NovelToon NovelToon
Menikahi Cucu Diktator

Menikahi Cucu Diktator

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Percintaan Konglomerat / Trauma masa lalu
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: khayalancha

Di balik gaun pengantin dan senyuman formal, tersembunyi dua jiwa yang sejak lama kehilangan arti cinta.

Andre Suthajningrat—anak dari istri kedua seorang bangsawan modern, selalu dipinggirkan, dibentuk oleh hinaan dan pembuktian yang sunyi. Di balik kesuksesannya sebagai pengusaha real estate, tersimpan luka dalam yang tak pernah sembuh.

Lily Halimansyah—cucu mantan presiden diktator yang namanya masih membayangi sejarah negeri. Dingin, cerdas, dan terlalu terbiasa hidup tanpa kasih sayang. Ia adalah perempuan yang terus dijadikan alat politik, bahkan oleh ayahnya sendiri.

Saat adik tiri Andre menolak perjodohan, Lily dijatuhkan ke pelukan Andre—pernikahan tanpa cinta, tanpa pilihan.

Namun di balik kehampaan itu, keduanya menemukan cermin dari luka masing-masing. Intrik keluarga, kehancuran bisnis, dan bayang-bayang masa lalu menjerat mereka dari segala sisi. Tapi cinta… tumbuh di ruang-ruang yang retak.

Bisakah dua orang yang tak pernah dicintai, akhirnya belajar mencintai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khayalancha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Jakarta memasuki musim hujan. Awan kelabu menggantung rendah sejak pagi, dan udara lembap membuat napas terasa lebih berat. Rumah bata merah di Senopati tampak suram hari itu. Bukan karena cuaca, melainkan karena kabar yang datang tanpa aba-aba.

Herianto Halimansyah menghilang.

Lily menerima kabar itu dari salah satu rekan bisnis ayahnya, yang dengan gugup menelepon ke rumah sambil mengatakan bahwa saham beberapa lini usaha Herianto anjlok dalam semalam. Pria flamboyan itu, yang biasanya muncul di media dengan senyum penuh percaya diri, mendadak lenyap dari publik. Tak ada kabar, tak ada pesan.

Dan lebih buruknya, Lily harus menerima kenyataan lain—ibu tiri kedelapan ayahnya, Ibu Maya, jatuh sakit. Demam tinggi, batuk tak berhenti, dan tekanan darah yang tidak stabil membuatnya harus dirawat intensif di rumah keluarga besar Halimansyah.

Lily, yang tadinya baru saja menata ulang hatinya bersama Andre, kembali terhempas dalam kekacauan keluarga.

Ia duduk di kursi kulit tua di ruang tengah rumah ayahnya, mengenakan blazer krem tipis dan celana kulot putih. Wajahnya letih, tapi tetap anggun. Di sampingnya, Andre berdiri dengan tenang, mengenakan kemeja biru muda dan celana panjang hitam, sesekali melemparkan pandangan khawatir ke arah Lily.

“Dokter bilang Ibu Maya butuh observasi terus-menerus,” ucap Lily pelan, suaranya serak karena lelah. “Tapi… semua orang menghilang. Bahkan dua adik tiriku pun disuruh pulang ke Singapura.”

Andre mengangguk, lalu menarik kursi dan duduk di samping Lily. Ia menggenggam tangan istrinya perlahan.

“Aku di sini, Lil.”

Lily menoleh, matanya berkaca-kaca. Tapi ia tidak menangis. Sudah terlalu sering air mata menjadi senjatanya—kali ini ia memilih untuk bertahan.

“Ayah pergi seperti pengecut, Dre. Dia tinggalkan semuanya. Ibu Maya bukan siapa-siapa untukku, tapi dia juga manusia. Tak seharusnya ditelantarkan begitu.”

Andre mengusap punggung tangan Lily dengan lembut. “Aku tahu. Dan aku akan bantu jaga ibu tirimu. Kamu juga harus istirahat, kamu sudah jaga dia dua malam.”

Lily menghela napas, lalu menyandarkan kepala ke bahu Andre. Hening. Hanya suara jam tua berdetak di dinding.

“Kamu tahu?” bisik Lily. “Kadang aku benci jadi Halimansyah.”

Andre tak menjawab. Tapi pelukannya menguat. Dalam diam, ia memahami beban nama besar. Ia juga tumbuh dalam bayang-bayang keluarga yang menuntut, yang menilai keberhargaan anak dari kontribusi dan prestise.

...****************...

Sore itu, Andre mengambil alih tugas menggantikan kompres di dahi Ibu Maya. Perempuan paruh baya itu terbaring lemah di kamar atas. Wajahnya pucat, napasnya tersengal. Meskipun bukan ibu kandung Lily, Andre memperlakukannya dengan penuh hormat.

Setelah memberi makan obat dan menata ulang posisi tidur Ibu Maya, Andre turun ke dapur dan mendapati Lily sedang memotong wortel dan kentang. Wajahnya tampak lebih segar.

“Kamu masak?” tanya Andre, sedikit terkejut.

Lily menoleh dan tersenyum lelah. “Aku perlu melakukan sesuatu yang bisa kukendalikan. Kalau enggak, aku bisa gila.”

Andre ikut berdiri di sampingnya, mengambil talenan kedua. “Aku bantu.”

Mereka memasak dalam diam. Kadang saling melirik, kadang melempar komentar pendek. Tidak romantis, tidak manis. Tapi penuh kehangatan yang tulus. Ketika sup ayam dan tumisan sawi selesai dimasak, mereka menatanya di nampan dan menyajikannya di ruang makan belakang rumah.

Saat makan malam, Lily menatap Andre dengan sorot mata berbeda. Ia menyendokkan nasi ke mangkuk Andre, lalu berkata pelan, “Terima kasih sudah tetap di sini.”

Andre mengangkat kepalanya, menatap mata Lily yang jernih. “Aku bukan suami yang sempurna, Lil. Tapi aku janji, aku akan selalu ada.”

Kata-kata itu mungkin sederhana. Tapi bagi Lily, itu lebih dari cukup.

...****************...

Malamnya, setelah Ibu Maya tertidur dan rumah menjadi senyap, Lily berjalan ke balkon lantai dua. Hujan gerimis membasahi langit-langit Jakarta. Lampu jalan tampak seperti lentera redup dalam kabut.

Andre menyusulnya beberapa menit kemudian. Ia mengenakan jaket tipis dan membawa dua gelas teh hangat.

“Kamu belum tidur juga?” tanya Lily.

Andre menyodorkan teh. “Belum. Aku pikir kamu butuh teman ngobrol.”

Mereka duduk berdampingan. Lily menarik napas panjang, menghirup aroma teh melati yang hangat.

“Dre,” katanya pelan. “Kalau suatu hari aku kehilangan semuanya… kamu masih mau tinggal?”

Andre menoleh. Sorot matanya lembut tapi penuh makna.

“Selama kamu tidak kehilangan dirimu sendiri, aku akan tetap di sini.”

Lily menoleh padanya, lama. Hujan mengiringi kesunyian di antara mereka, dan untuk pertama kalinya, Lily merasa bahwa rumah bukan soal bangunan. Tapi siapa yang ada di dalamnya.

1
Yulia Dhanty
menarik
Wirda Wati
👏👏👏
Wirda Wati
ceritamu sebenarnya kereeen thor.penuh bahasa majas...
Wirda Wati
👍👍👍💪
Wirda Wati
Rumit
Wirda Wati
😇😇😇😇😇
Wirda Wati
😇😇😇😇👏
Wirda Wati
Jangan bego Lo Andre...
Wirda Wati
tentu Andre bertanggung jawab.karena ia pria yg baik.
Ari Arie
kata2nya puitis banget./CoolGuy/
Wirda Wati
kapan dekatnya
Wirda Wati
makin lama makin asyik bacanya
Wirda Wati
kereeen
Wirda Wati
semoga mrk bahagia.
Wirda Wati
👍👍👍
Wirda Wati
mampir
Ana Rusliana
Luar biasa
Tictac stick
baru nemu thor bagus ceritanya g menye2
R Melda
menyimak,aku suka
Suci Dava
nyimak dulu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!