NovelToon NovelToon
Sweet Blood : Takdir Dua Dunia

Sweet Blood : Takdir Dua Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Vampir / Manusia Serigala / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: ryuuka20

Arunika terjebak di dalam dunia novel yang seharusnya berakhir tragis.

Ia harus menikahi seorang Dewa yang tinggal di antara vampir, memperbaiki alur cerita, dan mencari jalan pulang ke dunia nyata.

Tapi... ketika perasaan mulai tumbuh, mana yang harus ia pilih—dunia nyata atau kisah yang berubah menjadi nyata?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ryuuka20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Misteri dibalik Perjanjian Raja Sakha

...****************...

Pangeran Hars memandang dengan tatapan tajam, berbisik dengan nada getir, "Apa... hubunganmu dengan darah manis itu? Putri Arunika?"

Pangeran Crish menatap Mark dengan mata penuh curiga, sementara Pangeran Rush berdiri agak jauh, diam, namun matanya memicing penuh tanya.

Mark menarik napas dalam-dalam, matanya masih menatap lantai, suaranya lirih namun jelas, nyaris seperti gumaman, "Janji itu... janji yang kuikat demi melindungi dia... melindungi mereka..."

Tatapannya perlahan terangkat, menatap mata-mata saudaranya yang mengepungnya dengan pertanyaan.

"Ayah memintaku untuk menyerahkan Putri Arunika dan darah keturunan mereka... karena kekuatan mereka adalah kunci untuk membuka kekuatan gelap. Aku menolak. Aku bersumpah untuk melindungi mereka."

Suara Mark serak, gemetar, penuh amarah dan luka yang dalam.

"Aku mencintainya... aku mencintai Arunika. Aku memilih untuk melanggar janji itu... demi dia."

Hening. Semua pangeran terdiam. Di dada masing-masing, gejolak campur aduk berkecamuk, antara pengkhianatan, kesetiaan, dan rasa takut.

Pangeran Joshua melangkah mundur, raut wajahnya bingung. Pangeran Jessen mengepalkan tinjunya, sementara Pangeran Hars dan Crish bertukar pandang dengan mata penuh kecurigaan.

Pangeran Rush akhirnya berkata pelan, penuh pertimbangan, "Jadi... yang ayah inginkan... bukan hanya kekuasaan, tapi darah mereka... darah keturunan Arunika."

Mark hanya mengangguk lemah, napasnya berat.

Dan di luar ruangan itu, di balik pintu, bayangan Raja Sakha berdiri mematung... mendengar setiap kata, bibirnya melengkung dalam senyum kelam.

...****************...

Ruang bawah tanah itu terasa begitu pengap dan dingin. Bau logam bercampur lumut menyeruak di udara. Cahaya lentera temaram bergoyang, memantulkan bayangan gelap di dinding batu yang lembab. Di tengah ruangan itu, di balik jeruji besi yang besar dan berkarat, terduduklah Raja Renjana—kotor, lelah, dengan rantai besi membelenggu pergelangan tangannya yang penuh luka.

Langkah berat Raja Sakha menggema di lorong batu itu, mendekat perlahan dengan aura mengerikan yang menusuk tulang. Jubahnya yang hitam menjuntai, matanya memancarkan kegelapan.

Suaranya dalam dan dingin, nyaris seperti bisikan angin malam yang menyeramkan.

"Kau masih hidup ya... Renjana?"

Raja Renjana mengangkat wajahnya dengan lemah, sorot matanya penuh amarah dan luka. "Kau... tak akan pernah menang, Sakha." Suaranya serak, penuh kelelahan, namun menyimpan bara yang membara.

Sakha mendekat hingga berdiri di depan jeruji. "Kau... tak mau memberitahuku, bukan? Dimana adikmu, Arunika, dan keturunannya?"

Renjana menggertakkan giginya, suaranya penuh benci, "Mereka... tidak akan kuberikan padamu. Kau tak akan bisa menjamah mereka, tak peduli seberapa kuat kau...!"

Sakha mendecak pelan, tatapannya tajam menusuk, bibirnya menyeringai kejam. "Kau ini bodoh, Renjana. Kau kira bisa melindungi mereka dengan kekuatanmu yang setengah jadi itu?"

Renjana berteriak, menarik rantai yang membelenggunya hingga suaranya menggema di seluruh ruangan, matanya penuh amarah. "Kau jahat, Sakha! Kau bahkan membunuh ayahku! Dia... dia menjanjikan untuk membuat Sandyakala kembali seperti semula!"

Sakha tertawa kecil, tawa dingin yang membuat bulu kuduk meremang. "Ayahmu? Raja Tua itu terlalu lemah. Dia pembohong!Kerajaan ini harus dipimpin dengan kekuatan, bukan belas kasihan."

Ia menunduk sedikit, wajahnya mendekat ke jeruji, suaranya pelan namun mengancam. "Jika kau tidak mau memberitahuku, maka aku akan menemukannya sendiri. Dan... saat aku menemukan mereka, aku akan mengambil darah manis itu... semuanya... satu per satu."

Renjana memejamkan mata, napasnya memburu, berjuang menahan tangis, namun air mata itu jatuh juga. Hatinya hancur karena tahu Arunika dan keponakan-keponakannya sedang diburu, dan satu-satunya cara untuk melindungi mereka adalah tetap diam... walaupun nyawanya menjadi taruhannya.

Sakha berbalik perlahan, langkahnya menggema, suara logam pintu penjara berderit menutup keras di belakangnya.

Renjana tertinggal dalam gelap, napasnya berat, namun di dalam hatinya, tekadnya masih membara demi adiknya, demi Arunika, dan demi darah mereka yang harus dilindungi dari kegelapan Sang Raja Sakha.

Jauh di dalam hutan yang lebat dan tak terjamah oleh siapa pun, di bawah langit kelam yang tersembunyi oleh rimbunnya daun-daun, Arunika duduk di sebuah pondok kecil yang terbuat dari kayu tua dan dedaunan. Angin berhembus lembut, membawa suara dedaunan bergesekan, seolah-olah alam ikut menyampaikan kegelisahan yang mengendap di hatinya.

Tatapan Arunika menerawang ke luar jendela kecil, menatap ke arah langit malam yang remang. Bayangan Pangeran Mark selalu mengisi pikirannya, wajah lembut yang kini jauh darinya. Tangannya gemetar, meraba perutnya yang kosong, merasakan jarak yang kian lebar antara dirinya dan suaminya.

"Mark... apa kau baik-baik saja di sana?" bisiknya pelan, suara yang nyaris hilang ditelan angin.

Di luar pondok, terdengar suara sorak kecil.

"Paman! Ayo ajari aku memanah!" teriak Luciano dengan semangat, matanya berbinar penuh semangat anak kecil yang polos.

Arunika menoleh, menatap ke luar dengan senyum tipis. Di sanalah kelima anaknya sedang berlatih di bawah pengawasan seorang pria bertopeng hitam. Pria itu berdiri tegak, tubuhnya tegap, sorot matanya tajam meskipun wajahnya tersembunyi di balik topeng. Gerakannya lincah, seolah mengalir seperti angin, memandu tangan-tangan kecil anak-anak itu dalam memegang busur dan menarik anak panah.

"Siapa sebenarnya dia? Kenapa dia baik sekali?"

Di dalam cerita aslinya bahkan Putri Arunika tidak tau siapa yang membawanya pergi dari tempat itu.

Arunika masih belum mengetahui siapa pria itu. Dari gerakannya yang cekatan, cara dia membawa diri, dan caranya mengatur napas saat melempar pisau ke batang pohon, Arunika merasa pria itu pasti seseorang dari dalam istana.

Ingatan-ingatan Sang Putri Arunika muncul di kepalanya, dengan menampakkan dirinya yang mulai curiga dengan pria bertopeng itu lalu mereka bertarung sehingga Sang Putri Arunika pergi dari persembunyiannya itu. Hanya sekejap ingatan tersebut muncul ia harus mengubahnya lagi, kini ia tak merasa ada yang berbahaya dari pria itu. Sedangkan gadis cantik penyihir ini juga tak ada tanda-tanda mencurigakan.

Ada sesuatu yang lain... sesuatu yang membuat Arunika merasa aman, meskipun pria itu selalu menjaga jarak dan hanya berbicara seperlunya.

Luciano berlari kecil mendekati pria bertopeng, membawa busur kayu kecil yang baru dia buat. "Paman! Aku berhasil memanah pohon itu!" serunya bangga, menunjuk ke arah batang pohon yang terkena anak panah meski meleset sedikit.

Pria bertopeng itu hanya mengangguk singkat, lalu dengan suara serak yang dalam, berkata,

"Bagus... tapi fokusmu masih goyah. Tarik napas perlahan sebelum melepas anak panah."

Arunika memperhatikan dari kejauhan, hatinya terasa hangat melihat kelima anaknya berlatih bersama. Namun di balik senyum itu, ada rasa khawatir yang tak bisa dia hilangkan.

'Siapa kau sebenarnya... dan kenapa kau melindungi kami?' pikir Arunika dalam hati, matanya masih terfokus pada pria bertopeng yang kini sedang mengajarkan Reonans cara memegang pedang dengan benar.

Di dalam hatinya, Arunika tahu, waktu mereka untuk bersembunyi tak akan lama lagi. Cepat atau lambat, Raja Sakha akan menemukan mereka... dan saat itu tiba, dia harus siap untuk melindungi anak-anaknya, meski dengan nyawanya sendiri.

...****************...

Raja Sakha berdiri di tengah ruangan yang dipenuhi cahaya temaram lilin, tatapannya terarah pada lukisan besar yang menggambarkan Ratu Arrabella dalam gaun putih kebesaran kerajaan, dengan senyum yang anggun. Bayangan di wajah Raja Sakha bergetar oleh cahaya lilin yang berkerlap-kerlip, sementara suaranya terdengar berat dan penuh luka.

"Tak akan ada yang bisa menggantikanmu, Arrabella karena Sakha sudah bersamamu," bisiknya lirih, penuh kesedihan yang mendalam. Namun, kilatan merah gelap melintas di matanya, menandakan sesuatu yang berbeda bukan lagi raja yang penuh kasih sayang, bukan pemimpin yang dulu bijaksana dan tegas, tetapi... sesuatu yang jauh lebih gelap.

Ia menghela napas panjang, suaranya berubah semakin dingin, penuh kebencian dan dendam yang membara.

"Ah... Sakha yang dulu... dia telah lenyap bersama cinta dan harapannya." Ia berjalan mendekat, jemarinya menyentuh permukaan lukisan itu dengan penuh nostalgia, lalu mencakar kain kanvas itu dengan kekuatan penuh, hingga serpihan cat berjatuhan di lantai.

"Aku bukan lagi Sakha aku adalah vampir yang terikat oleh dendam. Aku adalah wujud dari kutukan lama yang terbangun untuk membuka segel kegelapan..."

Tatapannya menajam, seolah menembus batas lukisan, menatap jauh ke dalam ruang kosong di baliknya.

"Aku akan membuka segel itu. Dan ketika kekuatan kegelapan bangkit, tak ada yang akan menghentikanku. Tidak para pangeran, tidak pula Putri Arunika... tidak siapapun."

Ia berjalan memutar di ruangan itu, setiap langkahnya memunculkan bayangan hitam yang menjalar di dinding seperti akar-akar gelap.

"Aku akan menjadi kekuatan abadi yang menenggelamkan dunia ini dalam kegelapan.. karena hanya dalam kegelapan, cinta sejati akan menjadi milikku kembali."

Tawa lirih penuh kegilaan terdengar menggema di ruang sunyi itu, sementara lukisan Arrabella kini telah robek sebagian, seakan menjadi simbol runtuhnya cinta yang dulu pernah ada.

Di luar ruangan, angin berdesir dingin, dan awan gelap mulai menggantung di langit kerajaan, menandakan awal dari kehancuran besar yang akan segera datang.

...***************...

Banyak sekali rahasia yang tersembunyi di dalam tubuh ini, bahkan ia tak tau nanti ia akan di tangkap atau tidak. Jiwanya sangat gelisah sekarang, karena semakin hari semakin berbahaya.

1
Bayu Bayu
aku mampir author/Smile/semangat berkarya/Determined//Determined//Smile/janganlupa mampir juga yahh
Bayu Bayu
semangat kak
🌀Jïñğğä Ñõõř💞
bagus ... semangat ya dek
Lilly
transmigrasi ke novel kh?
j_ryuka: iyaa beb
total 1 replies
The first child
Aku hadir kembali kak..
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
lanjut /Scream/
iqiww
keren kak
iqiww
tetap semangat kak
iqiww
sudah mampir kak
iqbal nasution
oke..lanjutkan
ꪻ꛰͜⃟ዛ༉❤️⃟Wᵃf•ʙͨᴜͥɴͨɴͥʏ⍣⃟❍¹⁸➢‮
ini ceritanya transmigrasi ke novel?
j_ryuka: iya bener kak😅
total 1 replies
The first child
lanjut thor, suka banget sama ceritanya
Bulanbintang
Nama tokohnya puitis, Kak.
Ceritanya juga keren, semangat terus ya. 😉
🔵❤️⃟Wᵃf§𝆺𝅥⃝©⧗⃟ᷢʷ₭Ⱡ₳Ɽ₳🍇
semoga arunika bisa menjalani takdirnya
Anyelir
Kak, aku suka gambarnya. Gambarnya bagus 👍
Dimas Saputra
lanjut thor saling suport trus
Nurhani ❤️
Lanjut tour /Kiss//Kiss//Kiss/
Nurhani ❤️
aru dapet pangeran, aku dapet apah /Sob//Sob//Sob//Sob/
Nurhani ❤️
aku mampir tour /Kiss//Kiss/ semangat terus yah, jangn lupa mampir juga yah /NosePick//NosePick//NosePick/
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
Jangan lupa berkunjung di karya aku juga yaa/Hey/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!