Jatuh Cinta Saat Pernikahan Kontrak

Mata Rendra membulat sempurna karena melihat mantan kekasihnya berada di cafe ini, dia tidak mau berurusan dengannya tapi bertemu disini.

"Hey, jalang kenapa kau dekati kekasihku ha!! ". Hardik nya dengan kasar.

" Diam Kinara, kai tidak berhak melakukan itu padanya, karena dia calon istriku!! ". Bentak Rendra memegang tangan Helena melindungi gadis itu.

Dia mengenal baik bagaimana Kinara jika dia sedang marah, dia akan menyakiti orang lain.

" Itu tidak mungkin kan Rendra, kau masih kekasihku, kenapa kau melakukan ini padaku!! ". Teriak Kinara hilang kendali.

"Kaulah harusnya tahu diri, kau pikir aku sudi dengan perempuan bekas seperti mu??, kau tidak lupa kan jika aku melihat dengan mata kepalaku jika kau berzina dengan Aldo". Teriak Rendra dengan tak kalah kerasnya.

Mata semua orang menatap Kinara dengan tatapan tidak percaya, bagaimana bisa model terkenal itu berbuat hal murahan seperti itu, berselingkuh dan berzina sekaligus.

"Tapi aku melakukannya karena kau tak pernah mau menyentuhmu, aku ini perempuan dewasa yang juga butuh hal seperti itu". Kini Kinara menangis berharap meluluhkan hati Rendra.

Dia tahu Rendra paling tidka bida melihatnya menangis dan terluka, dia terlalu percaya diri jika Rendra masih akan sama, nyatanya tidak sama karena penghianatannya.

"Silahkan cari laki-laki murahan seperti itu Kinara, aku tidak sudi kembali bersama perempuan yang tidak bisa menjaga kehormatan dirinya sendiri". Rendra menatap jijik Kinara yang kini menangis.

Jika dulu dia melihat Kinara menangis, dia pasti akan sangat sedih dan melakukan apa saja untuk membuatnya senang termasuk berbelanja barang-barang mewah.

"Dan kuberi tahu tahu padamu, dia calon istriku, pilihan keluargaku, dari kelaurga sederajat denganku bukan perempuan mata duitan dan matre seperti mu". Rendra menggandeng tangan Helena keluar membawa barang-barang nya tapi terhenti mendengar teriakan Kinara yang menghina Helena.

"Dia juga sama saja seperti ku Rendra, kau fikir dia juga tidak memanfaatkan mu?? ". Teriak Kinara dengan keras.

Helena yang tidak terima dihina didepan banyak orang seperti itu apalagi ini di wilayah kampusnya pasti akan banyak berasumsi yang tidak-tidak nantinya.

Plak.. Kinara tersungkur karena tamparan keras dari Helena.

"Dengar mbak, kau tidak mengenal saya begitu juga sebaliknya, kau tak punya hak bicara seperti itu tentang saya, harusnya mbak sadar diri, jika laki-laki itu mencari perempuan baik-baik dan bukan perempuan tukang selingkuh dan suka memberikan tubuhnya pada orang lain, percuma anda model atau apapun itu kalau anda murahan, dan ku tegaskan sekali lagi aku masih perawan tingting yang tak pernah terjamah laki-laki, camkan itu".

Helena mengambil gelas minumannya tadi dan menyiramkan nya kepada Kinara dengan kesal.

"Jangan pernah menghina orang sembarangan, jika tidak mau kubuat kau masuk penjara, dan aku tidak merebutnya karena kami akan menikah dan orang tuanya yang memilihku".

Dibelakangnya Rendra menatap kagum dengan ketegasan dan kepribadian gadis yang sebentar lagi jadi istri kontraknya itu.

Helena berbalik meninggalkan Kinara yang menatapnya penuh dendam dan kebencian tanpa menunggu Rendra mengikutinya.

"Jangan pernah lagi menampakkan dirimu padaku Kinara, mobil dan apartemen mu itu sudah kujual, jadi siap saja cari orang lain yang bisa kau manfaatkan dan selingkuhan mu itu??, dia juga sudah mendapatkan akibat perbuatannya, kau salah bermain dengan seorang Rendra".

Rendra keluar dari sana menyusul Helena karena ingin meminta maaf, dia merasa bersalah membuat Helena dalam masalah dirinya padahal dia tak tahu apa-apa.

"Jadi ini alasanmu menerima tawaran ku itu?? ". Helena menatap Rendra menuntut penjelasan

"Aku minta maaf soal itu, aku awalnya memang menolak karena aku begitu mencintai Kinara tapi saat pulang dari pertemuan kita hari itu, aku mendapati dirinya bergumul dengan sepupuku sendiri tanpa malu sedikitpun". Rendra membuang mukanya karena tak mau terlihat lemah

Helena mengangguk tanpa banyak bertanya, dia tidak mau mencampuri urusan pribadi Rendra seperti perjanjiannya itu.

"Aku akan membawa kamu bertemu dengan orangtuaku siang nanti apa kamu senggang?? ". Tanya Rendra mengalihkan pembicaraan.

"Boleh, kebetulan aku selesai jam 12 siang, aku akan kesana kirimkan saja alamatnya, bagaimana?? ". Helena mengangguk menyetujui perkataan Rendra padanya

"Baiklah kalau begitu aku ke kantor dulu". Rendra akan masuk kedalam mobilnya tapi teriakan seorang gadis membuatnya menghentikan langkahnya masuk mobil.

"Dasar anak sialan, beraninya kau membawa mobil ku, ini mobilku, kenapa kau membawanya?? ". Teriak gadis itu tapi ditanggapi santai oleh Helena.

"Memangnya kenapa aku membawanya, yoh ini dibeli dari uang perusahaan Ibuku, kau meminta uang kepada yah ku untuk membelinya dan ayah menjadikanku tumbal kepada perusahaan agar mereka mengeluarkan itu jadi secara tidak langsung akulah pemilik mobil ini". Helena menatap acuh pada kakak tirinya itu.

"Kurang ajar, kau harus diberi pelajaran, sekarang tingkahmu semakin seenaknya aku yang akan menjadi pewaris perusahan bukan kau!!". Sintia berusaha menyerang Helena tapi tangan itu ditepis kasar oleh Helena dengan santai.

"Dengar Sintia, semua yang ayah miliki itu berasal dari ibuku, sekalipun kau berhasil mendapatkan pengalihan warisan, kau tidak akan mendapatkan warisan ibuku karena didalam wasiat itu adalah milikku, ambil saja milik ayah yang tidak seberapa itu, aku tidak butuh". Helena berkacak pinggang menatap Tajam kakak tirinya itu.

"Lihat saja, akan ku adukan perbuatanmu ini pada ayah, akan kupastikan kau diusir dari rumah dan kehilangan segalanya!! ".

Tunjuknya dengan penuh amarah.

"Silahkan saja, mari kita lihat apa yang bisa kau dan ibumu dapat dari ayah, akan kupastikan setelah ini kalian tidak akan jadi gelandangan".

Sintia menghentakkan kakinya dengan kasar dan pergi dari hadapan mereka, sedangkan Rendra mengulum senyumnya melihat bagaimana Helena membela dirinya sendiri.

"Aku kira kamu tertindas dirumah keluargamu tapi kelihatannya kamu bisa melawan mereka". Rendra menatap Helena meminta penjelasan.

"Itu benar, dulu aku hanya gadis lugu dan polos yang selalu mereka tindas, bahkan ayahku selalu memukul ku jika dia menerima aduan dari istri dan juga anak tirinya tapi setelah mendapat salinan warisan itu aku harus berdiri membela diriku, karena aku sudah mendapatkan nasehat dari pengacara keluarga yang tahu bagaimana menderita nya aku".

Rendra mengangguk. " Itu benar, kita harus membela hak kita dan membela diri kita sendiri, jangan sellau menjadi orang-orang tertindas karena jika terus seperti itu, kita sendiri yang akan mati perlahan dan mereka akan tertawa senang".

"Baiklah, aku masuk ke kampus dulu, terima kasih traktiran nya, jangan lupa hubungi aku jika akan pergi kerumah orangtuamu".

Rendra mengangguk kemudian masuk kedalam mobilnya dan pergi dari sana sedangkan Helena masuk kedalam kampusnya untuk berkuliah karena 30 menit lagi jamnya.

"Nona Helena, bisa anda jelaskan apa yang terjadi?? ". Ucap seng dosen memperlihatkan video kejadian di Cafe