NovelToon NovelToon
Aku Di Sini Istriku

Aku Di Sini Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / CEO / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Suami ideal
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nadya

Demi menjalankan wasiat dari almarhum Om nya Kean rela menikahi Tasila yang merupakan istri dari sang om yang ditinggal meninggal. Kean rela menikahinya secara diam-diam demi bisa merawat dan menjaganya karena sejak ditinggal meninggal oleh sang Om Tasila menderita obsessive compulsive disorder.
Dengan sabar dan ikhlas Kean berusaha mempertahankan pernikahannya walaupun beberapa kali ia merasakan sakitnya tak dianggap. Namun, Kean tak menyerah! Demi mendapatkan hati istrinya Kean rela melakukan apapun bahkan hal-hal konyol yang sebenarnya bukanlah ciri khasnya sebagai seorang CEO muda yang cool.
____
Mampukah Kean mendapatkan hati Tasila seiring berjalannya waktu? Dan mampukah ia membuat sang istri benar-benar sembuh dari penyakitnya?
•••••••
(SEQUEL The Waits Gets Duda Elegan-Bisa dibaca terpisah)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Balas Membuat Salting

"Sementara untuk perasaan gue, gue jadikan prioritas kedua. Gue gak peduli sesakit apa hati gue sekarang, yang terpenting orang yang gue cinta bisa sembuh dan bisa mendapatkan kebahagiaannya kembali. Tasila itu segalanya buat gue, tapi gue gak peduli mau Tasila anggap gue apa, gue cuma pengen liat dia senyum aja, itu rasanya udah lebih dari cukup buat gue."

Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di kepala Tasila. Tak terasa air mata haru nya turun membasahi pipi mulusnya. Disaat Ia selalu merasa minder dan kesepian tanpa sadar ada seorang laki-laki yang mencintainya tanpa pamrih.

Kenapa Tasila sebut tanpa pamrih? Karena Kean rela perasaannya tersampingkan dan lebih mementingkan kebahagiaan dan kesembuhan perempuan yang dicintainya. Yang tak lain adalah dirinya.

Tiba-tiba Tasila teringat sebuah kejadian.

"Yang pertama, beri pasanganmu perhatian, beri pasanganmu makanan yang disukai__"

"La, La udah jangan dibaca."

"Aku benar-benar gak tau kalo Kean yang selama ini udah mati-matian jagain aku secara diam-diam. Buku panduan cara memikat hati pasangan yang pernah Kean baca waktu itu ternyata Kean praktikan untuk aku. Dia rajin kirim salad, sesekali es krim, yogurts dan juga buah-buahan segar ternyata barang-barang itu bagian dari usaha dia atas petunjuk buku itu?"

Tasila mengusap wajahnya kasar. Ia benar-benar tidak menyangka ada laki-laki seperti Kean di dunia ini.

Ting...

Tasila meraih handphonenya seraya membuka satu pesan masuk yang ternyata dari laki-laki yang sedang dipikirkannya.

Kean

Ayo belajar saya tunggu di depan paviliun sambil ngopi😁

^^^OTW^^^

Tasila pun meraih hijab segi empatnya seraya beranjak dari kasur dan berdiri di depan cermin full face kamarnya untuk memastikan hijabnya terpasang dengan rapih dan sempurna.

Setelah selesai Tasila pun bergegas keluar kamar, tak lupa ia pun membawa laptopnya. Di sana nampak sudah ada penghuni tampan yang terlihat sedang santai sambil menikmati kopinya.

Entah kenapa Tasila mendadak grogi dan canggung karena sudah mengetahui statusnya dengan Kean sekarang. Ia memang belum tahu jelas bagaimana akadnya dengan Kean bisa terlaksana dan dengan siapa Kean berjabat tangan namun yang jelas Ia yakin obrolan Kean dan Rey tidak mungkin membicarakan kebohongan. Apalagi dengan ekspresi yang begitu serius.

Ditambah lagi Tasila teringat dengan ucapan Rey kemarin.

"Kamu tidak usah khawatir karena sepertinya ada sesuatu hal yang kamu tidak tau soal Kean. Dia laki-laki ajaib yang saya jamin bisa mengatasi masalah kamu."

Ucapan Rey kemarin malam sudah terjelaskan sekarang.

"La? Kok berdiri di situ? Ayo duduk." Lamunan Tasila pun membuyar mendengar ucapan Kean.

"Eh, i__iya." Tasila pun mendudukkan dirinya di kursi depan Kean seraya meletakkan laptopnya ke atas meja.

"Kita kemarin udah bahas tentang cara pengecekan kejanggalan data. Sekarang kita ke data penjualan perbulannya."

Kean pun mulai menjelaskan dengan detail dan sejelas mungkin supaya Tasila tidak bingung. Tasila pun nampak menatap serius layar laptopnya sambil mengangguk-angguk.

"Udah bisa?"

"Saya mau tanya yang ini, kayanya salah masuk tabel ya?" Tasila mendekatkan kursinya menjadi sampingan dengan Kean dan menggeser laptopnya.

Kean melirik sekilas dengan tatapan yang sulit diartikan namun detik berikutnya Ia pun terfokus pada laptop Tasila.

"Benar sekali, yang ini salah masuk nih harusnya di..." Ucapan Kean terhenti saat tangannya tidak sengaja tersentuh telungkup tangan Tasila saat dirinya hendak mengambil alih mouse.

Keduanya pun menoleh dengan tatapan terkejut.

'Jadi ini alasan kenapa kalo aku deket Kean enggak ngerasa berdosa dan tenang-tenang aja bahkan aku gak bisa marah waktu Kean deket-deket sama aku.' Batin Tasila.

"Eh, maaf mau ambil mouse." Kean tersadar dari lamunannya dan mendadak kikuk.

Tasila pun menyingkirkan tangannya dari mouse dan membiarkan Kean yang bermain. Tasila sedikit memajukan kepalanya untuk memfokuskan matanya.

"Nah ini baru bener."

Tuk...

"Aduh..." Tasila memegangi tulang pipinya yang tidak sengaja terbentur kepala Kean.

"Astagfirullah. Maaf La saya gak sengaja." Karena panik Kean refleks menyentuh pelipis Tasila dan menyingkirkan pelan tangan Tasila karena Ia ingin melihat keadaan tulang pipi perempuan itu.

Kean nampak khawatir dan merasa bersalah melihat pipi bagian atas perempuan itu nampak sedikit memar. Tasila memperhatikan ekspresi wajah Kean. Ia tersenyum dalam hati, ternyata Kean adalah laki-laki berhati lembut dan perhatian.

"Eh, maaf saya refleks." Kean pun melepas tangannya dari pelipis Tasila.

"Tunggu sebentar." Kean terbangun dari duduknya dan berjalan masuk ke dalam paviliunnya.

Tak lama kemudian Kean pun kembali sambil membawa baskom berisi air dingin dan handuk kecil.

"Ini saya bawa kompresan buat kamu." Kean meletakkannya ke atas meja.

"Saya kompres sendiri gitu?" Tasila mencebikan bibirnya.

"I__iya. Atau mau saya panggilin Bi Siti?" Tawar Kean.

Tasila menggeleng.

"Terus maunya gimana? Oh, kamu mau dibawa ke dokter aja?" Tasila lagi-lagi menggeleng.

Tasila meraih handuk di dalam baskom dan menarik tangan kanan Kean. Sontak Kean merasa bingung dengan apa yang dilakukan Tasila namun Ia hanya bisa menurut.

Tasila meletakkan handuk kecil itu ke atas telapak tangan Kean.

"Maunya kamu yang ngompres." Tasila tersenyum tengil.

Rasakan! Memang hanya dia saja yang bisa menjahili Tasila dan membuatnya salting.

Benar saja prediksi Tasila, wajah Kean yang putih mulus itu mendadak menjadi udang rebus hingga ke kedua telinganya. Tasila terkekeh di dalam hati melihat hal itu. Emang enak dikerjain balik.

"Ke? Enggak mau ya? Yaudah deh." Tasila berkacak pinggang.

"Eh, m__mau kok." Dengan tangan gemetar Kean menggenggam handuk kecil di telapak tangannya.

Tasila mendekatkan wajahnya ke arah Kean dengan tatapan menelisik hingga membuat laki-laki itu semakin grogi.

Walaupun sedikit gemetar Kean berusaha menempelkan handuk kecil itu ke pipi bagian atas Tasila.

"Ssshh..." Tasila mendesis karena ternyata rasanya lumayan perih.

"Sakit ya?" Kean meringis tak tega.

"Dikit." Balas Tasila.

"Tahan sebentar ya. Saya berusaha sepelan mungkin."

Kean memajukan duduknya agar Ia bisa mengawasi sentuhannya, memastikan bahwa sentuhannya bisa selembut mungkin.

Tasila memperhatikan wajah tampan Kean serta ekspresi seriusnya yang sangat lucu itu. Demi sentuhan lembut, Kean tidak peduli kepalanya sampai miring-miring dan ekspresi sudah tidak karuan.

"Hhhh kamu itu udah kaya ibu-ibu lagi ngobatin anaknya tau gak." Ledek Tasila.

"Diem jangan ketawa nanti sakit." Semprotnya.

"Woo, oke-oke maafkan Pak dokter." Tasila terkekeh kecil.

Kean tersenyum simpul mendengar itu. Namun Ia enggan menghentikan aktivitasnya sama sekali.

Tasila masih setia memperhatikan wajah Kean yang tidak ada jelek-jelek nya itu. Sekarang Ia tidak perlu khawatir dosa lagi mau sedekat dan seberapa lama pun Ia memperhatikan wajah Kean. Namun, Tasila tidak akan mengatakan jika Ia mengetahui pernikahannya dengan Kean sebelum Kean yang memberitahu sendiri.

Setelah dirasa cukup Kean pun menyudahi aktivitasnya.

"Kamu punya obat memar atau sejenisnya?" Tanya Kean. Tasila menggeleng.

"Biasanya kalo memar diapain biar cepet sembuh?"

"Mmm... Biasanya kalo memarnya di lutut paling dikompres udah sembuh, tapi kalo di pipi dikompres aja gak bakal mempan deh."

"Terus diapain biar cepet sembuh?" Kean menggerakkan satu alisnya.

"Dicium." Tasila menatap Kean dengan mata sedikit menyipit dan senyuman tengilnya.

1
Marya Dina
cie ciee tasila seneng kan.
mooga bisa nerima kean.. sila..
Marya Dina
yes . akhirnya biar tasila tau...
mau liat bucin nya mereka lgi.
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Marya Dina
sy udh baca sampe 7bab. tapi kyak nya d baru y thor kemren d hapus
larasatiayu: bc pnyaku jg dong
Marya Dina: eh iya yak q baca sampe rasa syukur..🤭
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!