NovelToon NovelToon
Aku Yang Tak Di Anggap (Kisah Empat Bersaudara Yatim Piatu)

Aku Yang Tak Di Anggap (Kisah Empat Bersaudara Yatim Piatu)

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Mengubah Takdir / Keluarga / Fantasi Wanita / Pembantu
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Hitado S

Terlahir dari Keluarga Miskin, Aku terpaksa harus putus sekolah dan mencari nafkah untuk Adik adik adik ku dan agar bisa menyekolahkan mereka.

Nama ku Anisa, seorang Wanita Yang Cacat sejak kelahiran ku. Sebagai Anak yang paling besar, Aku harus bertanggung jawab terhadap ke Tiga Adik ku, karna memang Kami Anak Yatim Piatu.

Berkat ketekunan dan Kegigihan ku, Adik adik ku dapat ku sekolahkan dan menjadi orang yang berhasil. Tapi bagi mereka, Aku ibarat Aib! apalagi setelah mereka sudah berkeluarga. Aku sama sekali bagaikan orang asing yang hina bagi Adik adik ku yang ku perjuangkan dengan penuh pengorbanan.

Tapi Semua itu akan berlalu, Sebab Anak Tiri ku kelak akan mengangkat Drazat ku, Membahagiakan Ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hitado S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertahan Di Tengah Keterbatasan Part 4

 Kami pun sampai di toko untuk memesan keperluan bahan bahan kue. Si Ibu pemilik Toko pin langsung menyapa kami.

"Eh Dek Nisa, udah habis ya bahan bahan kuenya?

"Hehe iya Bu"

"Wah Laris juga ya dagangan-nya?

"Alhamdulillah Bu"

"Oh iya itu Adek-nya?

"Iya Bu, pernah juga ke sini ikut belanja Bu waktu masih ada alm Ibu"

"Oh.. Ibu udah lupa Dek, maklum sudah tua, hehe.. Oh iya, belinya seperti biasa kan?

"Iya Bu, tapi nanti kami tinggal sebentar ya Bu, mau cari yang jual sepatu sekolah dulu sebentar"

"Oh iya iya, eh sepatu sekolah buat siapa?

"Buat Adek ku ini Bu, bentar lagi mau masuk SMP soalnya"

"Oh.. Oh iya Dek, mau gak Ibu kasih sepatu bekas? Masih bagus kok, punya anak Ibu, sepertinya ukuran sepatu kalian sama deh kayaknya"

Adik ku Farhan pun langsung menjawab perkataan si Ibu Pemilik toko tersebut.

"Hehe... Mau Bu"

"Ya udah tunggu ya, biar Ibu telepon dulu ke rumah biar di bawain ke sini"

"Iya Bu"

Aku dan Farhan pun menunggu sambil duduk duduk, kami menunda untuk pergi mencari Sepatu sekolah untuknya. Terdengar oleh ku si Ibu itu berbicara dengan seseorang agar membawa sepatu bekas Anaknya yang gak kepakai lagi ke sini, bukan hanya sepatu, tapi juga ada baju baju bekas dan celana yang ku dengar di suruh si Ibu itu untuk di bawakan sekalian ke sini.

Tak berselang lama, hanya sekitar Sepuluh menitan seseorang pun datang ke Toko sambil menenteng plastik hitam yang cukup besar dan ternyata itu orang yang di suruh si Ibu itu untuk membawakannya ke sini.

"Dek, nih Coba deh, mudah mudahan pas"

Adik ku Farhan pun mendekat ke si Ibu, Aku juga ikut ingin melihatnya, Sepatunya ku lihat masih sangat bagus, gak ada sama sekali rusaknya dan hanya sedikit Kotor terkena debu, sepertinya sudah lama di simpan.

Adik ku Farhan pun mencobanya dan Alhamdulillah ternyata pas.

"Pas bangat Bu"

"Iya, soalnya Anak Ibu juga baru kelas tujuh, beda setahun doang sama kamu"

"Hehe.. Bagus bangat sepatunya"

"Dek Farhan suka?

"Suka bangat Bu, bagus bangat, enak di pakai"

"Iya Dek Farhan, itu kan mahal Ibu beli, jadi awet dia"

"Kak, kita gak usah beli sepatu lagi deh Kak, ini Farhan suka bangat kok"

"Oh iya Dek Farhan, nih coba in nih, baju baju sama celana, mungkin pas juga buat Dek Farhan"

"Buat saya Bu?

"Iya, soalnya sudah gak di pakai pakai lagi sama anak Ibu"

Farhan pun langsung mencobanya dan tentu saja hanya sebatas di ukur ke badanya tampa melepas pakaian-nya. Wajah Adik ku pun terlihat sangat senang dan Alhamdulillah baju baju dan celana itu ternyata pas juga buat Adek ku Farhan.

"Gimana Dek, pas Kan?

"Iya Bu, pas semua"

"Iya pasti, Anak Ibu kan Badannya juga sama dengan Dek Farhan, gimana, suka gak?

"Suka bangat Bu, ini semua untuk Farhan?

"Iya dong, kan itu baju dan celana buat anak laki laki"

"Iya Bu, makasih banyak Bu"

"Iya Iya, yang rajin ya Dek bantu Kakaknya, jangan nakal, kasihan Kakaknya itu, lihat kakinya cacat tapi gak kenal lelah buat kalian Adik Adiknya"

"Iya Bu, Farhan ngerti"

Aku pun sangat berterimakasih ke Si Ibu, Bu Hajjah Imah, ya Aku tau namanya karna sudah berkali kali dengar orang yang datang ke Tokonya ini memanggilnya seperti itu. Akhirnya Aku dan Adik ku Farhan pun pergi dari situ, sekalian kami bawa barang belanjaan kami. Sambil berjalan dan menenteng bawaan kami untuk mencari penjual Ikan Nila, karna Aku memang sudah janji sama Adik ku Bagas akan membelikannya dan nanti memasaknya dengan bumbu kuning. Aku dan Farhan pun mengobrol.

"Kak, si Ibu itu baik bangat ya"

"Iya Dek, dulu juga kan kita di kasih uang duka sangat banyak, dua ratus ribu"

"Iya Kak, Kak kita gak usah lagi deh beli sepatu, Farhan pake ini saja, bagus bangat soalnya, tinggal nanti saya cuci sudah bagus buat Farhan pakai"

"Iya Dek, jadi uangnya bisa kita simpan ya Dek, oh iya, Sek Farhan ada lagi gak yang perlu di beli?

"Hem... Apa ya Kak? Oh iya Kak, beli Kaos kaki saja deh satu pasang"

"Iya iya, sekarang saja kita beli"

"Iya Kak"

Ikan Nila pun sudah kami beli, dan juga bumbu bumbunya yang gak ada di rumah kami, Es Cendol buat Adik ku Bagas juga sudah kami beli termasuk Mie Bakso buat Dita, sekarang tinggal nyari yang jual Kaos kaki saja buat Farhan sebagai ganti dari gak jadi beli sepatu barunya.

Akhirnya semuanya sudah kebeli, kami pin langsung ke terminal untuk mencari Angkot pulang, karna kami harus cepat pulang sebab masih banyak yang harus di kerjakan, Adik ku Farhan masih harus mengambil daun pisang untuk bungkus kue kue jualan kami dan juga mengisi air di Drum penampungan yang ada di belakang rumah agar besok pagi mereka bisa mandi di belakang rumah tampa harus ke sungai.

Kami pun akhirnya pulang setelah Angkot terisi penuh oleh penumpang, dan Akhirnya sampai di rumah.

Adik ku Farhan langsung masuk ke kamar sambil membawa bungkusan plastik yang berisi baju baju dan celana serta sepatu dari Ibu pemilik Toko langganan kami, ternyata Farhan di kamar mencobanya kembali satu per satu dan memamerkannya ke kami saudara saudaranya.

Dita dan Bagas pun langsung memakan yang sudah ku beli buat mereka tadi dari pasar, Bagas dengan Es Cendolnya sementara Dita dengan Mie Bakso satu porsi yang gak mau membagikan sedikit pun sama Bagas Adiknya karna Bagas juga gak mau membagi Es Cendolnya untuk Kakaknya. Aku pun langsung mulai menyiapkan bumbu bumbu untuk memasak ikan Nila. Kemudian adik ku Farhan langsung pergi mencari daun pisang, setelah itu dia pergi ke sungai untuk mencuci sepatunya dan sekalian mengambil air untuk mengisi Drum penampungan air.

Tak terasa hari sudah mulai sore, Aku dan Dita juga mulai menyiapkan adonan adonan kue agar besok subuh tinggal mengukus saja, setelah itu kami pun mandi bergantian dan sekalian Aku dan Dita mencuci pakaian kotor kami.

Sekarang sudah sekitar jam tujuh malam lewat, kami pun makan bersama menikmati sedapnya makan dengan Ikan Nila bumbu kuning yang ku masak tadi. Kami berempat juga nambah nasi jadinya, untung tadi ku masak cukup banyak, sehinga cukup untuk kami ber empat, Ikan Nila juga masih ada tersisa dua dan itu cukup lah buat Serapan pagi kami besok sebelum kembali harus makan ikan asin seperti biasanya setiap hari.

1
vi
kk yang kuat dan ulet.... jadi nangis baca nya
Maulida Hayati
ceritanya dari part ke part seperti itu itu saja.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!