NovelToon NovelToon
Pengantin Brutal

Pengantin Brutal

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Kim elly

Kayla terkenal sebagai ratu gelud di sekolah-cewek tempramen, berani, dan udah langganan ruang BK. Axel? Ketua geng motor paling tengil sejagat raya, sok cool, tapi bolak-balik bikin ortunya dipanggil guru.
Masalahnya, Kayla dan Axel nggak pernah akur. Tiap ketemu, selalu ribut.
Sampai suatu hari... orang tua mereka-yang ternyata sahabatan-bikin keputusan gila: mereka harus menikah.
Kayla: "APA??! Gue mending tawuran sama satu sekolahan daripada nikah sama dia!!"
Axel: "Sama. Gue lebih milih mogok motor di tengah jalan daripada hidup seatap sama lo."
Tapi, pernikahan tetap berjalan.
Dan dari situlah, dimulainya perang baru-perang rumah tangga antara pengantin paling brutal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim elly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 20

Hari-hari berjalan cepat. Tanpa terasa, Sabtu yang dinanti pun tiba.

Pagi itu Kayla duduk di kamar sambil luluran. Ia dilarang keluar rumah, harus diam di dalam hingga acara.

Dari lantai bawah, terdengar riuh suara tamu—tetangga dan sanak saudara berdatangan, disambut hangat oleh ibunya.

Kayla sendiri terdiam di lantai atas, ditemani gengnya—Anya, Laras, dan Salsa.

Kayla membuka obrolan sambil menggeliat malas.

"Laras, lo jadinya kuliah di mana?" tanyanya penasaran.

Laras terkekeh kecil, matanya berbinar.

"Jadi sama kalian gue," ucapnya penuh semangat.

Kayla mengangguk. Namun Salsa langsung manyun, memainkan jemarinya gelisah.

"Yah, berarti gue sendiri yang nggak kuliah," keluhnya dengan suara pelan.

Kayla menoleh cepat, wajahnya dingin tapi senyum sinis tersungging.

"Dah, urus aja bayi lo," balasnya sambil ngemil.

Salsa hanya bisa mendengus kesal, sementara yang lain tertawa. Obrolan pun bergulir ramai—ejekan, candaan, dan tawa saling bersahutan, mengisi ruang yang penuh tekanan.

Malam harinya, Kayla rebahan di kamar lantai atas bersama Anya dan Laras. Lampu kamar redup, suasana tenang, sampai ponselnya berbunyi. Revan melakukan video call.

Kayla langsung tersenyum manis, wajahnya cerah seketika.

"Hay," sapanya lembut.

Revan terkekeh di layar.

"Ciee, pengantin," godanya.

Kayla cemberut, pura-pura kesal.

"Revan, jangan gitu."

Revan menatapnya dalam, senyumnya menenangkan.

"Iya, semangat ya. Cepet bobo biar nggak kesiangan."

Kayla mengerucutkan bibir, suaranya manja.

"Mau dikelonin."

Revan tertawa lembut, suaranya hangat.

"Iya, aku temenin."

Hati Kayla hangat. Perlahan matanya terpejam, tertidur dengan senyum di bibirnya.

Keesokan harinya, setelah mandi, Kayla duduk di depan MUA yang sedang bekerja merias wajahnya. Cahaya lampu terang memantul di kulitnya yang bersih.

MUA terperanjat, suaranya lantang.

"Kulitnya bagus, banget!"

Kayla terkekeh malu.

"Makasih."

Laras yang sedari tadi memperhatikan, terpesona.

"Cantik banget lo, Kay."

Kayla menoleh, pura-pura jual mahal.

"Jangan bikin gue ge’er," balasnya sambil tertawa kecil.

MUA menghela napas dramatis, suaranya penuh kagum.

"Emang cantik… sayangku bercahaya lagi, masih suci."

Kayla hampir tersedak karena komentar itu, tapi hanya bisa nyengir.

Setelah siap, Kayla bersama kedua orang tuanya menuju gedung tempat acara.

Dekorasi megah dengan bunga dan lampu kristal membuat semua orang terpukau. Kayla menggenggam tangan Anya erat-erat.

"Huuu, tegang gue," bisiknya.

Anya menatap sekeliling, matanya berbinar.

"Tenang, lo Kay. Gila, ini dekor bagus banget! Nanti gue mau gini juga kalo nikah."

Laras ikut menimpali, wajahnya penuh mimpi.

"Gue juga."

Salsa menghela napas, wajahnya muram.

"Cuma gue yang nggak diramein, nih."

Kayla menepuk bahunya, mencoba menghibur.

"Tinggal resepsi, Sa, gampang."

Salsa mendengus, menunduk.

"Masalahnya akh, rumit."

Tak lama, Axel datang dengan gaya petantang-petenteng khasnya. Dada membusung, wajah sok cool.

Anya melotot, mendelik geli.

"Liat calon suami lo, belagunya nggak ilang. Udah ampe kaki patah juga."

Kayla mendengus.

"Najis."

Laras malah berdecak kagum, matanya berbinar.

"Btw, ganteng juga si Axel."

Kayla langsung mendelik tajam.

"Najis."

Dari seberang, David berbisik ke telinga Axel, matanya nakal.

"Si Kayla cantik, anjir. Lo beruntung."

Axel melirik Kayla, lalu menyahut ketus."Berisik lo."

Putra menatap adegan itu dengan senyum pahit.

"Hmm, cuma bisa ngayalin Kayla… yang akhirnya milik sahabat gue."

Axel langsung menoleh, wajahnya panas.

"Jangan coba-coba ngayal lagi."

Niko ikut nimbrung, tertawa kecil.

"Malam pertama langsung hajar, Xel!"

Axel mendengus, wajahnya tegang.

"Berisik kalian! Gue lagi konsen buat ijab kabul."

Namun matanya tak bisa lepas dari Kayla, yang tampak begitu anggun dalam balutan busana pengantin.

Dadanya berdegup kencang.

Acara dimulai. Setelah pidato dan rangkaian seremonial, tibalah waktunya ijab kabul.

Kayla menyikut lengan Axel pelan, berbisik."Jangan gugup, lo."

Axel menoleh kesal.

"Diem, lagi konsentrasi."

Ia menarik napas panjang, lalu dengan suara tegas, ia mengucapkan ijab kabul dalam satu tarikan napas.

"Sah!" teriak para saksi serentak.

Tepuk tangan riuh terdengar di seluruh ruangan.

Saat nya foto-foto kayla harus mencium tangan axel instruksi fotografer.

"Haha,sungkem anying kapan lagi liat lo cium tangan gue." Ucap axel penuh kemenangan.

Kayla memutar bola mata, lalu menunduk mencium tangan Axel.

"Anying, mau muntah gue," bisiknya dengan senyum tipis.

...

...

Saat Axel mencoba mencium kening Kayla, gerakan itu terhalang siger Sunda yang besar.

Axel mengerutkan dahi, berbisik pelan."Ribet amat."

Kayla mendelik.

"Nggak tau,ini juga Berat aing."

Dari bangku tamu, Anya menahan tawa.

"Liat tuh, mereka debat pasti."

Laras ikut cekikikan.

"Haha iya, liat si Kayla, alisnya sampe mengkerut."

Salsa hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Pasangan kocak emang."

Setelah sesi foto usai, Kayla dan Axel duduk di pelaminan. Senyum dipaksakan.

Para tamu dari sekolah mulai berdatangan. Suasana mendadak heboh. Mereka saling berbisik, wajah syok bercampur geli.

"Serius nih? Kayla sama Axel?! Bukannya mereka biasanya baku hantam di sekolah?"

Namun kini, mereka berdua duduk berdampingan—resmi sebagai suami-istri.

Saat resepsi sedang berlangsung, suasana gedung penuh dengan cahaya lampu dan senyum tamu undangan.

Namun, tiba-tiba langkah seorang wanita menghentikan momen manis itu.

Mantan Axel muncul dengan tatapan sinis, gaun mewahnya membuat beberapa tamu langsung berbisik-bisik.

“Cepet juga ko ngelupain gue,” ucapnya ketus, bibirnya melengkung seolah mengejek.

Axel mendengus, rahangnya mengeras. “Suruh siapa lo selingkuh?” balasnya dengan nada kesal, matanya menatap tajam seakan ingin membakar semua alasan wanita itu.

Wanita itu tersenyum miring, tak kalah menusuk. “Hmm, kalo lo baik gue ngga akan selingkuh. Btw, selamat ya,” ucapnya lalu berbalik pergi dengan angkuh, meninggalkan aroma parfum yang menusuk hidung.

Axel masih menahan amarahnya ketika ia menoleh ke arah Kayla yang berdiri di pelaminan. “Lo ngga ada mantan yang diundang?” tanyanya, berusaha terdengar santai, meski urat di pelipisnya masih menegang.

“Mantan gue cuma si Putra,” jawab Kayla sambil tersenyum ramah pada tamu yang lewat. Senyum itu jelas bukan untuk Axel.

Axel menoleh cepat, hampir tak percaya. “What? Lo ngga punya pacar?”

Kayla mengangkat alisnya, tersenyum sinis, dan membisik dengan nada menusuk, “Ada… masih justru.”

Axel mendengus, menahan diri. “Whatever. Gue ngga peduli.”

“Ya udah,” jawab Kayla sambil mendelik tajam, matanya berkilat penuh tantangan.

Waktu pun berlalu. Usai semua tamu pulang, gedung sepi, hanya tersisa suara kru yang membereskan dekorasi.

Kayla menjatuhkan tubuhnya ke kursi pelaminan, menghembuskan napas berat. “Cape anjir,” keluhnya, sambil memijat pelipis.

“Buruan balik,” ucap Axel ketus, tak memberi ruang untuk bernafas lebih lama.

Kayla menghela napas panjang, malas berdebat, lalu melangkah masuk ke mobil dengan wajah lelah.

Sesampainya di rumah, ibunya menyambut dengan senyum hangat. “Kayla tidur di kamar Axel ya malam ini,” ucapnya penuh arti.

“Ngga akh, si Axel aja yang ke rumah kita,” jawab Kayla ketus, membuat suasana sejenak kaku.

“Yee, ngga gitu, Kayla,” tegur ayahnya dengan nada menengahi.

Kayla memutar bola matanya. “Ngga mau akh. Cape. Nanti banyak tamu di rumah si Axel, dia keluarga besar. Ribet,” ucapnya kesal, lalu buru-buru naik ke lantai atas.

Sesampainya di kamar, make up tebal di wajahnya dilepas dengan bantuan MUA. Setelah mandi, ia menatap pantulan wajahnya di cermin, lalu melihat mas kawin yang terletak di meja rias.

Tangannya sempat meraba benda itu, sebelum akhirnya rebah di kasur dan tertidur pulas.

Namun, ketenangannya terganggu ketika ponselnya berdering keras pukul 7 malam. Dengan malas, ia menjawab, “Hallo.”

Suara Axel terdengar terburu-buru. “Lo dimana? Ibu gue nanyain lo dari tadi.”

Kayla mendengus kesal, matanya masih terpejam. “Ngantuk gue akh. Ganggu lo, bangsat.” Tanpa ampun, ia menutup telepon dan kembali tidur.

Di sisi lain, Axel mondar-mandir di kamarnya. Ibu Ami menatapnya heran. “Xel, ke rumah Kayla aja. Masa istrinya ngga bareng.”

Axel mengacak rambutnya frustasi. “Akh, sial… gimana ini?” gumamnya gusar. Tapi akhirnya, ia menarik napas panjang dan memberanikan diri berangkat ke rumah Kayla.

Sesampainya di sana, orang tua Kayla yang sedang membereskan rumah menyambutnya hangat. “Di kamar, katanya cape, jadi ngga diganggu,” ucap Bu Wida sambil tersenyum penuh makna.

Axel mengangguk singkat. “Gak apa-apa, Bu. Saya masuk ya.” Dengan cepat ia membuka pintu kamar Kayla, lalu menguncinya dari dalam.

Kamar itu harum, nyaman, dengan foto-foto Kayla berjajar di dinding. Beberapa foto mesranya bersama Romi dan Revan membuat dada Axel bergetar.

Ia menelan ludah, mendekat ke sebuah pigura. “Dia pacarnya si Revan…” gumamnya dengan suara nyaris berbisik, nada cemburu jelas terdengar.

Menoleh ke arah ranjang, ia melihat Kayla yang tertidur lelap, wajahnya tenang tanpa topeng make up. Axel hanya bisa menghela napas.

Rasa jengkel bercampur bingung membuat kepalanya berat. Karena sama-sama lelah, ia akhirnya berbaring di sisi Kayla. Tanpa sadar, malam itu mereka tidur dalam satu kamar, satu kasur—meski hati masih penuh jarak.

1
Wida_Ast Jcy
Hahahha... pandai bangeet bersandiwara ya🤭🤭🤭
Wida_Ast Jcy
hahhaha... nantangi ya kay🤣🤣🤣
Shin Himawari
Asli seru! Cocok dibaca santai dan bikin nagih karena gaya bahasanya ringan tapi relate abis ama kisah anak SMA. semangat terus ya buat author 💪💪🤍
kim elly: makasih kakak 🥰
total 1 replies
mama Al
lah jadi salsa suka sama putra bukan Revan
kim elly: jadian dulu pas camping
total 3 replies
mama Al
putra ini kayak anak mami ya. merengek kalau kemauan gak sesuai ekspektasi. ga cocok gabung sama Axel keras dan kasar.
mama Al
Karena tidak terbiasa dengan putra.
Drezzlle
Ya udahlah cari cowok lain Sa
Drezzlle
mundur dari sekarang daripada sakit belakangan
sunflow
wah.. banyak yang melindungi nih.. 👍👍
Mutia Kim🍑
Makanya jgn asal nembak cewek😅
Mutia Kim🍑
Iya Kayla memang nggak suka, tpi nggak tahu isi hati Revan
sunflow
waduh... apa bakal perang dunia lagi ini? 😄😄
Shin Himawari
good sikaaaat Kayy 🤣🤣 dikira kita cewe jadi takut apaa
Shin Himawari
maksud mama baik Kay, eh tapi di usia Kayla juga aku pikirnya gini. Lu jual gue beli🤣 🤣
Shin Himawari: iyaa bener kak relate pasti di usia segitu🤣
total 2 replies
Rahma Rain
karya nya bagus.. gaya bahasa nya juga bagus. rekomendasi banget ini!!👍👍😲😲
kim elly: 😩😩bahasa anak-anak bandung parah kan ya
total 1 replies
Rahma Rain
kok jadi kompor nih??
Rahma Rain
untung aja kan Kayla nggak suka.
Rahma Rain
ini seriusan kelakuan anak SMA??
Rahma Rain
Kay.. lu mau jadi Mak comblang ini cerita nya 😂
rokhatii
aminnn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!