Hamil Oleh Mantan Suami

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam, eh Pak Arya. Silahkan masuk Pak," jawab Laras ruangan kerja nya disambangi oleh rekan bisnis nya Arya Wirawan.

Pria lajang, yanga sudah lama menaruh hati pada Laras. Namun tidak pernah direspon balik oleh wanit muda berwajah ayu itu.

Meski sudaha lama menjanda, namun tetap saja hati Lars tidak pernah berpaling dari seorang Fabian Bagaskara Herlambang.

Dan kini, Laras bisa tersenyum tanpa beban setelah kembali menyandang status istri dari Fabian.

Belum lagi kini dirahimnya sudah tumbuh calon buah hati yang dititipkan oleh Bian padanya. Semua itu semakin menambah rasa bahagia dihatinya.

"Bagaimana kabarmu Ras? Kenapa pergi lama sekali dan tidak ada kabar? Apa terjadi sesuatu?" tanya nya setelah Arya duduk didepan Laras yang terhalang meja kerja nya.

"Tidak, semua baik baik saja. Hanya kemari ada hal yang membuat aku fokus pada keluarga ku dulu. Tapi ngomong ngomong, apa yang membawamu kemari?" jawab Laras di akhiri dengan sebuah pertanyaan untuk pria yang selama ini selalu siap sedia membantu nya.

"Tidak ada apa apa, aku hanya ingin bertemu dengan mu saja. Apa itu mengganggu mu?"

"Aku___

"Aku yang terganggu dengan kehadiran mu,"

Suara bariton itu mengalihkan perhatian dua orang yang tengah asik berbincang diruangan itu.

"Mas, kamu sudah datang?" tanya Laras langsung bangkit dari duduknya dan menyambut kedatangan Bian.

Laras menyalami Bian dengan takzim lalu dibalas dengan ciuman mesra dari sang suami di kening dan juga di bibir Laras meski sekilas

Dan hal itu membuat Laras terkesiap. Hal itu juga tidak luput dari perhatian pria yang sedari tadi tidak melepaskan pandangan nya dari Laras.

"Dia? Bukan kah dia yang pernah bertemu di restoran tempo hari ya? Memang, dia siapa sayang?" tanya Bian pura pura tidak tahu siapa pria yang tengah menatap keduanya penuh dengan tanya.

"Iya Mas, perkenalkan. Ini Pak Arya, beliau rekan bisnis aku Mas. Dan Pak Arya, perkenalkan. Ini Fabian," ucap Laras memperkenalkan keduanya.

Fabian mengulurkan tangan ya untuk menyalami rekan bisnis dari sang istri sekaligus rivalnya itu. Beruntung kini Fabian lah yang menjadi pemenang nya karena sudah resmi berstatus suami dari Laras.

"Arya,,"

"Fabian, suami nya Laras,"

Deg...

Seketika wajah Arya terlihat begitu kaget saat mendengar jika pria yang baru saja masuk kedalam ruangan itu adalah suami dari pujaan hatinya.

"Suami? Maksudnya bagaimana ya?"

"Saya suami Laras, kami menikah beberapa hari yang lalu."

Lagi lagi, jantung Arya berdetak tak karuan saat mendengar jika Laras sudah kembali menikah. Arya sempat menoleh ke arah Laras demi mendapatkan kejelasan prihal itu.

Dan hatinya langsung hancur berleping keping saat sebuah anggukan kepala Laras tunjukan demi menjawab semua pertanyaan yang di ajukan nya lewat tatapan matanya.

Arya pun dengan sangat terpaksa menampilkan senyum terbaik nya untuk membuat Laras merasa lega jika dirinya terlihat baik baik saja meski hancur berantakan.

"Selamat atas pernikahanmu Ras, semoga langgeng selalu. Kalau begitu aku pamit dulu, aku kemari hanya mampir dan memastikan jika kamu baik baik saja,"

"Iya, terima kasih Pak Arya,"

"Baiklah, aku pergi dulu, mari Mas, pamit dulu,"

"Iya, silahkan,"

Arya pun dengan berat hati meninggalkan wanita yang selama ini dia tunggu, namun kembali takdir tidak merestui keduanya untuk bersama.

Hingga tanpa diduga duga Laras menghilang, lalu membawa kabar cukup mengejutkan dengan pernikahan nya bersama pria lain.

Padahal setahu Arya, selama mereka saling mengenal, tidak pernah sekali pun Arya melihat Laras dekat dengan seorang laki laki.

Hingga Arya begitu yakin jika suatu saat, wanita itu akan membuka hati untuknya. Namun tampaknya, Arya harus mengubur dalam dalam ke inginan nya itu.

Karena Laras kini sudah resmi menjadi istri dari pria lain. Sementara diruangan kerja nya, Laras menatap bingung pada suaminya yang mendadak saja menjadi diam.

Bahkan sudah setengah jam berlalu dari kepergian Arya dari ruangan itu, namun Bian masih saja tetap bungkam dengan wajah yang ditekuk.

"Mas, kalau mau diam dan cemberut, mending Mas pulang terus istirahat dirumah deh," ucap Laras akhirnya buka suara karena gemas dengan kelakuan sang suami yang saat ini tengah merajuk.

"Terus, aku harus biarkan kamu disini bersama dengan nya, begitu?"

"Kamu kenapa sih Mas? Kok marah marah?"

"Memang nya ada ya suami yang nggak marah melihat istrinya bersama pria lain?"

"Kami cuma saling sapa doang Mas, lagian kami juga terikat kerja sama. Masa harus cuek cuekan dan belaga tidak kenal,"

"Tapi kenapa juga harus berduaan,"

"Diruangan ini ada cctv Mas, kami juga tidak melakukan hal aneh aneh. Hanya saling sapa dan ngobrol sedikit,"

"Tapi tetap saja, aku tidak suka,"

"Kan orangnya juga sudah pergi,"

"Tetap saja,"

"Lalu mau bagaimana? Kita pulang saja ya? Aku akan masak buat makan malam kita nanti,"

Seketika, binar bahagia pun terlihat dari wajah Bian saat Laras mengajak nya untuk pulang dan memakan masakan dari sang istri.

Sudah lama Bian tidak memakan makanan yang di masak oleh sang istri. Sejak perpisahan nya satu tahun lalu, Bian kerap makan di luar dan enggan makan dirumah.

Karena itu akan mengingatkan nya pada mantan istri yang kini sudah kembali menjadi istrinya kembali dan juga kini akan menjadi calon ibu dari anaknya.