10 tahun lalu lab eksperimen manusia terbakar dan ditutup, sementara beritanya hilang begitu saja seperti ditelan oleh bumi.
10 tahun kemudian. Alexa yang di masa lalu berusia 5 tahun menjadi salah satu dari beberapa anak lainnya yang dijadikan eksperimen.
"Gadis bernama Alexa adalah yang paling kuat, dengan tubuh ini kamu bisa menjadi satu-satunya manusia yang sempurna, bunuh dia dan ambil tubuhnya."
Mendengar hasutan dari Profesor-nya membuat Aiden tanpa ragu begitu saja membunuh Alexa dan mengambil kekuatan Alexa untuk balas dendam atas keluarganya yang hancur.
Tapi tidak sampai di sana, karena Alexa dibangkitkan lagi oleh William si iblis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Everaynzcle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MCIML BAB 25- Demi Ayang
“Sus.. serius harus beli ini?”. Tanya Evan yang masih tak percaya.
“Iya, tolong beliin secepatnya ini darurat!”. Suster itu mengangguk sembari menjawab pertanyaan Evan.
Evan tentu saja tak mau membeli itu, tapi karena itu untuk Alexa maka kali ini tak apa menurutnya. Toh, triple a sedari tadi juga menatapnya aneh, mungkin secara tak langsung berharap jika Evan akan membelikan itu untuk adik mereka.
Kini Evan berada di Indomaret, sedang mencari apa yang suster itu suruh beli tadi.
Dia sudah berusaha berkeliling mencari ‘Itu’ tapi Evan sama sekali tak menemukannya.
Dia hendak pergi dari sana karena menurutnya paa yang dia cari tak ada, tapi tiba-tiba dia melihat ‘Itu’ yang berada di kaca bagian kasir.
Evan ingin mendekat, tapi dia ragu-ragu untuk mendekat karena otomatis dia akan minta ambil kan itu kepada kasir.
Tapi, demi Alexa dia akan melakukan itu kali ini.
Evan mendekat meja kasir. “Mbak, saya beli itu.. satu”. Gumam Evan sembari matanya memberi isyarat kepada kasir.
“Itu?”. Kasir itu tak mengerti dengan maksud Evan.
Evan menghela nafas, meningkatkan rasa beraninya dan kembali lagi ingin mengatakan apa yang dia ingin beli.
“Saya mau.. saya..” Evan sudah mencoba mengatakan itu, tapi dia sama sekali tidak bisa mengatakannya kepada kasir tersebut.
Tiba-tiba saja di saat kasir dan Evan bingung seseorang menaruh belanjaan nya di atas meja kasir.
Evan dan kasir itu melihat ke arah orang yang meletakkan keranjang belanjaan itu.
“Eh? kamu yang waktu itu ada di ruang musik 'kan?”. Tanya wanita tersebut, dia adalah keliy.
Evan hanya mengangguk pelan saja.
“Ngapain di sini? ada yang mau di beli?”. Tanya keliy lagi.
“Ekhem.. Lo.. Lo.. bisa bantu gue gak?”. Tanya Evan ragu-ragu, mungkin hanya keliy lah yang saat ini bisa membantunya.
‘Tunggu, kenapa gue minta bantu dia? emang dia siapa? ’ Batin Evan, dia merasa aneh kepada dirinya sendiri.
“Hmm? minta bantu apa?”. Tanya keliy dan menatap Evan penuh penasaran.
Evan mendekati keliy, hendak membisikan apa yang dia ingin minta tolong pada keliy.
Tapi, hal itu malah membuat keliy merasa geli dan ngeblush.
Evan membisikan apa yang ingin dia beli, keliy langsung terkejut membelalak menatap Evan.
“Pliss.. tolong, ini darurat!”. Evan memohon dengan wajah memelasnya.
“Tapi.. buat siapa kamu beli begituan?”.
“Udah buruan bantu beli dulu, gue buru-buru banget nih”. Mohon Evan lagi lalu pergi ke depan pintu Indomaret.
Keliy sudah tahu sekarang itu untuk siapa, karena hanya ada satu kemungkinan saja dan hal itu benar-benar yang paling masuk akal.
Setelah membeli apa yang Evan suruh, keliy langsung memberikan itu kepada Evan.
“Okay, makasih yah”. Ujar Evan lalu memberikan keliy uang dan segera pergi dari sana dengan tergesa-gesa.
Keliy melihat tangannya yang menampung uang itu. ‘76 ribu? ’ Hanya segitu saja yang Evan berikan padahal keliy memiliki lebih banyak dan berlipat-lipat dari itu.
Tapi keliy tetap menerima uang itu dan mengantonginya.
“Siapa tuh tadi?”. Tanya Amanda setelah keliy masuk ke dalam mobil dan mengunci pintu mobil tersebut.
“Nah iya, itu cowok yang gue bilang kemaren, gimana? ganteng 'kan?!”. Ujar keliy bersemangat sembari menatap wajah Amanda.
Amanda tersenyum canggung karena melihat semangat keliy yang begitu membara-bara.
“Iya, iya.. kali ini Lo gak salah. Fix Lo harus dapetin dia sih!”. Ucap Amanda.
“Tenang aja, gue bakal dapetin dia kok”. Keliy tersenyum semirik dan membuat Amanda sudah habis kata-kata.
Karena Amanda uang menyetir, jadi dia Langsung menyalakan mobil yang mereka naikin lalu pergi dari sana.
...***...
Kini Evan terburu-buru mencari ruang Alexa setelah dia sampai di rumah sakit.
“Mana?”. Tanya suster yang tadi.
Evan langsung memberikan itu kepada suster tersebut lalu suster itu pun langsung masuk ke dalam meninggalkan tiga bujangan itu di luar.
Triple a masih duduk di kursi mereka sedari tadi dan kini Evan ikut duduk di sebelah mereka berdua.
“Gimana Van? gimana reaksi kasir nya?”. Tanya Andre yang selalu penasaran dengan segala hal.
“Kepo, mangkanya dateng dan beli sendiri ke sana biar tau!”. Ujar Evan lalu menyenderkan punggungnya di balkon.
‘Akh! cewek tadi siapa? kenapa dia kemaren ada di sekolah? dan siapa namanya? kenapa gue malah minta tolong sama dia sihhhh ’ Evan baru tersadar dengan hal ini karena sedari tadi yang dia pikirkan hanya cepat kembali ke rumah sakit.
Setelah beberapa saat mereka menunggu akhirnya suster yang tadi keluar kembali, tapi kali ini dia bersama dengan Alexa.
“Jadi.. dia gak sakit 'kan dok?”. Tanya Evan.
“Uhuk.. Uhukk.. mungkin itu efek nya”. Jawab suster tersebut. “Saya juga pernah begitu sih.. tapi nanti udah gak lagi kok, tenang aja”. Sambungnya memberi tahu.
Terlihat Alexa berdiri di sebelah suster seakan dia tak mau menampilkan wajahnya lagi sekarang di depan triple a dan Evan.
“Bagus lah, gue pikir kenapa”. Sahut Andre. “Jadi udah bisa pulang 'kan dok?”. Tanyanya lagi.
“Yahh.. kalian butuh beli obat biar dia gak ngerasa keram lagi”. Jawab dokter itu. “Kalian bisa ke tempat administrasi, saya permisi”. Sambungnya, setelah mengatakan itu dokter tersebut pun pergi dari sana.
Evan langsung mendekati Alexa, tapi Alexa malah perlahan menjauh.
“Udah, udah.. gak usah di pikirin”. Evan mengelus kepala Alexa lembut dan hal itu tentu membuat Alexa melihat ke arahnya.
Sementara triple a langsung membalikan pandangan mereka.
“Maaf.. A-Aku ngerepotin..” Gumam Alexa sembari menundukkan kepalanya dan meremas ujung bajunya hingga kusut.
“Gak kok, lagian Indomaret nya deket”. Jawab Evan, dia berbohong. Indomaret yang Evan datangi jaraknya sekitar 2kg jauhnya.
“Serius?”.
“Iya”. Jawab Evan lembut. “Lagian kamu kan pacar aku, gak mungkin kamu ngerepotin”. Evan tersenyum.
Alexa melihat senyuman itu, dia langsung ngeblush dan semakin menundukkan kepalanya.
“Yaudah, yok ke meja administrasi ntar biar bisa cepet pulang”. Ajak Andre lalu langsung berjalan dan di ikuti dengan Andrean di belakangnya.
Evan menjawab ya dan langsung mengandeng Alexa untuk pergi dari sana.
Alexa hanya mengikuti langkah kaki Evan yang lumayan cepat.
Tapi, tiba-tiba saja Alexa terdiam di saat dia melirik ke sana dan kemari.
Tiba-tiba saja Alexa menghentikan langkahnya, menarik tangannya yang di pegang oleh Evan dan langsung menoleh ke sana kemari seperti mencari sesuatu.
Evan langsung melihat ke arah Alexa yang seperti orang ling-lung itu.
“Kenapa sayang?”. Tanya Evan setelah memundurkan langkahnya dan berada di samping Alexa.
Alexa tidak menjawab pertanyaan Evan, dia terus-menerus seperti mencari sesuatu di sana.
“Sayang?”. Evan hendak meraih wajah Alexa dan membuat Alexa menatapnya, tapi tak bisa karena Alexa langsung menghindari dirinya.
“S-Sinta.. Sinta ada di sini! iya! Sinta di sini!”. Ucap Alexa dan langsung berlari meninggalkan Evan.
“Sa! Lexa! Lexa tunggu!!”. Teriak Evan sembari terus mengejar Alexa, tapi Alexa berlari begitu cepat dari dirinya.
misi udh selesaii
semoga aja dia ank Baek" n bisa gantiin Sinta yh🙏🏻
Akhrny cm bck jg Ivan ma Andrean
btw knp makin pendek yh nih cerita, lama” bisa mati penasaran nih gw gegara nanggung" begini🗿