Mayor Arsenio yang bertugas sebagai pasukan kontingen Garuda telah mengalami patah hati sebelum dirinya pergi satgas ke Lebanon. Sang tunangan tidak mau menunggunya dalam jangka waktu lima tahun, Mayor Arsenio sempat trauma untuk kembali menjalin kasih dengan seorang wanita.
Setelah lima tahun bertugas di Lebanon, sang Mayor kembali ke Indonesia dan dipertemukan dengan seorang wanita bernama Ainun. Ainun sendiri telah mengalami kehidupan yang pahit ketika suaminya ditembak mati secara misterius oleh seseorang yang tidak dikenal.
Ainun meminta bantuan Mayor Arsenio untuk mengusut tuntas kematian suaminya. Sang Mayor yang masih trauma dengan pengalaman masa lalunya, awalnya ragu-ragu untuk terlibat dalam kasus ini. Namun, setelah mengetahui Ainun dan kasus yang dialaminya, Mayor Arsenio mulai merasa tertarik dan ingin membantu.
mampukah Sang Mayor mengusut kasus ini?
akankah ia kembali menemukan cintanya bersama dengan Ainun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ainun VS Mayor Arsenio
Mayor Arsenio mencoba mendekati wanita berhijab yang sedang menangis dengan tubuhnya yang gemetar.
"M maaf?" Mayor Arsen sampai terbata dan juga gugup, seumur hidupnya ia baru mengalami peristiwa menakutkan seperti ini.
Kemudian Ainun menoleh, ia menatap sejenak sang Mayor yang terlihat pucat, serta tubuhnya di penuhi oleh luka.
"Jadi kau yang telah menabrak sahabatku?" tanya dengan sorot matanya yang nyalang.
"Maaf Nona, saya tidak sengaja! Mobil milikku tiba-tiba saja remnya blong!" Mayor Arsen berusaha menjelaskan apa yang telah terjadi.
Sedangkan Ainun, ia terlihat kesal sekaligus marah, kedua tangannya sampai ia kepal.
"Jika meminta maaf berguna, untuk apa ada penegak hukum! Kau harus bertanggung jawab atas semua kejadian ini, kalau sampai Kayla kenapa-kenapa, aku tidak akan segan untuk menuntut mu, camkan itu baik-baik!" Ancamnya tidak main-main, Ainun tida peduli bahwa pria dihadapannya saat ini bukanlah pria sembarangan. Namun itu semua samasekali tak membuatnya takut, dimatanya suatu keadilan harus di tegakkan, dan seseorang yang telah melakukan kesalahan maka ia wajib untuk mempertanggungjawabkannya.
Mayor Arsen sampai tercekat tak percaya atas sikap Ainun yang ia anggap sebagai salah satu wanita pemberani, wanita yang tidak segan-segan menegurnya atas kesalahannya dan tak memandang siapa dirinya saat ini, dimata Mayor Arsen, wanita dihadapannya sangat berbeda dari wanita yang pernah ia temui sebelumnya.
"Kamu tenang saja, aku pasti akan mempertanggungjawabkan semua perbuatanku!" jawabnya dengan tegas.
Kemudian Ainun memalingkan wajahnya, ia sangat muak melihat tampang Mayor Arsen, apalagi ia begitu membenci pria berseragam, karena menurutnya pada saat peristiwa naas itu terjadi, yang telah melenyapkan nyawa suaminya hampir memiliki kemiripan dengan seragam yang telah digunakan oleh Mayor Arsen.
Akhirnya Kayla dan juga Mayor Arsenio di bawa ke Rumah Sakit dengan menggunakan mobil Ambulans, Keduanya akhirnya mendapatkan tindakan dari tim medis Rumah sakit milik angkatan darat dan posisinya tidak jauh dari lokasi kejadian, sedangkan Ainun, ia terus berada di samping sahabatnya, rasa cemasnya semakin menyeruak.
"Kayla, kau harus kuat, aku sudah tidak mempunyai siapa-siapa lagi di dunia ini selain kamu, ku mohon bertahanlah!" Ainun sampai tak bisa menghentikan air matanya yang terus saja berjatuhan.
Sedangkan Mayor Arsen, ia merasa cemas terhadap korban dan juga wanita yang cukup menarik perhatiannya.
"Semoga mereka baik-baik saja!" gumamnya pelan.
Kemudian Serda Jaka datang menghampiri, ia memberikan beberapa informasi kepada Mayor Arsenio.
"Lapor Mayor Arsen, saya mendapatkan perintah dari Letnan Soeprapto, bahwa acara pelantikan di tunda sampai minggu depan, mengingat kondisi Mayor yang tidak memungkinkan, dan...?" seketika perkataannya terhenti diudara.
"Dan apa Sertu Jaka?" Mayor Arsenio malah menjadi penasaran.
"Salah satu teman dari korban kecelakaan, ia telah menuntut anda, dan meminta keadilan atas kejadian ini!"
Arsen sampai melotot tak percaya atas apa yang sudah ia dengar, kedua tangannya sampai ia kepal.
"Berani juga nyali wanita itu, aku pikir perkataanya yang tadi hanya isapan jempol belaka!" Mayor Arsenio seolah mendapatkan tantangan baru dari sosok wanita yang ia anggap pemberani itu
Kemudian setelah mendapatkan penanganan medis, Mayor Arsen mencoba untuk menemui wanita yang belum ia ketahui siapa namanya, namum sosoknya seolah mengganggu pikirannya.
Kebetulan Ainun saat ini sedang berada di ruang tunggu pasien IGD, dan Mayor Arsen bergegas mendekat ke arahnya.
Ainun yang tak menyadari kehadiran sosok sang Mayor, malah membuat sang Mayor terus menatap nya dari jarak yang cukup dekat, ia sengaja duduk di sebelah Ainun.
"Ehem...kau bernyali besar juga karena mau menuntut aku atas kejadian tadi pagi!" Mayor arsen sampai melipat tangan di atas dada, pandangannya lurus ke depan.
Sedangkan Ainun, ia menoleh sejenak, di lihatnya pria di sampingnya yang masih mengenakan seragam loreng dan tentunya Ainun tahu siapa pria tersebut.
"Kau...!" Ainun sampai terkejut tak percaya dengan apa yang telah ia lihat, kemudian ia menggeser posisi duduknya agar tidak terlalu dekat dengan sang Mayor.
Lalu Mayor Arsenio menoleh ke arahnya, ditatapnya wanita cantik berkulit putih yang saat ini menatap tidak suka ke arahnya.
"Apakah kau sudah yakin atas keputusan mu itu? Peristiwa yang terjadi tadi pagi adalah sebuah kecelakaan!" Mayor Arsenio berupaya membela dirinya, tapi entah kenapa ia cukup tertarik dengan wanita yang saat ini berada di sampingnya.
Kemudian Ainun beranjak dari atas tempat duduknya, lalu menatap dingin ke arahnya.
"Sangat yakin, jangan mentang-mentang kau seorang abdi negara aku tidak berani melakukan hal seperti ini, aku hanya ingin menuntut keadilan untuk sahabatku!" jawabnya sambil memelototi Mayor Arsen.
Merasa tertantang akan sikap Ainun padanya, ia pun beranjak dari tempat duduknya dan menghadap ke arah Ainun, kini keduanya saling berhadapan dan menatap dalam keheningan.
"Apa maksudmu berkata seperti itu?" sang Mayor merasa tersinggung atas perkataan dari Ainun
Kemudian Ainun melangkah maju kedepan, sehingga posisinya cukup dekat dengan Mayor Arsen.
"Ck..kamu pikir aku tidak tahu setelah kejadian ini? Aku yakin kau akan dibebaskan dari kasus ini dan dinyatakan tidak bersalah, lalu demi membersihkan nama baik keanggotaan kalian, korban akan di kasih uang kompensasi agar tidak berkutik dan menganggap semua kejadian ini selesai begitu saja secara kekeluargaan, betul begitu kan?" Ainun tak sedikitpun merasa takut berkata seperti itu terhadap pria di hadapannya. Semenjak kejadian naas itu, Ainun seolah memiliki kekuatan dan keberanian untuk menegakkan keadilan.
Mendengar hal itu Mayor Arsen hanya bisa menghela napasnya, kemudian ia menunggu waktu yang tepat untuk menjelaskan kesalah pahaman ini.
"Kenapa pikiranmu begitu dangkal seperti ini? Asal kau tahu ya, seharusnya kau dan teman mu itu tidak boleh berjualan di area pohon beringin sekitar Batalyon, aku perhatikan hanya gerobak milik mu dan temanmu itu yang dengan beraninya berjualan disana, pihak dari Batalyon bisa menuntut balik karena kalian telah melanggar aturan!" jawabnya sampai tersenyum puas.
Deg!
Ainun langsung terdiam tak bergeming, ia malah terlihat semakin kesal karena pikirnya pria di hadapannya sengaja mencari-cari alasan agar terbebas dari tuntutannya.
Lalu Mayor Arsen mencoba melangkah maju kedepan sedangkan Ainun dengan rasa gugup nya malah mundur ke belakang.
"Kau cantik tapi sayang kau galak dan juga menyebalkan!" singgung Mayor Arsen.
"Tidak usah banyak bicara, kau pikir aku takut dengan semua penjelasan mu itu hah?"tantang kembali Ainun.
Mayor Arsenio sampai dibuat menggeleng karena baru kali ini bertemu dengan wanita pemberani dan keras kepala. Jujur saja bahwa saat ini sang Mayor mengagumi keberanian Ainun.
"Ck, terserah kau saja! Yang penting aku sudah menjelaskan semuanya padamu, kita tunggu temanmu itu siuman, karena yang berhak melakukan tuntutan adalah korban, bukan dirimu!" tunjuk sang Mayor tepat mengenai kepala Ainun. Ia pun tak terima atas perlakuan sang Mayor yang ia anggap arogan.
"Ok, kita lihat saja nanti, aku yakin Kayla akan melakukan hal yang sama seperti apa yang aku lakukan saat ini!" balasnya tak mau kalah.
'Baiklah wanita pemberani, kita lihat saja nanti! Aku atau kamu yang akan memenangkan pertarungan ini!' batinnya sangat percaya diri.
Bersambung...
🌸🌸🌸🌸🌸
Semangat terus kak othor 💪💪❤️