kehilangan bukan lah kesalahan ku, tetapi alasan kehilangan aku membutuhkan itu, apa alasan mu membunuh ayah ku? kenapa begitu banyak konspirasi dan rahasia di dalam dirimu?, hidup ku hampa karena semua masalah yang datang pada ku, sampai aku memutuskan untuk balas dendam atas kematian ayah ku, tetapi semua rahasia mu terbongkar, tujuan ku hanya satu, yaitu balas dendam, bukan jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
malam rahasia
Lokasi: Vila Ahmad, Jakarta Selatan
Waktu: Pukul 19.30 malam
Angin malam menyelinap lewat celah jendela besar ruang kerja Ahmad. Aroma kopi pahit memenuhi udara, namun suasana ruangan justru dingin dan tegang. Ahmad berdiri di dekat jendela, tangannya menyentuh gagang cangkir yang tidak ia minum.
"Kita kedatangan tamu yang selama ini kita nanti, Tuan," ucap Arman, membaca pesan masuk dari anak buahnya.
Ahmad mengangguk pelan, tetap menatap keluar.
"Dia datang sendirian. Tanpa satu pun pengawal."
"Mungkin malam ini aku akan membunuh seseorang... atau justru menikahkan putriku," gumam Ahmad.
Arman menahan napas. "Menurutmu bagaimana, Arman? Apakah ini keputusan yang bijak?"
"Saya pikir itu yang terbaik, Tuan." Arman menjawab dengan suara pelan dan berat.
20 menit kemudian - Gerbang vila
Sebuah mobil hitam berhenti di depan pintu utama. Dari dalamnya, keluar seorang pria paruh baya dengan wajah dingin: Alex, paman Leon.
"Dua puluh tahun, Ahmad," ucapnya begitu masuk ke ruang kerja.
Ahmad hanya tersenyum. Ia mengeluarkan sebuah flashdisk hitam.
"Lihat video ini dulu, baru kau bisa tarik pelatukmu," katanya seraya menyalakan laptop.
"Apapun isinya tak akan mengubah niatku. Musuhku ada di depan mataku sekarang," balas Alex sambil mengepalkan tangan.
"Tapi video ini bukan tentang aku. Ini tentang putri ku." wajah Ahamd sangat yakin, bahwa Alex harus melihat Vidio itu,
Video diputar. Tampak seorang wanita cantik berambut panjang, terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
"Ahmad, aku tahu kau membenciku. Tapi aku hanya ingin satu hal sebelum aku pergi. Jangan biarkan anak kita tumbuh dalam kebohongan."
" Zelena adalah darah daging ku dan juga darah daging mu. Tapi dia bukan anak dari keluarga yang kau musuhi. Dia bukan anak Arkana. Dia anak kita. Satu-satunya."
Ahmad sempat salah paham, ia mengira bahwa Zelena adalah anak istri kedua nya dengan Aryanto sahabat nya, namun ternyata tidak, Zelena adalah anak kandung nya, darah nya mengalir pada tubuh Zelena
"Nikahkan dia dengan seseorang yang mencintainya... bukan karena dendam."
Video berhenti. Nama pasien di akhir video: Mira Ayunda Hinanta, istri kedua Ahmad.
Alex terduduk, pistol jatuh ke lantai. "Jadi. dia bukan anak Aryanto?"
Ahmad mengangguk. "Zelena adalah anak dari wanita yang kusembunyikan dari dunia. Bahkan dari Kenzo."
" lalu apa urusan nya dengan ku, baik dia anak mu atau tidak? Aku hanya mengunakan nya sebagai umpan, harus nya sudah tahu itu sejak awal " kata Alex pelan.
" kau harus tahu, karena Aryanto meminta ku menikahkan anak nya, Leon dengan putri ku, karena dia tahu Zelena adalah anak dari istri kedua nya, aku sedang menjalankan wasiat nya, namun kau dan Leon malah dagang untuk balas dendam"
" apakah kau pikir aku percaya dengan omongan mu itu? kita tidak punya bukti apapun, tetapi kau malah membuka kebusukan mu sendiri " Alex mengambil flashdisk itu, karena dia yakin, suatu saat nanti, dia akan membutuhkan nya, dan ingin menunjukan kepada Leon,
" aku hanya ingin kau tahu, bahwa adik mu dan aku punya hubungan yang baik, itu sebab nya aku menjalankan wasiat nya " Ahmad duduk dan menatap Alex,
" aku tidak peduli, "
" malam ini, Zelena dan Leon akan tunangan, aku harap setelah kau tahu kebenaran ini, tidak ada lagi balas dendam antara kita, biarkan Zelena dan Leon bahagia "
Alex meninggikan Ahmad, dia keluar dari sana dengan perasaan yang sulit dijelaskan, Zelena bukan anak Ahamd dari istri pertama nya, dan selalu saja mengatakan bahwa Ahmad dan Aryanto adalah sahabat baik
*
*
*
Pukul 20.30 - Kamar Zelena
Ahamd memberikan perintah kepada ajudan nya, agar malam ini Zelena dan Leon dibawa ke aula vila, mereka berdua harus segera bertunangan, karena jika tidak, mungkin saja hubungan Zelena dan Arman akan menjadi lebih serius,
Ahamd sama sekali tidak ingin mengingkari janji nya kepada sahabat nya Aryanto, anak mereka harus menikah, karena Aryanto tahu, betapa perih nya menjadi Zelena nanti, jika ia tahu, bahwa selama ini ia tinggal bersama keluarga asing,
"Nona, Tuan akan pulang malam ini. Beliau ingin Anda memakai gaun putih ini," ucap pelayan bernama Amara.
Zelena tersenyum. "Ayah pulang? Arman juga?"
Amara mengangguk, menahan raut wajahnya.
"Gaun putih? Aku lebih suka violet."
"Nanti, lain waktu kau pakai violet. Malam ini... putih saja."
Zelena mandi dan bersiap. Setelah selesai, ia keluar dari kamar mandi sambil menyisir rambutnya.
"Aku ikat rambutku atau tidak, Amara?"
"Tidak usah. Tuan dalam kondisi kritis. Karena itu dia ingin kau... bertunangan malam ini."
Zelena terdiam. "APA!? Ayah sakit? Kenapa tidak dari tadi kau bilang!?"
Amara memeluknya. "Dia minta kau dan Leon bertunangan. Itu permintaan terakhirnya."
Zelena berontak. "MENIKAH!? Aku tidak bisa! Aku..."
Sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya, Amara mengeluarkan sapu tangan dengan obat bius dan menutup mulut Zelena. Gadis itu meronta, menangis, namun tenaganya mulai melemah.
"Maafkan aku, Nona..."
Dua pria bertubuh besar masuk, mengangkat tubuh Zelena yang tak sadarkan diri, dan membawanya ke mobil hitam yang sudah menunggu di luar, ini Ahamd lakukan karena dia tidak ingin, Zelena bersama Arman, dia harus membuat Zelena dan Leon bersatu, seperti janji nya pada sahabat nya, namun kali ini dia harus sedikit menyakiti putri nya
*
*
*
Pukul 21.00 – Aula dalam vila Ahmad
Leon berdiri di depan altar kecil yang telah dihias mewah. Ia mengenakan setelan putih. Di tangannya, cincin pertunangan milik keluarga.
Zelena, masih dalam kondisi setengah sadar, dibawa masuk oleh para penjaga dan pelayan. Matanya setengah terbuka, langkahnya digerakkan oleh orang lain.
" aku tidak mungkin menikah dengan gadis yang baru aku temui, ini juga diluar kontrak, mereka mengatakan tidak ada pertunangan, lalu apa ini semua? " Leon merasa curiga dengan mereka semua, namun tidak ada yang bisa ia lakukan, karena saat ini dia terikat oleh kontrak dengan Ahmad,
" apa yang sedang kau tunggu? Kau ingin tuan marah? kenapa diam saja? " ucap salah satu ajudan Ahamd yang berada di ruangan itu,
" apakah tidak masalah jika Zelena dalam keadaan seperti ini? apakah dia akan menerima pertunangan ini? "
" cepat lakukan, ini adalah perintah dari tuan Ahamd, apakah kau ingin melawan? " ucap ajudan yang sama
Hai teman-teman, selamat membaca karya aku ya, semoga kalian suka dan enjoy, jangan lupa like kalau kalian suka sama cerita nya, share juga ke teman-teman kalian yang suka membaca novel, dan nantikan setiap bab yang bakal terus update,
salam hangat author, Untuk lebih lanjut lagi, kalian bisa ke Ig viola.13.22.26