Bagaimana jadinya jika seorang dokter cantik yang selalu ceria dan petakilan bertemu dengan seorang tentara yang memiliki sifat dingin dan juga galak? akankah mereka bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21 Penyelamatan Yang Dramatis Part II
Para pasukan khusus yang sudah mencintai dari tadi, perlahan mendekati anak buah Yacob yang sedang sendirian. Satu persatu, mereka bisa dibawa dan diamankan dengan mode senyap. Sementara itu setelah melihat Reynold lemas, James dan Yacob pun keluar dari gua namun mereka terkejut kala melihat pasukan Tentara yang begitu sangat banyak.
"Gila, mereka kapan datang?" geram James.
Dari sana mulai terdengar suara tembak-menembak. Tara mengeluarkan ponselnya, lalu mengarahkan kepada mikrofon yang sengaja dia bawa. Seketika, percakapan James dan petinggi-petinggi negaranya terdengar sangat jelas.
Yacob dan Jonas sampai melotot mendengar James bicara jika Yacob dan anak buahnya hanya dimanfaatkan saja untuk menguasai pulau itu dan mengeruk kekayaan pulau itu. Seketika Yacob dan Jonas menatap tajam ke arah James dan berbalik mengarahkan senjata mereka kepada James.
"Jadi, yang dikatakan dokter itu memang benar jika kalian hanya ingin memanfaatkan kami dan memprovokasi kami untuk mengkhianati negara ini!" bentak Yacob.
"Saya sudah menduga semua ini akan terjadi," sahut James dengan senyumannya.
Tiba-tiba terdengar bunyi tembakan di belakang gua, semuanya langsung bergerak. James yang melihat mereka sedikit lengah, langsung merebut senjata Yacob dan memiting leher Yacob sembari menodongkan senjatanya ke kepala Yacob.
"Berani kalian menyerang saya, maka kepala Yacob akan pecah," ancam James.
"Hati-hati, jangan sampai gegabah," bisik Dean.
"Sudah, menyerah saja kamu karena sebagian anak buah kamu sudah kami tangkap dan sebagian lagi sudah kabur entah ke mana jadi kamu di sini sudah sendirian!" tegas Dean.
"Lepaskan Yacob, James. Aku tidak main-main, aku akan bunuh kamu jika tidak melepaskan James!" bentak Jonas sembari menodongkan senjatanya ke arah James.
Jonas memainkan matanya ke arah Dean sebagai kode kalau dia harus masuk ke gua untuk segera menolong Reynold dan Cinta. Dean, Tara, dan beberapa anggota perlahan berjalan ke belakang James. "Kamu masuk ke gua, James biar saya yang urus," ucap Tara.
Dean pun segera masuk ke dalam gua, sedangkan Tara perlahan mendekati James dari belakang. Secepat kilat, Tara memukul bagian belakang kepala James dan tembakannya James pun meleset. Tara dibantu oleh Jonas dan Yacob untuk melumpuhkan James.
Sementara itu, Dean segera berlari masuk ke dalam gua diikuti oleh dua anggotanya. Dilihatnya Reynold sudah lemas dengan luka di mana-mana tapi matanya tetap menatap lurus ke arah Cinta. "Kapten, kamu tidak apa-apa?" seru Dean sembari membuka ikatan tangannya.
"Selamatkan Cinta, dia harus segera di bawa," lirih Kapten Reynold.
Dean menoleh dan Cinta sama sekali tidak bergerak. Dua anggota memeriksa keadaan Cinta namun mereka tidak bisa merasakan denyut nadi Cinta bahkan napas Cinta pun sudah sangat lemah. "Dr.Cinta kritis, sepertinya kalau di bawa ke pos tidak akan bisa bertahan lama," ucap salah satu anggota.
Reynold membelalakkan matanya, dia tidak mau sampai Cinta kenapa-napa. "Cepat bawa Cinta, pokoknya Cinta harus tetap hidup!" teriak Kapten Reynold disisa tenaganya yang sudah mulai sedikit.
Kedua anggota itu segera membawa Cinta keluar dari gua, dan diluar ternyata James sudah terkapar terkena tembakan Jonas. Dean memapah Reynold untuk keluar dari dalam gua.
"Cinta harus hidup, jika Cinta tidak bisa diselamatkan maka aku tidak akan bisa memaafkan diri aku sendiri," lirih Kapten Reynold.
"Tenang saja, aku yakin Cinta masih hidup," sahut Dean.
Sesampainya di luar gua, semuanya sudah siap-siap untuk kembali ke pos. Namun, siapa sangka jika James pura-pura mati padahal dia masih hidup. Perlahan dia mengambil senjata yang ada di sampingnya dan mengarahkan kepada Reynold. Tara yang melihat itu langsung berlari dan mendorong Reynold dan Dean sehingga keduanya terjatuh.
"Awaaaaaaasssss!!!" teriak Tara.
Dor... dor... dor...
Tiga peluru langsung menembus dada kiri Tara dan seketika Tara tersungkur ke tanah dengan mulut mengeluarkan darah. Setelah menembak Tara, James pun langsung tewas karena anggota yang lain terpaksa harus menembak dia lagi karena reflek.
"Taraaaaaaa!" teriak Dean dan Reynold bersamaan.
Mereka langsung menghampiri Tara, tapi ternyata Tara sudah tewas di tempat. "Bangun Tara, kamu jangan bercanda!" teriak Dean dengan air mata yang menetes.
Dengan tubuh lemas, Reynold hanya bisa melotot. Sama seperti Dean, Reynold pun meneteskan air matanya. Reynold dan Dean mengenal Tara sebagai pribadi yang sangat kuat dan ceria, selama ini ketiganya selalu bersama dan sudah dianggap seperti adik sendiri.
"Kapten dan semuanya cepat menjauh, ternyata di gua itu sudah terpasang bom yang sebentar lagi akan meledak!" teriak salah satu anggota pasukan khusus.
Cepat-cepat Dean menggendong Tara, dia tidak sempat membawa jasad James. Mereka berlarian menjauh dari gua itu, dan dalam hitungan detik suara ledakan keras itu terdengar. Gua simetris hancur lebur, Reynold hanya bisa menghembuskan napas lega.
"Kalau kalian terlambat datang, sudah pasti aku dan Cinta mati di dalam gua itu," lirih Kapten Reynold.
Semuanya terdiam sembari melamun, napas mereka masih terengah-engah. Hingga setelah sedikit tenang, mereka semua pun kembali ke pos di kampung Asoka. Reynold langsung menanyakan keberadaan Cinta.
"Dr.Cinta dan tim medis lainnya sudah pulang ke kota dijemput helikopter. Kondisi Dr.Cinta sangat kritis, entah bisa diselamatkan atau tidak," lapor salah satu anggota Kapten Reynold.
Reynold semakin lemas, kondisinya pun sudah tidak kuat lagi. Hingga akhirnya Reynold pun jatuh pingsan.
***
1 minggu kemudian....
Kondisi Reynold sudah sangat membaik, kondisi di pulau itu pun sudah aman. Yacob dan Jonas sudah secara resmi meminta maaf atas pemberontakan yang sudah mereka lakukan. Sekarang mereka kembali menjadi warga negara yang baik dan tidak akan menyusahkan pemerintah lagi.
Tapi anggota Tentara, walaupun sudah aman masih ada beberapa yang ditugaskan berjaga-jaga di perbatasan. Saat ini Reynold sedang ngopi bersama Dean di sebuah kedai kopi langganan mereka.
"Bagaimana dengan keadaan Dr.Cinta?" tanya Dean.
"Sampai sekarang aku tidak tahu dia ada di mana? dan aku tidak tahu bagaimana keadaan dia," sahut Kapten Reynold dengan tatapan sedihnya.
"Apa kamu sudah datang ke rumah sakit tempat dia bekerja?" tanya Dean kembali.
"Sudah, malah setiap hari aku ke sana tapi tidak ada yang tahu keberadaan Cinta karena sudah lama tidak datang ke rumah sakit. Bahkan aku sulit sekali untuk bertemu dengan Dr.Lucy atau pun Dr.Hugo, keduanya selalu menghindar jika bertemu denganku," sahut Kapten Reynold.
"Kok aneh? sepertinya ada sesuatu yang sedang mereka sembunyikan," ucap Dean.
"Padahal aku hanya ingin tahu kabar Cinta saja, aku benar-benar merasa bersalah kepada Cinta karena tidak bisa menolong dia," ucap Kapten Reynold sedih.
"Sudahlah, aku yakin kalau Dr.Cinta baik-baik saja, hanya saja saat ini dia sepertinya tidak mau diganggu dulu," ucap Dean memberikan semangat kepada Reynold.
Reynold terdiam dengan tatapan kosongnya, perasaan dia sama sekali tidak tenang jika belum bertemu langsung dengan Cinta. Bahkan kondisi terakhir Cinta di gua itu masih saja teringat di dalam otak Reynold.
"Semoga kamu baik-baik saja dan tidak membenci aku," batin Kapten Reynold.