Cewek imut dan manis ketika dia sedang manja, dan berubah 180 derajat menjadi dingin dan menakutkan ketika dia sedang dalam mode gila ....
Dia adalah Avril, gadis yang susah ditebak isi hatinya dan gampang berubah haluan, melakukan sesuatu seenak jidat dan suka merepotkan orang-orang disekitarnya..
Bahkan ketika sudah menikah pun d
tidak jauh beda.. Yaa dia menikah dengan laki-laki yang sederhana bernama Asep..
Ehh bukan Asep namanya..😅
Laki-laki itu bernama Keinan
Enaknya dipanggil Ken apa Kei ya??
Ken dan Avril menjalani kehidupan rumah tangga dengan banyak rintangan.. mampukah mereka melabuhkan kapalnya dengan baik sampai tujuan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qyurezz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah menduga
"Li... Lihat.." Avril menunjuk ke arah kedai sambil mengguncang kursi Li.
" Bagaimana bisa dia semenggemaskan itu.." Avril meremas jarinya greget.
"iya nona sangat menggemaskan" batin Li terpaksa antusias
Ayolah nona.. Cepat pulang saja.
"Kau setuju Li? Dia menggemaskan, manis, lucu dengan lesung pipi,, uhh ya ampun aku bisa gila... bagaimana bisa dia punya rahang yang begitu indah.." Avril membayangkan bagaimana ia membelai lelaki itu seperti yang dilakukan nya tadi pada Li.
"Iya nona" terserah anda saja nona, dan sekarang anda jadi banyak bicara hanya karena laki-laki itu? Ckk.. Entahlah, hanya saja itu terasa aneh. Tapi saya senang nona. Batin Li
Avril terpesona dengan paras rupawan lelaki kedai itu, ia tersenyum ramah pada pembeli dan cekatan menghidangkan makanannya.
Hening...
Avril tengah duduk dipangkuan laki-laki kedai itu, ia duduk dipahanya berhadap hadapan. Dengan senyum menggoda Avril membelai kepala serta wajah lelaki itu yang nampak menatap Avril dengan sexi dan tak kalah menggoda.
Lelaki itu menggunakan kaos putih,celana hitam panjang, dan celemek yang membalut tubuhnya, khas seorang juru masak. Sementara Avril memakai pakaian sexi, yang menampilkan belahan dada, serta rok mini menutupi setengah pahanya saja.
Mereka larut dalam buaian yang diberikan satu sama lain.
Avril bahkan membayangkan mereka berciuman.
Hingga lamunannya buyar ketika kedai itu mulai ramai pengunjung dan lelaki itu nampak tak terlihat karena banyaknya yang mengerumuni kedainya.
Cukup lama Avril diam di posisinya, Li hanya merasakan jengah entah berapa puluh kali dia melirik terus jam tangannya.
"Ih sebal!!!" gerutunya "kenapa jadi banyak orang!!" Avril cemberut. Kerumunan pembeli menghalangi wajah lelaki itu.
"Iya nona, ini sudah jamnya waktu makan siang, mungkin kedai itu sangat populer nona, jadi banyak yang menyukainya" ucap Li
Ckk ..
"Li... Singkirkan orang-orang itu Li!!... Ah tidak, kita pulang saja.." Avril menyilangkan lengannya menatap kedepan dan menutup rapat jendela mobilnya. Kesal dia.
"Baik nona" akhirnya..
Eh apa tadi? Dia meminta menyingkirkan orang-orang itu? Bisa gila aku dibuatnya kalau sampai harus dituruti. Untungnya langsung ngajak pulang. Batinnya terasa diterpa angin segar.
Dengan semangat 45 Li melajukan mobilnya pergi.
*****
Sampai di rumah Avril langsung pergi ke ruang kerja Kaka laki-lakinya. Disana tempat ia melakukan pekerjaan kantornya secara diam-diam. Avril yang tidak suka dengan keramaian atau berada di tempat ramai orang, itu yang menjadi alasan dia minta pulang saat siang bolong ini. Introver dia.
Sementara Li juga langsung pergi untuk tugasnya.
Ditengah perjalanan...
"Apa yang harus aku lakukan terlebih dahulu?" Li melirik jam ditangannya. "masih jam makan siang" ucapnya.
Akhirnya ia memilih untuk menemui lelaki kedai itu saja.
Sepuluh menit kemudian ia sampai di kedai itu, segera ia turun dari mobil yang telah terparkir.
Li memilih tempat duduk yang agak lengang dari pengunjung lain. Duduk diam dengan ekspresi datar mengamati sekitar dan mengamati lelaki yang dimaksud Avril. Ketika mata mereka bertemu, Li menjentikkan jarinya meminta lelaki itu menghampirinya, dengan senyum ramah lelaki itu faham dan menghampiri Li.
"Selamat siang tuan, anda yang ingin anda pesan?" Sapa lelaki itu dengan membungkuk hormat.
ternyata kau punya tampang yang lumayan juga terlihat dari dekat. Batin Li
Ekspresi datar.
"siapa namamu?" menyilangkan lengan.
Tak peduli dengan pertanyaan lelaki itu.
"Saya Keiden tuan" jawabnya ramah.
"Oh.. Saya pesan satu porsi yang paling favorit disini"
Keiden menyodorkan daftar menu.
"Baik tuan, silahkan memilih menu disini hampir semua favorit " ucapnya dengan bangga dan ramah.
"Terserah kau mau buat menu yang mana, ini uangnya, kau berikan nanti kalau sudah jadi pada pengemis itu" tunjuknya pada seseorang yang sedang memilah sampah di dekat kedai.
Li menyodorkan sejumlah uang menyimpannya di meja, nampak tidak tertarik dengan makanan disana.
"Saya permisi" Li melengos pergi dari sana.
Keiden terkejut dengan yang dilakukan Li. Masih mencerna apa yang dikatakan Li
"Tu.. Tunggu tuan.." Keiden mencoba mencari kepastian dari kebingungannya.
Kemudian ia menoleh kepada pengemis yang dimaksud Li.
"Itu kan ayahku... Eh sial... Tuan itu mengira ayahku pengemis..!!" Keiden nampak kesal sambil menatap punggung Li "Kurang ajar.. " Hanya Kai yang dengar. Ia tidak terima ayahnya dikira pengemis
Dengan rasa angkuh dan tidak peduli, Li mengira lelaki yang dikiranya pengemis, ternyata ayah dari Keiden yang tengah memilah sampah sekiranya sampah basah dan kering dipisahkan.
Sampai di dalam mobil, Li menelfon anak buahnya untuk segera melakukan perintahnya.
"Halo.. Ada tugas untukmu, temui aku dikantor dalam 15 menit" Titah Li tanpa basa basi setelah telepon tersambung.
"Siap tuan." ucap anak buahnya.
Telepon terputus,Li meletakkan ponselnya di saku celananya. Kemudian melajukan mobilnya menuju kantor.
Sementara Keiden masih terlihat kesal, ia mengambil uang yang ditinggalkan Li di atas meja.
"Dasar orang aneh..." Gerutunya, segera ia menghampiri ayahnya di tempat sampah yang agak jauh dari kedainya.
"Ayah sudah hentikan!!" Keiden menarik lengan ayahnya, Kai cemberut.
"Ada apa Kai? Kenapa bibirmu kriting begitu? Ayah belum selesai memilah sampah" ucap ayah melihat Kei
"Aku kesal ayah.. Ada yang mengira ayah pengemis tadi"
"Hah?? Siapa Kai?" Ayah tertawa garing nampak tak percaya.
"Tidak tau ayah.. Ada orang aneh tadi masuk ke dalam kedai, saya menanyakan mau pesan apa, eh dia malah bertanya balik, menanyakan nama saya tanpa pesan apapun langsung melengos pergi dan meletakkan uang dimeja" Ucap Kai menyingkat kata.
"Haha" Ayah tertawa.
"Yang bener Kai.. ? Gimana maksudnya.." Ayah tidak paham.
"ck.. Ya ampun ayah... Jadi gini.."
BLA BLA BLA
Kai menjelaskan panjang lebar. Baru Ayah faham. Dan di balas tawaan oleh ayah.
"Hahaha..tidak apa-apa nak.. Udah jangan kesal begitu .!" Ayah menepuk bahu Kai.
Kei hanya mendecak kesal.
kayaknya avriel lg jatuh cinta pemuda di kedai itu sll membuat avriel semangat skl mendekatinya...