NovelToon NovelToon
HAJ Kesempurnaan Kehampaan

HAJ Kesempurnaan Kehampaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Identitas Tersembunyi / Dunia Lain / Kutukan
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mult Azham

kehampaan dan kesempurnaan, ada seorang siswa SMP yang hidup dengan perlahan menuju masa depan yang tidak diketahui,"hm, dunia lain?hahaha , Hmm bagaimana kalau membangun sebuah organisasi sendiri, sepertinya menarik, namanya... TCG?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mult Azham, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEINGINAN

Kalender Arcana, Tahun 572, Bulan Solvian, Tanggal 17, Hari Velmora.

"Kalian mengerti? Kalian harus punya ambisi, karena ambisi dapat mengisi Pilar HAJ kalian," ucap Azam dengan tubuh kecilnya yang baru berumur empat tahun.

Leonel mengangkat tangan. "Azam, apa kamu memiliki ambisi?"

Pertanyaan itu datang begitu tiba-tiba. Azam tidak menyangka akan ditanya seperti itu.

Azam hanya menatap, tanpa emosi, tanpa reaksi.

"Ambisi?"

Azam terdiam.

Tiba-tiba, udara di sekitar mereka terasa lebih sunyi. Suasana berubah.

"Menjaga keluargaku..."

Kemudian, Azam perlahan mengangkat tangannya, jari kecilnya menunjuk ke arah mereka berdua.

"Leonel Ezra dan Isabelle Celeste."

Tatapannya tetap kosong, tapi suaranya terdengar tegas.

"Kalian juga keluargaku."

Angin bertiup perlahan, membawa perasaan aneh yang sulit mereka gambarkan.

Leonel dan Isabelle tak tahu apakah Azam bercanda atau tidak. Ekspresinya begitu datar, sulit ditebak. Tapi satu hal yang mereka tahu—kata-kata itu diucapkan dengan tulus, dari lubuk hati yang paling dalam.

Hari itu mengubah pandangan mereka tentang Azam, karena untuk pertama kalinya, mereka menyaksikan sisi dirinya yang berbeda.

...----------------...

"Na na na... na na na... na..."

Seorang anak perempuan melangkah di antara pepohonan, kakinya menyentuh dedaunan yang berguguran. Ia terus berjalan, menelusuri hutan yang sunyi.

"berjalan... berjalan..."

Suara nyanyiannya menggema, menyelinap di antara pepohonan, menyatu dengan desir angin yang berbisik.

Langkahnya terhenti di tepi hutan. Di sana, berdiri seorang anak laki-laki dengan mata yang begitu indah.

Anak itu menoleh, menatapnya dalam keheningan. Malam merayap perlahan, bintang-bintang bertaburan di langit, menyelimuti dunia dalam cahaya redupnya. Bulan pun bersinar, memantulkan cahayanya yang lembut, seolah menyaksikan pertemuan mereka

Ia merasakan energi luar biasa dari anak itu. Tapi jelas, anak itu hanya orang biasa. "Sepertinya dia seumuran denganku," pikirnya.

Dengan langkah pelan, ia mendekat.

"Halo... nama saya Valeria Noelle," katanya dengan suara pelan.

Azam menatapnya, ekspresinya sulit ditebak. "Apakah kamu orang baru... di sini?"

Valeria masih sulit percaya. "Ternyata matamu benar-benar hijau. Aku kira sihir... woah."

Azam mengangkat alis tipis. "Oh—mata ini yang kamu maksud," . Dalam hati, 'dia tidak menjawab pertanyaanku...'

"Ini memang warna mataku yang alami," lanjutnya dengan nada datar. "Apa kamu berasal dari hutan di sana?" Ekspresinya tetap tenang, seperti biasa.

"Ah, iya! Aku tadi sedang bermain di hutan. Apa kamu mau bermain juga denganku?" tanya Valeria dengan antusias.

"Tidak."

Azam tetap tenang, lalu melanjutkan,

"bisakah kamu menjawab pertanyaanku tadi?"

Valeria tersenyum. "Tidak. Aku sudah lama di sini."

"..."

Azam terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata, "Aku belum pernah melihatmu. Apa kamu tidak pernah keluar rumah?"

"Tidak, aku sebenarnya sering keluar rumah," jawab Valeria santai. "Tapi aku lebih sering bermain di dalam hutan, Ini pertama kalinya kita bertemu."

'bermain?—Sistem.'

Dalam pikirannya, Azam memanggil sistem.

Nama: Valeria

Tempat Tinggal: Hutan

Kekuatan: Spirit

Umur: 4 tahun

Tingkatan: First Mortal Genesis High

'Dia berbohong.'

"Halo..."

"Iya?" Azam kembali menatap Valeria.

"Kamu tidak penasaran dengan apa yang kulakukan di hutan?" Valeria tersenyum misterius. "Ayo ikut denganku!" katanya tiba-tiba.

"Pergi ke dalam hutan?" pikir Azam. Apalagi hutan cukup jauh dari desa...

Bukan karena takut akan bahaya, tetapi ia tidak ingin membuat neneknya khawatir. Namun, Azam teringat status Valeria—spirit.

Rasa penasarannya pun muncul. "Baiklah, aku akan ikut denganmu. Tapi—aku tidak bisa terlalu lama, nenekku akan khawatir."

Valeria terkejut mendengar jawaban Azam, lalu wajahnya berbinar. "Benarkah? Kalau begitu, ayo!"

...----------------...

Setibanya di dalam hutan, Azam disuguhi pemandangan beragam serangga dan hewan. Burung-burung berkicau riang, sementara dedaunan kering berserakan di sepanjang jalan dan jatuh perlahan dari pohon-pohon ek yang menjulang tinggi.

Valeria terus melangkah lebih dalam, sementara Azam mengikuti langkahnya dalam diam.

Akhirnya, mereka tiba di sebuah danau yang tenang, permukaannya memantulkan sinar bulan dengan lembut. Kunang-kunang berkilauan di udara, menciptakan pemandangan seperti bintang-bintang yang menari di sekitar mereka. Beberapa hewan mendekati danau untuk minum, tetapi begitu melihat Valeria, mereka tanpa ragu mendekat padanya.

Segala macam hewan datang menghampiri Valeria. Ini adalah pertama kalinya Azam menyaksikan kekuatan seperti ini.

Sistem

(Nama Kekuatan: Energi Harmoni)

Namun, setelah itu semua—Azam terkejut. 'Haj?' Itu yang terlintas di pikirannya. Meskipun Azam tidak bisa merasakannya, ia yakin dengan penglihatannya. Instingnya mengatakan bahwa ini adalah Haj. Kekuatan itu muncul saat Valeria menyentuh hewan-hewan tersebut. Kekuatan Valeria seperti mampu membuat mereka merasa nyaman dan aman di dekatnya.

Azam awalnya ingin bertanya, 'Apa kamu selalu bermain dengan mereka?' Namun, ia merubah pertanyaannya.

"Apa kamu tahu Haj?"

Valeria menoleh dan menatap Azam dengan bingung. "Haj? Apa itu?" Ia memiringkan kepalanya, terlihat benar-benar tidak tahu, meskipun jelas ia menggunakannya.

Tanpa menunggu jawaban, Valeria melanjutkan, "Ngomong-ngomong, aku terkejut melihat ekspresimu yang biasa saja. Apa kamu benar-benar manusia?"

'Apa kamu benar-benar manusia? Bukankah seharusnya itu pertanyaanku?' Azam menggelengkan kepalanya, memilih untuk mengabaikannya. "Apa kamu benar-benar berasal dari desa ini?" Kali ini, tatapannya lebih serius.

Valeria terdiam. Ia tidak tahu harus menjawab apa, karena ia sendiri tidak benar-benar tahu dari mana asalnya. Yang ia ingat hanyalah bahwa ia dibesarkan oleh seseorang—entah siapa. Mungkin itu orang tuanya, mungkin bukan.

Ketika usianya menginjak dua tahun, sosok itu meninggalkannya di dalam hutan. Sejak saat itu, ia tumbuh dalam asuhan hewan-hewan dan spirit hutan hingga Kini, di usianya yang keempat.

Namun, bukannya menunjukkan kesedihan, Valeria justru tersenyum. "Bagaimana kalau aku menceritakannya pada saat kita duduk?"

Azam mengangguk, lalu menoleh ke sebuah pohon besar yang menjulang lebih tinggi dan lebih lebar daripada pohon-pohon lainnya.

Valeria dan Azam secara bersamaan menunjuk pohon lain. "Mari ki—"

Mereka berdua serempak mengucapkannya, lalu saling menoleh.

"Di mana?" tanya Azam, sedikit bingung.

Valeria langsung gelagapan. "T-tidak apa! A-apa kamu… kemana tadi maunya?" Ucapannya tiba-tiba berantakan.

Azam mengerti maksud ucapannya. "Aku kira ke sana, karena pohon itu sangat besar. Tempat yang pas untuk bersandar."

Valeria mengangguk cepat. "Kamu benar juga. Kalau begitu, mari ke sana."

Sebenarnya, ia awalnya ingin memilih pohon yang lebih kecil—entah kenapa, ada sedikit keinginan dalam benaknya untuk duduk lebih dekat dengan Azam. Namun, akhirnya ia mengikuti pilihannya.

Setelah mereka duduk di bawah pohon besar itu, Valeria mulai menceritakan semua yang terjadi sebelum ia sampai di hutan ini.

......................

Setelah beberapa saat mengobrol, Azam bertanya, "Jadi… kamu tidak tahu siapa orang tuamu?"

Valeria mengangguk pelan.

Di antara hewan-hewan yang tadi didekati dan dielus oleh Valeria, seekor rusa tampak ragu-ragu sejenak, lalu perlahan berjalan mendekati Azam.

Azam menoleh. 'Kenapa?' Ia mengangkat tangannya perlahan, membiarkan rusa itu mendekat lalu mengelus kepalanya.

Valeria tertawa kecil. "Sepertinya dia menyukaimu."

Azam menoleh ke arah Valeria. "Apa kamu juga bisa berbicara dengan hewan?"

Valeria mengangguk. "Tentu saja, meskipun sebenarnya aku hanya bisa memahami mereka, bukan benar-benar mengerti bahasa mereka."

Azam terlihat berpikir, dan sebelum ia sempat bertanya lebih jauh, Valeria melanjutkan, "Selain itu... ada beberapa hal yang masih sulit dimengerti. Tapi, rasanya mereka selalu memuji sesuatu—sesuatu yang keberadaannya tidak sepenuhnya kupahami."

Entah Azam tidak mendengar atau memang memilih untuk tidak menanggapi, ia tiba-tiba melontarkan pertanyaan yang sudah lama membuatnya penasaran.

"Apakah hewan-hewan ini memiliki akal seperti manusia?"

Valeria memiringkan kepalanya. "Akal? Maksudmu... apakah mereka memiliki pengetahuan atau bisa berpikir seperti manusia?"

Azam mengangguk.

"Hmm, entah bisa kusebut akal atau tidak, tapi di antara mereka, memang tidak ada yang mirip dengan pemikiran manusia. Namun, mereka memiliki pengetahuan mereka sendiri. Mungkin... bisa kusebut itu sebagai versi akal mereka?" Valeria melanjutkan sembari melihat rusa yang dielus Azam. "Tapi rusa yang kamu elus itu betina, dia memiliki pengetahuan yang lebih daripada hewan lainnya."

Azam berpikir, jika 'akal' yang Valeria maksud mungkin adalah sesuatu yang dimiliki oleh hewan di dunia ini—'punya pemikiran sendiri', yang berarti cara mereka Berpikir berbeda dengan manusia.

Valeria penasaran dengan apa yang dikatakan Azam sebelumnya. "Zam, apa yang kamu katakan tadi...?"

"Haj?"

"Ah ya! Itu Haj. Maksudnya apa?" Valeria bertanya.

Azam pun mulai menceritakan beberapa hal tentang Haj.

......................

"Ooh, sepertinya aku mulai mengerti tentang apa itu Haj... Jadi, apakah aku menggunakan Haj?"

Azam mengangguk, lalu menatap langit. "Sepertinya aku harus pulang sekarang."

"Begitu cepat? Rasanya baru saja kita mulai berbicara. Apa kamu tidak bisa tinggal lebih lama?" Valeria bertanya dengan raut wajah sedikit kecewa.

Azam menggelengkan kepala. "Tidak."

"Baiklah kalau begitu. Semoga kita bisa bertemu lagi di lain waktu."

Azam berpamitan dan mulai berjalan pulang, meninggalkan hutan. Di sepanjang perjalanan, ia menyadari bahwa dunia ini tidak sesederhana yang ia kira.

1
Ryuu Ryugem
lanjut thor seru cerita nya
anaa
numpang singgah💐
🍁🄰🄽🄶❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
mampir
Daisuke Jigen
Senang banget bisa menemukan karya bagus kayak gini, semangat terus thor 🌟
Paola Uchiha 🩸🔥✨
Ngakak guling-guling 😂
Gái đảm
Waw, nggak bisa berhenti baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!