NovelToon NovelToon
Give Me A Justice

Give Me A Justice

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Mafia / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rara_Arara07

Tara Maheswari, seorang gadis yang berusia 18 tahun. Hidupnya begitu indah dan penuh kebahagiaan bersama keluarga tercintanya saat dirinya masih berusia 12 tahun. Namun, kemalangan datang menghampiri keluarga kecilnya. Kakak perempuan pertamanya mengalami sebuah tragedi yang membuat sang ayah tak terima atas ketidakadilan yang menimpa putri tercintanya. Keberanian dari sang ayah membuat keluarga mereka terancam, semua lenyap. Tara dan kakak keduanya Felix kabur sangat jauh untuk menghindari para penjahat yang menghancurkan keluarga mereka. Untunglah ada Shaga, seorang mafia tampan namun dikenal berhati iblis mau menampung kedua anak ingusan yang tak sengaja ia temukan. Waktu berlalu, Tara yang sudah remaja memulai pembalasan dendam dengan langkah awal yaitu memasuki akademik kepolisian demi terwujudnya sebuah pembalasan. Tara remaja yang tumbuh cantik, membuat beberapa pria terpesona bahkan jatuh cinta. Tak terkecuali Shaga,dan juga Astro si komandan kepolisian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rara_Arara07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pemain Baru

Max duduk santai di ruang kerja yang berada dalam ruangannya. Sambil mengetuk-ngetuk kan jari diatas meja untuk menunggu informasi yang di dapat oleh bawahannya.

Kreet ….

“Saya izin masuk tuan.”

“Hem, masuklah!” tegasnya.

Max mulai duduk dengan benar dan menatap serius kepada anak buah yang sedang berdiri di hadapannya itu.

“Bagaimana? kau sudah menemukan gadis itu?” tanya Max dengan serius.

Pria itu menunduk cepat, dia merasa takut untuk memberi tahu kan kalau ia gagal dalam misi.

“M-maaf tuan, saya … ,itu, saya ….”

Brak!

Satu pukulan keras berasal dari kedua telapak tangan Max yang memukul meja di depannya.

“Jangan terus kan ucap mu itu!!” ujarnya sambil menatap tajam.

“T-tapi tuan, saya dan yang lainnya benar-benar tak bisa menemukan informasi tentang gadis yang dimaksud. Seperti ada yang sengaja menyembunyikan informasi gadis itu dengan rapat.” tuturnya bawah Max sambil menunduk takut.

Mata Max menyiratkan perasaan marah yang membara, dilemparkan nya semua benda yang di atas meja menuju ke arah bawahannya yang tak berguna itu.

“KELUAR!!! Jangan berani-berani tunjukkan wajahmu di depan mata ku sebelum kau menemukan gadis itu!!!” teriak Max dengan marah.

Pria itu mengangguk paham, dengan tubuh yang gemetar dan keringat yang membasahi dahinya. Pria itu langsung buru-buru meninggalkan ruangan tersebut.

“Huf …,  sialan! bawahan tidak berguna. Sekarang aku harus mengendalikan emosi ku, aku harus terlihat berwibawa dan tenang sebagai seorang menteri keamanan di kota ini.” ujar Max sambil mengatur nafas.

Max yang tadi menampilkan wajah garang dan siap untuk membunuh. Kini dengan mudah menampilkan wajah berwibawa serta tenang sebagai seorang pejabat negara. Jake sedang berdiri di depan Shaga yang sedang duduk di kursi kebesarannya, mereka sedang membahas perkara serius.

“Baguslah Jake, terus lakukan itu! sembunyikan informasi tentang keberadaan Tara serapat-rapat mungkin!” ujar Shaga dengan serius.

“Tentu saja tuan. Saya cukup terkejut, kali ini orang yang sedang mencari keberadaan nona Tara tidak menanyakan kepada beberapa rumah sakit. Melainkan orang tersebut berusaha membobol data. Seperti nya orang itu benar-benar ingin tahu keberadaan nona Tara.” jelas Jake.

Shaga menatap sengit, sepertinya ada seseorang yang berniat menemukan Tara bagaimanapun caranya. Namun, Shaga tidak tahu apa motif dari orang itu sehingga sangat berambisi untuk menemukan gadis yang ia cintai itu.

“Tidak akan aku biarkan kan! mereka akan mati sebelum berhasil melihat ataupun menyentuh Ara ku!” tegas Shaga dengan tatapan yang mulai menajam.

Tara sedang merenung di balkon kamar nya, dia berusaha mengingat apa yang dulu pernah ia ingat. Tapi, entah mengapa semakin dia berusaha, maka kepala semakin berdenyut nyeri tak karuan.

“Shh … , kenapa kepala ku sakit sekali setiap kali berusaha mengingat bayang-bayang samar yang terlintas dalam pikiran ku?” gumam Tara.

Merasa sudah cukup untuk berusaha, Tara akhirnya memutuskan untuk masuk kembali ke dalam kamarnya. Dia duduk di atas kasur dengan pikiran kalut yang memenuhi otaknya.

Ting!

Sebuah notifikasi pesan masuk, Tara langsung meraih ponselnya yang berada di atas meja sebelah tempat tidurnya.

*Pagi sayang, ayo kita jalan-jalan hari ini.*

Tara mengerutkan dahi, siapa yang kira-kira telah mengirim kan pesan kepada nya. Nomor baru yang tanpa nama, Tara yang penasaran langsung mengetik pesan sebagai sebuah balasan.

*Siapa kamu? saya tidak kenal*

Ting!

*Sayang are you seriously? aku ini kekasihmu. Are you forget me hmm?*

“Kekasih ku?? siapa ya?” gumam Tara sambil menatap bingung layar ponsel nya.

Tara berusaha mengingat-ingat siapa kira-kira orang yang mengirim kan pesan itu. Kemudian mata nya membola kala pikiran nya hanya tertulis satu nama, Shaga!

*Tuan Shaga!? apakan ini nomor tuan?*

Ting!

*Yes baby, bersiap-siap lah, kita akan pergi kencan jam 8 malam nanti*

*Tunggu aku ya, sayang mu ini sedang sibuk bekerja. Bye … muach.*

Tara merasa pening, di letakkan nya lagi ponsel miliknya di atas meja. Dia memijat dahinya yang terasa berdenyut.

“Astaga!! ada apa dengan tuan Shaga ha!? Apa dia sudah gila!!?” ujar Tara merasa kesal.

Sementara itu, Shaga yang sedang melakukan meeting, malah tersenyum riang di tengah banyak nya para pegawai di kantor. Mereka semua sontak saja terkejut, mereka sampai-sampai berpikir bahwa sepertinya kiamat sudah dekat. Sadar telah di perhatikan oleh para pegawai nya, Shaga kembali mendatarkan wajah sambil menunjukkan tatapan dingin.

“Ehem! Lanjutkan pembahasan nya! atau kalian semua saya pecat!!” tegas Shaga.

“Hah!? B-baik tuan, kami akan segera melanjutkan meeting!” seru semua pegawai dengan terbata.

***

Seorang pria tinggi berbadan besar dan tegap, sedang menatap tajam sebuah poto yang di tempelkan di dinding ruangan yang gelap, hanya ada cahaya remang di dalam ruangan tersebut. Di dinding itu terdapat banyak poto-poto yang bertempelan. Mata nya menatap benci dan penuh dendam kepada poto seorang pria paruh bayah yang berseragam.

“Lihat saja! Aku akan membalas perbuatan mu! Gara-gara kau,ibu ku meninggal dengan penuh derita!! Aku akan menghancurkan dirimu!” ujarnya sambil menyeringai kejam.

Kembali ia menyentuh poto pria paruh baya berseragam itu, lalu tiba-tiba tangan kanannya memukul dinding tepat di sebelah poto pria paruh baya itu.

Brak!

“Hee! Kekuasaan mu telah menghancurkan hidupku dan ibu ku!! Jika hukum tidak bisa berbicara adil, maka aku yang akan membuatnya adil dengan cara ku sendiri!!” ujarnya sambil tersenyum miring.

Kemudian matanya tertuju pada pot seorang gadis yang berada tepat di sebelah kanan bawah. Gadis itu sangat cantik, poto itu di ambil saat gadis itu sedang tersenyum.

“Kamu, sepertinya kita punya tujuan yang sama kan hmm? kenapa kita tidak menjadi pasangan saja? aku tertarik kepada mu, aku sudah memperhatikan saat kamu diam-diam keluar dari tempat itu.” ucapnya sambil mantap lekat poto gadis itu.

Dia tersenyum dengan mata penuh dambaan, dia terus mengelus-elus lembut poto gadis itu.

“Maafkan aku ya sayang, aku tak sengaja membuat kamu ikut terluka. Di mana kamu ha? Apa kamu tak merindukan ku hmm?” ujarnya sambil tersenyum menatap poto gadis itu.

***

Suara riuh terdengar jelas, Tara merasa pusing. Di dengarnya suara seperti pengingat waktu.

“Astaga!! Ada bom!!” ujarnya merasa terkejut.

Tara berlari dengan cepat untuk menyelamatkan diri, namun naluri kemanusiaan nya tak mau pergi. Dia memberi tahukan kepada orang-orang yang berada di sana, semua terlihat panik. Namun Tara berusaha untuk menyuruh mereka tenang dan pergi secepat mungkin. Di kira semua sudah selamat, ternyata Tara salah, ada seorang anak kecil yang tertinggal. Tara berlari menghampiri anak kecil itu, dan menggendong nya. Suara bom waktu itu semakin nyaring. Tara ada pilihan lain selain melompat dari atas. Matanya memicing saat tak sengaja melihat bayangan tubuh seseorang yang berada di balik dinding. 

“Siapa orang itu?” gumam Tara.

Bayangan itu menjauh, sambil menyandung kan nada siulan yang membuat Tara penasaran.

Duar!!!!

“ARA!!!”

Tara bisa mendengar suara teriakan itu, namun kepala nya sudah terlalu pusing. Sebelum menutup mata, dia melihat sosok pria yang tadi ia lihat di atas, namun wajahnya tak bisa ia lihat dengan jelas.

“Siapa dia? apakah dia yang telah melakukan ini?” monolog Tara.

Dret ….

Dret ….

Suara dering ponsel berhasil mengejutkan Tara yang sedang tidur siang dengan pulas.

“Aa!! Hosh … hosh, astaga! Mimpi aneh macam apa itu tadi?” gumam Tara sambil mengatur nafas.

Peluh di dahinya bercucuran, jantung masih berdebar cepat karena merasa kalau mimpi nya di siang hari itu bukanlah sebuah mimpi, itu terasa sangat nyata.

“Siapa pria asing itu?” gumam Tara.

Dret ….

Dret …

Suara ponsel itu sangat berisik, Tara langsung meraihnya. Matanya membulat dikala melihat panggilan telepon dari Shaga.

“Astaga!! ini sudah jam 7 malam!!” teriak Tara merasa terkejut.

Buru-buru dia bangkit dari kasur, dan masuk ke kamar mandi untuk bersiap-siap.

“Aish! Pasti tuan Shaga akan kesal!” ujar Tara sambil menutup pintu kamar mandi.

1
Maria Ulfa
shaga apa astro ya
Rara_01
Hallo kakak, terimakasih atas komentarnya....🥰
LOLA SANCHEZ
Bikin klepek-klepek!
Armin Arlert
Bikin nagih.
Rara_01: Hallo kakak, terimakasih atas komentar nya...🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!