Cinta Alea

Pov Author

Terlihat Steven yang sedang menggeram dan mengepalkan telapak tangannya ketika dia menerima banyak sekali laporan dari anak buahnya yang dia suruh ikuti semua kegiatan yang saat ini sedang dilakukan oleh Marta bersama dengan seorang pemuda yang tidak terlalu jelas wajahnya karena tertutup jaket dan topi yang menutup wajah pemudanya.

Akan tetapi Steven bisa tahu dari gestur tubuh dan juga pakaian yang digunakan kalau anak muda itu adalah putranya sendiri.

Di saat Steven sedang begitu kesal, tiba-tiba ponselnya pun menerima sebuah rekaman dari nomor yang tidak dia kenal.

Steven mendengarkan semua percakapan yang dilakukan oleh Martha dengan laki-laki yang dia tahu adalah putranya sendiri. Steven benar-benar kesal dibuatnya dengan semua yang hari ini dilakukan oleh Meyer kepada kekasih nya.

Walaupun jelas-jelas suara yang terdengar adalah kekasihnya. Akan tetapi, tetap saja Steven malah marah terhadap Meyer yang dengan sengaja mendekati kekasihnya dan membuat kekasihnya itu tertarik dengan wajah tampan Meyer yang dia akui memang tiada duanya. Ketampanan Meyer terlalu hakiki dan terlalu tidak bisa diabaikan begitu saja oleh wanita seperti Marta.

Steven menggebrak mejanya mendengarkan semua percakapan antara Meyer dan Marta di dalam rekaman itu. Dia semakin marah tetapi anehnya dia marah-marahnya kepada Mayer bukan kepada Martha.

" Aku harus mengirimkan Mayer kembali ke luar negeri. Ah, biarlah aku akan mengirimkan dia kembali ke Indonesia. Biar dia tidak mengganggu lagi Kekasihku. Karena aku tidak mau kalau sampai Martha semakin terpincut dengan ketampanannya dan akhirnya Martha akan melupakan aku!" monolog Steven yang akhirnya memutuskan akan mengirimkan Meyer kembali ke Indonesia untuk menjauhkan kekasihnya dari putra tampannya.

" Segera kau siapkan penerbangan untuk Putraku ke Indonesia, untuk malam ini juga!" setelah Stevan memberikan perintahnya kepada sekretarisnya.

Steven pun kemudian menghubungi kekasihnya yang saat ini masih sedang sibuk berjalan-jalan dengan Meyer di sebuah Mall dengan begitu penuh sukacita.

Martha berpamitan sebentar kepada Meyer untuk mengangkat telepon dari Steven.

Meyer hanya mengganggukan kepalanya dan membiarkan wanita itu untuk menjawab teleponnya. Karena bagaimanapun dia tidak mau kalau sampai Marta nanti curiga dengan rencana besar yang ada di atas kepalanya.

" Ada apa Daddy? Kok tumben siang-siang begini menelpon sih? Kangen ya dengan aku?" tanya Martha dengan suara begitu genit dan manja yang terlalu di buat-buat.

" Ya udah tar malam daddy datang saja. Aku akan menggunakan lingerie kesukaan Daddy pokoknya. Daddy pasti suka nanti!" ucap Martha. Saat Martha sibuk menelpon tiba-tiba saja Meyer berteriak di sebelah belakangnya.

" Sayang, tar malam kita makan malam ya? Kayaknya asyik deh, kan romantis banget!" ucap Meyer sambil mencium tengkuk Martha yang sontak mengagetkan Martha yang saat ini masih menelepon Stevan.

Martha langsung menutup panggilan telepon dan berbicara dengan Meyer yang tadi membuatnya sangat ketakutan karena pembicaraannya tadi belum selesai dan suara Meyer pasti masuk ke dalam telepon tersebut.

' Daddy pasti marah ini. Aduh gimana ini?' tanya Martha mulai resah dan gelisah.

" Kamu kenapa sih? Kok sejak menerima telepon tadi, wakah cantik kamu terlihat begitu murung sih? Apakah ada masalah?" tanya Meyer sambil berkelayut manja di bahu Marta yang terlihat senang sekali dengan Meyer yang memperlakukannya dengan baik.

" Aku baik-baik saja kok, tidak masalah. Oh ya kau sudah membeli apa-apa yang kau butuhkan. Ayo kita tinggal membayarnya kan?" tanya Martha bersikap layaknya bos besar yang siap membayar segala yang diinginkan oleh Meyer.

Meyer sengaja mengambil barang-barang mahal dan juga limited edition. Sehingga pasti akan memberikan banyak laporan kepada ayahnya ke ponselnya melalui kartu kredit yang digunakan oleh Martha saat ini untuk membayar semua belanjaan Meyer.

" Aku jadi malu sekali sama kamu Martha. Ya ampun! Bagaimana mungkin seorang laki-laki belanja dibayar oleh perempuannya? Ini sangat langka sayang!" ucap Meyer dengan suara yang sengaja dia buat semanja mungkin. Hanya untuk membuat Marta berfikir bahwa saat ini dirinya sedang merasa bersyukur atas semua yang sudah diberikan oleh matahari itu untuk Meyer.

Meyer sejak tadi terus tertawa terbahak-bahak di dalam hatinya yang sedang memastikan bahwa ayahnya sekarang pasti sedang mengamuk mendengarkan semua perkataan Martha untuk dirinya.

" Sudahlah bukan masalah besar kok. Ayo kita pulang sayang. Bukankah kau bilang tadi pengen makan malam bersamaku?" tanya Martha yang tampaknya semakin terpesona kepada Meyer yang sudah membuat hati dia jungkir balik sejak tadi.

" Apakah benar kalau kau mau untuk makan malam denganku? Kau tidak ada kegiatan yang lain?" tanya Meyer yang masih menancapkan gigi taringnya di dalam kehidupan Martha yang sedang merasa bahagia mendapatkan sambutan dari Meyer.

Di dalam hati Martha sedang bersorak karena dirinya bisa menarik perhatian Meyer yang selama beberapa hari ini dia lihat Meyer sangatlah dingin dan juga cuek dengan lingkungan. Tetapi Martha tahu kalau laki-laki itu begitu populer.

Apalagi Martha yang mengetahui kalau laki-laki yang bersamanya adalah keponakan dari kepala sekolah.

' Aku harus bisa membuat dia jatuh cinta kepadaku sehingga akan membantuku untuk bisa lulus dengan mudah di sekolahan itu.

" Tidak masalah sayang. Aku pasti bisa meng-cancel semua kegiatanku untuk bisa bersamamu!" ucap Martha sambil berusaha untuk mencium bibir tetapi Meyer langsung menjauhkan dirinya dari wanita itu Yang sejujurnya di dalam hati telah benar-benar sangat jijik terhadapnya.

" Apakah tidak masalah untuk kamu? Aku takut kalau kau nanti mendapatkan masalah hanya karena aku yang bukan siapa-siapa kamu!" ucap Meyer dengan wajah sedihnya seakan-akan bahwa dia benar-benar menyesali.

" Ya sudah aku menelpon dulu sebentar ya. Kau pilihlah makanan yang kau mau. Aku ke toilet sebentar ya!" ucap Martha yang saat ini hendak berbicara dengan Steven.

Martha kemudian menelpon Steven Untuk membatalkan perjanjian mereka untuk bertemu hari ini.

" Maaf ya sayang. Aku mendadak ada tugas di sekolahan yang mengharuskan aku harus segera mengerjakannya karena besok harus segera dikumpulkan!" ucap Martha to the point dan setelah itu dia langsung menutup telepon dari Steven. Karena ada seseorang yang masuk ke dalam kamar mandi dan membuat Marta benar-benar terkejut.

" Maafkan ya Non!" ucapnya sambil membungkukkan tubuhnya kepada Marta yang tadi benar-benar sangat terkejut dengan keadilan perempuan itu yang hendak membersihkan toilet itu.

" Ya gak apa-apa!" ucap Martha yang kemudian menutup panggilan telepon dan pergi menuju meja makan yang tadi sudah dia pesan bersama Meyer yang sejak tadi menunggunya selesai menelpon.

" Apakah kita sudah bisa memulai makan malam kita aku lihat kau dari tadi begitu sibuk dengan ponselmu!" protes Meyer yang sedang syuting seakan-akan dia marah karena Marta begitu cuek kepadanya dan lebih sibuk dengan ponsel yang dia gunakan.