NovelToon NovelToon
Benih Tuan Presdir

Benih Tuan Presdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Ibu Pengganti / Percintaan Konglomerat / Penyesalan Suami
Popularitas:221.9k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Keenan dan Jihan yang baru saja menikah siri setelah 5 tahun berpacaran, terpaksa berpisah kala Keenan harus menerima perjodohan dengan anak relasi bisnis ayahnya.

Kepergian Jihan seorang diri dalam keadaan hamil, membuat Keenan terus mencarinya.

Hingga 5 tahun berlalu, tak sengaja Keenan bertemu dengan seorang bocah tampan, yang mengikuti casting bintang iklan produk perusahaan farmasi yang dipimpinnya.

Apakah anak itu adalah anak yang dikandung Jihan? Bagaimana kelanjutan cerita Keenan dan Jihan? Akankah Keenan menceraikan istri yang tak dicintainya?

Baca selengkapnya di sini ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Karena mendapat panggilan dari sang ayah, hari ini Keenan terpaksa pulang ke Jakarta. Ia akan segera membereskan semuanya dan segera pindah ke Bandung. Tak peduli dengan banyak kehilangan yang akan ia alami. Karena nyatanya, seribu kehilangan itu pun tak ada apa-apanya dibandingkan dengan kehilangan keluarga kecilnya bersama Jihan.

Setibanya ia di rumah, sudah ada ayah dan ibu sambungnya, Rio, dan Nayla juga papanya. Semua mata tertuju padanya. Seakan mereka semua siap menginterogasinya, Keenan telah menyiapkan mental dan hatinya.

“Ayah beri kamu kesempatan lagi untuk berpikir, mau tinggalkan perempuan itu, atau kamu siap meninggalkan semuanya?” tanya ayahnya sekali lagi.

Dengan mantap, Keenan menjawabnya. “Jawaban Keenan tetap sama. Keenan tetap akan memilih hidup bersama Jihan dan Ale.”

“Tega kamu, Keenan! Kamu mau ke mana kan Ruby?” sahut Nayla yang nyatanya tak rela berpisah dengan Keenan, meski beberapa kali pernah mengancam akan menggugat cerai suaminya itu.

“Keenan, Papa paham dengan kekecewaan dan sakit hati masa lampau yang kamu rasakan. Tapi semuanya sudah terjadi 5 tahun lalu, hidup harus terus berjalan ke depan. Yang sudah lalu, biar lah berlalu. Jangan sampai keegoisanmu membuat kacau semuanya. Bahkan, memunculkan kehancuran perusahaan ayahmu sendiri di kemudian hari,” tambah Pak Lukman, papa Nayla.

Keenan yang setuju dengan ucapan mertuanya itu tentang kemungkinan kehancuran perusahaan ayahnya jika dipimpin oleh Rio yang belum berkompeten, dengan tegas memberikan solusi yang tak bisa diambil oleh sang ayah. “Sebenarnya masalah ini tak rumit, hanya ego Ayah yang sulit. Kalau Ayah mau merestui Keenan dengan Jihan, bahkan sedari dulu, perusahaannya juga akan baik-baik saja hingga sekarang. Entah bagaimana nasibnya ketika Rio yang menggantikan Keenan. Tapi ya sudah lah, toh itu kemauan Ayah sendiri, Ayah lebih memilih kehilangan Keenan dan kejayaan perusahaannya suatu saat nanti, dari pada merestui pilihan Keenan. Kalau sudah begitu, Keenan tak ingin ikut campur lagi.”

Keenan lalu menjelaskan tentang nasib Ruby. Bahwa ia akan memberikan pilihan pada anaknya itu akan ikut siapa. Tanpa perlu ada yang memaksa. Dia juga akan tetap memberikan nafkahnya untuk Ruby, yang akan terus menjadi tanggung jawabnya.

Setelah perdebatan panas itu, Keenan bermaksud pamit pada orang tuanya. Ia sudah meminta bantuan kuasa hukumnya untuk mengurus perceraian dengan Nayla. Selanjutnya, ia akan kembali ke kantor hanya untuk mengambil barang-barangnya saja, sekaligus berpamitan pada karyawan-karyawannya.

Saat ia akan beranjak pergi, Ruby yang baru pulang dari sekolah, berlari menghampiri dan memanggilnya. “Papaaa.”

Dengan terisak, bocah itu menyatakan rindunya pada sang papa. “Papa mau pergi lagi?”

Sejujurnya, Keenan tak menginginkan momen ini terjadi, tapi semua karena keegoisan orang tua mereka, hingga harus mengorbankan kebahagiaan dirinya dan anak-anaknya.

“Ruby, Ruby mau ikut Papa atau Mama?” tanya Keenan yang dihalau oleh Nayla.

Wanita karir itu merasa pertanyaan Keenan tak pantas untuk ditanyakan pada Ruby. “Biarkan dia ikut aku, tak perlu kamu memberinya pilihan. Hidupnya juga akan tetap terjamin jika bersamaku, dari pada hidup dengan pengangguran sepertimu!”

Kebingungan, Ruby terus menangis saat ia kembali dipisahkan dengan papanya, saat Nayla menarik tangannya, membawanya pergi.

Sementara itu di tempat kerjanya, Jihan yang masih terus memikirkan ucapannya kemarin, seakan menyesalinya. Tentang apa yang telah dia katakan pada Keenan. Seharusnya ia tetap tegas pada pendiriannya untuk tak kembali lagi pada mantan suaminya itu. Tapi yang ada, kemarin ia justru bersikap baik dan seolah menyambut kehadiran Keenan kembali. Hatinya luluh begitu saja.

“Ya Tuhan, apa aku sudah sejahat itu? Tapi aku tak bisa membohongi hatiku yang merindukannya, meski dada ini masih sesak mengingat kejadian kala itu. Tapi, ini semua bukan sepenuhnya salah Keenan. Aku bingung sekali,” renungnya, diiringi tetesan air mata yang tiba-tiba mengalir dengan sendirinya.

Hingga tak lama, ponselnya berdering.

081444567xxx memanggil...

“Puas kamu sudah menghancurkan keluarga kecil kami? Tega kamu memisahkan seorang anak dengan ayahnya. Dasar pelakor! Jahat kamu, jahat!”

Dalam panggilan telepon itu, terdengar pula tangisan anak kecil yang terus menyebut papanya, membuat hati Jihan semakin teriris.

***

Selesai mengemasi barang-barangnya dari rumahnya, kini Keenan mulai mengemasi barang-barangnya yang ada di kantor.

Namun, partner bisnis Keenan tiba-tiba meneleponnya dan mengatakan bahwa pabrik yang kemarin Keenan temui di Bandung, ternyata sedang bermasalah dengan hukum, hingga saat ini. Bahkan beberapa kali mendapat tuntutan dari beberapa pihak yang pernah bekerja sama dengan pabrik tersebut. Ia kemudian merekomendasikan pabrik yang sudah diselidikinya, yang ada di pinggiran kota Jakarta pada Keenan.

“Teledor sekali aku, bisa kecolongan hal seperti itu,” gumam Keenan lirih.

Partner bisnis Keenan itu juga menyarankan bahwa sebaiknya Keenan tetap berada di Jakarta, hingga mereka tampak mengobrol beberapa detik.

Seketika Keenan berubah pikiran dan mulai mempertimbangkannya. “Kalau aku di Jakarta, setidaknya, aku tetap bisa mengontrol perusahaan ini, meski bukan lagi aku yang memimpin. Aku juga masih bisa sering menemui Ruby. Aku akan memboyong Jihan dan Ale ke sini, agar mereka juga tetap bisa dekat dengan Bu Dian. Semoga Jihan mau,” batinnya penuh harap.

Setelah selesai melakukan percakapan di telepon, Rio menghampiri Keenan di ruangan kerjanya, bersama Andre.

“Bang Keenan, aku izin pakai Andre ya mulai saat ini. Karena ayah mempercayakan aku untuk mendampinginya memimpin perusahaan ini, mulai hari ini. Aku juga izin memakai ruang kerjamu,” ujar adik tiri Keenan yang berusia 3 tahun lebih muda darinya itu.

Keenan dan Andre pun saling bertatapan.

...****************...

1
LISA
Kenan tuh yg bayarin SPP nya Ale
Eva Nietha✌🏻
Ale pinter
Eva Nietha✌🏻
Keren
Eva Nietha✌🏻
Kena deh bakal viral nih Nayla
Eva Nietha✌🏻
Kapok kamu pak Basuki
Eva Nietha✌🏻
Ale hebat
Eva Nietha✌🏻
Wah ale viral
Eva Nietha✌🏻
Feeling anak sm bapaknya
Eva Nietha✌🏻
Ayo keenan tegas
Eva Nietha✌🏻
Keren ceritanya
Eva Nietha✌🏻
Makin seru thor
Eva Nietha✌🏻
Suka
Siti Nuraini
aq suka ceritanya
Eva Nietha✌🏻
Berjumpa jg deh
Eva Nietha✌🏻
Seru banget
Eva Nietha✌🏻
Seru
Eva Nietha✌🏻
Msh lanjut
Eva Nietha✌🏻
Merapat kk
munaroh
owhh,,, Wina ada main dg Rio thoo? 🤔
munaroh
wallahhh,,, Wina urung kapok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!