Nathan Edward seorang pria tampan dengan tubuh tegap tinggi. Nathan bekerja sebagai penjaga toko buah,kehidupannya jauh dari kekayaan. Namun siapa yang menyangka jika ia adalah seorang pewaris tunggal yang dibuang oleh istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risti rika safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali bertemu
Saat ini Nathan dan Boni sedang dalam perjalanan menuju ke alamat yang sudah berikan oleh pak Budi. Selama dalam perjalanan Nathan dan Boni berbincang-bincang kecil. Kadang mereka juga tertawa bersama.
"Kenapa Abang gak nikah? Bukannya umur Abang udah matang ya"? Tanya Boni
"Huft! Abang belum ada kepikiran buat nikah bon. Abang sekarang hanya ingin mencari pekerjaan dan mengubah nasib keluarga Abang dikampung. Abang ingin membuktikan kepada semua orang bahwa Abang bisa sukses" jawab Nathan
"Iya Abang benar aku juga ingin membuktikan kepada semua orang bahwa aku bisa merubah kehidupan aku dan keluarga" timpat Boni
"Iya kita harus semangat bon. Kita harus berusaha dan bekerja dengan giat jika ingin sukses. Semuanya tidak ada yang instan" ucap Nathan
"Iya bang Abang juga semangat ya kita sama-sama berjuang untuk keluarga" sahut Boni
Nathan hanya membalas dengan anggukan. Mereka mempunyai tujuan yang sama yakni ingin merubah kehidupan nya. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika mereka mau berusaha.
Setelah perbincangan singkat tersebut kini mereka terdiam menikmati perjalanan. Jarak dari pasar ke alamat yang dituju itu memakan waktu sekitar 2 jam. Nathan juga membawa mobil dengan kecepatan sedang.
\~
"Bagaimana pa? Apa sudah ada perkembangan tentang pencarian ini?" Tanya Leni
"Sabar ya ma papa belum menemukan petunjuk apapun tentang anak kita" jawab Joni
Sudah bertahun-tahun mereka mencari jejak anaknya yang menghilang. Tapi hingga sekarang mereka tidak menemukan jejak sama sekali.
"Harus sampai kapan kita menunggu pa? Umur kita juga semakin tua mama takut saat mama dipanggil mama belum sempat bertemu dengan anak kandungku pa" tangis Leni
"Mama jangan ngomong begitu ah! Mama jangan pernah putus berdoa mama yakin kan kalo anak kita masih hidup?" Tanya Danu
"Mama yakin pa anak kita masih hidup! Anak kita pasti kuat iya kan pa" jawab Leni tersenyum
Leni memandang album foto anaknya sewaktu masih bayi. Jika ia rindu ia akan memeluk album tersebut sebagai bentuk mencurahkan rasa rindunya.
Bahkan kamar yang sudah dipersiapkan untuk anaknya tidak pernah ia rubah. Ia juga tidak mengizinkan orang lain memasuki kamar tersebut.
Joni memandang nanar ke arah istrinya. Sudah bertahun-tahun tapi istrinya tidak pernah bosan melihat dan menanyakan kabar tentang anaknya. Ia juga yakin jika putra nya masih hidup. Semua pihak keluarga juga sama merasa kehilangan. Mereka juga tak henti mencari jejak anak mereka.
"Papa ke kantor dulunya ma,Inga mama harus makan dan jangan lupa minum obat" ucap Joni pada istrinya
"Iya pa,papa juga jangan lupa makan jangan kerja terus tubuh juga butuh istirahat" timpal Leni
"Iya sayang yaudah aku berangkat dulu ya" pamit Joni
Cup!
Joni mengecup kening istrinya. Begitu juga sebaliknya Leni mencium tangan suami nya.
Setelah kepergian Joni Leni kembali ke kamar nya. Ia menatap album yang terdapat foto anaknya.
"Sayang, mama yakin kamu masih hidup nak! Semoga saja kamu hidup dalam keluarga yang memiliki rasa kasih sayang yang besar untuk kamu! Tunggu mama dan papa jemput kamu ya, Berikan petunjuk sayang" ucap lenu berbicara dengan album foto anaknya
Leni menerawang jauh kejadian yang sudah terjadi beberapa tahun lalu. Kejadian yang membuat ia harus kehilangan anaknya. Ia harus terpisah dari anak satu-satunya. Sejak kejadian itu kondisi Leni menurun ia juga sempat kecelakaan lalu koma. Tidak sampai disitu Leni juga ternyata mengidap penyakit kanker rahim. Dengan sangat terpaksa ia dan suami menyetujui saat dokter mengatakan akan mengangkat rahim nya. Dengan segala pertimbangan dan meminta doa serta petunjuk kepada Allah akhirnya Leni menyetujui nya.
Maka dari itu Leni merasa sangat kehilangan anaknya. Bayangkan saja dirumah yang besar dan mewah hanya ditinggali oleh dirinya nya dan suami. Ah! Ada juga asisten rumah tangga.
\~
"Alhamdulillah akhirnya sampai juga kita" ucap Nathan sambi meregangkan tangannya
"Alhamdulillah ya bang kita selamat sampai disini" ucap Boni
"Iya yaudah kita beli makan dulu yuk ini udah siang udah waktunya makan" ucap nathan
Karena lokasi yang mereka datangin saat ini dekat dengan warung nasi Padang jadi mereka tidak susah lagi untuk mencari tempat makan.
Mereka masuk ke dalam warung nasi Padang tersebut. Mereka duduk dipojokan lalu memesan lauk sederhana saja.
Setelah beberapa menit menunggu pesanan mereka pun datang. Mereka langsung memakan nya karena mereka juga tidak bisa terlalu santai pekerjaan dikios sudah menunggu.
"Alhamdulillah kenyang juga ya bang" kekeh Boni
"Alhamdulillah"ucap syukur Nathan
Mereka pun Segera membayar makanan mereka. Saat ingin pergi menuju mobil tak sengaja Nathan melihat seorang nenek bersama 2 bocah kecil. Mereka sedang melihat ke arah rumah makan. Nathan yang memiliki jiwa sosial tinggi pun segera menghampiri nenek tersebut.
"Permisi nek" ucap Nathan sopan
"Iya anak muda" jawab nenek tersebut ramah
"Apa nenek dan adik kecil ini sudah makan?" Tanya Nathan
"Kita belum makan 2 hari kak karena tidak punya uang" jawab bocah yang diperkirakan berusia 7 tahun
"Ini ada uang buat kalian makan ya, ambillah nek!" Ucap Nathan sambil menyerahkan uang 100 ribuan 2 lembar
"Alhamdulillah Terima kasih banyak ya nak semoga Allah selalu melancarkan rezeki kamu" doa tulus nenek tersebut
"Terimakasih ya kak aku akan selalu mengingat kebaikan kakak" ucap bocah 7 tahun tadi
"Atu uga Atan Nat ajah aka" timpat bocah perempuan dengan nada bicara cadelnya
"Masyaallah kalian tampan dan cantik nama kalian siapa?" Tanya Nathan lembut
"Nama aku tio kak dan ini adik aku Marsha ini nenek kita namanya nek Jumi" jawab tio
"Hallo kenalin ya nama kakak Nathan dan ini teman Kakak namanya Boni" ucap Nathan juga memperkenalkan diri
"Yasudah kalo begitu saya permisi dulu ya nek saya harus mengantar pesanan beras pelanggan dulu" pamit nathan
"Sekali lagi terimakasih ya nak semoga Allah melindungi setiap langkah kamu" ucap nek jum tersenyum tulus
"Aamiin terimakasih ya nek" ucap Nathan
Nathan langsung melanjutkan langkahnya. Hatinya senang ketika dapat membantu orang yang sedang kesusahan seperti nenek tadi. Walaupun ia juga bukan dari kalangan orang berada tidak ada salahnya kan untuk menolong sesama.
"Apaa abang masih punya uang?" Tanya Boni tiba-tiba
"Kenapa kamu bertanya seperti itu? Kamu sedang butuh? Ada kok" jawab Nathan
"Ck! Tidak bang aku itu bertanya saja soalnya tadi kan Abang memberikan uang kepada nenek itu banyak apa Abang punya uang untuk besok?" Ucap Boni yang membuat Nathan terkekeh
"Walaupun kondisi nya Abang hanya memegang uang 50 ribu ditangan Abang tetap memberikan uang tersebut kepada nenek tadi. Apa kamu tidak kasihan mendengar ucapan Tio? Dia mengatakan jika tidak makan dua hari. Selagi kita bisa membantu kita harus membantu. Apa salahnya membantu orang yang sedang kesusahan hitung-hitung kita bersedekah"jawab Nathan
"Masyaallah bang hati Abang mulia sekali aku benar-benar mendapatkan banyak pelajaran dari Abang" ucap Boni kagum
Mereka terus berjalan hingga tidak menyadari jika saat in ada perempuan yang sedang berjalan tergesa-gesa tanpa melihat jalan.
Bruk!
"Aduh" ringis Nathan saat pantatnya mendarat di aspal yang kebetulan aspal tersebut rusak
"Aaawsshh" ringis perempuan tersebut
"Aduh mbak kalo jalan tu ya diliat liat dong liat teman saya ngejengkang ini" ucap Boni sambil membantu Nathan berdiri
"Enak aja kamu nyalahin aku kalian tuh yang jalan ga lihat-lihat" ucap perempuan tersebut tak mau disalahkan
"Sudah salah ga mau ngaku lagi" gerutu Boni
"Bagaimana keadaan mbak? Apa ada yang sakit"? Tanya Nathan
Pandangan perempuan tersebut pun terangkat detik berikutnya matanya membulat saat melihat orang didepan nya saat ini.
"Kamuu" tunjuk perempuan tersebut
"Mbak lagi" ucap Nathan lesu
Ah! Dunia ini sempit sekali kenpa ia harus bertemu lagi dengan perempuan yang menjengkelkan seperti Sasha.
"Hais dimana-mana ada kamu" gerutu Sasha
"Astaga dunia ini sempit sekali" ucap Sasha dalam hati