pemuda biasa
semua tentang reno
romansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anable, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
Seminggu akhirnya telah berlalu, dan kini sudah tiba waktunya untuk para murid melakukan pelatihan yang disebutkan terakhir kali.
Selama seminggu terakhir, Reva masih gencar menjalankan rencananya untuk membuat Reno jatuh cinta. Doni terlihat sangat murka melihat Reva yang terus mendekati Reno.
Karena Reva masih keras kepala, Reno dan Amelia melanjutkan akting pacaran mereka, mereka tak segan segan memperlihatkan kemesraan mereka di depan Reva, Reva selalu berakting kalau dia terlihat sangat kesal.
Hari ini semua siswa sedang berkumpul di sekolah, pelatihan akan dimulai dari hari ini sampai 3 hari kemudian. Di sudut area parkir sekolah, terlihat semua anggota geng Ultra telah berkumpul, bahkan Joni juga sudah kembali masuk sekolah.
"Jon, Lu oke kan?" Tanya Reno memastikan.
"Oke bos, gue udah gak sakit lagi sekarang" jawab Joni bersemangat.
"Gue harap lu nanti jangan terkejut Jon" ujar Reza kepada teman sebangkunya.
"Terkejut kenapa?" Joni bingung.
"Ya, Lo nanti juga tau" jawab Reza seadanya.
"Oke, karena kita semua udah ada disini..gua mau minta sama kalian buat lindungi para murid dari segala macam bahaya yang bisa saja terjadi" Reno sebagai ketua memberi instruksi.
"Siap Rey" jawab para anggota serentak.
"Rey tapi menurut yang gua denger, setiap kelas akan memiliki tempat pelatihan yang berbeda, dan juga kelas 3 ternyata tidak ikut dalam pelatihan ini" ujar Pandu menjelaskan.
" Hmm, gue tau...tempat nya mungkin berbeda nanti, tetapi kita masih akan melakukan pelatihan di area yang sama..ada hutan Di Kota Cianjur yang sangat luas, mungkin sebesar Jakarta pusat..dan gue juga dapet informasi kalo di hutan itu masih terdapat banyak satwa liar, seperti babi hutan dan monyet liat..jadi gue harap kalian bisa buat lindungi para murid" ujar Reno.
Mereka semua mengangguk paham dengan apa yang Reno katakan.
Lalu Lukman mendekati Reno.
"Rey hati hati sama si Bendot. Di pelatihan ini dia ngerencanain sesuatu sam lu" ujar Pandu berbisik.
"Oke man, makasih udah ingetin gua" Reno mengangguk.
Disaat mereka sedang mendiskusikan apa yang akan dilakukan, tiba tiba terdengar suara cempreng wanita yang sedang memanggil Reno.
"Renoooo" Reva sedikit berteriak.
Semua anggota geng ultra menoleh ke arah suara itu.
Terlihat Reva dengan kedua temannya sedang menghampiri mereka.
Reva dan kedua temannya memakai pakaian olahraga yang sedikit ketat sehingga menampilkan bentuk tubuh mereka
Melihat Reva datang, seketika itu juga Joni bergidik takut, dia masih mengingat kejadian ketika dia dihantam menggunakan kursi oleh Reva, jadi dia langsung sembunyi di belakang Reza.
Diantara geng Ultra, hanya Ule dan Reza yang baru tau kalau Reva sedang mendekati Reno, jadi mereka agak terkejut ketika melihat sang bunga sekolah menghampiri ketua mereka.
Tetapi mereka lebih terkejut lagi ketika melihat Reno yang dipanggil oleh Reva, langsung bersembunyi dibelakang Joni yang sedang bersembunyi dibelakang Reza.
Tetapi keterkejutan mereka tidak berhenti disitu saja, mereka membelalakkan mata mereka ketika melihat Reva merangkul tangan Reno dan menariknya sambil merengek dengan manja.
"Renoo ihh, kesini" rengek Reva menjauhkan Reno dari Joni.
"Apaan sih, gue lagi bisikin sesuatu Ama si Izal" Reno mencoba melepaskan tangannya dari rangkulan Reva.
Tetapi Reva malah merangkulnya lebih erat, dan dengan sengaja menempelkan aset kembarnya yang besar ke tangan Reno.
"Eh Lo udah sembuh Jon" Reva menatap Joni dengan senyuman mematikan.
Joni berkeringat dingin.
"I..iya nih..gue udah lumayan sehat" Joni menjawab.
Fani yang melihat Joni, dia langsung gembira.
"Mau nyoba fotoin gue lagi gak?" Reva masih tersenyum mengerikan.
"Gak..gue gabakal lagi Rev" Joni panik.
Reno sedikit bergetar ketika dia merasakan ada sesuatu yang kenyal menyentuh tangannya.
"Lepasin gue, gue pengen ke WC dulu" Ujar Reno beralasan.
"Gue ikut" Reva tersenyum manis.
"Mau ngapain Lo ikut sih" Reno terus saja mencoba melepaskan tangannya.
"Ya karena Lo cuma alesan aja mau pergi ke WC" Reva tidak mau melepaskan Reno.
Tiba tiba ada sebuah suara yang sangat menggemaskan terdengar.
"Ckk,,si pendek Dateng" cibir Nina.
"Kak Reva, itu pacar aku mau di apain?" Amelia datang, pernyataan Amelia membuat para anggota geng Ultra terkejut. Melihat reaksi anggotanya yang kaget, Reno dengan cepat mengedipkan sebelah matanya kepada mereka. Mereka akhirnya mengerti dengan apa yang sedang terjadi.
Reva mengalihkan pandangannya kepada Amelia, dia menatap Amelia sedikit tajam.
"Bukan urusan Lo!" Tegas Reva kepada Amelia.
"Eh, tapi kan kak Reno itu pacar aku, jadi urusan dia urusan ku juga" sambil berbicara Amelia berjalan ke arah Reva.
"Lo cuma pacar nya, bukan istrinya" bantah Reva.
"Ihh lepasin pacar aku kak" Amelia menggoyang goyangkan tangan Reno, mencoba melepaskan rangkulan Reva dari tangan Reno.
"Gak..udah Lo balik aja ke kumpulan kelas Lo, bentar lagi bus nya dateng" Reva sekarang memeluk tangan Reno.
Reno benar benar tak nyaman ketika tangan nya menyentuh aset Reva yang besar dan kenyal itu, dan karena tangannya sedang di goyang goyangkan oleh Amelia, membuat tangannya bergesekan dengan aset Reva.
Amelia sadar bahwa tangan Reno bergesekan dengan aset Reva. Dia langsung menangkup pipi Reno dengan kedua temannya, dia menatap Reno sedikit melotot. Tentu saja dia hanya berakting.
"Ayang,,kamu jangan tergoda ya,,lagian kalau nanti kita udah nikah,, kamu bisa milikin aku sepenuhnya,,,punyaku masih gres loh belum ada yang nyentuh hhe" Amelia tersenyum.
"Ckk,,yakin banget kalo Lo bakal nikah sama si Reno..gue kasih tau Lo ya, punya gue juga masih gres dan belum pernah ada yang nyentuh,,dan punya gue lebih besar dari punya lo" Reva mencibir sambil menyeringai.
"Tapi kak Reno gak peduli soal gituan,,buktinya dia lebih milih sama aku dari pada sama kak Reva" giliran Amelia yang tersenyum mengejek.
Reva yang mendengar itu sangatlah kesal, dia ingin mencecar Amelia saat itu juga. Tetapi sebuah suara menghentikan niatnya.
"Beb, kamu lagi ngapain disitu?" Doni menghampiri mereka semua.
Reva sedikit melonggarkan pelukannya ke tangan Reno, Reno yang merasakan kalau pelukan Reva melonggar, dia langsung melepaskan tangannya dari Reva.
Reva melotot ke arah Reno setelah tangan Reno terlepas, dia mencoba untuk kembali merangkul tangan itu, tapi dengan cepat Reno menarik Amelia dan pergi dari sana.
"Ehh..Rey mau kemana?" Panggil Reva sedikit berteriak.
Reno terus melangkahkan kakinya sedikit cepat tanpa menghiraukan panggilan Reva.
"Isshh,,ngelin banget" Reva kesal karena dikacangin, dia menghentakkan kakinya kesal.
"Beb kamu ngapain disini,,yuk busnya bentar lagi Dateng" Doni hendak menarik tangan Reva. Tetapi Reva hanya berjalan tidak ingin Doni menarik tangannya.
"Bukan urusan kamu, yuk kita nungguin bus nya disana" ujar Reva lalu pergi bersama Doni.
Sebelum pergi Doni menatap ke arah semua anggota geng Ultra yang sedang menatapnya.
Pandu menatapnya tajam, kemarin dia menghack akun WA doni. Dia menemukan bahwa doni sedang merencanakan sesuatu yang buruk untuk Reno, tetapi dia tidak tau apa rencananya, itulan alasan kenapa pandu mengingatkan Reno untuk berhati hati.
Setelah Reva dan Doni pergi, Nina yang dari tadi diam dia langsung menghampiri Reza.
"Nanti pas di bus, Lo mau kan duduk sama gue" ujar Nina agak tersipu malu.
Reza langsung mengangguk setuju.
"Jon nanti gue mau duduk sama Nina, jadi Lo nanti pindah ya" ujar Reza karena tempat duduk di bus diatur seperti bangku mereka di kelas.
"Gue pindah kemana njir" Joni menyahut.
"Lo nanti duduk sama Fani" Nina menimpali.
"Emngnya dia mau duduk Deket gue?" Joni melirik ke arah Fani sedikit ragu.
"Gapapa ko, gue gak masalah," jawab Fani buru buru, takut Joni berubah pikiran.
"Yaudah deh oke..Btw sejak kapan kalian jadi Deket kaya gitu" tanya Joni kepada Reza.
"Kepo Lo" sewot Reza sembari pergi, karena dia melihat bus yang mereka tunggu telah datang.
Sebelum bubar, Ule kembali mengingatkan para anggota geng Ultra untuk mengikuti instruksi Reno. Mereka hanya mengangguk bertanda mengerti, lalu mereka pun bubar ke kumpulan kelas masing masing.
"Ada apaan tadi Lo sama mereka?" Tanya Fani membuka percakapan dengan Joni.
"Oh itu, mereka anggota geng kita" ujar Joni.
"Anggota geng?..jadi kalian punya geng?" Tanya Fani lagi.
"Iya cuma sedikit ko anggota nya, kita cuma nongkrong bareng aja di warkop" Joni tidak mungkin memberikan informasi yang lebih jauh tentang geng mereka kepada Fani.
"Siap ketuanya?"
"Reno" jawab Joni.
"Gue ikut gabung ke geng Lo boleh ga?" Ucap Fani tiba tiba.
Joni sedikit terkejut dengan ucapan Fani.
"Gabisa, Reno gak Nerima cewe sebagai anggota..lagian kalo Lo ikut ke geng kita nanti Lo bisa jauh sama si Reva" ujar Joni memberi Fani penjelasan.
"Hmm,iya juga sih" ujar Fani setelah berpikir lagi.
"Tapi kayaknya Reno gabakal ngelarang kalo ada cewe yang ikut nongkrong doang" ujar Joni.
"Nanti gue boleh ikut nongkrong sama kalian kan?" Tanya Fani berharap.
"Tanyain dulu ke si Reno" Joni menjawab.
Fani mengangguk mengerti.
"Nanti gue ngomong sama si Reno" mereka punberjalan menghampiri perkumpulan kelas mereka.
Bersambung
Komen guys