Zahra Amalia,seorang gadis berusia 21 tahun , cantik, pintar dan ramah,berprofesi sebagai seorang perawat di rumah sakit besar.
Zahra banyak d sukai oleh teman - taman, sahabat, rekan kerja dan pasiennya karena terkenal dengan keramahannya dan kebaikan yang suka menolong. Tak sedikit dari keluarga pasien yang banyak menjodohkan Zahra dengan anak mereka,tapi Zahra hanya menggap itu sebagai guyonan biasa aja .
bagi yang tidak tahu kehidupan Zahra yang sebenarnya mereka beranggapan hidup Zahra sudah sangat sempurna.
Tapi siapa yang tahu, di balik senyum di bibirnya ada sebuah luka yang sangat dalam di rasakan oleh Zahra, luka di khianati oleh seorang pria cinta pertamanya , belum sembuh luka tersebut Zahra di kabari lagi dengan statusnya sekarang sebagai seorang istri entah dari pria yang seperti apa yang tidak di kenalnya
Bagaimana kah Zahra menyingkapi semua masalah rumit di hidup nya,akan kak Zahra bisa menerima pernikahan yang tidak pernah di hadirinya itu.....???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febrina Adrianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Sandi terdiam tanpa suara, air mata nya jatuh di kedua pipinya, setelah mendengar cerita dari papa nya mulai dari intan yang di temukan tidak sadarkan diri dengan bersimbah darah di rumah sehingga harus di larikan kerumah sakit sampai intan harus melahir kan bayi nya dengan prematur dan kemudian di nyatakan meninggal oleh dokter setelah intan berhasil melahirkan bayinya , sandi merasa sangat menyesal dan terpukul dengan , sandi kesal pada dirinya kenapa saat itu ia tetap pergi padahal ia mendengar teriakkan intan memanggil namanya seperti menahan sakit. namun karena egonya saat itu, ia harus kehilangan intan istri yang sangat dia cintai tanpa ada di saat itu mendampinginya, istrinya pergi meninggalkannya untuk selama - lama nya tanpa meninggalkan pesan semua sekali untuk dirinya. Sandi tidak bisa tidak sanggup membayangkan bagai mana kesakitan dan tersiksanya intan saat itu.
Sandi menangis bersimpuh di lantai sesenggukan sambil memukul dadanya mengusir sesak yang tiba - tiba ia rasakan .tak ada kata yang mampu di ucapkan nya kecuali rasa menyesal dan maaf untuk intan.
sandi masih tidak percaya intan sudah meninggalkannya untuk selamanya, kemarin dan intan masih berada di rumah ini, walaupun dalam kondisi yang tidak baik saat itu, Haris pergi karena ingin menenangkan hatinya karen habis bertengkar hebat dengan intan tapi baru semalam meninggalkan intan, sekarang saat ia pulang ke rumahnya tidak ada intan yang menyambut kepulangannya yang ada berita duka kepergiannya yang ia terima dan penderitaan intan sebelum ia pergi untuk selama - lamanya.
cindi, Adam dan kedua orang tuanya biarkan sandi menangis mengungkapkan kesedihannya , banyak pertanyaan di kepala mereka saat ini, apa yang terjadi sebenarnya, kemana sandi sehingga ponselnya susah di hubungi saat itu, dan banyak lagi pertanyaan lain nya yang berputar di kepala mereka, mereka ingin minta penjelasan pada sandi tapi mereka sadar ini bukanlah waktu yang tepat , mungkin nanti setelah sandi tenang mereka akan menanyakan itu semua ke sandi .
" Di mana intan di makam kan pa?" tanya sandi setelah sedikit tenang beberapa saat kemudian
" di makam keluarga di samping makam nenek kamu " jawab papa sandi memalingkan pandangannya ke arah sandi.
" bisa tolong antar kan sandi ke makam intan pa " pinta sandi pada papanya
" ya , Adam yang akan mengantarkan mu kesan " ucap papa sandi dan menatap Adam, Adam yang ditunjuk oleh mertuanya menganggukkan kepalanya.
" iya bang, biar Adam yang menemani Abang ke makam kak intan " ucap Adam pada sandi
****
Sandi menatap gundukan tanah yang masih basah dan masih wangi oleh taburan bunga itu dengan hati yang sangat perih ,sandi kembali menangis histeris di makam itu sambil memeluk Nisa. intan.sandj tidak memikirkan baju nya yang kotor akibat duduk bersimpuh di atas tanah yang masih basah di makan intan itu.
* maaf.....maaf kan aku... maaf kan aku..." hanya kata itu yang terucap di bibir sandi saat ini, ia merasa sangat terpukul dan bersalah akan kepergian intan yang tidak bisa di saksikan nya,
Adam hanya bisa mendampingi sandi dan mengusap - isap pindah sandi memberikan kekuatan , Adam hanya diam menyaksikan sandi yang terlihat begitu rapuh saat ini.
sudah hampir satu jam mereka di makan intan itu, dan hari terlihat agak mulai mendung seperti nya akan turun hujan, Adam melihat sandi tidak ada nampaknya keinginan sandi untuk meninggalkan tempat itu, walau tangisnya tidak sekuat tadi tapi sandi masih betah berada di sana.
Adam Mendekati sandi dan menyentuh pundak sandi pelan " sepertinya sebentar lagi akan turun hujan , bagai mana kalau kita pulang dulu bang " ujar Adam mengajak sandi pulang ,tapi tidak di acuh kan sandi, sandi tetap menatap makam intan sambil memeluk dan mengusap nisan intan
" bang, ayo kita pulang, hujan sudah mulai turun " ujar sandi lagi,karena gerimis merasakan gerimis sudah mulai turun. kemungkinan sebentar lagi akan turun hujan lebat.
" pergilah, tinggalkan aku sendiri di sini " perintah sandi pada Adam .
Sudah tentu Adam tidak akan mengindahkan perintah sandi yang menyuruhnya pulang dan meninggalkan sandi sendiri di sana, dengan sabar Adam tetap membujuk sandi untuk pulang , sementara hujan sudah turun dengan lebatnya yang di sertai suara petir yang saling bersahutan. Adam dan sandi sudah basah kuyup di guyur hujan.
Sekian lama di bujuk akhirnya sandi menyetujui permintaan Adam yang mengajaknya pulang kerumah .
****
Suara tahlilan terdengar di rumah sandi dan intan , namun sandi tidak ikut dalam acara tahlilan tersebut , sandinmasih larut dalam kesedihannya , sandi memilih diam di kamarnya sambil menatap foto intan yang ada dalam pelukannya. sandi kembali menangis menatap foto itu, " maaf kan Abang intan, Abang salah ,andai Abang tidak meninggalkan mu saat itu dan tidak mematikan ponsel Abang saat itu mungkin kamu akan baik - baik saja sampai saat ini " racau sandi, samdinterus menangis sampai ia tertidur dalam tangis nya sambil memeluk foto intan. cindi yang masuk ke kamar kakaknya itu untuk mengajaknya makan jadi tidak tega membangunkannya padahal sandi dari belum makan dari ia datang tadi sampai saat ini. cindi merasa tidak melihat kakaknya seperti itu, cindi lalu meninggalkan kakaknya dan menutup kembali pintu kamar kakaknya, dan menangis tersedu - sedu di depan pintu kamar itu ,
Adam datang memeluk dan membawa cindi ke dalam pelukannya," sabar dek, kamu jangan lemah seperti ini, kamu harus kuat agar bisa membantu bang sandi untuk bangkit dan tidak larut dalam kesedihannya." ucap Adam menghibur istri nya tersebut
" Bagaiman sandi cin ? apakah ia mau makan ?" Mama cindi muncul di belakang Meraka ,tadi mama cindi meminta cindi untuk memanggil sandi dan mengajak sandi untuk makan
" bang sandi lagi tidur ma, cindi nggak tega membangunkannya " jawab cindi pada mamanya.
" ya sudah biar kan aja dulu ,nanti kalau lapar pasti ia bangun dan cari makan sendiri " ucap papa cindi yang datang tiba - tiba.
kemudian mereka pun, pergi dari depan kamar sandi pergi masuk ke kamar mereka masing - masing untuk istirahat ,
****
sudah tiga hari setelah kepergian intan sandi masih dalam masih larut dalam ke dukaan nya , dan selama tiga hari juga sandi tidak pernah bertanya tentang anaknya.hal membuat keluarga nya merasa bingung. pernah papa sandi menyinggung tentang keberadaan. cucunya itu pada sandi tapi sandi hanya diam seolah - olah tidak peduli sama sekali
Karena ini sudah tiga hari berlalu dan pap sandi melihat tidak adanya kepedulian sand terhadap anaknya papa sandi memanggil sandi untuk berbicara di ruang keluarga. semua keluarga berkumpul di sana ingin mendengarkan penjelasan sandi, bagai mana pun mereka masih penasaran kemana sandi saat intan kesakitan sampai intan meninggal, bahkan tiga hari setelah kepergian intan pun sandi tidak pernah menanyakan tentang kondisi anak nya, padahal ia dan intan sudah menunggu kehadiran bayi mungil itu sejak lima tahun yang lalu.
" Sandi papa memangil kamu ke sini karena kami semua ingi kamu menjelaskan kemana saja kamu saat intan sakit dan kenapa ponsel kamu tidak bisa di hubungi sampai - sampai kami harus memakamkan intan Tampa. kehadiran kamu " papa sandi menatap sandi tajam , sandi bungkam sandi tidak tahu harus mengatakan apa pada keluarganya saat ini, rasa bersalah nya kepada intan kembali muncul.
" Dan ini sudah tiga hari dari kepergian intan tapi kamu tidak pernah bertanya tentang kondisi anak kamu sampai saat ini." kata papa sandi lagi, sandi tetap diam, hal itu membuat papa sandi kesal.
" apakah kami ada masalah dengan intan sampai tega meninggalkan intan dan mematikan ponsel kamu" tanya papa sandi lagi mengintimidasi sandi
" iya pa, hari itu sandi bertengkar dengan intan, dan sandi pergi menginap di hotel karena sandi ingin menenangkan pikiran sandi pa " jawab sandi walau semua yang dijelaskannya itu tidak semua nya benar, tidak mungkin sandi mengatakan jika ia pulang ke rumah Mirna istri sirinya. bagai mana pun sandi tidak mau keluarganya tahu bahwa sandi sudah menikah sirih dengan Mirna mantan sekretarisnya .
" masalah seberat apa sehingga kamu tega meninggalkan intan seperti itu hingga kamu mematikan ponsel mu dan kamu tidak tahu istri kamu sudah meninggal." tanya papa cindi marah.sandi bungkam,. sandi tidak mungkin memberitahu keluarganya alasan mereka bertengkar saat itu karena itu adalah masalah rumah tangga sendiri dan menurut sandi belum perlu keluarganya tahu.
karena masih tidak ada jawaban dari sandi, dan kebetulan juga rumah sakit menghubungi cindi mengabarkan kondisi bayi sandi dan intan yang kritis dan meminta keluarga khusunya ayah bayi untuk datang kerumah sakit untuk menandatangani persetujuan tindakan yang akan di lakukan ke bayinya. akhir nya papa sandi menyuruh sandi untuk datang kerumah sakit memenuhi kewajibannya sebagai orang tua bayi tersebut.
Sandi akhirnya ke rumah sakit di dampingi oleh keluarganya.
setelah mendapat penjelasan dari dokter tentang kondisi bayinya yang mengalami penurunan keadaan sandi di izinkan dokter untuk masuk ke ruangan Nicu setah bayinya stabil serta mengadzani bayi tersebut .Karen dari baru lahir belum sempat di adzan kan.
Sandi menatap bayi mungil dan cantik dengan tatapan yang tak bisa di baca, kemudian sandi meng azan kan bayi intan , sandi tidak mau berlama - lama di dalam ruangan itu, karena setiap kali melihat wajah cantik dan mungil itu ia kembali teringat akan intan istrinya.
kurang kerjaan apa nungguin elo??
dan.
tinggalkan Rio...
salken Thor
mampir yaa