NovelToon NovelToon
Dewi Mimpi

Dewi Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / cintapertama
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Wulan241299

Dewi mimpi, yang memiliki gelar Alkasia yaitu taun putri dari alam langit menyelamatkan seorang laki-laki yang terjebak di alam hampa. Perkenalan yang secara kebetulan membuat ikatan keduanya menjadi tidak bisa di lepaskan. Dia memberi nama Yun Xi, ikatan cinta yang penuh gejolak dan perubahan. Membuat keduanya harus berpisah dan memulai kembali kisah di pertemuan keduanya.
Nantikan kisah cinta Dewi mimpi yang akan selalu update setiap hari.

(Cerita ini murni karangan yang saya buat berdasarkan imajinasi semata. Jika ada nama, tempat, waktu memiliki kesamaan semua murni ketidaksengajaan)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wulan241299, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penguasa dunia bawah

Tanah tandus tanpa tumbuhan, terlihat membentang luas satu mil jauhnya. Akibat batas dua dunia yang mulai melemah. Semua kehidupan terdampak. Dua batu berjejer membentuk pintu besar. Cahaya keemasan membentang menutupi celah batu. Itu adalah segel langit yang di gunakan untuk mengurung klan iblis. Ratusan ribuan tahun telah berlalu, segel tidak sekuat seperti dulu lagi. Retakan ringan sudah mulai terlihat hampir seratus tahun terakhir. Tidak ada tanggapan dari penguasa dunia bawah. Hanya memerintahkan prajurit untuk berjaga di sekitar segel.

"krrekkk..." suara retakan mulai terdengar lagi setelah seratus tahun. Meski prajurit ada di sana untuk berjaga, tapi meraka masih menganggap jika tidak akan menjadi masalah. Lagi pula sudah ada retakan yang lain dan masih bertahan hingga seratus tahun lamanya. Dari celah retakan baru, kekuatan hitam kemerahan muncul dari dalam menuju keluar. Perlahan seperti tali yang panjang menjulur dengan perlahan. Semua prajurit hanya diam di tempat mereka, membelakangi segel langit. Setelah kekuatan itu sampai dibelakang para prajurit yang berjaga, kekuatan membelah menjadi beberapa, dan mencekik setiap leher para prajurit hingga meninggal tanpa perlawanan.

"Aaa..." Kekuatan mulai membentuk diri menjadi wujud laki-laki. "Aku bebas," iblis laki-laki itu pergi dan menghilang menembus kabut yang mulai datang.

Di istana penguasa dunia bawah, warna hijau lebih mendominasi tempat itu. Bebatuan hijau di bentuk menjadi istana yang megah dengan semua tiang besar berdiri dengan kokoh. Aula istana penuh dengan lampu hijau menyala dengan nuansa jamrud memenuhi aula. Laki-laki dengan jubah hijau membentang melebihi tubuhnya, duduk dengan nyaman di tahta. Jejeran para petinggi istana berdiri menghadap kearah laki-laki yang duduk di tahta.

"Yang mulia, hari ini sudah ada sepuluh penjaga meninggal dengan bekas cekikan. Terdapat aura iblis diantara bekas luka," kata pria dengan jenggot hitam pekat di dagunya.

"Benar, yang mulia. Para iblis sudah melepaskan diri dari celah retakan segel langit. Kita harus segera bertindak," saut salah seorang pria tegap di sampingnya.

"Aku kan membuat pertahanan esok hari," jawab laki-laki yang ada di tahta dengan nada biasa. Seperti bukan hal besar yang kan menghancurkan istananya. "Jika tidak ada hal penting lagi kalian bisa pergi," ujarnya sembari mengelus cincin permata berwarna hijau yang ada di jari tangan kirinya.

"Yang mulia, kita harus segera mengatasi retakan pada setiap celah yang ada di segel langit. Jika sampai segel terjadi masalah, dunia bawah lah yang akan terkena dampaknya pertama kali," pria berjenggot terus mengeluarkan keluhannya. Tapi tidak ada tanggapan yang pasti dari penguasa.

"Aku tahu. Kalian bisa pergi," tatapannya terus tertuju pada cincin yang ia miliki. Perkataan acuh tak acuh dari penguasa membuat semua petinggi menjadi menahan amarah. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa jika penguasa dunia bawah memberikan perintah.

Para petinggi langsung membubarkan diri setelah mendengar perkataan penguasa. Suara bisikan terus terdengar saat para petinggi membubarkan diri. Dan saat semua telah pergi aula menjadi sunyi kembali. Hanya penguasa dengan santainya masih duduk dan menatap permata di jarinya. "Meski dunia ini hilang, apa yang perlu aku takutkan? Kalian yang memaksaku duduk di sini. Membuat orang yang aku cintai pergi dengan mengenaskan. Jika dunia ini hilang apa yang perlu aku khawatirkan?"

Sesosok wanita mengenakan gaun biru berenda, masuk dengan anggunnya. Senyuman itu terlihat sangat cantik dan lembut. Dia terus mendekat dan duduk di samping laki-laki yang masih ada di tahta. "Moran, kenapa kamu terlihat tidak bahagia?" kata pelan namun penuh perhatian. "Apa ada hal yang membuat mu sedih?" membelai wajah dengan perlahan.

Dia tersenyum, memandang dengan lembut kearah wanita yang ada di sebelahnya. Menggapai tangan halus yang membelai wajahnya. Dia berkata, "Bagaimana aku bisa sedih? Bukankah kamu selalu ada bersama ku?" menarik tangan wanita itu dan menciumnya. "Bahkan, jika aku bersedih. Itu karena kamu pergi meninggalkan ku sendirian di sini," memandang kedua mata yang sangat ia rindukan.

"Moran, aku tidak pernah pergi. Aku selalu ada bersama mu," tatapan lembut penuh kehangatan terlihat jelas dalam pandangan.

"Aku tahu, aku tahu itu. Bagaimana bisa kamu pergi meninggalkan ku. Kamu mencintai ku. Bagaimana bisa kamu meninggalkan ku," air mata menetes.

Wanita itu menghilang sesaat setelah laki-laki dengan pedang di tangannya datang. Bayangan itu terlalu nyata untuk dirinya hadapi. Sudah ratusan ribu tahun lebih, dia harus terjerat dalam perasaan yang ia miliki. Penyesalan, keputusan, dan ketidakberdayaan selalu menusuk hatinya tanpa henti setiap harinya.

"Yang mulia," berlutut memberikan hormatnya kepada penguasa dunia bawah.

Dia mengusap perlahan air mata yang keluar dengan sendirinya. "Ada apa?"

"Hamba sudah memeriksa retakan yang ada di segel. Dan memang benar ada iblis yang meloloskan diri," ujar laki-laki itu dengan menundukkan kepalanya.

"Kearah mana dia pergi?"

"Utara, bukit Weli. Tempat tanpa kehidupan," menatap kearah sang penguasa.

"Bukit Weli?" mengerutkan keningnya. "Tempat terkuburnya para iblis yang sudah membatu."

"Yang mulia, apa dia akan?" mencoba menebak beberapa kemungkinan.

"Sepertinya raja iblis sudah mulai bergerak," memandang kosong kearah udara. "Kejar, dan bunuh iblis itu."

"Baik."

"Oh, iya. Berikan ini kepada dia yang ada di penjara," beberapa detik setelah mengatakan itu kotak kecil muncul di tangannya. "Obat ini akan menyembuhkan lukanya. Bagaimana dia bisa mati dengan mudah. Aku belum cukup meremukkan tulangnya."

Obat melayang menghampiri laki-laki yang masih berlutut di lantai. Setelah laki-laki itu menerima obat di tangannya. Dia pergi dan melaksanakan tugas yang telah di berikan sang penguasa.

...................

"Apa kamu ingin kue ini?" mengambil sepotong kue dan mengarahkan ke bibir perempuan di depannya. Perempuan itu tersenyum sebelum melahab habis semua kue yang di berikan. "Bagiamana rasanya?"

"Enak," menatap dengan binar di kedua matanya. Sesekali dia mengipasi tungku yang menyala dengan teko berisi obat di dalamnya. Semenjak dia menyelamatkan dua orang yang mengalami luka berat. Dia mulai meneliti setiap obat-obatan dan menjadi kesenangan tersendiri untuk dirinya.

"Aku akan membantu mu," mengambil kipas kayu dari tangan perempuan di sebelahnya.

"Aku akan mengambil beberapa obat untuk melengkapinya," bangkit dari tempat duduknya. Namun sebelum melewati laki-laki yang ada di dekatnya. Tangannya di tarik dan dia terjatuh dalam pelukan laki-laki itu. Udara di sekitar terasa memabukkan dengan kehangatan matahari di sore hari.

"Nanti saja, aku masih ingin bersama mu."

Suara lembut membelai telinga perempuan itu. Membuat wajahnya merona kemerahan. "Aku juga," membenamkan wajahnya kedalam dada bidang yang telah menjadi miliknya.

Dari halaman pondok sebelah, laki-laki dengan sapu di tangannya menatap tanpa berkedip kearah halaman pondok yang ada di sebelah pondok miliknya. Tubuhnya mematung tanpa ada gerakan.

Hewan seperitual terbang keluar dari pondok menuju halaman depan. "Huh," mendengus. "Lebih baik aku bertapa di dalam rumah," ujar Eci setelah melihat tuannya dan Yun Xi bersama dengan intimnya. Dia terbang masuk kembali ke dalam pondok milik Zui Yuan. Semenjak Dewi Alkasia dan Yun Xi menjalin kasih. Dia memutuskan untuk tinggal bersama Zui Yuan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!