NovelToon NovelToon
Menikahi Calon Adik Ipar

Menikahi Calon Adik Ipar

Status: tamat
Genre:Beda Usia / CEO / Romantis / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:59.1k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Widia

"Aku bersedia menggantikan kakakku!"
Menikah dengan Om-om? Itulah yang terjadi pada Naifa, gadis berusia 18 tahun yang harus bersedia menggantikan kakaknya menjadi pengantin wanita di hari pernikahan yang sudah diatur. Namun, yang lebih mengejutkan jika suaminya adalah pria yang sudah menolongnya. Akankah benih cinta tumbuh dalam pernikahan mereka? Mampukah mereka menghadapi ujian demi mempertahankan pernikahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Seseorang

Sampai di mall yang memang jadi tujuan mereka kencan, Naifa langsung turun dari mobil dan berjalan meninggalkan suaminya. Gadis itu sangat tertarik pada setiap hal yang dilihatnya, gedung tinggi di sekitarnya pun sedikit memanjakan mata.

"Kamu senang kesini?" Tanya Bian yang melihat istrinya begitu memancarkan kesenangan.

Naifa menganggukan kepalanya dengan semangat, tentu saja dia sangat senang. Sebab, jarang sekali dirinya bisa bermain kesini tanpa izin dari orang tuanya. Hanya Sofia yang mengajaknya walaupun jarang, karena kakaknya lebih senang bermain bersama teman sekantornya.

"Mau langsung nonton atau makan dulu?" Tawar Bian pada istrinya. Naifa yang belum menyantap makan siang pun dengan jelas akan memilih untuk mengisi amunisinya.

"Kita beli tiket dulu aja, jadi nanti selesai makan langsung masuk ke studio."

Naifa hanya mengangguk saja, karena dia selama ini tak tahu bagaimana cara beli tiket bioskop atau apapun itu. Bisa dibilang Naifa ini gadis kuper, walau keluarganya mampu secara ekonomi. Setelah mereka membeli tiket bioskop, Bian membawa Naifa naik ke lantai atas mall.

"Banyak banget pilihan, pusing mau makan sama apa," ucap Naifa yang melihat banyaknya gerai makanan di area foodcourt mall. Bian pun mencoba memberikan opsi pada sang istri, menu nasi pasti yang dipilihnya.

"Nasi hotplate aja yah, kalau makan siang pasti maunya yang berat. Kita cari kursi dulu, nanti aku yang pesan." Naifa pun hanya duduk menunggu Bian memesan makanan. Tiba-tiba seorang gadis dari kejauhan melambaikan tangan pada Naifa. Diikuti 2 temannya, Hanni teman sebangku Naifa mendekati meja gadis itu.

"Nai, tumben banget kesini. Biasanya kan suka ga di izinin sama umi abi. Kamu kesini sendirian atau sama Kak Sofia?" Pertanyaan Hanni membuat Naifa gugup, dia tak menyangka akan bertemu dengan temannya di mall.

"Aku kesini sama kakak sepupu aku," ucap Naifa sambil tersenyum menunjukkan giginya.

"Kakak sepupu kamu yang kaya koko chindo itu kan? Mana dong, pengen lihat langsung kaya gini!"

Panjang umur, Bian pun menghampiri Naifa yang tak lama dibicarakan oleh para ABG itu.

"Ini kakak sepupuku Han, namanya kak Bian." Naifa merusuh, dia takut jika Bian akan keceplosan memanggilnya 'istri' seperti biasa. Bian yang tak mengerti hanya planga plongo mengikuti perkataan istri bocilnya itu.

Entah apa yang terjadi pada Hanni, namun melihat mulutnya yang sedikit menganga dan matanya yang agak melotot menunjukkan ekspresi jujur saat melihat Bian.

"Perkenalkan, saya teman sebangku Naifa, Hanni Pramita Binti Abdul Rahman. Pokoknya jangan lupa itu buat ijab qabul kita nanti, eh maksudnya jangan lupain saya temannya Naifa." Bian hanya tersenyum saja sembari menerima uluran tangan Hanni.

Begitu pula Mia dan Joan, mereka pun terpesona melihat ketampanan 'kakak sepupu' Naifa. Namun ketiganya merasa aneh melihat pakaian yang dipakai oleh saudara itu, seperti outfit check pasangan kekasih.

"Baju kalian kembaran ih, lucu deh. Kenapa ga sama aku aja kembarannya Kak Bian."

Bian hanya tersenyum, wajahnya yang tak nyaman begitu jelas terlihat. Naifa pun mencari cara mengusir tiga minion itu.

"Han, kita mau makan dulu. Lagian kursinya juga cuma dua. Jadi maaf banget nih kalau saya usir." Pinta Naifa dengan lembut.

"Oke calon adik ipar, nanti jangan lupa yah minta nomor kakakmu itu." Bisik Hanni dengan percaya diri. Naifa hanya mengangguk pelan, selain lapar diapun kesal dengan sikap teman-temannya.

"Agak seram juga yah anak sekolah jaman sekarang," ucap Bian yang membuat Naifa tertawa.

"Hanni tuh emang gitu, suka genit kalau lihat cowo ganteng. Tapi dia cuma bercanda kok, dia aslinya tuh baik banget," ucap Naifa sambil menyantap makanan yang sudah tersedia di mejanya.

"Berarti saya ganteng dong, karena teman kamu tadi genit."

"Ishh, pede banget lagi." Naifa kesal mendengar kepedean sang suami. Dia pun segera mengalihkan pembicaraan.

"Kak Bian bakal ngasih ijin ga kalau misal aku main kesini sama teman sekolah aku?" Tanya Naifa penuh harap.

"Engga," singkat, jelas, padat jawaban dari suaminya. Membuat Naifa kecewa dan kehilangan selera makannya.

"Kenapa makannya berhenti? Habisin, sayang kan kalau di buang. Di luar sana banyak orang yang belum tentu bisa makan seperti ini," Keluar kata bijak dari mulut Bian, dia sangat tak senang dengan orang yang tak menghargai makanan.

Kata ampuh itu membuat Naifa luluh dan menghabiskan makan siangnya.

***

"Kamu tunggu disini, saya mau ke kamar kecil dulu." Bian yang sedari tadi menahannya tak kuasa untuk segera mengeluarkan hawa panas di perutnya. Sementara Naifa hanya duduk di lobi bioskop sambil memandangi sekitar. Dari kejauhan, terlihat seorang wanita yang keluar dari salah satu studio. Naifa merasa mengenalinya dan terus memandangnya, begitu pula wanita itu.

"Naifa, kamu sedang apa ada disini?" Tanya Sofia yang ternyata sudah menonton dengan teman-temannya. Naifa merasa gugup melihat kakaknya, dia takut jika kakaknya tahu kalau Bian ada disini.

"Aku lagi mau nonton sama teman aku kak," jawab Naifa dengan wajah tak tenangnya. Tiba-tiba Sofia memeluk adik yang sudah satu minggu tak bertemu dengannya.

"Maafin kakak yah, jangan bilang sama umi ataupun abi kalau kamu ketemu kakak. Bagaimana dengan Pak Sidiq waktu pernikahannya batal, beliau marah ga sama abi?" Pertanyaan Sofia membuat Naifa terkejut, selama ini kakaknya tidak tahu jika Naifa menggantikannya.

Saat hendak menjawab, tiba-tiba seorang pria mendekati Naifa. Umurnya terlihat masih muda, seperti anak kuliahan gaul kota.

"Naifa, ini benar Naifa kan?" Tanya pemuda itu dengan wajah sumringahnya. Ryan, kakak kelas Naifa dulu yang sempat naksir padanya. Namun Naifa menolak cintanya karena tak mau berpacaran. Sofia yang mengerti langsung meninggalkan dua sejoli itu. Di pikirannya mungkin Naifa sedang ada janji dengan pemuda itu.

"Apa kabar Fa, kamu makin manis aja." Ucap Ryan yang masih saja salah tingkah saat melihat Naifa, begitu pula Naifa yang menunjukkan ekspresi tak biasa. Apalagi melihat Ryan yang semakin tampan, dengan gaya khas anak mudanya membuat hati Naifa berdebar kencang.

"Aku baik aja kak Ryan, kakak sendiri bagaimana kabarnya?"

"Aku baik, Fa. Hmm, kamu kesini nonton sama siapa? Kok sendirian aja?" Tanya Ryan sambil melirik ke arah kanan kirinya.

"Sama saya," Bian tiba-tiba muncul di samping Naifa dengan wajah juteknya.

"Aku kesini sama kakak sepupu saya," seperti biasa Naifa akan mengenalkan Bian sebagai kakak sepupunya pada siapapun. Namun kali ini, wajah Bian seolah tak terima.

"Oh begitu yah, kenalin kak saya Ryan. Dulu saya kakak kelas nya Naifa, sekarang saya kuliah di Universitas Negeri favorit."

Bian hanya menatapnya dengan tajam, tanpa sepatah katapun. Membuat Ryan kurang nyaman dan akhirnya memilih untuk meninggalkan mereka berdua.

"Ifa, aku pamit pulang yah. Nomor kamu masih yang itu kan? Insya Allah aku bakalan kabarin kamu. Kak, aku titip Ifa yah," dengan wajah polos Ryan melambaikan tangan pada Naifa, tanpa tahu jika Bian saat ini ingin sekali menelannya bulat-bulat.

1
Chindy Miracle
ceritanya bagus
Memyr 67
𝗍𝖺𝗆𝖺𝗍 𝗃𝗎𝗀𝖺. 𝗍𝖾𝗋𝗂𝗆𝖺 𝗄𝖺𝗌𝗂𝗁 𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄.
tse
sayang banget ka..kisah Hanni dan axel ga ada kelanjutannya abis nikah...sama juga kisahnya Jehan dan Marrisa gimana..
saran aja ada bonchap ya...
memgisahkn kehidupan bahagia Hanni, Axel, Jehan, Marissa donk...
baru boleh selesai...please ya ka...
Fitri Widia: Insya Allah ya 🥰
total 1 replies
Naila hana
karya bagus yg sayang bila terlewat.. ditunggu karya lainnya kak author semangat ❤❤❤
Fitri Widia: Terima Kasih 🥺🩷
total 1 replies
Harwanti Jambi
udh duda gk punya pendirian untung hanni gk jadi sama duda itu gayanya mau melamar gk tau nya cuma manis di bibir aja
Harwanti Jambi
enaknya bicara mu dulu km tinggalin dia sekarang kamu dengan enteng berbicara mau melamar
Memyr 67
𝗅𝖾𝗀𝖺𝖺𝖺. 𝗁𝖺𝗇𝗇𝗂 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝖽𝗎𝖽𝖺 𝗍𝗎𝖺𝗄.
Linda Liddia
Seharusnya di acungin jempol cowok kayak jehan ini jgn malah di cakar..Niatnya tulus terus gentle lg langsung sat set gak banyak drama to the point mau ngelamar udh terima aja si jehan terlepas dari masa lalu toh dia juga terpaksa krn udh terlanjur janji sm di Yasmin tp tetep aja cintanya sm hanni tak tergantikan drpd si axel takutnya nti banyak dramanya apalg axel seorg aktor mending cari yg aman aja hanni ama si jehan aja gak neko2
Fitri Widia: Bapaknya masih kesel soalnya Jehan dari awal gak jujur, mana gak bisa tegas ibunya 😅 kalau urusan gentle yah pasti, soalnya usianya juga udah kepala tiga
total 1 replies
Memyr 67
𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀, 𝖺𝗇𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺 𝗒𝗀 𝖻𝖾𝗋𝗁𝖺𝗋𝗀𝖺 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖽𝗂𝗂𝗄𝗁𝗅𝖺𝗌𝗄𝖺𝗇 𝖺𝗒𝖺𝗁 𝗄𝖾 𝖽𝗎𝖽𝖺 𝖻𝖾𝗋𝖺𝗇𝖺𝗄 𝗌𝖺𝗍𝗎? 𝖽𝗂𝗉𝗂𝗄𝗂𝗋 𝗅𝖺𝗀𝗂 𝖽𝖾𝖼𝗁 𝗒𝖺𝗁.
tse
cakar aja yah..
jadi cowo ko ga tegas...
mau jadiin anak kesayangan ayah istrinya. mimpi kamu je...
Axel ayo cepat kamu datang...
wujudkan janji kamu....
Memyr 67
𝗉𝖾𝗋𝖺𝗌𝖺𝖺𝗇 𝗁𝖺𝗇𝗇𝗂 𝗄𝖺𝗇 𝗅𝗎𝗅𝗎𝗌𝖺𝗇 𝖿𝖺𝗄𝗎𝗅𝗍𝖺𝗌 𝗄𝖾𝖽𝗈𝗄𝗍𝖾𝗋𝖺𝗇, 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗄𝖾𝗋𝗃𝖺 𝖽𝗂 𝗉𝖾𝗋𝗂𝗌𝖺𝗁𝖺𝖺𝗇 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗌𝖾𝗄𝗋𝖾𝗍𝖺𝗋𝗂𝗌.
Fitri Widia: Hanni sastra Inggris, sama kaya nanai
total 1 replies
Memyr 67
𝗍𝖾𝗋𝗇𝗒𝖺𝗍𝖺 𝖺𝗑𝖾𝗅 𝖻𝖺𝗂𝗄 𝗌𝗒𝗎𝗄𝗎𝗋𝗅𝖺𝗁
Memyr 67
𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗌𝖾𝗅𝖾𝗌𝖺𝗂 𝖺𝗉𝖺 𝗒𝖺?
Fitri Widia: kasusnya Angie sama Axel 😁
total 1 replies
Memyr 67
𝗆𝖺𝗇𝖺𝗀𝖾𝗋 𝗉𝖺𝗒𝖺𝗁, 𝗉𝖾𝗇𝗀𝗄𝗁𝗂𝖺𝗇𝖺𝗍 𝗆𝗈𝖽𝖾𝗅 𝖺𝗇𝖽𝗋𝖾 𝗉𝖾𝖼𝖺𝗍 𝖺𝗃𝖺. 𝖼𝖺𝗋𝗂 𝗆𝖺𝗇𝖺𝗀𝖾𝗋 𝗒𝗀 𝗅𝖺𝗂𝗇
Memyr 67
𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝖿𝖺𝖻𝗂𝖺𝗇 𝗌𝖾𝗉𝗂𝗇𝗍𝖺𝗋 𝗂𝗍𝗎, 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗍𝖾𝗋𝗍𝗂𝗉𝗎 𝗐𝖺𝗇𝗂𝗍𝖺 𝖻𝗈𝖽𝗈𝗁 𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂 𝗇𝗂𝖺𝗋? 𝖺𝗉𝖺 𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝖿𝖺𝖻𝗂𝖺𝗇 𝖼𝗎𝗆𝖺 𝗉𝗂𝗇𝗍𝖾𝗋 𝖻𝗂𝗌𝗇𝗂𝗌 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝖻𝗈𝖽𝗈𝗁 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗃𝖺𝗍𝗎𝗁 𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺?
Fitri Widia: betul, setiap kelebihan pasti ada kekurangan 😅
total 1 replies
tse
wah bener2 ya...si ulet keket kecil...bisa bisanya pumya pikiran kaya gitu....siap2 aja dapat hukuman dari Fabina dan juga nyonya Naifa....
Memyr 67
𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗆𝖺𝗎𝗇𝗒𝖺 𝖺𝗄𝗎, 𝖺𝗑𝖾𝗅 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗄𝖾 𝗋𝗎𝗆𝖺𝗁 𝗁𝖺𝗇𝗇𝗂, 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗅𝖺𝗆𝖺𝗋 𝗁𝖺𝗇𝗇𝗂, 𝗒𝗀 𝖽𝗂𝗍𝖾𝗋𝗂𝗆𝖺 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗁𝖺𝗇𝗇𝗂. 𝗌𝖾𝗍𝖾𝗅𝖺𝗁 𝗂𝗍𝗎 𝗒𝖺𝗌𝗆𝗂𝗇 𝖽𝗂𝖼𝖾𝗋𝗂𝗍𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗇𝗀𝗀𝖺𝗅 𝗌𝖾𝗁𝖺𝗋𝗂 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆 𝗉𝖾𝗋𝗇𝗂𝗄𝖺𝗁𝖺𝗇 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗃𝖾𝗁𝖺𝗇. 𝗃𝖾𝗁𝖺𝗇 𝗒𝗀 𝖽𝗂𝗍𝗂𝗇𝗀𝗀𝖺𝗅 𝗒𝖺𝗌𝗆𝗂𝗇, 𝗆𝖾𝗇𝖼𝗈𝖻𝖺 𝗄𝖾𝗆𝖻𝖺𝗅𝗂 𝗄𝖾 𝗁𝖺𝗇𝗇𝗂, 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗁𝖺𝗇𝗇𝗂 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝖻𝖾𝗋𝗍𝗎𝗇𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗉𝗋𝗂𝖺 𝗅𝖺𝗂𝗇, 𝗒𝗀 𝖺𝖽𝖺 𝗃𝖾𝗁𝖺𝗇 𝗇𝗒𝖾𝗌𝖾𝗅.
Memyr 67
𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂𝗇𝗒𝖺 𝖽𝖺𝗁 𝗆𝖺𝗎 𝗍𝖺𝗆𝖺𝗍
Memyr 67
𝗈𝗍𝗁𝗈𝗋 𝗌𝖺𝗒, 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗆𝖺𝗍𝗄𝖺𝗇𝗅𝖺𝗁 𝖻𝗂𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗍𝖾𝗆𝖺𝗇 𝗌𝖾𝗌𝖺𝗍 𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂 𝗌𝖺𝗆.
tse
wah andre berkhinat ya sama Axel...
atau cuma may keuntungannya dari ulet keket itu...
semoga hubungan Hanni kali ini membawa kebahagiaan seperti Naifa...
aamiin...
selamat pdktnya Hanni dan Axel
..semiga langgeng sampai ke jenjang pernikahan..
yang penting mendapat restu dari ke dua orang tuannya...
semangat ka lanjutkan kisah ini....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!