Nayura, gadis SMA yang belum pernah mengenal cinta, tiba-tiba terikat janji pernikahan di usia yang penuh gejolak. Gavin juga remaja, sosok laki-laki dingin dan cuek di depan semua orang, namun menyimpan rasa yang tumbuh sejak pandangan pertama. Di balik senja yang merona, ada cinta yang tersembunyi sekaligus posesif—janji yang mengikat hati dan rasa yang sulit diungkapkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadin Alina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17 : Dropped Love
Pagi itu, ponsel Nayura dibanjiri banyak notifikasi pesan dari sahabatnya, Tessa dan Stevi. Nayura yang tengah sibuk dandan tak sempat membalasnya, bahkan membacanya pun tidak.
Menikah di usia tujuh belas tahun bukan lah hal biasa bagi Nayura. Apalagi, pernikahannya yang harus di rahasiakan. Termasuk kepada Tessa dan Stevi.
Sementara itu, di ruang tamu sesi pemotretan telah usai. Gavian merasa bosan, apalagi Nayura yang tak kunjung kembali.
Ia lalu melangkah untuk menghampiri Ruri dan Ismail yang tampak bercengkrama dengan besan barunya, yang tak lain adalah Elda dan Rio.
“Ma.” Panggilnya mengambil duduk di sebelah Ruri.
Ruri melirik ke belakang Gavian, seolah sedang mencari sesuatu. “Lagi ke kamar mandi.” Beritahu Gavian yang paham dengan lirikan sang mama.
Ruri manggut-manggut “Udah selesai fotonya?” tanya Ruri, seingatnya tadi Nayura dan Gavian sedang pemotretan, sebagai pengantin baru.
Gavian mengedikkan bahunya, bertanda ia juga tidak tahu. Ruri menghela nafas, kadang capek juga, ngadepin polah anaknya yang begini.
“Masih ada acara lagi?” tanya Gavian, ia tidak begitu betah dengan acara formal begini.
Elda yang tentunya dengar keluhan sang menantu langsung membuka suara.
“Nggak ada nak, kamu bisa istirahat. Nanti Nayura yang---“
“Nah, itu dia!” Seru Elda menghentikan ucapannya. Netranya menangkap sosok cantik yang diam-diam menaiki anak tangga.
Gavian mengikuti arah pandang Elda dan ya..., ia menemukan sosok cantik yang berhasil mencuri hatinya di anak tangga sana. Tampak kesusahan menaiki anak tangga dengan roknya yang spannya dan heels yang membuatnya sulit menaiki anak tangga.
“Aku ijin susul, Ma” pamit Gavian, kemudian berdiri dan melangkah menuju anak tangga sana.
Nayura yang baru saja keluar dari kamar mandi berniat untuk kembali ke kamarnya. Berada di dekat cowok yang nyatanya sudah menjadi suaminya itu, membuat kesehatan jantungnya terganggu.
Selama di kamar mandi, ia mencoba mengatur nafas yang terasa sesak akibat detak jantungnya yang begitu cepat. Menekan dada dengan mata terpejam, berharap debaran itu segera mereda.
Merasa sudah lebih baik, ia pun segera keluar dari kamar mandi. Tak sengaja netranya menangkap siluet cowok yang membuatnya berdebar-debar. Buru-buru ia melangkah menuju anak tangga.
“Nggak mau deketan ama dia.” Gumam Nayura menggeleng keras.
Sudah susah payah ia menenangkan jiwa dan jantungnya.
“Ish, susah amat naiknya!” gerutu Nayura, mencoba mengangkat sedikit roknya agar lebih mudah menaiki anak tangga.
Deg!
Tiba-tiba, ia di kejutkan dengan sosok tampan yang kini tengah menggendong tubuhnya ala bridal style.
Nayura tercekat saat netranya bertubrukan dengan netra elang tersebut. Tanpa di minta jantungnya kembali berdebar-debar. Buru-buru Nayura mengalihkan pandangan, menatap arah lain.
“Udah tahu susah, harusnya minta tolong!” cibir Gavian dengan satu sudut bibir yang terangkat.
Nayura mencebik masam “Turunin nggak!” geramnya, mencoba memberontak dalam gendongan Gavian.
“Gue lempar lo, ya!” ancam Gavian, Nayura terlalu banyak gerak membuat dirinya jadi kesulitan.
Mendengar ancaman Gavian sontak Nayura kicep. Ya kali, dirinya yang baru tujuh belas tahun ini, viral karena di hari pertama pernikahan di lempar suami dari tangga. Kan sayang, nama baik Gavian harus tercoreng. Ups!
Nayura diam meskipun, kesal dengan laki-laki yang kini sudah sah menjadi suaminya. Gavian melirik Nayura yang tampak diam dengan bibir manyun ke depan. Ah, Gemes banget! Pikirnya.
Sesampainya di lantai atas Gavian menatap beberapa pintu yang warna nyaris serupa.
Mendapati Gavian yang diam berhenti dan natapin pintu. Membuat Nayura menunjuk salah satu di antara pintu tersebut.
Gegas Gavian melangkahkan kakinya mendekati pintu yang di tunjuk oleh Nayura. Nayura membukakan pintu terlebih dahulu, ia tahu jika Gavian akan kesusahan membuka pintu dengan tangan yang menahan bobot tubuhnya.
Ceklek!
Netra Gavian meneliti tempat istirahat Nayura yang bernuansa putih, terlihat rapi dan wangi. Ada beberapa foto Nayura yang di pajang di dinding. Mulai dari foto masa kanak-kanaknya, hingga foto ia remaja.
Gavian menyunggingkan sudut bibirnya, "Dari kecil udah gemesin, gini!" batin Gavian.
Apalagi foto masa kecil Nayura, yang mana gadis tersebut mengenakan dress berwarna army tanpa lengan kemudian, topi bundar yang menutupi kepalanya. Tersenyum hingga memperlihatkan gigi-gigi mungilnya.
“Turunin!” pinta Nayura mencoba lepas dari gendongan Gavian.
Gavian yang tersadar segera melepaskan Nayura begitu saja. Dan….
Duk!
“Ash! Sakit!” ringis Nayura sambil mengusap bokongnya.
Bola mata Gavian melebar melihat Nayura yang terduduk di lantai. Cepat Gavian jongkok, menatap Nayura dengan khawatir.
“Mana yang sakit?” tanya Gavian panik.
“Nih, bokong gue sakit banget!” kesal Nayura bahkan ia menatap galak Gavian.
“Belum sehari jadi istri lo gue udah begini. Gimana hari-hari selanjutnya, coba!” desah Nayura.
“Lo sih, pake nyuruh gue turunin segala!” sungut Gavian mencoba menyentuh bokong yang kata Nayura sakit.
Plak!
...----------------...
Gavian yang lagi gendong Nayura 🤭
always always bagus!!
hebat!!! Udah cocok itu open comision
kondangan kita! Semur daging ada gak?
Setiap komentar dan dukungan kalian, sangat berharga bagiku. Membakar semangat untuk terus menulis🔥
Happy reading 🤗