mendengar teriakan ibu mertuanya, “Gimana bisa mama ngomong gitu?Apa yang aku hasilkan semalam, bukan uang segepok. Melainkan peluh yang dihasilkan dari menemani mantan bos ku, pria yang menjadi pemilik dari night club.’

“Wati! Jangan jadi istri durhaka kamu Wati, apa yang kamu lakukan di luaran sama? Ingat, kamu itu udah punya suami Wati!” teriak Juleha lagi.

Ceklek.

Wati membukakan pintu kamarnya, tatapannya nyalang pada sang ibu mertua yang dinilainya sok tau. Rasa hormat yang selama ini ia tujukan pada sang ibu mertua, kini berganti dengan jiwa pemberontaknya.

“Mama ngomong apa sih? Apa yang mama pikirkan? Kenapa mama mengatakan itu semua pada ku? Seakan akan di sini yang salah itu hanya aku!” cecar Wati, kedua matanya berbinar sedih, diliputi rasa kecewa.

“Asal mama tau, apa yang terjadi pada ku semalam, itu karena ulah anak mama sendiri. Anak mama sudah termakan ide gila Ida. Apa mama pikir selama ini mas Hasan setia pada ku? Mama pasti sudah tau jawabannya seperti apa.” Wati menyapu bulir bening yang membasahi pipinya, hatinya begitu sakit.

Dugh.

Pintu kamar kembali ditutup, menyisakan Juleha yang terpaku di buatnya.

“Anak itu sudah berani melawan ku!” Juleha mengepalkan kedua tangannya.

Tok tok tok.

Juleha menoleh ke arah pintu yang diketuk, terdapat 2 orang pria berseragam polisi tengah berdiri di depan pintu.

‘Ada apa polisi datang ke sini?” pikir Juleha was was, ia pun melangkah ke arah pintu.

“Selamat sore Nyonya. Apa benar ini rumah dari saudara Hasan?” tanya salah satu polisi.

“Iya benar, ada apa ya dengan putra saya, pak?” tanya Juleha penasaran.

Bersambung…

1
lina
dasar laki gila
lina
bisanya ngancem
lina
udah pecat bae
lina
dasar netizen julid
lina
u yg bodoh lex
lina
dasar bucin
lina
jamagn d puji
lina
biar u kenyang
partini
good story
partini
good story
lina: mksh tini👍
total 1 replies
lina
kan lg bucin jd g tau malu 🤣
lina
masih bae ngamuk
lina
udah apa d seret bae itu
lina
malu bgt itu g d akuin
lina
definisi cewe g tau malu
lina
pekor 2
lina
u yg g punya adab
lina
sabar
lina
enk klo tinggl mkn
lina
sabar2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!