NovelToon NovelToon
Aku (Tak) Mau Menikah Ummah

Aku (Tak) Mau Menikah Ummah

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama / Konflik etika / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: rahma qolayuby

Kehidupan yang di alami orang sekitarnya, terutama kakak nya sendiri membuat Harfa tak mau menjalani yang namanya pernikahan.
Apalagi, setelah Biru, membatalkan pernikahan mereka. Membuat hati Harfa begitu dingin akan yang namanya cinta. Mengunci hati hingga sulit di tembus.
Perubahan Harfa membuat kedua orang tuanya merasa sedih. Apalagi usia Harfa tak lagi mudah.

"Nak, menikahlah. Usia kamu sudah matang?"

"Tidak. Aku gak mau menikah, Ummah."

Jawab tegas Harfa membuat hati umma Sinta teriris.

yuk ikuti kisah nya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rahma qolayuby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Keputusan dokter Harfa

Semenjak kesalahpahaman itu, dokter Langit kembali bersikap biasa membuat dokter Harfa keheranan. Dokter Harfa bingung dengan perubahan sikap dokter Langit yang menurut dokter Harfa kekanakan.

Entah apa yang terjadi sebenarnya membuat dokter Harfa pusing.

Tapi, dokter Harfa selalu masa bodo tidak terlalu memerhatikan setiap gerak gerik dokter Langit.

Dokter Harfa pikir, hubungan mereka baik seperti seorang teman. Walau dokter Harfa sangat tahu betul jika dokter Langit menyukainya.

Dokter Harfa tak tahu sebenarnya apa kemauan hatinya.

Kadang kala dokter Harfa mencoba membuka hati untuk dokter Langit tapi, tiba-tiba sikap dokter Langit berubah membuat perasaan dokter Harfa kembali kacau. Selalu seperti itu di setiap kesempatan.

Karena tak mau memikirkan perubahan sikap dokter Langit, dokter Harfa memilih fokus saja pada pekerjaan nya.

Tok ... Tok ...

Pintu ruang dokter Harfa berbunyi membuat dokter Harfa menghentikan aktivitasnya.

"Masuk."

Seru dokter Harfa membuat orang yang mengetuk pintu melangkah masuk.

"Hay."

Sapa dokter Langit membuat dokter Harfa sedikit terkejut karena kedatangan dokter Langit yang tiba-tiba.

"Silahkan duduk dok."

Dokter Langit duduk di hadapan dokter Harfa yang sedang melipat setiap berkas yang ada di hadapannya.

"Ada apa? Tumben ke sini?"

Tanya dokter Harfa karena biasanya dokter Langit jarang sekali menemui dokter Harfa di ruangannya langsung. Kecuali jika itu urusan pribadi.

"Ada jadwal gak malam?"

Dokter Harfa menautkan kedua alisnya mendengar pertanyaan dokter Langit.

"Kosong."

"Mau makan malam?"

Untuk kedua kalinya dokter Harfa terdiam mendengar ucapan dokter Langit. Kali ini menuju sebuah ajakan.

"Boleh."

"Ok, Saya tunggu di parkiran."

"Ya."

Jawab dokter Harfa. Kali ini dokter Harfa memerhatikan punggung dokter Langit yang baru menghilang di balik pintu. Seperti nya dokter Harfa tak mau lagi menutup diri. Jika memang dokter Langit baik kenapa enggak.

Ragu, tentu ada tapi dokter Harfa tahu jika dirinya tak mungkin seperti itu. Mereka sudah sama-sama dewasa dan tentu tahu kemana arah yang akan mereka bahas.

Dokter Harfa tak mau berpikir lebih, ia hanya perlu menjalani seperti mana yang dokter Zahra sarankan.

Hari sudah mulai gelap, dokter Harfa bersiap untuk pulang.

Dokter Langit sudah setia menunggu dokter Harfa di parkiran. Melihat dokter Harfa senyum dokter Langit terbentuk lebar.

"Di sini."

Lambai dokter Langit, membuat dokter Harfa mengerti.

Dokter Langit langsung membukakan pintu untuk dokter Harfa membuat dokter Harfa sedikit tersanjung.

Mereka berdua meninggalkan rumah sakit.

"Kita cari masjid dulu, baru makan."

"Ok."

Jawab dokter Langit semangat. Sebelum makan malam mereka terlebih dahulu memutuskan sholat agar terasa nyaman walau pulang terlambat.

Sudah selesai sholat mereka baru mencari restoran.

Cukup ramai dan itu pilihan yang cocok. Menu makanannya juga enak-enak di restoran itu membuat pecinta kuliner selalu balik lagi dan lagi ke restoran itu.

Menu sudah mereka pesan. Sambil menunggu pesanannya mereka mengobrol ringan.

Ini waktu yang bagus dan kesempatan yang bagus bagi dokter Langit mengutarakan keinginannya.

Dokter Langit tak mau basa basi lagi. Dokter Langit tak ingin kesempatan terakhir nya hilang begitu saja.

"Perasaan saya serius pada kamu Harfa. Kita sudah sama-sama dewasa, saya ingin memiliki kamu bukan hanya sekedar seorang teman atau sahabat."

Ucap dokter Langit mulai berbicara ke arah yang lebih dalam. Berharap kali ini dokter Harfa tak menolak.

"Bisakah kita terikat oleh pernikahan?"

Jantung dokter Harfa berdetak kencang. Bukan karena debaran cinta melainkan karena rasa terkejutnya atas permintaan dokter Langit yang langsung melamarnya.

Ya, bagi orang dewasa tentu dokter Harfa faham betul dengan apa yang di katakan dokter Langit. Jika itu sebuah lamaran bukan hanya ungkapan perasaan saja.

"Sudah lama saya menyiapkan cincin ini. Saya serius. Ibu sudah mendesak saya untuk segera menikah. Begitu juga dengan Abi dan ummah. Bukankah begitu."

"Lebih baik makan dulu, dok."

Pesanan mereka sudah datang dan itu membuat dokter Harfa sedikit lega. Dokter Harfa butuh berpikir jernih sebelum menjawab. Dan makanan tentu di jadikan sebuah alibi.

Dokter Langit tak masalah, mereka makan terlebih dahulu.

Gaya orang dewasa memang berbeda atau mungkin cara mereka yang aneh. Tapi satu sama lain mereka mengerti.

"Itu terlalu mengejutkan dok,"

Dokter Harfa angkat bicara setelah mereka selesai makan.

"Aku tak tahu, begitu banyak hal yang sudah aku lalui dan dokter tentu tahu. Apa aku pantas menjadi pilihan dokter. Sedang masih banyak wanita di luar sana yang pantas untuk mendapatkan dokter."

"Saya tahu, tapi saya menginginkan kamu Harfa. Dari dulu sampai detik ini. Saya ingin kamu menjadi istri saya."

"Jika tak bisa menjawab sekarang, waktu selalu milik kamu."

"Bukan masalah waktu dok, saya hanya takut suatu saat dokter mempertanyakan perasaan saya."

Hal terbesar dokter Harfa takutkan adalah hati. Dokter Harfa terlalu takut untuk jatuh cinta kembali. Ia tak sanggup jika harus menjadikan dokter Langit sebagai pelarian hati yang rapuh.

"Saya janji, tidak akan. Karena saya tahu tempat siapa disana. Namun, saya ingin kamu tidak menyebut namanya atau bertemu dengan nya selamanya."

Dokter Harfa terdiam cukup lama. Apa dokter Harfa sanggup melakukannya. Bumi juga bukankah sudah pergi apa yang dokter Harfa takutkan.

Perasaan macam apa itu kenapa dokter Harfa selalu saja terbelenggu oleh sesuatu yang dokter Harfa sendiri tak tahu.

Bumi sudah bahagia, harusnya dokter Harfa juga bahagia.

Dokter Langit laki-laki yang cocok mengisi kekosongan hatinya.

"Perasaan ku terhadapnya sudah menghilang setelah kepergian nya. Tak ada jejak apapun lagi bagiku mengharapkannya. Semua sudah berubah selama lima tahun ini. Bukan hal itu yang aku takutkan. Aku hanya takut menempatkan dokter di posisi yang salah."

"Tidak Harfa. Kamu jangan ragu."

"Baiklah, aku akan menerima cincin ini. Aku akan pakai jika hatiku sudah siap."

Dokter Langit tersenyum bahagia. Akhirnya dokter Harfa membuka hatinya untuk dirinya. Itu artinya selangkah lebih maju.

Gak apa sekarang dokter Harfa tidak bisa memakai cincinnya langsung. Yang pasti dengan mengambil cincin itu dokter Harfa sudah memutuskan hal besar.

Itu suatu keberuntungan bagi dokter Langit.

Sudah selesai makan malam, dokter Langit mengantar dokter Harfa pulang.

Dokter Langit tidak langsung pulang setelah dokter Harfa masuk. Dokter Langit masih memerhatikan rumah dokter Harfa.

"Sudah lima tahun aku mencarinya. Tidak ada tanda-tanda dia di temukan. Itu dosa besar yang aku lakukan dalam hidupku. Andai aku tahu siapa wanita itu mungkin aku tidak akan menanggung beban berat ini sendiri.

Sekarang aku akan menikah, semoga saja tidak ada gangguan."

Gumam dokter Langit penuh harapan.

Memiliki dokter Harfa sejak dulu adalah hal yang di impikan dokter Langit. Lima tahun sudah merubah semuanya dan dokter Langit tak ingin mengingat lagi kejadian menyesakan itu.

Entah kejadian apa lima tahun lalu. Kenapa dokter Langit menyembunyikan hal sebesar itu dari dokter Harfa.

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ...

1
Psbu Paus biru
sangat bagus
Psbu Paus biru
🥰🥰🥰🥰
Psbu Paus biru
😍😍😍
Drezzlle
mampir kak
Rahma Qolayuby: terimakasih banyak kak🥰
total 1 replies
Drezzlle
/Cry/ baru mulai udah sedih
Tien
kenapa diulang ceritanya kak
Rahma Qolayuby: bukan di ulang kk, cuma ini di daftarin buat kompetisi nulis periode 2
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!