Nama: Alethea Novira
Usia saat meninggal: 21 tahun
Kepribadian: Cerdas, sinis, tapi diam-diam berhati lembut
Alethea adalah seorang mahasiswi sastra yang memiliki obsesi aneh pada novel-novel tragis, alethea meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil yang di kendarai supir nya , bukan nya ke alam baka ia malah justru bertransmigrasi ke novel the love yang ia baca dalam perjalanan sebelum kecelakaan, ia bertransmigrasi ke dalam buku novel menjadi alethea alegria
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agya Faeyza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
makan bersama
Setelah masakan Alethea selesai dan dihidangkan di meja makan,di bantu para bibi, Mama Cintya, dan Papa Bram yang baru pulang , menghirup aroma lezat langsung memenuhi seluruh rumah. Mereka pun bergegas menuju ke ruang makan ,
Tak lama kemudian, Ares dan Aryan pun pulang. Begitu membuka pintu, mereka langsung disambut oleh harum masakan yang menggoda selera. Tanpa menunggu lama, mereka pun bergegas menuju ruang makan.
Sesampainya di sana, mereka melihat teman-teman Arvel—Bryan, Arvin, Zyan, dan Rafael—sudah duduk rapi di meja makan, menanti dengan antusias. Suasana penuh kehangatan dan tawa ringan menyelimuti ruangan.
Alethea yang sejak tadi menunggu, segera berlari dan memeluk Mama, Papa, juga kedua kakaknya dengan penuh kasih sayang. Senyuman manis tak lepas dari wajahnya, merasa bangga telah menyiapkan hidangan spesial untuk orang-orang terkasih.
***
Suasana di meja makan begitu hangat dan penuh canda tawa. Hidangan buatan Alethea tersaji cantik di atas meja: ayam panggang bumbu madu, sup krim jagung, salad segar, dan puding cokelat sebagai penutup.
Papa Bram:
(wajahnya berseri-seri setelah suapan pertama)
"Wah, siapa nih chef hebat di balik masakan enak ini?"
Mama Cintya:
(heran)
"apakah kita punya chef baru pa ?? Baru ini mama ngerasain masakan seenak ini"
Ares:
(bertepuk tangan pelan)
"ini menakjubkan,."
Aryan:
(menyendok sup)
"iya enak sekali, kakak pasti ketagihan semua masakan ini ,, !"
Bryan:
(melirik ke arah Alethea sambil mengacungkan jempol)
"ngga nyangka Thea bisa masak seenak ini"
Mama Cyntia, papa Bram ,Ares dan Aryan pun tersedak dan menoleh ke arah alethea yang sibuk mengunyah makanan nya ,
Alethea (menoleh kearah mama,papanya dan kedua kakak nya) : "ma,pa,kakak kenapa ??? Kok bisa tersedak??"...
Mama Cyntia (terheran-heran) : "beneran ini masakan anak mama , Thea ??? Princes Alegria???"...
Papa Bram : " anak papa bisa masak sejak kapan ??".
Ares : "keren adek nya kakak bisa masak seenak ini tapi kenapa kakak ngga pernah tau kalo adek kakak yang satu ini bisa masak ??"
Aryan (takjub): "wah,adek nya kakak emang yang terbaik".
Alethea : "hehehe cuma sekedar iseng liat YouTube ma,pa,kak dan ini hasil percobaan" ucap nya sambil menyengir.
Bryan : "sekedar iseng tapi bisa seenak ini ,??kamu luar biasa alethea".
Papa Bram : "anak papa emang the best ".
Mama Cyntia : "siapa dulu pabrik nya hahah".
Ares :" mulai deh mama"
Mama Cyntia : "hahaha jangan cemburu".
Zyan (mencairkan suasana)
"Kalau kayak gini sih, aku rela datang makan tiap hari ke sini."
Arvel (memutar mata malas ) : "udah kayak ngga punya rumah sendiri Lo , ngarep banget bisa di masakin adek gue tiap hari".
Rafael:
(tersenyum sambil mengangguk setuju)
"Next time, Alethea buka resto aja deh."
Alethea:
(tersipu malu, tapi bahagia)
"Aduh, kalian muji nya terlalu tinggi , bisa-bisa aku nanti terbang ga bisa turun loh karna pujian-pujian kalian … Tapi makasih ya. Aku senang kalo kalian suka!"
Arvin:
(sambil menyendok puding)
"Dan ini puding... wow! Lembut banget, Thea! Rahasianya apa, nih?"
Alethea:
(sambil tertawa kecil)
"Rahasia dapur dong… Tapi nanti aku bisikin deh kalo ingat ya."
Seluruh meja pun tertawa bersama, obrolan mengalir ringan sambil menikmati makanan yang penuh cinta. Malam itu jadi salah satu kenangan manis yang tak akan terlupakan.
***
Setelah makan malam yang hangat dan penuh canda tawa, satu per satu mereka bangkit dari meja, membantu membereskan sedikit, lalu menuju kamar masing-masing. Anggota Black Dragon—Bryan, Arvin, Zyan, dan Rafael—ditemani Arvel menuju kamar tamu yang sudah disiapkan khusus untuk mereka. Kamar-kamar itu nyaman dan cukup luas, dengan kasur empuk dan selimut hangat.
Alethea pun masuk ke kamarnya sendiri. Ia menutup pintu perlahan, lalu melemparkan tubuhnya ke atas kasur. Napasnya menghembus pelan, membawa rasa lega dan puas. Hari ini terasa panjang, tapi juga sangat membahagiakan.
Ia menatap langit-langit kamar sambil tersenyum kecil.
Alethea (dalam hati):
"Hari ini capek banget... tapi rasanya juga hangat banget. Semua orang tersenyum, semua orang kenyang… Rasanya kayak mimpi."
Ia menggulung diri di balik selimut, memejamkan mata perlahan. Sisa aroma masakannya masih tercium samar dari baju yang ia kenakan. Di luar, suara obrolan pelan dari kamar tamu terdengar samar, menandakan bahwa teman-teman Arvel masih bercanda ringan sebelum tidur.
***
Dan dalam keheningan malam, Alethea pun terlelap—dengan hati yang penuh, dan senyum yang tetap menghiasi wajahnya.
Pagi pun tiba dengan sinar matahari yang lembut menyelinap lewat celah tirai kamar Alethea. Burung-burung berkicau pelan di luar jendela, menandakan awal hari yang baru. Alethea menggeliat pelan di atas kasurnya, membuka mata perlahan sambil menarik napas panjang.
Ia bangun, duduk di pinggir tempat tidur sambil mengusap matanya yang masih mengantuk.
Alethea (bergumam pelan):
"Udah pagi ya… Rasanya baru aja tidur..."
Di kamar lain, suara-suara pelan mulai terdengar. Ada yang sudah ke kamar mandi, ada juga yang terdengar menguap keras. Di kamar tamu, Bryan dan yang lainnya mulai bangun satu per satu, masih dengan rambut acak-acakan dan wajah kantuk yang belum hilang.
Bryan:
(sambil duduk di ujung ranjang)
"udah pagi."
Zyan:
"waktu berasa cepet banget ya."
Sementara itu, Arvel berjalan keluar kamar dan langsung menuju dapur, disusul Rafael yang tampak masih berusaha membuka matanya.
Di dapur, Mama Cintya sudah lebih dulu bangun dan mulai menyiapkan sarapan ringan. Aroma roti panggang dan susu perlahan memenuhi rumah.
Mama Cintya (tersenyum melihat mereka muncul satu per satu):
"Selamat pagi, para jagoan tidur. Sarapan sebentar lagi siap, ya."
Tak lama kemudian, Alethea muncul dari kamarnya, rambutnya masih agak berantakan tapi wajahnya cerah. Ia langsung menuju Mama dan membantu menyiapkan meja.
Alethea:
"Pagi Ma… aku bantu ya. Hari ini kita masak apa?"
Mama Cintya:
"Tadi Mama pikir kita bikin yang simpel aja. Tapi kalau kamu semangat masak lagi, Mama senang banget."
Alethea : "kayak nya pagi-pagi begini enak nya makan sandwich deh ma ,".
Mama Cyntia (tersenyum lembut) : "yaudah kamu bikin sesuai selera kamu aja , mama siapin ini dulu ya?".
Alethea tersenyum, mengambil beberapa piring dan mulai menata sandwich nya dan roti panggang bersama mamanya. Suasana pagi itu begitu damai, penuh kehangatan dan kebersamaan.
Tpi saya mw sedikit berkomentar, saya membaca novel kk karna tertarik membaca sinopsisnya.
Tapi menurut saya, percakapan ringannya terlalu banyak, membuat pembaca cepat bosan. Coba kakak kurangi percakapan2nya, tpi lebih menggambarkannya aja dan alur konfliknya buat lebih dalam kata2nya.
Terus penggambaran tokohnya agak kurang menjalankan perannya. seperti papa bram( kaya, hebat, punya banyak pengawal) tpi knapa anaknya kurang terjaga, gk ada pengawal yg memantauan dari dekat/jauh.
Arvel ( berjanji mau jaga adeknya di sekolah) tpi gk tw adek tersesat, pergi menyelatkan Aliando.
Gitu aja sih thor, semoga kedepannya lebih bagus, dan mohon jangan tersinggung dengan komentar saya.😊