Suddenly Got Married

Jihan sedang sibuk dengan pekerjaan nya, hingga telponan dari Nathan tidak wanita itu sadari. Jihan masih memerlukan sepuluh menit lagi, agar pulang kerja. Setelah menunggu dengan waktu yang lumayan, akhirnya Jihan sudah boleh pulang.

Seperti biasa Kiel menawari Jihan agar pulang bereng, namun Jihan masih menolak nya. Kiel tetap sabar, menunggu Jihan mengiyakan ajakan laki-laki itu.

Jihan merongoh ponsel dari sakunya, sambil menunggu taksi untuk menjemput nya. Jihan memilih untuk tidak membawa tas, supaya jika Nathan pulang duluan ia bisa beralasan pergi ke kedai.

"oh shit" ucap Jihan saat melihat Nathan sudah memanggil nya sebanyak dua puluh kali.

Jihan bahkan tidak sanggup, membaca semua pesan dari Nathan.

Ia memilih untuk menjelaskan pada Nathan jika ia sudah kembali.

Jihan meminta pada supir taksi, untuk singgah di pedagang yang ada di pinggir jalan sebentar saja. Jihan memilih untuk membeli beberapa tusuk sate, untuk ia bawa ke rumahnya.

Setelah berada di rumahnya, Jihan berjalan pelan memasuki pekarangan mansion nya.

Ceklek

"Allahuakbar..." teriak Jihan sambil memegang dadanya, saat melihat Nathan berada di balik pintu.

"kamu udah pulang?" tanya Jihan basa-basi sambil menutup pintu.

Nathan hanya menatap datar pada Jihan, membuat wanita itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Nathan mengambil kantong plastik, yang ia yakin adalah sate terlihat dari tusukan nya.

Tiba-tiba Nathan menggendong Jihan, seperti karung rongsokan. Jihan sempat berteriak, namun segera ia hentikan. Ia sudah pasrah jika Nathan membogem nya, sekarang juga!!!

Nathan memberikan plastik itu pada maid yang mereka lalui

"makan aja bi" ucap Nathan sambil berlalu

Jihan menampilkan wajah memelas, agar maid itu menolong nya. Namun maid itu hanya bisa tersenyum kecil, membuat Jihan nyaris meninggoy...alias gila.

Dug

Nathan menjatuhkan Jihan pada kasur empuk, milik mereka. Nathan kini menindih Jihan

"dari mana?" tanya Nathan yang ada di atas tubuh Jihan.

"kita bahas nya sambil duduk aja" ucap Jihan

"dari mana?" tanya Nathan lagi, ia sungguh bingung kenapa Jihan tidak menjawab telpon nya?

"dari ka...mphh"

cup

Belum juga Jihan selesai berucap, Nathan langsung membekap mulut Jihan dengan mulutnya. Walau tidak ada lumatan, namun berhasil membuat Jihan tidak bisa melanjutkan kalimatnya.

"....fe bel..mphh"

cup

Nathan mengulangi tingkah nya saat Jihan berucap.

"beli..mphhh"

Kini bukan hanya kecupan, Nathan melumat bibi Jihan. Jihan sedikit menghela nafasnya, membiarkan Nathan menyelesaikan kegiatan nya sendiri. Jihan tidak membalas kegiatan itu, namun ia memberi peluang untuk Nathan mengakses semua isi mulut nya.

Setelah merasa puas, Nathan menyudahi aksinya membuat Jihan sedikit ngos-ngosan.

"dari mana?" tanya Nathan lagi

"kita bahasnya sambil duduk" ucap Jihan

Nathan mengalah untuk membiarkan Jihan dan dia duduk.

"jangan marah dulu tapi" ucap Jihan

"hm" balas Nathan

"huh...jadi aku tadi bosan di rumah, aku pergi tuh ke kafe sekedar menenangkan diri habis tuh, aku singgah di pedagang jalanan beli sate. Tapi satenya malah kamu kasih, sama bibi" jelas Jihan

Nathan sedikit memicingkan matanya

"beneran loh Nathan" ucap Jihan meyakinkan.

Nathan melihat penampilan Jihan hanya biasa saja, membuat ia sedikit percaya pada istrinya itu.

"lain kali kalau bosan, suruh sopir yang nemanin. Apa gunanya aku gaji mereka, kalau ngak bisa nganterin istri aku kemana-mana" jelas Nathan

"anjai.... perhatian banget" ucap Jihan sedikit menggoda.

"trus kenapa ngak angkat telpon aku?" tanya Nathan tiba-tiba.

Mampus! ini lah saat nya Jihan bingung menjawab nya.

"oh itu...aku lagi di kamar mandi mungkin" ucap Jihan sedikit gugup, takut Nathan mencurigai nya.

"serius?" tanya Nathan datar

"iya sayang ku...sini cium-cium dulu, kamu pasti capek" ucap Jihan menggoda, supaya Nathan melupakan masalah mereka.

"kalau capek, dipijitin bukan di cium" ucap Nathan

"jadi ngak mau di cium nih?" tanya Jihan

"ya mau lah...masa ngak mau?" tanya Nathan langsung kembali menerjang wanita nya itu.

Jihan menerima semua perbuatan Nathan, dengan alasan Nathan tidak lagi membahas hal yang tadi.

Tiba-tiba:

Ceklek

"ASTAGHFIRULLAH...." Teriak Samuel dan Robin yang baru membuka pintu milik Jihan dan Nathan.

"tutup mata lo ogeb" ucap Samuel pada Robin, saat Robin malah menatap langsung adegan di depannya.

"sust...ini beda nih" balas Robin

Jihan dan Nathan langsung menyelesaikan ciumannya, saat mendengar suara Samuel dan Robin.

Kini keduanya kembali duduk, sedangkan Nathan menatap tajam kedua sahabat nya.

"ngapain lo pada?" tanya Nathan kesal, karena kedua sahabat nya itu menganggu aktivitas nya saja.

Jihan memilih untuk duduk di sudut kasur, ia sangat malu bangetttt.

Samuel dan Robin memilih untuk duduk di sofa, dan disusul oleh Nathan.

"jago banget tadi bos" ucap Samuel

"ngak jelas lo" ucap Nathan masih kesal

"sambil grepe-grepe tadi bah, bikin gue kebelet nikah aja" tambah Robin

"lo juga " ucap Nathan

Sedangkan Jihan memilih memainkan handphone nya, seolah tidak memperdulikan kedua sahabat Nathan

"enak ngak bos?" tanya Samuel

"hm...ngapain lo pada kesini" tanya Nathan

Melihat Samuel dan Robin tertawa kecil, mampu membangkitkan rasa kesal Nathan membara.

Ingin rasanya Nathan menggeplak dan memenggal kepala, kedua sahabat laknat nya itu.

"kita tadi rencana cuman main doang, tapi lo malah asik sendiri yaudah kita ganggu lah" ucap Samuel santai.

"ngapain malah ke kamar? di ruang tengah kan bisa" ucap Nathan

"ya mana kita tau, dulu kan gitu?" ucap Samuel lagi.

Dulu sebelum Nathan menikah, Samuel dan Robin lah yang selalu mengisi waktu Nathan mulai dari mereka sekolah. Samuel dan Robin memang sudah Nathan perbolehkan, untuk masuk ke kamar laki-laki itu seenaknya. Kayak ....anggap rumah sendiri!!!

"tapi gue udah menikah, kalau lo pada lupa" jelas Nathan

"iya juga sih, yaudah kita minta sembako" ucap Samuel

"minta maaf ogeb, bukan minta sembako" ucap Robin

"ah itu maksudnya " jelas Samuel

Sedangkan Nathan hanya mendengus kesal.

"udah belah duren ngak bos?" tanya Robin pelan, takut menyinggung Dessy.

"hm.." jawab Nathan membuat Samuel dan Robin sedikit melebarkan matanya.

"gercep juga lo bos" ucap Robin

"istri gue cantik" jelas Nathan membuat Robin dan Samuel, memutar bola mata malas.

"rasanya gimana?" tanya Robin

Satu hal yang harus kalian tau adalah, bahwa Robin memiliki kadar keingin tahuan yang sangat tinggi, dibalik sikapnya yang sedikit kalem.

"nikah lo, biar tau" ucap Nathan

"hahahah mampus lo" ledek Samuel

"hm...bolehlah, makanya lo pada harus cepat nikah" pinta Nathan

"kita ngak boleh buru-buru bos, kita kan parjaka yang tampan" ucap Samuel dengan gaya andalan nya, apa lagi kalau tidak mengguyur rambut kebelak?

"perasaan" cibir Nathan membuat Robin tersenyum kecil.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bersambung....

Tinggalin jejak ya beb😇🙏