NovelToon NovelToon
Segenggam Harapan

Segenggam Harapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Karina Sari

Rina dan Tiyo, dua siswa yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas ternyata sama-sama memiliki perasaan yang sama.
"Kenalkan ini Jasmine, kekasihku" Dengan mudahnya Tiyo berkata seperti itu didepan Rina. kecewa dan marah yang Rina rasakan. dan Tiyo tidak bisa berbuat apapun, dia menerimanya karena perjodohan dari sang Ayah. Dengan meluapkan rasa kecewa dan emosinya, Tiyo mengikuti balap liar dan mengalami kejadian yang mengenaskan.
Sosok seseorang yang tiba-tiba mengaku dirinya sebagai Tiyo pun muncul di hadapan Rina.
Bagaimana sikap Rina? Dan apakah Rina percaya dia adalah Tiyo nya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karina Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Drrt drtt

"Iya halo dok ? ... Terimakasih saya akan segera kesana." Pram mematikan teleponnya. Dan langsung menuju ke rumah sakit.

Kurang lebih 20 menit, Pram telah sampai di rumah sakit itu. Dan langsung menuju ruang perawatan menemui Rina.

"Sayang ? Bagaimana keadaanmu ? Apa kamu baik baik saja ?" Tanya Pram sambil memegang telapak tangan Rina.

"Aku baik baik saja Pram kamu jangan khawatir. Cuma mungkin kepalaku masih sakit tapi aku tidak apa apa." Jelas Rina.

"Tunggu sebentar akan aku panggilkan dokter." Pram meminta untuk beristirahat dan segera memanggil dokter.

Dokter datang dan segera memeriksa keadaan Rina.

"Keadaannya sudah baik baik saja Tuan Muda. Hanya dia butuh istirahat saja. Tapi saya harap nona Rina tidak terlalu banyak pikiran dulu. Sebentar lagi perawat datang akan mengganti infusnya. Selamat istirahat nona. Saya pergi dulu tuan muda." Kata Dokter meninggalkan Rina dan Pram.

Pram hanya mengangguk menanggapi dokter tersebut.

"Terimakasih dokter." Jawab Rina.

"Pram, kamu dengar sendiri kan. Aku gak apa apa. Memang aku mengalami benturan di kepalaku. Tapi aku baik baik saja. Sudah kamu jangan terlalu khawatir sama aku ya ?" Rina meyakinkan Pram bahwa dia baik baik saja. Padahal kepala Rina masih lumayan sakit. Dia tidak mau orang orang terdekatnya khawatir dengan dirinya.

"Kamu yakin sayang ? Benar tidak apa apa ?" Tanya Pram.

"Iya Pram. Oh ya, nenek bagaimana ? Apa nenek tau aku disini?" Tanya Rina. Dia tidak mau neneknya sampai tau kalau dia di rawat di rumah sakit.

"Kamu tenang saja sayang aku tidak bilang apa apa sama nenek kamu,, aku minta maaf aku harus berbohong sama nenek. Aku hanya bilang kalau kamu dan aku harus pergi ke luar kota. Untuk meninjau projek yang disana. Dan aku bilang sama nenek kalau kamu gk sempat pamit. Karena kamu buru buru nyiapin berkas." Jelas Pram.

"syukurlah, terimakasih Pram kamu sudah menolongku." Kata Rina.

"Harusnya aku yang berterimakasih sama kamu sayang." Pram menangkup wajah Rina dengan tersenyum. "Kamu yang udah nyelamatin aku. Aku gk mau hal ini terjadi lagi sama kamu. Cukup ini yang pertama dan terakhir kamu nolong aku, ya ?" Kata Pram.

Rina hanya tersenyum mendengar perkataan Pram.

"Oh ya Pram, apa kamu sudah menangkap pelakunya ?" Tanya Rina.

"Sudah aku sudah menangkap pelakunya. Bahkan kamu kenal dengan pelakunya." Kata Pram.

Rina mengerutkan keningnya mendengarkan perkataan pram. Dan dia juga berpikir siapa orangnya.

"Dinda, dia orangnya sayang. Dia mencoba membunuhku. Tapi dia gagal. Dan sekarang dia sudah mendapat balasannya." Terang Pram.

"Jadi, dia sudah di penjara ?"Tanya Rina

"Permisi" Kata suster di balik pintu.

"Masuk!" Perintah Pram.

Pram dan Rina langsung diam dan membiarkan suster tersebut mengganti infusnya.

"Sudah nona, infusnya saya pelankan dan ini sebagai antibiotik saja. Saya permisi nona tuan muda." Kata suster itu dan keluar dari ruangan Rina.

"Sayang, dengarkan aku. Dinda tidak di penjara di kantor polisi." Kata Pram.

"Maksud kamu apa Pram ?", Tanya Rina.

"Dia sudah aku asingkan ke tempat lain Rin. Aku tidak ingin dia muncul di kehidupan kita. Maka aku sudah minta bantuan temanku untuk mengurungnya." Kata Pram dengan enteng.

" apa? Apa teman teman kamu mafia Pram ?" Tanya Rina yang tidak percaya dengan perkataan Pram.

"Hanya satu saja sayang, tidak semuanya. Apa kamu kira aku juga mafia ?" Tanya Pram.

"Entahlah, aku juga tidak tau. Kalau dilihat dari penampilanmu, tidak ada tanda tanda seperti mafia." Jawab Rina sambil melihat penampilan pram.

"Kamu tenang saja, aku bukan mafia kok. Aku adalah seorang calon presdir. Dinda di kurung oleh temanku di ujung pusat kota. Dia juga di jauhkan dari kota oleh Raka. Dia adalah temanku. Dia juga pimpinan mafia di wilayahnya. Raka tidak akan membebaskan Dinda tanpa perintahku. Jadi kamu jangan memikirkan masalah ini lagi " Ucap Pram sambil memegang tangan Rina.

"Baiklah Pram, tapi jangan sampai temanmu yang mafia itu menyakitinya." Pinta Rina.

"Dia tidak akan menyakiti Dinda sayang. Temanku Raka itu menyukai Dinda sejak kami bertunangan dulu. Aku tau, karena Raka sama sekali tidak pernah berhenti melihat Dinda. Jadi, aku yakin kalau Raka tidak akan menyakitinya." Ucap Pram sambil mencium pucuk kepala Rina.

Drtt drtt ..

"Iya Pa. Ada apa ?" Tanya Pram menjawab telepon dari sang papa.

"Kemana saja kamu ? Kenapa kamu dan sekretarismu tidak ada di ruangan ? Apa yang kamu lakukan ?" Dani menyerang putranya dengan beberapa pertanyaan. Sedangkan di seberang sana hanya mendengarkan saja pertanyaan sang papa.

"Pram kamu dengar papa bicara apa ?Jangan diam saja kamu!" Lanjut Dani.

"Pa, bagaimana aku bisa jawab. Papa saja tidak memberiku celah untuk menjawab. Aku dan sekretarisku sedang di rumah sakit. Tadi dinda sengaja ingin menabrakku, tetapi Rina menolongku sehingga dia yang tertabrak. Dan apa yang aku lakukan bersama Rina. Iya tentu berduaan lah pa." Jawab Pram sambil melihat ke arah Rina.

"Apa? Dinda ? Berani sekali dia ingin menabrak putraku. Lalu bagaimana keadaan calon menantuku ?" Tanya Dani .

"Papa tenang saja. Calon menantu papa tidak kenapa kenapa. Dia juga sudah di tangani oleh dokter di rumah sakit kita. Sekarang dia hanya butuh istirahat. Jadi papa jangan khawatir dengan calon menantu papa." Jawab Pram. Dan Rina yang mendengarkannya hanya bisa diam dan menggelengkan kepalanya mendengarkan pembicaraan Pram dan juga sang presdir.

"Baiklah, papa titip calon mantu papa. jangan kamu apa apain dia sebelum halal! " Pesan sang papa yang sedikit bar bar.

"Tenang pa, hanya incip incip saja kok. Hahhaha.. Aku matiin teleponnya pa." Jawab Pram, sedang Rina melotot ke arah Pram. Pram sengaja menyalakan loudspeaker nya, hanya untuk menggoda Rina.

"Dasar anak sama bapak sama saja!" Batin Rina.

Nih yang kangen author Rina dan Pram.

1
emili19
Gila ini karya hebat, dari jalan ceritanya sampe karakternya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!