Darren Alfred, seorang mafia kejam yang berkedok Ceo tidak pernah merasakan jatuh cinta dalam hidup nya. Bahkan terhadap ibu dan adik kandung nya sendiri ia bersikap dingin dan ketus.
Bukan tanpa alasan, penyakit aneh yang di deritanya membuat pria itu tidak bisa melihat dengan jelas wajah seorang wanita.
Hingga akhirnya ia di pertemukan dengan Jean, wanita yang pertama kali menarik perhatiannya karena hanya wajah Jean lah yang bisa dilihat oleh Darren. Sampai pria itu terobsesi dan ingin menjadikan Jean miliknya.
Akankah Jean menerima cinta Darren ataukah sebaliknya?
#Cast pemeran bisa liat di Ig @meyda_30
Up 1-2 bab/hari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Buaya betina
"Berhenti mengikuti ku!" teriak seorang wanita yang tak lain adalah Clara. Ia berhasil kabur dan berniat ke bar bersama sahabatnya tanpa sepengetahuan Darren bahkan anak buahnya.
Ia baru saja patah hati karena melihat kekasihnya bercinta dengan wanita lain di depan matanya dan bahkan dengan sengaja mengirim video menjijikan itu padanya. Untuk pertama kalinya hati seorang Clara menetapkan hati pada satu pria lalu dipatahkan begitu saja.
Saat Clara mengendap keluar, Boy yang kebetulan ditugaskan mengawasi mansion Alfred melihatnya. Dan dengan terpaksa mengikuti kemana wanita itu pergi.
Sesampainya di bar, Clara menghabiskan berapa botol alkohol tanpa mempedulikan kalau dirinya sudah mabuk dan hampir kehilangan kesadarannya.
"Maaf Nona, anda harus pulang. Jangan sampai Tuan Darren--" belum selesai Boy bicara Clara sudah menarik kerah kemeja pria itu. "Lepas Nona, apa yang mau anda lakukan!" seru Boy yang merasa risih dengan perlakuannya.
Wajah Clara semakin mendekat. Bahkan kini kedua hidung mereka sudah saling bersentuhan.
Boy bisa merasakan hembusan nafas Clara, begitu sebaliknya. "Ternyata kau lumayan tampan juga..."
Boy memutar bola malas karena tau apa yang akan wanita itu lakukan. Seperti kebanyakan film dan drama korea, seorang wanita kalau sedang mabuk pasti akan....
"Huwek...." Dengan wajah tanpa dosa Clara memuntahkan isi perutnya dan mengotori jas milik Boy.
'Shiit! Aku sudah menduganya' umpat Boy dalam hati.
"Kau cerewet dan menyebalkan Boy!" tunjuk Clara di hidung pria dengan tatapan datar dan dingin itu.
Tanpa menunggu lama Boy menarik tangan Clara dan membawanya pergi dari sana. Namun seseorang menghalangi langkahnya.
"Lepaskan, aku ingin bicara dengan kekasihku," ucap Jun mantan kekasih Clara.
Boy mengacuhkannya dan membopong Clara. Ia terlanjur ikut campur jadi mau tidak mau harus menyelesaikannya.
"Kau jahat Liam! Kau jahat hiks..." Clara terus meracau tidak jelas meski matanya tertutup, mungkin saja karena wanita itu juga sedang mabuk jadi bicaranya ngawur.
"Sebenarnya ada berapa kekasihnya, tadi Juna dan sekarang Liam?!" gerutu Boy. " Dasar buaya betina!" celetuknya dan kembali fokus mengendarai mobilnya menuju mansion Alfred.
*
*
*
Setengah jam perjalanan, mobil yang mereka berdua tumpangi sudah sampai di depan mansion Alfred.
"Ck! Merepotkan." Boy berdecak kesal. "Kenapa pula aku harus mengikuti wanita menyebalkan dan keras kepala ini," gerutu Boy saat pintu mansion tiba-tiba terbuka, Tuan Bastian dan istrinya keluar menghampiri mereka berdua.
"Astaga Clara sayang apa yang terjadi!" pekik Lauren shock melihat keadaan putrinya yang terlihat tidak baik-baik saja.
"Selamat malam tuan Bastian, maaf kalau saya mengantar putri anda dengan keadaan seperti ini," ucap Boy dengan raut wajah datar.
Bastian terdiam menatap ke arah Boy seakan sedang memikirkan sesuatu. Dia seakan tau apa yang sebenarnya terjadi pada putrinya.
"Terima kasih karena sudah mengantar putriku. Maaf merepotkan mu."
Setelah mengatakan itu mereka membawa Clara masuk dan meninggalkan Boy yang masih diam mematung di depan pintu.
Boya menghela nafas dan pergi dari sana.
Sedangkan di dalam, Bastian mencoba menghubungi Darren maupun Steve. Tapi mereka berdua sama sekali tidak bisa dihubungi sama sekali.
"Bagaimana suamiku, apa Darren bisa datang kemari?"
Bastian menggeleng. "Sepertinya putra kita yang dingin itu akan segera memberikan seorang cucu Honey," ceplosnya tiba-tiba.
Lauren melotot tajam dan mencubit perut Bastian. "Nikah dulu baru buat cucu! Aku tidak mau Darren menyakiti seorang wanita sayang."
"Dia tidak akan berbuat seperti itu Honey tenanglah. Aku hanya bercanda tadi. Sepertinya kita harus segera mengirim Clara ke Jerman dan tinggal di asrama."
Lauren mengangguk mengiyakan keputusan suaminya tanpa menunggu persetujuan Darren.
''Mom, Dad sampai kapanpun aku tidak akan mau pergi ke Jerman. Aku ingin tetap berada disini bersama kalian!'' teriak Clara dari dalam kamar. ''Kalau sampai kalian mengirim ku ke asrama aku akan kabur bersama kekasihku!''
''Keputusan Daddy udah bulat Clara! Kau akan tetap pergi ke Jerman dengan atau tanpa persetujuan mu!''
''Daddy jahat! Aku benci Daddy!'' Clara menutup pintu kamarnya kuat dan menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang. Ia mulai memejamkan mata karena kepalanya terasa pusing.
''Semua gara-gara asisten bodoh itu. Awas kau Boy Willson!''