Marya terpaksa harus menjadi istri di atas ranjang bos dari perusahaan tempatnya bekerja. Demi bisa mendapatkan pinjaman untuk membayar hutang Ayahnya di perjudian, yang telah menggadaikan rumah mereka.
Kanzo memperlakukannya dengan baik, sehingga Marya jatuh cinta. Namun Marya harus membuang jauh jauh perasaan itu, mengingat Kanzo memiliki istri lain yang dia cintai.
Apakah Kanzo juga jatuh cinta pada Marya. Mengingat Kanzo memiliki istri lain yang lebih pantas dari Marya. Dan apa alasan Kanzo menikahi Marya?.
"Ingat Marya! kamu tidak boleh jatuh cinta. Kamu hanya istrinya di atas ranjang. Dia tidak mencintaimu" Marya.
Bagaimana kisahnya, yuk ikuti ceritanya. Di jamin baper tingkat tinggi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menduakan ku
"Marya!"
"Hiks hiks hiks....!"
Kanzo langsung memutar tubuhnya ke arah sumber suara itu.
" Marya! astaga! kamu ngapain di sini?." Kanzo melangkahkan kakinya ke arah wanita yang duduk meringkuk sambil menangis di bawah pohon Cemara pinggir pantai.
Marya mengangkat kepalanya saat tangan Kanzo menyentuh kepalanya.
"Kamu ngapain di sini?. Kamu basah semua dan sangat berantakan. Ada apa?, apa ada yang menyakitimu?." Kanzo menangkup wajah Marya dengan kedua telapak tangannya, lalu merapikan rambut Marya ke belakang.
Marya menggelengkan kepalanya sambil terisak dan bahkan sampai cigukan.
"Marya, kamu kenapa?"
Widuri yang baru datang menyusul bersama Cici dan Haris, mendekati Marya yang masih duduk meringkuk. Widuri pun membuka jaketnya, lalu memberikannya pada Marya.
"Haris,cari tau apa yang terjadi." Setelah memasangkan jaket ke tubuh Marya, Kanzo langsung mengangkat tubuh Marya membawanya kembali ke resort. Widuri dan Cici langsung mengikutinya dari belakang.
Sampai di dalam resort Kanzo langsung membawa Marya ke kamar mandi, untuk membersihkan tubuh wanita itu.
'Kurang ajar, siapa yang berani menyakitinya?.'
Kanzo mengeram di dalam hati, melihat luka memar di pergelangan tangan Marya, saat membuka Guan wanita itu. Ternyata sudah terjadi sesuatu pada istrinya itu.
"Ssst..! jangan takut, ada aku" ucap Kanzo lalu mengecup kening wanita di depannya itu.
Kanzo pun mengguyur tubuh Marya dengan air hangat.
"Aw!" keluh Marya kesakitan saat Kanzo menggosok rambutnya.
Kanzo pun menyibak rambut Marya, memeriksa apakah ada luka sehingga istrinya itu kesakitan saat kepalanya di sentuh. Padahal Kanzo menggosoknya dengan lembut.
Kanzo menghela napasnya dari hidung dengan rahang mengeras, setelah melihat kepala Marya bagian belakang, ternyata memar dan susah bengkak.
Dengan cepat, Kanzo membersihkan tubuh Marya. Setelah selesai langsung membawa Marya keluar dari dalam kamar mandi.
"Cici, Widuri, tolong kalian jaga dia. Aku harus sebentar." Kanzo meletakkan Marya yang masih memakai handuk di atas kasur. Setelah menyelimutinya, bergegas langsung pergi.
"Marya, ada apa?. Untuk apa kamu pergi sendiri ke pinggir pantai malam malam?." Widuri dan Cici mendekati Marya yang meringkuk di bawah selimut, masih terus menangis.
" Marya, katakan sama kami, apa yang terjadi?" tanya Widuri lagi karena Marya tidak menjawab dan sibuk menangis.
Widuri pun menyentuh lengan Marya yang berada di bawah selimut, menatap kasihan sahabatnya itu.
Kanzo yang sudah sampai di pos satpam hotel di pinggir pantai. Langsung memeriksa cctv yang mengarah ke bibir pantai. Namun sayang, cctv itu tidak sampai menjangkau ke bibir pantai, sehingga tidak bisa mengetahui apa yang terjadi sebenarnya.
"Sial!"umpat Kanzo, dadanya naik turun menahan amarah. Siapa yang ingin mengajaknya bermain main itu?.
**
Kilas balik
'Aku juga ingin hidup bahagia. Ingin menjadi istri yang seutuhnya. Menjadi istri yang di cintai, memiliki anak anak' batin Marya.
Dadanya amat terasa sesak, memikirkan nasibnya menjadi istri yang tidak memiliki masa depan. Dan yang lebih membuatnya sesak lagi, perasaan cinta yang tumbuh di hatinya untuk Kanzo.
"Aku mohon, tinggalkan Kanzo."
Suara wanita itu mampu menyadarkan Marya dari lamunannya. Marya pun menoleh ke arah wanita yang tiba tiba berdiri di sampingnya.
"Bu- Bu Bella" gumam Marya gugup
"Yang aku tau, Kanzo mencintaiku. Aku tidak tau apa alasannya menduakan ku. Dan aku tidak mau tau alasannya. Yang penting bagiku, rumah tangga kami utuh."
Marya menundukkan kepalanya mendengar apa yang di katakan Bella. Itu artinya Bella sudah mengetahui hubungannya dengan Kanzo.
" Aku mohon, tinggalkan Kanzo, demi anak anakku." Bella menghapus air matanya yang mengalir begitu saja dari sudut matanya." Aku tidak peduli denganku, yang ku khawatirkan, mental Areta, anak anakku jika sampai mengetahui Papanya memiliki istri lain."
Bella menghapus air matanya kembali yang tidak mau berhenti mengalir." Anggap permohonan ku ini adalah permohonan bayi yang berada di dalam kandunganku ini. Tolong kembalikan Papanya."
Bella melangkahkan kakinya meninggalkan Marya yang membeku di tempatnya.
'Aku sudah menyakiti hati Bu Bella, menyakiti hati anak anaknya.'
Marya membatin kemudian melangkahkan kakinya ke arah laut. Marya memejamkan matanya menahan perih di hatinya. Apa yang harus dilakukannya?. Ingin lepas dari Kanzo, tapi dia sudah terikat dengan bayaran utang yang berkali lipat. Dan juga membayangkan berpisah dengan Kanzo, rasanya begitu sakit.
" Aaa...!"
Marya berteriak kaget, merasakan ada yang menarik kakinya dari bawah air, sehingga membuatnya terjatuh dan tenggelam di seret seseorang yang menariknya ke tengah laut.
Marya meronta, meringis kesakitan saat seseorang itu mencengkram kuat rambutnya dari belakang. Marya tidak bisa melawan, karena kedua tangannya di pegang kuat pria bertopeng itu.
Seseorang itu pun membawa Marya ke arah barat pantai itu. Di sana sangat sunyi dan sangat jarang sekali orang datang ke sana. Meski pantai itu masih area hotel.
"Tinggalkan Kanzo kalau kamu masih ingin keluargamu baik baik saja!" ancam pria bertopeng itu setelah mencampakkan tubuh Marya di bibir pantai. Kemudian pria itu menendang bagian belakang kepala Marya lalu pergi lewat air laut.
Marya yang di tinggal, menyeret tubuhnya dari air ke arah pohon Cemara yang tumbuh di pinggir pantai. Menangis terisak menahan sakit di tangan dan kepala bagian belakangnya.
Kilas balik selesai
**
" Marya, bicaralah! supaya kami tau apa yang terjadi, kenapa kamu bisa sampai di ujung pantai. Kenapa tanganmu bisa memar?. Dan kamu menangis terus seperti ini," tanya Widuri membujuk Marya supaya mau mengatakan yang sebenarnya.
Tidak mungkin 'kan sahabatnya itu menangis tanpa sebab dan menyakiti dirinya sendiri?.
Marya tidak menjawab dan hanya sibuk menangis dari tadi. Sehingga membuat Widuri bertambah khawatir.
Ceklek!
Pintu resort itu tiba tiba terbuka dari luar. Widuri dan Cici refleks menoleh ke arah pintu. Kanzo dan Haris sama sama masuk bersama seorang wanita yang di perkirakan seorang Dokter. Widuri dan Cici pun menjauh dari pinggir ranjang. Membiarkan Kanzo dan Dokter wanita itu mendekati Marya.
Kanzo naik ke atas tempat tidur, mendudukkan tubuhnya di samping Marya yang meringkuk dan menangis.
"Marya" panggil Kanzo dengan suara lembutnya, lalu mengecup keningnya kilas.
Marya mengindahkannya.
"Dokter periksa luka memar di tangannya, terutama di bagian kepalanya" suruh Kanzo pada Dokter wanita yang sudah berdiri di pinggir kasur.
Dokter wanita itu mengangguk sambil tersenyum ramah, kemudian menjalankan tugasnya sebagai ahli medis.
" Lukanya hanya luka ringan saja. Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Saya akan memberikan resep obat luar saja" ujar Dokter itu setelah memeriksa Marya.
Kanzo menghela napas lega.
Setelah memberikan kertas resep kepada Kanzo, Dokter itu pun berpamitan.
"Kalau begitu, saya permisi, Pak!."
" Trimakasih" balas Kanzo.
"Sama sama" balas Dokter wanita itu, dan langsung pergi.
"Haris, cari resep obat ini sampai dapat" perintah Kanzo memberikan kertas resep di tangannya ke tangan Haris.
"Baik, Tuan yang mulia" patuh Haris langsung pergi.
" Pak Kanzo, kalau begitu, kami permisi untuk istirahat" pamit Cici. Sepertinya semua sudah beres, keberadaan mereka sudah tidak di butuhkan lagi di ruangan itu.
" Kalian istirahatlah"
*Bersambung
# Jangan lupa tinggalkan jejak, like atau komen ya.
Dan tolong jangan di bom like, okeh !.
part widuri dan haris..
saya gk mao tau author hsr tanggung jawab