Story Of Naura

Naura keluar dari kamar tempat mereka ber*****, kamar bermain. Seperti yang dulu sering diucapkan Sean.

Setelah sampai di dalam kamarnya, Naura segera mengambil pil pencegah kehamilan yang selama ini selalu diminum nya. Naura sudah menyiapakan Pil tersebut sedari awal perjanjian mereka berlaku.

Naura masuk ke kamar mandi, menghidupkan kran air berdiri dibawah cucuran air shower. melepaskan tangis yang sedari tadi ditahan nya.

seberapa pun Naura berusaha kuat tetap saja Naura adalah wanita yang lemah. sama seperti Wanita lainnya. Naura juga ingin disayang, dilindungi, diperlakukan layaknya seorang wanita yang berharga. tidak seperti ini, perlakuan Sean kepadanya sangat menyakiti fisik hati dan perasaan nya.

*****

Cahaya matahari masuk melalui celah celah rumah. Sinarnya telah membangunkan seorang wanita Cantik dari tidur lelapnya.

Naura terbangun membuka matanya perlahan. Naura merasakan sakit pada sekujur tubuhnya akibat kekasaran Sean semalam. Naura masih sangat mengingat setiap detail penderitaan yang diberikan Sean padanya semalam.

"Astaqfirullah.... aku melewatkan waktu subuh" gumam Naura bergegas bangun.

Naura turun dari ranjangnya menuju kamar mandi, setelah mandi memakai pakaiannya lalu membersihkan kamarnya. seperti biasanya setelah itu Naura akan turun kebawah untuk menyiapkan sarapan dan membersihkan Rumah.

Sean menuruni tangga menuju dapur. Melihat Naura yang sedang menyajikan masakannya di atas meja.

"Selamat pagi tuan" sapa Naura saat Sean sudah berada di ruang makan.

"Pagi juga Na" jawab Sean kikuk.

saat bangun tidur tadi Sean sadar bahwa semalam dia sudah sangat kasar terhadap Naura. Sean merasa bersalah dan ingin meminta maaf tapi masih ragu untuk melakukannya.

Naura masih melayani Sean dengan sangat baik, melakukan semuanya seperti biasanya. Namun sikap Naura kembali seperti awal mereka bersama dulu, bersikap datar dan hormat layaknya bawahan dan majikan. tidak lagi seperti suami istri yang di sukai Sean belakangan ini. hal itu membuat Sean merasa semakin bersalah kepadanya.

"Na.." ucap Sean setelah menghabiskan sarapannnya..

"Iya Tuan"

"Kenapa kau kembali menyebutku Tuan Na? Jangan panggi aku tuan Na, aku lebih suka kau memanggilku Mas seperti belakangan ini. aku minta maaf atas kejadian kemarin Na." ucap Sean menggenggam tangan Naura.

Naura melepaskan tangan nya dari genggaman Sean.

"Tidak ada yang perlu dimaafkan tuan, anda tidak salah. Disini sayalah yang bersalah karena lupa pada Status saya. Mungkin benar seperti yang anda bilang, karena anda terlalu baik kepada saya makannya saya sampai lupa diri. Untuk itu saya minta maaf" jawab Naura yang membuat Sean merasa dadanya terasa sesak dan semakin bersalah.

Sean bangkit dari duduknya lalu mendekati Naura saat melihat Naura berdiri membereskan bekas makan mereka.

Grepp...

Sean memeluk erat Naura dari belakang.

"Na.. tolong maafkan aku. Aku tau aku salah. jangan acuh kepadaku Na, aku tidak mau kau bersikap dingin seperti ini padaku. Bukankah kita sudah berjanji untuk menjadi suami istri pada umumnya." ucap Sean mempererat pelukannya.

Ntahlah,, Sean sudah melupakan Gengsinya karena pada saat ini yang ia inginkan hanya Naura tidak acuh kepadanya. Sean merasa sangat tidak nyaman dengan sikap dingin Naura.

"Kita tidak akan bisa menjadi suami istri pada umumnya tuan, karena pernikahan kita tidak seperti pernikahan pada umumnya. Kita menikah hanya karna untuk menghalalkan hubungan kita untuk 1 tahun ini saja. Setelah kontrak ini berakhir anda dan saya tidak punya hubungan apapun jadi sudah sewajarnya kita bersikap seadanya saja. Kita tidak dekat ataupun tidak dalam hubungan yang serius tuan. Kita hanya saling membutuhkan, anda membutuhkan tubuh saya dan saya membutuhkan uang anda. Jadi biarkanlah semuanya seperti ini. Anda tidak perlu khawatir. Seperti yang pernah saya ucapkan, saya akan melakukan pekerjaan saya dengan sangat baik tanpa membawa perasaan. Dan saya harap anda juga bisa bersikap seperti biasanya anda dulu saat pertama kita bertemu." jawab Naura panjang sembari melepaskan pelukan Sean dari tubuhnya.

"Tapi Na......" ucapan Sean terhenti saat mendengar suara Bel rumah yang terus berbunyi.

Naura bergegas melangkahkan kakinya membukakan Pintu.

Ceklek...

"Sayang.... aku pulang" pekik Seorang wanita Cantik menyadarkan Sean yang masih mematung di dapur.