Ketika semua hanya bisa di selesai dengan uang. Yang membuat ia melakukan apa saja untuk bisa mendapatkan uang, juga termasuk menju*l tubuhnya sendiri.
Tidak mudah menjadi seorang ibu tunggal. di tengah kerasnya sebuah kehidupan yang semakin padat akan ekonomi yang semakin meningkat.
Ketika terkuaknya kebenaran jati diri putrinya. apakah semua akan baik-baik saja? atau mungkin akan bertambah buruk?
Ikuti kisahnya dalam. Ranjang Penyelesaian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak ingin Aulia terluka
Di kediaman Dave. Dari tadi pria itu terlihat tidak bisa tenang karena Aulia belum pulang juga padahal sudah hampir jam 10.00 malam.
Dave turun ke lantai bawah menuju ke belakang rumah di mana para pelayan tinggal di sana.
Tok tok tok
Dave mengetuk salah satu pintu kamar pelayan.
Tidak berselang lama seorang pelayan keluar dari kamar.
"Eh, Den? Ada apa Den?" Tanya pelayan heran melihat majikannya tiba-tiba mendatanginya.
"Bi, tadi semasa Aulia pergi dari rumah. Apa dia ada ngomong mau ke mana?" Tanya Dave berharap bisa mendapat informasi kemana perginya Aulia pada pelayan.
"Non Aulia? Kayaknya dia nggak ngomong mau ke mana. Yang jelas non Aulia pergi, kalau nggak salah sekitaran setengah dua begitu, Den," jelas bibi.
Setengah dua sore? Berarti Aulia pergi dari rumah sudah hampir delapan jam. Batin Dave.
"Benar Aulia tidak bilang apa-apa mau ke mana?" Dave mengulangi pertanyaan guna memastikan.
Menggeleng pasti. "Tidak, Den. Non Aulia memang tidak bilang-bilang mau ke mana. Non Aulia cuman nitip putrinya tanpa memberi kabar ingin ke mana." Bibi terlihat yakin bahwa dia memang tidak tahu di mana keberadaan Aulia saat ini.
"Baiklah, terima kasih, bi." Dave berlalu pergi ingin mencari ponselnya.
Drrt drrt drrt
"Ya, Tuan." Jawab Lu yang sedang bersantai di kamar heran tiba-tiba Dave menghubunginya malam-malam.
"Lu, coba kau cari tahu di mana keberadaan Aulia sekarang."
"No---"
"Untuk apa mencari tahu keberadaannya? Jangan bilang kalau kamu mulai peduli padanya!" Suara Lusia menghentikan percakapan Dave dengan Lu melalui panggilan.
Dave terpaksa menutup panggilan menoleh ke belakang melihat Lusia.
"Peduli atau tidak peduli. Aulia tanggung jawabku. Saat sesuatu terjadi padanya, aku yang lebih dulu di persoalkan," jawab Dave.
"Cih! Siapa yang peduli! Dan siapa yang mau menyoal mu? Kau itu orang berkuasa. Kalaupun ada yang terjadi pada pelakor itu, kau bisa menyuap polisi, supaya mereka seperti tidak tahu apa-apa!" Enteng Lusia.
"Kenapa kau sangat membenci Aulia, Lusia? Aku melihat Aulia tidak memperlakukan mu buruk. Tapi kenapa kau begitu tidak menyukainya?" tanya Dave penuh selidik.
"Tidak memperlakukan ku buruk? Kau bilang apa barusan?" Sinis.
"Kau sendiri melihat dengan jelas bukan? Kalau Aulia tega mendorong dan melukaiku waktu itu. Apakah saat kau bilang kau percaya dengan ucapanku kau cuma berbohong! santet apa yang wanita itu berikan padamu sehingga kau mulai tidak percaya padaku!"
Mata Lusia berkaca-kaca. Seolah-olah dia ingin menyudutkan Dave agar pria itu merasa bersalah.
"Aku tidak bilang seperti itu, Lusia. Tapi kau sendiri yang mengatakannya."
Dave coba merendah nada bicara yang tadi sempat memanas.
"Benar kau tidak bilang. Tapi dari ucapanmu kau jelas seperti sedang menuduhku!"
Ternyata akting dan air mata Lusia benar-benar bekerja sama. Di saat dia tidak ingin disalahkan air matanya juga mendukung untuk memperkuat dramanya
Terbukti Dave mulai menghembus nafas berjalan mendekati Lusia.
"Aku minta maaf, aku tidak bermaksud seperti yang kau bilang barusan. Aku cuman takut kalau terjadi sesuatu padanya hingga aku jadi tersangka utama dengan alasan suaminya," Dave coba memberi alasan.
Mana mungkin Dave bilang secara langsung di depan Lusia kalau dia memang mulai peduli. Karena itu bisa menimbulkan masalah baru yang akan membuatnya bertambah pusing.
Lusia terlihat bisa menerima alasan Dave.
"Kata mu saat Aulia hamil kau akan berhenti bersamanya dan akan menceraikannya setelah dia melahirkan."
"Lantas kenapa kau tidak mempercepat agar dia akan segera hamil. Aku benci kalau setiap waktu kau terus bersamanya. Karena aku bisa melihat kalau kamu mulai suka dengan wanita jal*ng itu," ungkap Lusia tak bisa terus berdiam diri melihat perhatian Dave yang semakin hari makin berlebihan pada Aulia.
Lusia mulai tidak bisa memendam perasaan yang mengganggunya selama Aulia menjadi istri Dave.
"Apa yang kau bilang Lusia, semua itu tidak benar. Aku cuma mencintaimu. Semua yang kau pikirkan itu cuma ketakutan dalam hatimu saja," Dave tetap menyangkal
Apa kau pikir aku bodoh? Cuma kau yang terlalu bodoh mau mempercayaiku. Mesti aku sudah membohongi mu selama bertahun-tahun. Tapi tidak untukku, kau tidak bisa membohongiku hanya dengan kata-kata manis mu. Batin Aulia dalam hati.
"Pokoknya aku tidak mau tahu, mas. Kalau memang kau benar masih cinta sama aku, aku mau Aulia segera bisa hamil supaya kalian cepat-cepat pisah!" Kekeh Lusia akan berusaha menyingkirkan Aulia dari kehidupan Dave supaya tidak ada yang bisa menghalangi rencananya.
Sungguh beristri dua itu tidak enak, apalagi kedua-dua istrinya sama-sama tidak nurut pikir. Pikir Dave.
Kalau bukan karena mama Rosalina pasti dia tidak akan pernah menikah lag. Karena ini yang membuatnya takut tidak bisa adil kepada istri-istrinya dan yang pada akhirnya membuat dia pusing sendirian memikirkan kedua wanita itu
Tuntutan wanita yang sering membuat ku benar-benar pusing. Batin Dave.
Setelah perdebatan mereka. Lusia naik ke lantai atas.
Tidak tahu ada apa di bena Lusia. Tiba-tiba Lusia memasuki kamar yang di tempati putri Aulia.
Lusia melihat putri Aulia yang tertidur pulas.
Lusia berinisiatif i untuk mendekati gadis kecil itu.
Sementara Dave yang berada di lantai bawah tidak menyadari kalau Lusia sedang masuk ke dalam kamar Asya.
Lusia memperhatikan raut wajah Asya. Dasar anak haram yang tidak tahu malu, kau sama saja seperti ibumu. Batin Lusia sinis dalam hati.
Saat Lusia ingin keluar dari kamar Asya. Tidak sengaja ia melihat bekas luka di lengan Asya yang seperti tak asing.
Lusia kembali mendekat dan memegang lengan Asya dengan hati-hati berharap gadis kecil itu tidak terbangun.
Deg!
Tunggu! kenapa parut di lengan gadis kecil ini sama persis seperti parut bekas luka suntikan saat Wili memasukkan cairan ke tangan bayi itu? Pikir Lusia mulai mencurigai Asya.
Ternyata saat kejadian 6 tahun yang lalu, saat Wili memasukkan cairan ke dalam tubuh Asya, lengan Asya melepuh karena kerasnya cairan yang terkena pada kulit bayi Asya yang pada saat itu baru berusia sebulan di mana kulitnya yang masih sangat sensitif.
Lusia diam-diam mengambil sehelai rambut Asya untuk memeriksa DNA. Berharap apa yang ada di pikirannya itu semua tidak benar.
Karena kalau semua yang ada di pikirannya itu benar. Maka dia tidak segan-segan mengatur rencana untuk membunuh Asya.
Setelah itu Lusia segera keluar dari kamar Asya.
**
Aulia waspada saat Vegam membawanya masuk ke sebuah kamar yang lagi-lagi membuat Aulia takjub dengan semua dekorasi kamar yang terlihat sangat elegan.
Meski Aulia kagum dengan semua kemewahan dan kemegahan yang berada di markas. Namun dia tetap waspada, saat Vegam sudah membawanya masuk ke dalam kamar.
Laki-laki bersama seorang wanita berada dalam satu kamar berdua. Sepertinya itu sudah keluar dari zona aman. Pikiran Aulia mulai tidak benar.
"Untuk apa kita kesini?"
Aulia bertanya dengan sorot mata terus mengikuti langkah Vegam yang berjalan ke kasur, kemudian pria itu duduk di sana dengan kaki menyilang.
"Kemari, duduk di sini." Vegam menepuk-nepuk kasur agar Aulia duduk di sisi nya.
"Tidak. Aku tidak mau!" tegas Aulia jelas menolak keras.
Wajah Vegam berubah tanpa ekspresi.
"Buang jauh-jauh pikiran mu. Karena saat aku benar-benar menginginkan tubuh mu demi untuk kepentingan birahi ku. Percayalah, kau tidak akan berdiri baik-baik saja di situ," Datar Vegam tidak suka dengan pikiran Aulia yang suka menanggapinya negatif.
Aulia merasa tidak enak pada Vegam yang sering baik padanya. Tapi dia justru terlalu waspada.
Aulia duduk di sisi Vegam seperti permintaan pria itu tadi.
"Ibuku meninggal di usia ku yang ke 10. Sepeninggalan ibu, aku seringkali mendapat perlakuan buruk, bahkan aku sampai lupa kapan manusia pernah baik pada ku."
"Mungkin itu alasan kenapa aku sering waspada setiap kali menghadapi manusia yang cuma berniat memanfaatkan ku saja di setiap kesulitan ku," tambah Aulia tersenyum hambar sembari menunduk menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca.
Hati Vegam ikut sedih mendengar curhatan hati Aulia. Mata dingin itu menatap Aulia teduh.
"Dan alasan kau kemari, untuk ibumu?" Tebak Vegam sebenarnya sudah tahu.
Aulia mengangguk. "Sekalian menagih ucapan mu," kata Aulia memperingatkan Vegam tentang ucapannya malam itu saat memberikan kartu nama.
Vegam terdiam seperti sedang mengingat sesuatu.
Vegam mengingat malam di mana saat pertama kali dia melihat sosok Aulia.
Saat Vegam bersama kedua temannya masuk ke dalam bar berjalan menuju ruang VIP.
Tidak sengaja Vegam melihat sosok Aulia yang membuatnya langsung terpesona akan kecantikan Aulia yang tinggi semampai sangat cocok dengan bentuk tubuh idaman semua wanita, ditambah kulit mulus putih bersih, bibir indah, alis tebal berbentuk seperti ukiran. Wajahnya yang tidak pasaran menjadikan daya tarik tersendiri setiap kali ada laki-laki yang melihat kecantikan Aulia.
Untuk pertama kalinya Vegam merasa hatinya bergetar setelah kematian calon istrinya yang memang sengaja dia bunuh karena telah berkhianat sehingga membuatnya rugi ratusan miliaran rupiah. Yang lebih menyakitkan lagi, calon istrinya bahkan berani berselingkuh dengan musuh.
Bisa dikatakan kalau Vegam jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat Aulia.
Ketika Aulia masuk ke dalam ruang VIP membawa pesanan ketiga pria itu.
Vegam semakin tertarik dengan kecantikan Aulia saat bisa melihatnya dari dekat.
Aulia juga sangat berbeda dengan wanita-wanita yang sering melayani mereka bertiga.
Wanita-wanita sebelumnya seringkali bertingkah centil agar bisa mendapat tip lebih banyak.
Sedangkan Aulia, dia lebih menjaga jarak dan lebih banyak diam daripada berbicara.
Setelah kedua kerabat Vegam pulang. Vegam pergi bertemu dengan seorang pria yang usianya sekitaran 50 tahun.
Usai selesai urusannya, Vegam tidak sengaja melihat Aulia yang seperti mencari kendaraan untuk pulang ke rumah.
Sehingga pria itu menawarkan Aulia tumpangan.
Saat tiba di rumah Zivia. Vegam memberikan Aulia pil perangsang yang ternyata jatuh dari saku Aulia saat berada di bar. Dan semua itu tidak lekang dari pandangan Vegam.
Vegam menebak pasti Aulia punya tujuan tersendiri sehingga membawa pil itu.
Makanya Vegam sempat berpesan pada Aulia untuk tidak membuat masalah yang akan merugikan dirinya sendiri.
Sepulangnya dari mengantar Aulia. Rasa penasaran Vegam tidak bisa membuatnya tinggal diam. Vegam segera mencari tahu siapa sebentar Aulia.
Dari hasil pencariannya. Vegam akhirnya menemukan semua data-data tersembunyi dari hal-hal yang paling kecil hingga yang paling besar tentang Aulia.
Bukan itu saja. Vegam bahkan tahu siapa pembunuh dari ibu Aulia, dan apa motifnya membunuh ibu dari Aulia.
Namun, belum saatnya Aulia tahu siapa pembunuh ibunya. Vegam takut dan tidak ingin Aulia sampai down kalau mengetahui kebenaran yang tidak pernah terpikirkan oleh Aulia.
"Kejadiannya sudah bertahun-tahun, mungkin sedikit sulit menemukan pelakunya," bohong Vegam tidak ingin Aulia bertambah terluka setelah mengetahui pembunuh ibu.
"Tap----"
Vegam menaruh jarinya di bibir Aulia.
"Sudah jam 11 malam, perjalananmu ke sini pasti membuat mu sangat lelah. Kau istirahat saja dulu. Jangankan soal ibumu, apa pun yang kau inginkan, akan tetap aku berikan, meski yang kau minta nyawa ku sekalipun." Ucap Vegam tulus tanpa dusta.
Mendengar ucapan Vegam, Aulia semakin yakin kalau dia benar-benar sudah jatuh cinta pada pria itu. Ia dapat merasakan getaran yang semakin tidak bisa Aulia pungkiri.
Karakter Vegam yang lemah lembut dan memperlakukannya sangat baik, memahami semua keinginannya membuat Aulia semakin nyaman berada di dekat Vegam.
Karena Vegam memang tipe laki-laki yang akan memberikan dan berbuat apa saja untuk wanita yang sangat dia cintai.
Tapi jangan salah, Vegam mempunya kebiasaan buruk. Di mana pria itu tidak akan segan-segan membunuh siapa saja yang berani berkhianat padanya. Meski Aulia sekalipun.
Namun status Aulia saat ini berbeda. Karena pada kenyataannya Aulia itu istri orang.
Namun meski demikian, Vegam tidak berputus asa ingin mencoba keberuntungan untuk mendapatkan Aulia.
Saat dia berhasil, maka dia akan menjadi manusia yang paling bahagia di dunia. Namun ketika keberuntungan meleset dan dia gagal, Vegam akan ikhlas dan mendoakan semoga Aulia bahagia bersama sahabatnya.
Karena Vegam sadar, di sini dia yang masuk menjadi orang ketiga di antara Aulia dengan Dave.
Tapi seandainya Vegam menemukan kalau pernikahan Aulia dengan sahabatnya saling mencintai. Dia tidak akan berani mencoba merebut Aulia.
Tapi karena diantara keduanya tidak saling mencintai, dan hanya menikah karena keinginan mama Dave. Membuat Vegam bertekad ingin mengambil Aulia dari pelukan Dave.
Terdengar dia seperti seorang sahabat yang kejam ingin berkhianat pada teman baiknya sendiri. Namun itulah seorang Vegam. Dalam dunianya siapa cepat dia dapat, siapa lambat dia akan tenggelam.