Satu NAMA Dua DUNIA

Kekaisaran Qin, berada dibagian timur benua timur. Jika dimasa sekarang dikenal dengan Benua Asia.

(Biar lebih gampang kita sebut saja Banua Asia Timur ya..!)

Lima Ibukota bagian dengan ratusan kota kecil dan ribuan desa. Membentang luas dibawah kekuasaan kekaisaran Qin.

Ibukota pusat Cheng'du, dimana istana dan pusat pemerintahan ada.

Empat kekaisaran berada diwilayah benua Asia timur lainnya. Bagian tengah, Selatan, Barat dan Utara.

Dinasti Ming menguasai benua Asia Timur bagian Utara.

Klan Song bagian Selatan.

Kekaisaran Tang berada disebelah Barat dan Dinasti Xia menduduki wilayah Tengah.

Ada lima klan keluarga berpengaruh didinasti Qin, yang pada saat ini dipimpin oleh generasi keempat putra langit Kaisar Qin Ying Zhen.

Selain itu juga ada lebih lima belas klan keluarga kaya raya dengan status tingkat dua.

(Status kebangsawanan klan satu paling rendah dan tiga paling tinggi atau bisa dibilang klan berpengaruh dalam jalannya pemerintahan)

Klan Xiao sekarang berada diurutan keempat, sementara Klan Gu diposisi kelima.

Urutan pertama ada Klan Duan, klan keluarga permaisuri Qin saat ini.

Posisi kedua ada Klan Guan dan ketiga klan Mu.

Dulu dimasa Xiao Mei Ling hidup, klan Xiao berada diurutan kedua dan klan Gu diposisi keempat.

Namun sejak mengalami kemunduran selama masa empat tahun ini, klan Guan yang semula diposisi kelima. Merangkak naik menggeser klan Xiao dan Gu.

Begitu pun dengan klan Mu berhasil meraih posisi ketiga, menggeser kedua rivalnya.

Klan Gu sendiri menguasai pertanian dan pasar pangan dikekaisaran Qin. Hasil bumi klan Gu juga dieksport keempat kekaisaran lain.

Klan Gu adalah saudagar yang menampung semua hasil panen para petani dikekaisaran Qin. Baik padi, gandum, umbi-umbian, sayuran, buah dan per bumbuan.

Memiliki toko serta gudang pangan dilima Ibukota kekaisaran Qin, dan dua puluh lima hektar ladang.

Namun empat tahun ini. Hasil panen klan Gu menurun, yang berimbas kurangnya pasokan pangan ketoko-toko mereka..

Terlebih klan Zhang ikut membuka toko pangan, menyerobot sebagian rekan bisnis klan Gu dan bekerjasama dengan kekaisaran lain.

Tetua Xiao Dan, putra tunggal dari tetua klan terdahulu. Memiliki lima putra dan satu putri yang terlahir dari satu istri sah dan dua selir.

Klan Xiao sebenernya menganut sistem setia, cukup satu istri seumur hidup. Namun karena Xiao Dan adalah putra tunggal dan penerus generasi berikutnya. Jadi ia dipaksa mengambil selir oleh para penatua klan Xiao terdahulu.

Dua selir Xiao Dan sudah meninggal sejak lima belas tahun lalu karena sakit.

Putra pertama Xiao Chen berusia empat puluh satu tahun, memiliki dua istri.

Gu Jia adalah istri pertama Xiao Chen, yang memberinya dua putra dan satu putri. Sementara istri keduanya Yin Yue tak memiliki anak karena tidak pernah disentuh oleh Xiao Chen.

Sebenarnya Xiao Chen dulu tidak mau memiliki selir apalagi menambah istri.

Namun semua berubah selepas ia kembali dari menyelesaikan dinas keIbukota Guizhou.

Pada saat perjalanan pulang, ia dan para pengawalnya menyelamatkan Yin Yue dari kelompok bandit perdagangan manusia.

Keluarga dan suami Yin Yue tewas dibantai begitu juga dengan putranya yang berusia dua tahun.

Xiao Chen pun membawa wanita itu pulang dan berniat memberinya pekerjaan.

Namun Gu Jia meminta Xiao Chen menjadikannya istri, agar kehidupan wanita yatim piatu itu terjamin dan tak dianggap rendah.

Xiao Chen pun bersedia tapi dengan syarat tidak akan pernah meniduri wanita itu.

Kepribadian Yin Yue yang baik hati, lembut dan berhati murni. Tentu tak berkeberatan, ia justru malah amat berterimakasih karena sudah diangkat derajatnya.

Lagi pula Yin Yue sudah pernah menikah dan melahirkan. Jadi ia tak mempermasalahkan soal urusan ranjang dan mengandung.

Yin Yue menjadi madu sekaligus sahabat terbaik Gu Jia, membantu wanita itu merawat ketiga anaknya.

Yin Yue juga yang selalu mendampingi Gu Jia dan mengurus istri pertama suaminya itu dimasa-dimasa keterpurukannya.

Putra kedua Xiao Yan, memiliki satu istri yang memberinya dua putra dan dua putri.

Putra kembar Xiao Yan lahir dari istri sah dan kini berusia delapan belas tahun. Sementara kedua putrinya meninggal dunia diusia balita.

Putra ketiga Xiao Jun seorang panglima prajurit. Ia meninggal dunia sepuluh tahun lalu, saat perang dalam mempertahankan perbatasan Utara.

Putra ketiga Xiao, memiliki satu istri dan satu selir.

Istri sah Xiao Jun meninggal dunia kala melahirkan putra pertamanya. Sementara selirnya memberi Xiao Jun seorang putri.

Selir Dong adalah selir Xiao Jun. Ia melahirkan putri ketiga yaitu Xiao Jing, yang usianya lebih muda satu tahun dari Xiao Mei Ling.

Xiao Jun sendiri mengambil selir setelah istri sahnya wafat. Lelaki itu bertemu selir Dong kala bertugas diperbatasan Selatan.

Putra keempat Xiao Bai memiliki satu istri dan satu selir yang memberinya tiga putra dan tiga putri. Sayangnya selir Xiao Bai meninggal bersama putri keenam saat proses melahirkan.

Sementara dua putrinya wafat diusia dua dan empat tahun karena sakit dan jatuh tenggelam kekolam.

Putra kelima Xiao Heng, mempunyai dua putra dan satu putri dari istrinya. Sementara satu selirnya tak memiliki anak setelah tiga kali keguguran.

Putri Xiao Heng sendiri meninggal kala berusia delapan bulan karena mengudap penyakit langka.

Sedangkan putri kelima Xiao Rong, memiliki satu putra dan dua putri yang baru berusia delapan dan enam tahun.

Memang aneh. Dimasa hidup Xiao Mei Ling asli, semua nona muda yang terlahir diklan Xiao tak berumur panjang. Dengan berbagai macam penyakit atau tragedi kecelakaan, semua meninggal diusia balita.

Begitu juga para selir, akan selalu keguguran dan bahkan sampai kehilangan nyawa. Yang bertahan hidup cuma selir Gong dan selir Xiao Heng yaitu selir Jang.

Begitu juga dengan cucu perempuan, hanya Xiao Mei Ling yang berumur hingga dua belas tahun dan Xiao Jing bertahan hingga saat ini.

Oleh sebab itu, kenapa Xiao Mei Ling amat disayang oleh kakek nenek dan para kakak lelakinya.

Selain cantik, ceria, baik, berbakat, manis dan patuh. Ia juga nona muda yang terlahir dari istri sah.

Cuma Kedua putri Xiao Rong yang kini tumbuh sehat hingga sekarang. Mungkin karena kedua bocah kembar itu terlahir dari putri kandung klan Xiao.

Sementara Klan Gu memiliki dua putra dan dua putri. Gua Jia sendiri putri ketiga dari ketua klan Gu saat ini.

Para tetua pendahulu klan Xiao telah meninggal dunia bersama para keluarga dan keturunannya. Bisa dibilang Xiao Dan serta para putra putri dan cucunya adalah generasi yang tersisa.

Jika generasi ini punah, maka bisa dipastikan nama klan Xiao akan lenyap selamanya dari dunia ini.

Sampai saat ini semua masih menjadi misteri dan teka-teki, kenapa para nona muda dan leluhur serta tetua pendahulu klan Xiao tewas dalam waktu nyaris berbarengan.

Banyak yang mengatakan jika klan Xiao terkena kutukan. Ada juga yang mewarisi penyakitan turunan. Entahlah, sampai saat ini semua masih diselidiki.

Makanya, kini klan Xiao cuma beranggotakan tak sampai dari lima puluh orang. Paviliun dikediaman utama juga banyak yang kosong tak bertuan, karena penghunianya telah menghadap Dewa kebajikan.

⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️