NovelToon NovelToon
Di Campakakan Camat Di Kejar Komandan Elite

Di Campakakan Camat Di Kejar Komandan Elite

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Pengantin Pengganti Konglomerat / Pengantin Pengganti / Romansa
Popularitas:23.1k
Nilai: 5
Nama Author: riniasyifa

Aisya Humaira gadis berjilbab dengan sejuta pesona, harus menelan pil pahit karena tiba-tiba calon suaminya memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka yang sudah di depan mata.

Hanya karena ia di nyatakan mandul, dan ternyata semua ini ulah dari Riska sahabat masa kecil dari calon suaminya sendiri.

Setelah mencampakkan Aisya, Adriansyah Camat muda yang tampan itu malah melanjutkan pernikahannya dengan Riska.

Aisya akhirnya memutuskan untuk kembali ke kota, karena tidak sanggup menahan malu setelah pernikahannya batal.

Hingga membawa Aisya pada sosok Satria Pratama Dirgantara. Seorang Komandan Elita yang sedang dalam penyamaran sebagai Kakek-kakek karena satu alasan.

Satria melamar Aisya dengan tetep menyamar sebagai seorang Kakek.

Apakah Aisya akan menerima si Kakek menjadi jodohnya di saat seorang Camat baru saja mencampakkan durinya?

Bagaimana Perjuangan Satria dalam mengejar cinta Aisya?

Bagaimana kisah mereka selanjutnya langsung baca aja ya kakak. Happy reading semua

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

"Ya udah Nak! Biar kita buktikan jika kita tidak seperti buang mereka tuduhkan," ucap Abi Aisya yang sudah terlanjur sakit hati dengan tuduhan itu.

"Aku yang akan mengawasinya!" sambung Satria.

"Udah cepat jangan ngobrol terus, kelamaan nunggu nih!" protes warga.

"Ok! Kalian boleh masuk tapi hanya dua orang saja, Pak Camat sama bapak yang pakai sarung putih itu aja, yang lain mohon untuk menunggu di luar saja!" tegas Satria.

"Kok cuman dua orang sih!" protes Riska tak terima.

"Iya nih! Kami semua juga ikut dong!" seru warga kompak.

"Kalian gak percaya sama Pak camat," tantang Satria.

Semua warga langsung diam saling pandang mereka jelas sungkan sama pak camat.

"Eh kalian kenapa pada main hakim sendiri sih!" tegur seorang pria paruh baya dengan melangkah tergesa-gesa menghampiri para warga.

"Pak kades!" seru warga kaget.

"Nah mumpung! Ada pak kades beliau juga harus ikut dong! Kan beliau orang penting di desa ini," seru Riska semangat.

"Ok hanya tiga orang yang boleh masuk. Jika kalian masih protes ingin ikut masuk juga bawakan dulu surat perintah pengeledahan dari kantor polisi paham!" tegas Satria tanpa ruang bantahan.

Akhirnya ketiga orang itu masuk kedalam rumah. Aisya di larang masuk jadi Aisya cuman duduk di kursi teras sambil memperhatikan gelagat Riska. Ia sedikit Ragu melihat ekspresi wajah Riska yang sangat yakin jika dirinya yang mencuri cincinnya.

"Tuh si nenek lampir kenapa yakin bangat ya! Apa jangan-jangan dia udah ngelakuin sesuatu diam-diam tanpa sepengetahuan aku," gumamnya dalam hati, perasaannya menjadi tak karuan sekarang.

Sementara di dalam rumah, Pak Camat, Pak Kades dan seorang warga sedang memeriksa semua isi rumahnya, termasuk mainan si kembar tak luput dari mereka bertiga.

Umi Ella mendekap kedua bocah kembar itu dalam pelukannya. Bintan dan bulan menatap heran pada tiga warga yang sedang mengobrak abrik isi rumah Aunty cantik mereka.

"Eh! Itu mainan Bulan jangan di bongkar dong!" teriak Bulan tak terima mainannya di bongkar.

"Iya, tuh mobil aku!" tambah Bintang yang langsung turun dari sofa mengambil mainya.

"Mainan itu di bawa dari luar rumah ini! Ngapain di geledah juga!" protes Satria kesal.

"Maaf siapa tahu cincinnya di masukan kedalam mainan, kami harus teliti dong!" kilahnya.

Satu jam kemudian, "Bagaimana apa udah siapa?" tanya Abi-nya Aisya.

"Sudah pak Ruslan!" jawab Pak kades mewakili.

"Terus kalian tidak mendapatkan apapun, kan?" sambung Satria yang sudah menebak ekspresi malu dari ketiganya.

"Ya ternyata tidak ada hal mencurigakan di sini semua normal." jawab Pak kades lagi.

"Kami minta maaf, ternya ini hanya salah paham!" tambah Adrian.

"CK! Salah paham! Kalian sudah ngumpulin warga datang kesini! Nuduh calon istri aku maling dan main ilmu hitam, lalu pergi. Gak segampang itu. Minimal kalian harus klarifikasi bersihkan nama keluarga ini di depan semau warga. Kalau tidak aku tidak akan segan-segan untuk melaporkan kasus pencemaran nama baik ini." ancam Satria kini berdiri tepat di hadapan Pak Camat.

Adrian menelan slivanya dengan susah payah. Ia baru menyadari saat sedekat in, ternyata ia tak hanya kalah dari segi ketampanan tapi juga dalam postur tubuh Satria lebih tegap dan tinggi darinya.

"Abi! Bagaimana?" tanya Aisya yang muncul di ambang pintu depan wajah penasarannya, begitu juga Riska dan para warga yang sudah menunggu sedari tadi.

Abi Aisya, hanya menggeleng kepalanya saja sebagai jawabannya.

Aisya akhirnya bisa tersenyum lega sambil mengelus dadanya. Pak Camat, Pak Kades dan satu warga yang masuk tadi akhirnya melangkah keluar di ikuti Satria dan Abi-nya Aisya.

Mereka semua berdiri di hadapan para warga yang riuh dengan bisik-bisik penasaran.

"Bapak-bapak ibu-ibu harap tenang dulu semuanya ya. Supaya kalian semua bisa mendengar dengan jelas ucapan saya," titah Pak Kades tegas.

"Iya Pak kades! Jadi bagaimana ketemukan cincin saya?" tanya Riska tak sabaran.

"Tenang jangan ada yang bersuara dulu!" tegasnya sekali lagi.

Saat semau sudah diam dan tenang barulah Pak Kades memulai.

"Saya, Pak Camat dan Pak Basuki! Kami bertiga sudah menggeledah seluruh isi rumah ini sampai ke halaman belakang tapi kami tidak menemukan cincin ataupun benda aneh yang sebelumnya di tuduh Bu Riska." jelasnya dengan tegas.

"Jadi Aisya bukan maling cincinnya Riska?" tanya salah satu warga memastikan.

"Tidak ada pencurian di sini, tidak ada sesajen atau hal mencurigakan di sini!" tegas Pak kades dengan menekankan setiap kata yang ia ucapkan.

"Huuu!" Para warga kembali riuh mempertanyakan kebenaran yang sebenarnya.

Sementara Riska mulai ketar-ketir, jantungnya berdegup kencang keringat dingin mulai membasahi keningnya.

"Masak sih! Kalian jangan terkecoh! Gak mungkin gak ada pasti udah di sembunyikan Aisya di suatu tempat tersembunyi!" elak Riska masih mencoba mempertahankan argumennya.

"Tidak ada Bu Riska saya sudah memeriksakannya!" terang Pak Kades.

"Sudahlah Riska terima aja kekalahan kamu itu! Dan kamu harus bertanggung jawab atas pencemaran nama baik aku dan keluargaku!" pinta Aisya.

"Tapi cincin aku benar-benar ilang, pasti kamu pencuri nya!" Riska masih bersikeras.

Para warga yang menyaksikan kini terpecah jadi dua kubu ada yang percaya sama Riska ada juga yang sebaliknya.

Bulan dan bintang mengintip dari balik tirai jendela. "Bulan, bukanya itu Tante yang semalam berbicara sama pria yang manjat pagar rumah Aunty, ya?

"Iya Bintang, tapi kenapa dia marah-marah?" tanya Bulan bingung.

"Jangan-jangan Tante itu masih belum menemukan barangnya yang hilang! Kita harus membantunya," usul Bintang.

Bulan mengangguk setuju, keduanya gegas menuju pintu keluar.

"Eh! Den Bintang, Non Bulan! Kalian mau kemana?" tanya Umi Ella khawatir jika kedua kembaran itu keluar.

"Nenek kami mau bantu Tante yang marah-marah itu, dia marah-marah pasti lagi mencari barangnya yang hilang," jelas Bintang.

"Kok kalian tahu kalau Tante itu kehilangan barang?" tanya Umi Ella bingung.

"Semalam kami lihat, om-om itu manjat pagar dekat kamar Aunty lalu ngobrol sama Tante yang sedang marah-marah itu Nek."

Umi Ella akhirnya membuka pintu rumah membiarkan Bintang dan Bulan keluar.

Bintang dan Bulan langsung menghampiri Om tampannya, siapa lagi kalau bukan Satria.

"Om, Om! panggil Bintang dan Bulan menarik ujung kemeja baju Satria.

Satria langsung berjongkok biar sama tinggi dengan kedua ponakannya itu. "Kenapa kalian kesini?" tanya Satria lembut.

"Om! Kami mau menolong Tante-tante yang lagi marah-marah itu!" bisik Bulan pada Satria.

"Tolong apa?"

"Semalam kami berdua diam-diam mengembalikan barang Tante itu yang jatuh di kamar Aunty Aisya, kami dengan berani keluar lalu memasukkan kembali barang itu ke dalam tas Tante itu." jelas Bintang, Bulan mengangguk pelan membenarkan ucapan kembarannya.

Satria langsung paham! " Wah! Kalian keren, berani menolong orang! Tapi sekarang sama Nenek dulu ya!" Biar Om aja yang nolong Tante itu."

Keduanya langsung berlari lagi ke arah Umi Ella yang berdiri di ambang pintu.

Bersambung ....

1
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
kalau banyak anak-anak memang seru yaa
🌹Widianingsih,💐♥️
hai Thor aku singgah
🌹Widianingsih,💐♥️
lah jahat sekali Riska ini....nanti dia yang mandul tuh !😬
Ita Xiaomi
Suka ama jalan ceritanya ringan. Keren, menarik dan kocak. Dalam situasi yang rumit dan ada masalah selalu ada kemujuran atau hal yg lucu. Semangat berkarya kk. Berkah&Sukses selalu.
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Adrian & riska, pulang ke runah lanjut berantem biar gak malu ketimpuk jengkol, ih. 🤭
Ita Xiaomi
🤣🤣🤣
Ita Xiaomi
Dah ndak ada wibawanya tuh Pak Camat😁
kaylla salsabella
apa ya... kasih tau gak ya🤣🤣🤣🤣
YuniSetyowati 1999
Nah jengkol pun jengkel sama Riska apalagi kita para reader.
riniasyifa: he/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Ariany Sudjana
ini Bu camat masih juga menjelekkan Aisya, tapi syukur sih ketimpa jengkol 🤭🤣
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ujung-ujungnya Adrian muak liat riska. bisa bubar sebelum hamidun. atau Mungkin yang mandul itu justru riska nanti?
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
gak terima usul pak kades. harus di tindak lanjutin, karena fitnah itu jika tak terbukti akan sangat berbahaya dampaknya pada aisya.
Entin Fatkurina
dasar nenek lampir, bisanya cuman ngeles saja dari kesalahannya, lanjut kakak.
Entin Fatkurina
pak kades kok jadi belain riska sih.😡😡😡
Entin Fatkurina
😅😅😅lanjut kakak.
Entin Fatkurina
jadi nggak sabar nunggu riska menanggung malu😅😅😅
YuniSetyowati 1999
Dasar gila nih setan wadon.Sekarang malah suaminya yg jadi disalahin.Ihs ihs ihs sungguh Ter la lu 😒
YuniSetyowati 1999
Yah kami para reader juga berfikir begitu.Jadi jika tak mau dicap camat Cemen yg selalu l di bawah ketek bini buktikan dong mat.Jangan jadi camat mokondo dong 😒
Riana Utami
semoga aja mandul si Riska, udah fitnah Aisya soalnya 🤭🤭🤭
Ariany Sudjana
he pelakor gila, makanya ngaca dong. kelakuan kamu udah minus dari dulu, udah merekayasa hasil tes kesehatan Aisya, merebut Adrian dari Aisya, terus sekarang kamu mau merebut Satria? udah kelakuan kaya begitu, masih berharap Satria akan melirik kamu, mimpi kamu ketinggian. untungnya keponakan Satria itu luar biasa cerdas, jadi rencana kamu gagal
Marsya: he he sabar kak /Grin//Grin/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!