Puspa adalah seorang janda berusia 25 tahun yang secara tidak sengaja menemukan sebuah pusaka mistis.
pusaka itu memiliki ilmu pemikat yang sangat kuat, dengan bermodalkan pusaka itu Puspa membuat sumpah, "semua lelaki bajingan harus mati!"
Puspa membuat sumpah seperti itu karena dia dulu hanya di buat mainan oleh mantan suaminya Alexander seorang pengusaha dari jakarta, akankah Puspa berhasil balas dendam kepada Alexander bermodalkan sebuah Pusaka yang berbentuk Tusuk Konde itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masalah di alam jin
Puspa menghela nafas panjang, "sepertinya tiran sudah mendapatkan hukuman..." ucap puspa yang memihat tiran di amankan aparat.
Untung saja pada saat ini puspa berada di pinggiran tambak yang tidak ada yang memperhatikannya.
Tanpa basa basi lagi puspa mendorong sampan kecil itu dari pinggir tambak untuk menuju ke tengah, puspa naik ke sampan itu dan mulai mengayuh kayu yang ada di sampan itu, dengan cepat dia menuju ke selatan untuk melewati selat madura dan menuju ke pasuruan.
Perjalanan puspa tidaklah cepat, maklum saja dia harus mengayuh secara manual, dan sampannya juga kecil. Belum lagi kalau ada kapal besar yang lewat dan menuju ke tanjung perak, puspa harus berhati hati dalam mengayuh sampan kecilnya.
Waktu berjalan cukup cepat.
Dengan bantuan sampan dan terkadang di bantu dengan angin Laut, ketika malam hampir tiba puspa sudah hampir tiba di pasuruan.
Puspa terus mengayuh sampan kecilnya kini hanya cahaya bulan yang menjadi penerangannya, puspa terus mengayuh, secara tidak sadar kabut putih menyelubungi permukaan lautan yang tenang ini.
"Loh, mengapa hawanya sedikit berbeda?" Gumam puspa dengan bingung, sebelum ini dia mengayuh di temani dengan angin lautan yang berhembus, namun mengapa pada saat ini angin lautan menghilang.
"Kabut?" Malah puspa baru menyadari ternyata dia di kelilingi oleh kabut putih yang cukup tebal.
"Hah? Ada orang?" Puspa segera mengucek matanya ketika melihat ada siluet bayangan 2 orang.
Semakin puspa mendekat maka semakin terlihat, nampak sepasang suami istri yang berdiri di atas air tidak jauh dari tempat puspa.
"Tunggu! Mereka berdua bukan orang!" Batin puspa, ketika berada sangat dekat dengan sepasang suami istri tersebut puspa baru menyadari bahwa mereka berdua bukan manusia, karena kakinya melayang.
Mereka berdua tampak memakai pakaian yang seperti bangsawan jawa, yang pria memakai blangkon di kepala, kain motif parang di bagian bawahnya, seemntara yang wanita memakai pakaian yang terbuat dari kain jarik san hanya sebatas dada.
"Siapa kalian berdua?" Tanya puspa dengan lantang.
Sepasang suami istri yang ada di atas air itu tidak langsung menjawan pertanyaan puspa, mereka berdua tersenyum terlebih dahulu kemudian mereka berdua berucap, "kami berdua adalah lemembut penghuni kerajaan di dekat sini, kami memerlukan bantuan.
Setelah kami bertapa siang dan malam, kami mendapatkan sasmit bahwa akan ada seorang manusia wanita yang akan memasuki tempat ini, dan hanya wanita itulah yang bisa membantu kami." Ucap jin pria.
"Mohon bantu kami..." jin wanita di sampingnya juga ikut menyahut.
Puspa pada saat ini masih membeku di atas sampan itu, awalnya ia kira ucapan surti mengarah kepada nelayan yang tenggelam dan membutuhkan bantuan, namun siapa sangka ternyata yang di maksud surti membutuhkan bantuan adalah sepasang suami istri ini.
"Kalian jin?" Tanya Puspa dengan bingung.
Memang sebelum ini dia pernah bertemu dengan jin, yaitu jin pelet yang menyerang julia. Namun jin pelet tersebut sangat menyeramkan dan jelek, sangat berbeda dengan sosok di depannya.
"Perkenalkan saya adalah prabu luko dento..."
"Saya adalah prameswari wulan wangi..."
Ucap keduanya yang memperkenalkan diri.
"Aku puspa, apakah kalian berdua manusia?" Tanya Puspa sekali lagi dengan nada bingung.
"Tidak, kami jin..." prabu luko dento kembali menjawab.
"Aneh.." ucap puspa, "mengapa kalian berdua tidak tampak seperti jin yang sebelum ini aku temui?"
Prameswari wulan wangi menjawab, "jenis jin ada berbagai macam, mbak puspa. Banyak dari bangsan kami yang mempunyai wujud menyeramkan dan jelek, namun tidak sedimit juga yang memiliki wujud elok, ada banyak sebab salah satunya adalah perbedaan tingkat..."
Puspa yang tisak begitumengetahui hanya menganggukan kepalanya saja.
"Bolehkah kami ikut menaiki sampan anda?" Tanya prabu luko dento.
Puspa menganggukan kepalanya, barulah prabu luko dento, dan prameswari wulan wangi melayang di udara dan duduk di depan puspa.
Melihat keduanya yang melayang kini puspa benar benar yakin bahwa keduanya memang jin.
"Apa yang bisa aku bantu?" Tanya puspa.
Puspa melihat baik prabu luko dento maupun prameswari wulan wangi sama sama menghela nafas panjang.
Prabu luko dento kemudian menyibakan tangannya di udara, seketika itu juga sebuah gambar besar muncul di kabut putih yang menyelubungi tempat ini.
"Kami berdua memiliki seorang putri, putri kami bernama putri ajeng sarojo..."
Gambar yang ada di dalam kabut itu menunjukan seorang wanita dengan kamben jarik berwarna emas yang sangat menawan. Putri ajeng sarojo yang ada di dalam gambar itu tersenyum dengan sangat manis dan anggun.
"Benar benar cantik! Aku yakin sekali ketika dia berada di duniaku dia sudah menjadi selebriti yang sangat terkenal!" Ucap puspa.
"Namun pada saat ini putri kami sedang jatuh cinta kepada seorang Raja yang bernana prabu kolo sereng..." ucap prameswari wulan wangi.
"Jatuh cinta?" Tanya puspa dengan sedikit aneh, "jin bisa jatuh cinta?" Baru kali ini puspa mendengar jin bisa jatuh cinta maklum saja puspa hanyalah orang yang sama sekali tidak tahu dunia jin.
Prabu luko dento dan prameswari wulan wangi menatap puspa dengan ekspresi aneh, kemudian prabu luko dento berucap, "mbak puspa, perlu anda ketahui dunia jin juga tidak berbeda jauh dengan dunia manusia, kami juga di ciptakan dengan rasa kasih dan sayang."
Puspa hanya menyimak.
Kemudian prabu luko dento melanjutkan, "putri kami terlaut dengan pesona yang di miliki oleh prabu kolo sereng, dan kini ngoto untuk mengikuti prabu kolo sereng."
Puspa menyipitkan matanya, "kata anda barusan jin juga di anugrahi rasa kasih dan sayang? Seharusnya anda tidak boleh mempermasalahkannya mau putri anda jatuh cinta kepada siapapun."
Prameswari wulan wangi tersenyum kecut mendengar ucapan puspa kemudian dia berucap, "masalahnya adalah prabu kolo sereng sudah memiliki istri sebanyak seribu tiga ratus dua puluh sembilan! Dan putri kami akan menjadi istri yang ke seribu tiga ratus tiga puluh..."
Puspa langsung melongo mendengar hal ini, "seribu kebih?! Ada jin yang memiliki istri sampai seribu lebih?"
Seribu merupakan angka yang sangat banyak. Apabila jumlahnya sayu atau dua mungkin itu masih masuk akal bagi puspa, namun seribu tiga ratus dua puluh sembilan istri itu sudah sangat sangat di luar nalar puspa.
Puspa langsung berfikir sebenarnya seberapa kuat dan mengerikannya pesona yang di miliki prabu kolo sereng? Mengapa bisa memiliki istri seribu tuga ratus dua puluh sembilan?
Prameswari wulan wangi menyibakan tangannya seketika itu juga gambaran itu langsung berubah menjadi tampilan paselakan keraton.
Melalui gambaran itu puspa bisa melihat sosok siluman babi berperit buncit sedang duduk di singgah sananya. Wajah siluman babi itu sangat jelek benar benar jelek, puspa langsung berdiri, "apa-apaan ini?!"