NovelToon NovelToon
PICCOLA PERDUTA

PICCOLA PERDUTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Dunia Lain / Dark Romance / Tamat
Popularitas:166.5k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

‼️Harap Bijak Dalam Memilih Bacaan‼️

Series #3 dan Series #4

Maula Maximillian dan rombongan kedokterannya dibuang ke sebuah desa terpencil di pelosok Spanyol, atas rencana seseorang yang ingin melihatnya hancur.

Desa itu sunyi, terasing, dan tak tersentuh peradaban. Namun di balik keheningan, tersembunyi kengerian yang perlahan bangkit. Warganya tak biasa dan mereka hidup dengan aturan sendiri. Mereka menjamu dengan sopan, lalu mencincang dengan tenang.

Yang datang bukan tamu bagi mereka, melainkan sebuah hidangan lezat.

Bagaimana Maula dan sembilan belas orang lainnya akan bertahan di desa penuh psikopat dan kanibal itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 : Undangan Pernikahan

...Terima kasih banyak untuk teman-teman yang sudah kasih dukungan dengan like, komen, vote, bintangnya di karya ini. Alhamdulillah retensinya bagus karena teman-teman semua baca tanpa skip bab. Terima kasih banyak banyak banyak ya ☺ sayang banget sama kalian ❤❤❤...

...•••Selamat Membaca•••...

Eliza dan Maureen sibuk untuk menyiapkan makan malam, Maula duduk di meja makan memotong bawang dan sayuran. Rayden melihat kesibukan di dapur tersenyum, dengan pakaian kasual, dia turun dan mendekati mereka semua.

Mencium kening Maula, “Sibuk ya.”

“Tidak juga. Kamu mau ke mana?” tanya Maula saat suaminya terlihat rapi.

“Mau ke markas Vindex, sebentar. Advait meminta datang ke sana.” Maula mengangguk pelan.

“Jangan lama-lama ya.”

“Siap sayang.” Rayden kembali mencium puncak kepala istrinya dan pamitan pada Maureen dan Eliza.

“Kamu makan malam di rumah kan?” tanya Eliza.

“Iya Nena, hanya sebentar saja.”

“Belikan Nena biskuit ya, biskuit yang biasa Nena makan.”

“Oke, Nena. Pergi dulu.” Rayden mengecup kening Eliza dan pamitan mencium tangan Maureen.

“Pergi dulu, Ma.”

“Iya Ray, cepat pulang.”

Rayden bergegas menuju ke markas Vindex, dia sendiri tidak tahu kenapa Advait menyuruhnya datang. Suara Advait meminta datang juga terlihat serius.

Beberapa menit di perjalanan, Rayden disambut oleh beberapa anak buahnya. Rayden memasuki markas dengan badan tegap dan langkah tegas.

“Ada apa?” tanya Rayden ketika melihat Advait tengah duduk santai sambil bermain kartu dengan Ford.

“Aku ingin bicara denganmu.” Advait langsung berdiri dan mereka memilih tempat yang nyaman untuk bicara berdua.

Advait dan Rayden duduk saling berhadapan, mereka sama-sama menyalakan rokok dan minuman soda kaleng di hadapan masing-masing.

“Aku menyukai Sofia, bagaimana pendapatmu?” Rayden yang sedang menghisap asap rokok langsung tersedak karena kaget.

Rayden terbatuk dan Advait langsung melemparnya dengan kaleng minuman.

“Brengsek, aku minta pendapatmu, bukan melihat keterkejutanmu,” umpat Advait yang membuat Rayden tertawa keras dan lepas.

“Kenapa kau nyatakan padaku bodoh? Harusnya yang kau panggil ke sini ya Sofia, bukan aku.” Rayden berkata masih dengan sisa tawanya. Advait menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

“Aku ingin minta pendapatmu, Sialan.”

“Ya kalau kau suka, bilang padanya. Dia baik dan sangat lembut, ya, cocoklah untuk pria seperti kau yang keras dan tidak taat agama sama sekali. Mana tau kau bisa dapat hidayah setelah menikah dengannya.” Advait kembali melemparkan kaleng minuman pada Rayden.

“Seperti kau saja yang taat agama, memang serajin apa kau ke gereja hah?” Rayden tak membalas, dia hanya tertawa lepas yang membuat Advait semakin kesal.

“Besok aku akan mengutarakan perasaanku padanya. Sana pulang, tak ada gunanya kau di sini, brengsek.” Rayden berhenti tertawa dan meneguk minuman soda miliknya.

“Besok aku tunggu informasi darimu, kalau kau berhasil mendapatkan dia, aku akan memberikan hadiah besar di pernikahan kalian.” Advait tersenyum, Rayden langsung menuju ke rumah dan sebelum itu, dia mampir dulu ke toko kue untuk membeli beberapa kue dan biskuit serta cokelat untuk sang istri.

Rayden juga mampir dulu ke supermarket untuk membeli beberapa stok susu hamil untuk Maula. Istrinya itu terkadang bisa lupa minum susu kalau bukan Rayden yang membuatkannya.

Rayden lewat di depan cafe dan melihat Sofia sedang bersama kedua orang tuanya. Dia lanjut pulang dan makan malam bersama keluarga kecilnya.

Gerbang dibuka, Rayden turun dari mobil sambil menenteng beberapa belanjaan tadi dan langsung disambut oleh Maula.

“Banyak sekali susu hamil ini, beli lima kotak aja cukup.” Rayden mencubit ujung hidung Maula.

“Kamu doyan susu tapi malas untuk membuatnya. Kamu pikir lima kotak cukup?” Maula hanya nyengir dan membawa semua belanjaan itu ke dalam. Maula langsung menyusun semuanya, mereka makan malam dengan hidangan yang hangat dan enak.

Makan malam sangat tenang, hanya suara sendok dan garpu yang terdengar. Selesai makan, mereka semua berkumpul di ruang keluarga untuk menonton televisi.

Maula tiduran di kaki Rayden sedangkan Maureen tiduran di kaki Eliza. Mereka semua mengunyah cemilan dan tak ada mulut mereka yang menganggur.

“Ma, jangan habiskan biskuit itu, aku juga mau,” kata Maureen saat Eliza tak hentinya memakan biskuit yang dibelikan Rayden.

“Ini Mama yang minta sama Rayden, kenapa tadi kamu tidak minta juga?”

“Aku pikir menantuku ini akan beli lebih.”

“Ya itu salahmu, Darling.” Maureen merungut dan menarik napas pelan, sedangkan yang lain tertawa lepas.

...***...

Besoknya di kampus, Sofia membagikan undangan pernikahannya yang akan digelar tiga minggu dari sekarang. Maula memeluk erat sahabatnya itu, lalu gantian dengan Reba.

“Selamat Sofia, aku sangat berharap bisa menyusul kamu dan Maula,” ujar Reba.

“Secepatnya ya.” Mereka bertiga tertawa dan seketika terdiam.

“Harusnya kita akan datang berlima ke nikahan Sofia ya, tapi kita hanya berdua,” kata Maula dengan suara rendah sambil menunduk memegang undangan.

Reba dan Sofia langsung memeluknya, kini mereka tinggal bertiga.

“Kita tidak akan melupakan mereka semua tapi tetap kenangan selama ini akan kita simpan,” jawab Reba.

“Oke kita tidak boleh sedih, tiga minggu lagi kita akan ke Indonesia terus lanjut pesta di Madinah, benar kan, Sof?”

“Iya Maula, semoga acaraku lancar ya.”

“Amen.”

Sore harinya, Rayden menjemput Maula dan Advait sengaja untuk menjemput Sofia, dia ingin mengutarakan perasaannya pada Sofia.

“Sofia mana?” tanya Advait saat melihat Maula keluar sendirian.

“Dia ada di dalam, lagi bagi undangan sama para dosen,” jawab Maula enteng.

“Undangan?” Maula mengangguk dan mengeluarkan undangan untuk Advait juga.

“Nih buat kamu juga ada, semalam orang tuanya datang untuk mengantar undangan ini. Kita bisa bareng-bareng ke Indonesia terus lanjut ke Madinah, kampung ayahnya Sofia.” Advait langsung terdiam, Rayden menunduk dan melihat Advait.

Dia tahu apa yang dirasakan oleh Advait saat ini. Cintanya harus gugur sebelum mekar.

“Ya sudah, aku balik duluan.” Advait melangkah pergi dan menuju ke dalam mobilnya.

Rayden menatap sahabatnya itu.

“Aku jajan dulu ya, Sayang. Kamu tunggu di mobil aja,” pamit Maula pada Rayden.

“Oke, jangan lama-lama ya.” Maula mengangguk dan pergi membeli jajanan yang dia mau.

Rayden menyusul Advait ke dalam mobil dan duduk di kursi samping kemudi.

“Gila ya, harusnya sebelum mendekati dia, aku tanya apakah dia masih single atau tidak. Aku yang bodoh.” Advait tersenyum getir, jelas rasa sakit terdengar dari nada bicaranya.

“Bukan jodohmu, aku juga tidak tahu kalau dia benar-benar akan menikah. Aku pikir saat Maula cerita hanyalah gurauan dia saja.” Advait mengangguk dan menaruh undangan itu di dashboard mobil.

“Sudahlah, besok aku akan kembali ke New York, organisasi membutuhkan aku. Aku titip saja kado untuk pernikahannya.” Rayden mengangguk dan menerima sejumlah uang dari Advait.

“Hati-hati.”

Rayden keluar dari mobil dan membiarkan mobil Advait meluncur menjauhi gedung kampus.

Di sisi lain, Sofia begitu bahagia untuk menyambut pernikahannya dengan pilihan ayahnya itu.

“Kalau aku jadi dia, sudah kuculik Sofia dan aku nikahi paksa,” lirih Rayden sambil tersenyum.

...•••Bersambung•••...

1
Natasha
Marlo sweet banget 👏
Tammy
Adikmu sick Mau
Fida🔥🔥
Aduh Marlo kamu kocak juga ya/Facepalm/
Ulfa Raynamia
Rayden telat pulang auto dijadiin duda sama Maula😂
🌹Andara Terina🌹
Tau aja sih Marlo😆
🌺Shella BTS🌺
Marlo plis peka dong
Agung Taimur
Kasih tau ajalah si Maula itu, kan biar peka diw
Kiaraaaa ❄❄❄
Pengen banget Maula tau masalah mental adiknya
Noer Hidayati
Bakalan ngeh gak ya si Marlo sama Dhruv ini?
Latifa Andriani
Mau, Marlo butuh dampingan psikiater loh itu🥲
Kenzia Dira🦋
Kalau dlm seminggu kagak pulang, elu yg dijadiin duda🤣
Gita Gekes
Ketakutan aku tuh ya, setiap kali Rayden gak ada, pasti maula malah kenapa napa
Bona Abim
Jagain kakak kamu ya marlo, takut banget sama kondisi begini
Jerera Jemia
Marlo sih kayaknya yg bakalan bisa kenalin Dhruv
Keficam Camel
Takut banget mereka dapat masalah
Loroye Barbara
Kalau nungguin polisi yg gerak mah kelamaan
Erni Sasa
kenapaa vanesa,y di matiiin maaak😭😭😭
Vebi Gusriyeni: Udah abis kak kontraknya 🤣
total 1 replies
Nara Jelita
Perbuatan Dhruv bakalan ke gep nih
Vanessa
Marlo luv banget sama penjagaan kamu ke Maula/Heart/
Moonestella Dusklyn
Takut banget karena setiap kali rayden gak ada pasti maula celaka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!