Dituduh mencelakai sang kakak, Shani di usir dan dihabisi oleh orang yang tidak menyukainya.
Datang kembali membawa dendam setelah bertahun-tahun untuk menghabisi pengkhianat itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
💓SELAMAT PAGI💓
Anggota The Meteor mengawasi rumah Citra.
"Seperti kata Queen, kita awasi!" kata ketua Meteor.
Mereka semua siap diposisi masing-masing.
Citra membuatkan kopi untuk Daniel.
"Apa yang ingin Ayah bicarakan?" tanya Citra.
"Hubungan kamu dengan Kazio, bagaimana?" tanya Daniel kembali.
Citra terdiam sejenak.
"Citra," kata Daniel lagi.
"Maaf Ayah, keputusan Citra sudah bulat."
"Ayah paham, ini juga salah Kazio."
"Citra juga minta maaf sama Ayah, kalau selama ini ada kata kasar dan salah sama Ayah."
"Kamu tidak perlu minta maaf," sahut Daniel.
'Kasih tahu aja gak yahh, rencana aku yang mau cabut saham." Citra membatin.
"Citra," panggil Daniel.
"Ehmm ... Ayah, emm ... ada yang ingin Citra sampaikan pada Ayah."
"Apa itu?"
"Citra memutuskan untuk mencabut saham di Arizaya Official, karena Citra juga sudah menggugat Mas Kazio di pengadilan."
Daniel hanya diam, sebab mau melarang pun juga sudah tidak bisa lagi karena yang salah memang Kazio.
"Sebenarnya Ayah sangat berat tapi kalau memang itu keputusan kamu, Ayah setuju."
"Terima kasih Ayah, cuma satu yang Citra takutkan."
"Apa yang kamu takutkan."
"Ken," sahut Citra.
Danie mengangguk.
"Ayah mengerti, nanti Ayah akan suruh anak buah untuk mengawasi Ken."
"Terima kasih Ayah," sahut Citra lagi.
"Ada yang ingin disampaikan lagi."
"Tidak ada Ayah."
"Baiklah, kalau begitu Ayah pulang dulu."
"Terima kasih sudah datang, Ayah."
"Kamu juga anak Ayah," kata Daniel lalu pergi.
Citra hanya tersenyum kemudian menutup pintunya.
"Besok aku akan ke kantor, Ken! sialan dia, aku harus cepat mengurus berkasnya." Citra bergumam.
Setelah Daniel pergi, anggota Meteor langsung memberi informasi pada Queen Shani.
”Queen, Tuan Daniel sudah pergi.”
”Apa semuanya aman.”
”Aman, Queen.”
”Bagus, kamu cari sewaan dekat komplek itu dan terus awasi Mama kandung saya.”
”Baik Queen.”
Shani masih berkutat dengan ponselnya sambil tersenyum miring.
Shina sangat tidak suka jika Shani main ponsel.
"Dari tadi kamu lihat ponsel terus, lihat apa sih."
"Temen aja Mi," sahut Shani.
"Udah taro ponselnya Mami gak suka kamu main ponsel terus."
"Iya," sahut Shani.-
Tiba-tiba ada segerombolan motor yang memepet mobil Shina.
"Ikh, apaan sih mereka ini kok mepet mobil kita Shan."
"Gak tahu Ma," sahut Shani.
Aevan, Bima, dan juga Boy melihat mobil yang dipepet musuh bebuyutan mereka.
"Van, A'X berulah lagi!" teriak Boy.
"Kita ikuti!" sahut Aevan juga dengan teriak.
"Ayo!" teriak Bima juga.
Shani seperti sudah membaca arah mereka yang memepet.
"Mi, sepertinya mereka mancing kita ke tempat sepi," kata Shani.
"Kamu, diam disini Mami mau diskusi dulu sama mereka."
"Jangan Mi, itu bahaya."
"Udah diem, Mami bisa atasi karena Mami juga pernah belajar karate."
Shina kemudian keluar dan berkacak pinggang.
"Kalian kenapa ganggu saya?" tanya Shina.
"Kita gak ada urusannya dengan kamu, Nek Lampir."
"Apa! kamu ngatain saya Nenek lampir, dasar kurang ajar!" marah Shina lalu maju dan menghajar mereka.
Bugh ...
Bugh ...
Bugh ...
Shani yang melihat Maminya bertengkar sedikit khawatir.
"Astaga Mami, ngiyel banget sih nanti kalau kalah gimana."
Salah satu musuh berhasil memukul perut Shina.
Bugh ...
"Akhh ..." ringis Shina.
"Kita gak ada urusan dengan kamu Nek Lampir."
"Kalau gak ada urusan kenapa kalian mengikutiku."
"Itu karena anda membawa buruan kami."
"Buruan, apa maksud kalian?"
Shani langsung keluar setelah melihat Maminya kena pukulan.
"Hentikan!" kata Shani.
"Nah ini dia buruan kita sudah keluar men," kata penjahat itu lagi.
Shina langsung marah.
"Shani kenapa kamu keluar, cepat masuk ke dalam mobil."
"Maaf Mi."
"Masuk Shani!" teriak Shina.
"Ayo bawa dia," titah penjahat.
Bugh ...
Bugh ...
Bugh ...
Shani melawan mereka semua dengan cepat dan lihai sampai Shina sendiri dibuat kaget.
"Itu beneran Shani," kata Shina.
Brugh ...
Shani memegang leher salah satu penjahat.
"Siapa yang menyuruh kalian?" tanya Shani berbisik.
"Bukan urusan lu," sahut penjahat itu.
Kemudian Shani mematah lehernya.
Krak ...
Lalu memukul dadanya dengan kuat.
Bugh ...
Sekitar 7 orang yang dilawan Shani.
"Kalau sampai kalian ada hubungannya dengan Gea, mati kalian!" kata Shani dengan marah.
Dengan cepat Aevan dan yang lainnya ikut bergabung.
"Brengsek!" maki Aevan kemudian memukul penjahat itu berkali-kali.
Bugh ...
Bugh ...
Bugh ...
"Kalian kenapa mengganggu perempuan hah!" maki Aevan.
"Itu bukan urusan lu!" sahut mereka dengan sarkas.
"Tentu saja ini urusan kami," sambung Bima lagi kemudian memukul penjahat yang ingin menyerangnya dari belakang.
Bugh ...
"Jijik gue," kata Bima lagi.
Boy langsung memukul dengkul penjahat karena terus melawan.
Bugh ...
Bugh ...
"Rasakan ini, dasar bencong mencoreng nama mafia aja lu nyerang wanita."
Bugh ...
"Kalian, siapa yang suruh mana Fathar bilang sama dia jangan jadi pengecut nyerang cewek."
"Brengsek, gak pantes lu hina pemimpin kita bajingan!"
"Kenapa?" tanya Aevan dengan angkuh dan santai.
"Dasar anak BS congkak, lihat saja nanti kita bales kalian semua, ayo cabut!"
Shani langung menghampiri Maminya.
"Mami gak papa?" tanya Shani.
"Mami gak papa kok sayang, kalau kamu gimana?" tanya Shina lagi tapi tangannya masih memegang perut.
"Gak papa Mi," sahut Shani khawatir dengan Maminya.
"Mami gak papa kok sayang," kata Shina berusaha menenangkan Shani.
Aevan langsung mendatangi Shina dan Shani.
"Tante gak papa?" tanya Aevan.
"Kamu Aevan, kan."
"Iya Tante," sahut Aevan kemudian melirik Shani.
Shani hanya acuh.
Bima dan Boy juga ikut mendekati Shina dan Shani.
"Kalian berdua temannya Aevan?" tanya Shina.
"Iya Tante," sahut Bima dan Boy bersamaan.
"Makasih yah sudah menolong Shani, kalau gak ada kalian saya gak tahu apa yang terjadi," kata Shina.
"Gak papa Tante, ini sudah tugas kami kok," kata Aevan.
"Maksudnya?" tanya Shina seraya mengangkat alisnya.
"Aa- aaa itu-"
"Maksudnya kita udah biasa menolong orang, makanya udah tugas kami." Bima dengan cepat meralat omongan Aevan.
"Ouh iya, wah kalian remaja yang baik. Apa kalian ini bersekolah di Arizaya?" tanya Shina.
"Iya Tante, kebetulan kami juga satu kelas dengan anak Tante," sahut Aevan.
Bima dengan muka julidnya.
'Idih, najis sok imut dan kalem.' Bima membatin.
Boy hanya tersenyum.
'Aduhhh bau-bau mau pdkt nih si Aevan, tapi muka julid Bima gak enak di pandang.' Boy juga membatin.
"Oh ya, jadi kamu satu kelas sama Shani."
"Iya Tante."
"Sayangnya Mami kok gak kasih tahu sih, kalau satu kelas sama Aevan."
"Ngapain bilang, kita gak temenan Mi."
"Hah, kan satu kelas."
"Satu kelas bukan berarti kita temenan."
"Ish Shani, ganteng loh Aevan." Shina berbisik pada Shani.
Shani langsung memandang Aevan.
"Thanks," kata Shani lalu masuk ke mobilnya.
Shina menepuk jidatnya.
"Astaga anak itu terlalu cuek untung sayang," kata Shina lalu kembali berterima kasih pada Aevan dan yang lainnya.
Shina langsung tancap gas dan menghidupkan klakson.
"Iya Tante," kata Aevan.
Setelah melihat mobil Shina pergi, Aevan langsung menghela nafasnya.
"Mau pdkt lu?" tanya Bima.
"Maksud lu," sahut Aevan.
"Gue tahu lu mau pdkt sama Shani, tapi lu harus ingat Shani itu beda sama cewek lain, ingat itu."
"Apa yang dikatakan Bima bener Van, itu si Shani cuek bener sama lu tadi gila aja cuma satu kata thanks doang."
"Emaknya sih ceria yah, lah anaknya udah kek pintu kulkas, dingin bener."
"Hahaha ..." tawa Bima dan Boy bersamaan.
"Diam kalian!" dengus Aevan.
"Lah dia marah, gimana mau dapet digituin aja marah." Bima makin meledek.
"Hahaha ... udah ah, perut gue sakit."
Aevan tiba-tiba menoleh ke arah Bima dan Boy.
"Apa?" tanya Boy.
"Tadi anak buahnya Fathar, kan Mafia A'X."
"Iya," sahut Boy.
"Kenapa dia nyerang Shani dan juga Maminya," kata Aevan lagi.
Bima mulai menegakkan badannya.
"Apa ini ada hubungannya dengan Gea," sambung Bima.
"Menurut lu?" tanya Aevan.
"Gue sih, iya." Sahut Bima.
"Kita ke markas, cari tahu kenapa A'X nyerang Shani."
"Gue setuju," seru Boy.
"Ayo cabut," kata Aevan.
Mereka kemudian pergi dari situ.
***
Mungkin komenan kalian akan muncul di video tiktok saya, kalau mau lihat bisa di @authorbtm
💓 DUKUNG NOVEL INI DENGAN LIKE DAN KOMENTAR SERTA VOTE KEMUDIAN FOLLOW AKUN AUTHOR 💓
semoga ada season 2 nya
dari awal sampek sini padahal Arga dan Dara yang selalu ada disisi Shani
untung aku nya mudeng sama alur ceritanya..