Istriku adalah wanita yang paling cantik bagiku, Meski ia tak semulus para artis tapi, Hatinya begitu bersih, Dia wanita surga ku
Tapi, kenyataan pahit aku saksikan saat aku pulang dari perantauan, mendapatkan perlakuan buruk keluarga ku padanya, Kenapa ia tak pernah cerita padaku tentang siksaan mereka, Hatiku marah saat melihat orang-orang yang aku sayang memperlakukan istriku seperti seorang pembantu, hatiku sakit, Apalagi saat melihat Ibuku lah yang melakukan itu.
Aku bersumpah, akan menjadikan istriku wanita tercantik yang bahkan mereka tak akan mengenali istriku.
"Dia istriku, Bu. Bukan babu"
Hingga kedua-nya memutuskan untuk hidup mandiri dan mengubah diri dengan lebih baik lagi. Akankah cinta akan terus tumbuh sesuai dengan harapan, ataukah akan goyah setelah kehidupan kota yang mereka jalani?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fiah MSI probolinggo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Matahari kian bersinar seakan menyengat, Panasnya begitu tak terhingga namun ... jauh lebih panas hati yang Sinta rasakan. Ia terlihat terus gelisah apalagi beberapa hari ini tidak ada kabar dari Abra, Abra seolah menutup diri dari Sinta.
''Percuma papa, Abra sudah bukan lagi bawahan papa, dia sudah berhenti dari perusahaan, Pa!'' ucap Sinta dengan begitu kesal, Papanya Sinta begitu terkejut karena tidak ada laporan apapun dari orang perusahaan.
''Sejak kapan, dan siapa yang mengatakan itu padamu?'' tanya papanya Sinta
''Sudah tiga hari yang lalu, pa. Tepatnya sejak kita pergi liburan dan Abra mengundurkan diri dari perusahaan, dan apakah papa tahu ... Bahkan, Abra tidak membalas satu-pun pesanku, benar-benar menyebalkan,'' ucap Sinta
''Aku heran, apa lebihnya wanita itu,pa. Sampai Abra begitu mencintainya, jauh lebih cantik aku, kaya ... aku jauh lebih kaya, pintar ... aku jauh lebih pintar, dan aku lebih segala-galanya dari pada wanta itu,'''ucap Sinta mengeluh pada papanya.
''Mungkin takdir masih ingin bermain dan ingin menguji kesabaran dan usahamu, Papa hanya ingin mengatakan, Kau adalah segalanya bagi Papa, jadi.... Papa akan usahakan yang terbaik untukmu, ''ucap Papanya Sinta setaya mengelus rambut putrinya yang kini bersandar di dadanya.
Disisi lain, Naya kini mulai disibukkan dengan adanya beberapa pekerja yang datang untuk membuatkan kebun kecil diatas balkon. Tiba-tiba dering ponsel Naya berbunyi.
''Ibu?'' gumam Naya, Suaminya memang tidak ingin Naya putus silaturahmi dengan orang tuanya, terlepas bagaimana sikap ibu tiri inya itu namun ada ayah yang harus Naya dengar kabarnya.
''Assalamu'alaikum, Bu,'' ucap Naya.
''Waalaikumsalam, Naya, Ibu langsung saja ya.... kamu ada pegangan uang gak? gak banyak cuma 500 ribu, kalau ada kamu transfer segera ya, '' ucap Ibu tirinya Naya, Naya bingung, Naya memang ada uang tapi itu untuk kebutuhan dia juga, dan ia juga harus minta izin pada suaminya, Meskipun ia tahu sang suami sudah memasrahkan semua uang itu padanya tapi Naya tidak enak hati.
''Naya izin Bang Abra dulu ya, Bu?''
''Loh, Kenapa harus izin, uang dia uangmu juga!'' ucap sang ibu.
''Tapi bu, Naya gak enak jika belum minta izin sama bang Abra, walau bagaimanapun, bang Abra harus tahu, Bu?'' ucap Naya.
''Naya, kau masih punya tanggung jawab untuk bapakmu, jadi kirim sekarang! Kalau masih nunggu Abra, kelamaan, '' ucap Ibunya Naya.
''Bu, Bang Abra yang bisa kirim uang, Naya belum tahu caranya buat kirim uang, '' ucap Naya.
''Dasar gobl*ok kamu, Sekarang udah modern, bisa kirim lewat hp, mana mungkin kamu gak tahu, buang-buang waktu ibu saja, ya sudahlah ibu langsung telepon menantu ibu saja, bicara denganmu hanya bikin ibu stress, dasar oon!'' umpat ibu tirinya Naya. Setelah itu Ibu tirinya Naya langsung mematikan ponselnya.
Naya hanya bisa mengelus dada, Ia mengerti sejarang uang yang bisa membuat hati seseorang melunak, dan itu sudah berlaku untuk Naya.
----------------
''Pak, ini adalah laporan pendapatan dan pengeluaran bulan kemaren yang bapak minta tadi, '' ucap seorang wanita yang kini berdiri tepat di depan meja Abra.
''Kau letakkan saja nanti aku akan memeriksanya, ''ucap Abra tanpa mengangkat kepalanya, Ia sibuk mempelajari beberapa hal tentang restoran yang saat ini menjadi tanggung jawabnya.
'Sulit banget sih mencari perhatiannya?' bathin wanita itu.
''Apakah masih ada yang lain?'' tanya Abra seraya melihat kearah wanita itu, Detak jantung karyawan itu langsung berpacu dengan cepat ketika Abra menatapnya.
'Benar-benar sangat tampan, ah... rasanya, aku akan tambah semangat bekerja' bathin wanita itu.
''Kalau sudah tidak ada keperluan lagi, silahkan keluar!'' ucap Abra
semoga Abra kuat ya ,ga pindah ke lain hati
ky cewe ga laku saja tuh Sinta