seandainya...
waktu bisa ku ulang mungkin aku tidak akan mengajakmu pergi hari itu...
seandainya...
waktu itu kita tetap di kamar masing-masing hanya menelfon mungkin smua itu tidak akan terjadi ..
kini hanya penyesalan yg menggerogoti ku ..
hidupku terasa sunyi tanpa mu...
arga.... aku merindukan mu...
hanya air mata dan doa yg selalu menjadi temanku untuk mengenang mu ...
***********
"Aku tidak mau Regan..!!!" jawab ku dengan lantang dan berurai airmata, aku menatap Regan nanar, bagaimana bisa hal gila itu terlintas di benaknya. aku adalah mantan calon kakak ipar nya walau pada akhirnya Arga ku meninggal. tetapi cinta ku seutuhnya hanya untuk dia.. mungkin seumur hidup aku akan tetap sendiri.
Regan menatap ku dalam seraya berkata rendah dan tampa mau di bantah.
"Gue tidak perlu persetujuan lho ..tidak ada pilihan lain, selain kita menikah Nirina!!"
Akankah pernikahan itu langgeng sementara cinta Nirina hanya untuk Arga seorang..???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofie Fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
Regan tidak sadar bahwa di lift itu dia tidak sendiri dan ada yang merekam semua pembicaraan nya. Dan orang itu menyeringai.
Biar kebakar jenggot tuh anak dengar Regan udah married. Ucapnya sambil tertawa
" Gue yakin gosip ini akan cepat boming."
Pintu lift terbuka Regan segera melangkah keluar dengan terburu-buru, dia ada kelas lima belas menit lagi.
Sedangkan Ratna menekan tombol di mana Rere berada, dia di perintahkan Rere ke sini untuk membawakan nya juz ke sukaan Rere, Karena Rere tidak akan meminum juz kecuali dari kedai langganan nya. Memang seribet itu hidup Rere.
Regan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, kurang dua menit Regan sampai di kampus dia segera memarkir kan mobilnya, dia berlari menuju kelas pas dia Duduk di bangkunya dosen masuk, untung Regan tidak telat.
Hampir aja lho gak boleh masuk kelas. Bisik Albi
"Nyatanya enggak kan." jawab Regan dengan santai.
"Ia sih.." kata Albi sambil tertawa
"Set diam, nanti kalian di suruh keluar." bisik Rio
"Lho kenapa ikutan bicara monyet." jawab Albi, dia mengeplak kepala Rio pelan. Rio melotot sedangkan Albi dan Regan tertawa pelan.
"Yang mau mengobrol silahkan di luar." kata dosen menggelegar sehingga ruangan itu sunyi dan dosen meneruskan menerangkan materi
Mereka semua segera diam dan mengikuti pelajaran dengan serius. satu jam pun berlalu dosen sudah keluar dan Regan ingin pergi ke kantin untuk makan. Rasanya perutnya sudah keroncongan minta di isi. Mungkin karena terlalu banyak energi yang digunakan hari ini sehingga dia sangat lapar.
Mereka sudah melangkah ke luar kelas seperti biasa Albi dan Rio mengekori dari belakang.
"Re nanti malam kita nongkrong yuk." Ajak Rio
Rasanya sudah lama mereka tidak berkumpul Rio rindu seperti waktu masih SMA mereka sering kumpul bersama.
"Sory gue gak bisa." Jawab Regan singkat
''Ahh lho mah susah sekarang di ajak nongkrong." kata Rio cemberut, Regan selalu banyak alasan kalau di ajak nongkrong. padahal kalau dulu dia yang sering ngajak berkumpul.
"Ia. Ribet amat hidup lho itu. "Celetuk Albi, dia kasian melihat sahabatnya mulai Abang Arga meninggal semuanya di limpahkan ke Regan.
"suka bener lho mah Bi." Jawab Rio penuh semangat.
Regan hanya tertawa mendengar ocehan temannya. Rasanya beban di pundak nya akan terus bertambah mungkin sebentar lagi di tambah mempunyai anak. Dia tersenyum dan memukul kepala nya pelan, apa-apaan dia ini sudah memikirkan anak padahal hubungan nya saja dengan Nirina masih abu-abu.
Sedangkan Albi dan Rio begidik ngeri melihat temannya tersenyum dan memukul kepala nya sendiri.
"Regan kenapa kok aneh?? " Bisik Albi sedangkan Rio dia mengangkat bahunya acuh,
"Udah biarin dia emang aneh dari kemarin-kemarin "
Regan terkekeh kecil mendengar bisikan sahabat nya.
Mereka terus melangkah menuju kantin.
"Gimana kabar istri lho??
Kok dia gak ke kampus??" Tanya Rio serius. Dia penasaran kenapa Nirina belum masuk kuliah juga
"kita pindah rumah, kapan-kapan main ke rumah kita." jawab Regan asal
"Bukan nya lho ingin tetap di rumah bunda." tanya Albi penasaran soalnya semenjak Abang Arga meninggal, Regan pernah berkata selamanya dia akan tetap di rumah bunda.
"Awalnya gue memang tidak ingin pergi dari rumah tapi kondisi Nirina sangat memperhatikan, trauma nya tambah parah kalau tetap di sana. Terlalu banyak kenangan bersama Abang sehingga membuat Nya semakin merasa bersalah." Regan menghela nafas sejenak untuk mengurangi sesak di dada mengingat kondisi istri nya yang memprihatinkan
"Kemarin dia sempat bunuh diri, kata dokter lebih baik dia menjauh dulu dari sumber lukanya agar perasaan bersalah itu tidak akan muncul dan perlahan menghilang. " jelas Regan.
Regan tersenyum getir, masalah hidup nya sangat rumit. Mempunyai istri yang tidak mencintai nya sangat sakit, tapi dia harus bertahan demi mereka yang menaruh harapan besar kepada nya.
Regan diam sesaat dia menengadahkan wajahnya ke arah langit dan memejamkan matanya. Sangat terlihat jelas wajah letih nya tetapi mereka tidak bisa membantu apa-apa, hanya bisa memberikan semangat untuk sahabat nya.
"Sebenarnya gue capek tapi rasanya untuk istirahat saja gue tidak boleh, lengah sedikit Nirina taruhannya, kalian tau kan semua ini bukan tentang cinta tapi kewajiban. Kewajiban gue terhadap Nirina. Nirina harus bahagia itu adalah tanggung jawab gue."
Rio menepuk pundak Regan dia memberikan semangat untuk sahabat nya ini.
"Re.. Jika lho capek, merasa tidak mampu sebaiknya berhenti. Lho berhak bahagia dan lho bisa mencari kebahagiaan lho sendiri." papar Rio kasih sahabatnya ini semenjak ada Nirina di hidup nya sumber masalah nya hanya tentang Nirina, Albi hanya mengangguk setuju dia bingung untuk memberikan pendapat apa takut salah berkomentar.
"Sayang nya gue tidak bisa berhenti. ternyata gue sudah jatuh cinta atau apalah gue tidak paham, entah sejak kapan, tapi yang jelas gue suka KALO ada di dekat dia."
"Berarti semangat berjuang bro.. Kita berdua selalu mendukung keputusan lho." kata Albi antusias biar lah Regan berjuang dulu hasil akhirnya biar takdir yang menentukan.
Regan tertawa dan merangkul kedua sahabatnya.
"Terimakasih.. " Regan sangat bersyukur memiliki mereka, dari SMA mereka selalu bersama, sahabat rasa saudara.
Mereka melangkah bersama menuju kantin, sesampai nya di sana Rio pergi memesan makanan, Regan dan Albi duduk berhadapan.
Tiba-tiba di arah pintu ada yang berteriak memanggil Regan. Sehingga penghuni kantin menoleh ke arah pintu.
"Regan..."
Regan dan Albi reflek menoleh Regan menghela nafas lelah sedang kan Albi berkata.
"Betina datang.. Busett suaranya lebih nyaring dari toa di rumah gue.."
kata Albi merasa takjub
mampir juga ya..
Rangkaian kosakata kamu juga banyak.
Mulai baca2 lagi buat nambah kosakata.
Untuk gaya bahasa, udah sesuai karena kamu ambil genre teenlit.
Hai! Namaku Nirina. Aku tinggal di desa yang berada di pinggiran kota kecil. Aku hanya anak remaja yang baru beranjak kelas dua SMA. Tidak ada yang spesial dalam diriku, kecuali cantik.
jangan lupa baca karyaku juga ya..