NovelToon NovelToon
ISTRI UNTUK PAMAN ADRAS

ISTRI UNTUK PAMAN ADRAS

Status: tamat
Genre:Pernikahan Kilat / Tamat
Popularitas:1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Henny

Demi tetap bertahan di universitas idolanya, dan demi terbebas dari penderitaan akibat kekejaman paman dan bibinya, Jelena nekat menerima permintaan dari dua orang kakak beradik yang ingin mencarikan jodoh bagi paman mereka yang bernama Adras Rianto Permana, seorang pilot yang dingin dan dianggap sebagai penyuka sejenis di kalangan teman-temannya.

Jelena pun bekerja sama dengan kedua gadis itu, untuk menjebak Adras dan membuatnya harus menikahi Jelena. Namun kenyataan yang harus Jelena hadapi saat menikah adalah, bukan hanya sikap dingin Adras, melainkan juga kekejaman sepasang suami istri, paman dari Adras yang ingin menguasai harta lelaki itu. Jelena ingin pergi dan mengahiri pernikahannya, namun ia kembali saat menyadari bahwa ada sesuatu yang mulai mengusik hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pusing

"A...ada apa?" tanya Jelena berusaha terlihat tak gugup di depan Adras. Ia langsung bangun dan duduk sambil menjauhkan dirinya dari Adras.

"Berhentilah bekerja jika harus pulang tengah malam. Aku tak mau rumah ini menjadi bahan gunjingan orang."

"Aku tak selalu pulang tengah malam. Hari ini aku menggantikan temanku karena kemarin dia menggantikan aku saat aku ada janjian dengan dosen pembimbingku."

"Berhenti saja!"

"Aku nggak bisa, mas. Aku terikat kontrak. Aku bisa berhenti jika sudah 3 bulan."

"Nanti aku yang akan membayar ganti ruginya."

"Bukan masalah bayar ganti rugi. Tapi ini menyangkut tanggungjawab." ujar Jelena berusaha menjelaskan. "Lagi pula, aku sangat membutuhkan pekerjaan ini."

"Memangnya uang yang aku berikan tak cukup?" Tanya Adras terlihat kesal karena Jelena membantahnya.

"Aku tak pernah ingin menggunakan uangmu. Aku bisa membiayai hidupku sendiri."

Perkataan Jelena justru semakin memancing emosi Adras. Ia membungkukkan tubuhnya, sehingga jarak wajahnya dengan wajah Jelena menjadi semakin dekat. "Kamu masih istriku! Jadi, menjaga nama baik keluarga Permana adalah sebuah kewajiban."

"Memangnya mas bisa menjaga nama baik mas sendiri?" Jelena balik menatap mata Adras dengan berani.

"Kamu....!" Adras mencekram dagu Jelina. Sebenarnya jantung Jelina hampir copot melihat mata Adras yang menyala. Namun ia berusaha menunjukan keberaniannya. Gadis itu hanya mengigit bibir bawahnya namun ia tak mengalihkan pandangannya dari Adras.

Adras melepaskan tangannya yang mencengkram dagu Jelina. Cara gadis itu mengigit bibir bawahnya seperti godaan besar bagi Adras untuk menyentuh gadis itu.

Jelena berdiri dan menjauh dari Adras saat dilihatnya pria itu menatapnya kini dengan wajah yang memerah. Jelena mulai mengerti apa arti tatapan itu.

Adras melangkah mendekati Jelena. Gadis itu terus mundur sampai punggungnya menyentuh dinding. Ia tak bisa bergerak lagi.

"Mas mau apa?" tanya Jelena saat Adras kini sudah berdiri tepat di depannya.

Adras tak bicara. Ia hanya menatap Jelena dengan kabut gairah yang mulai menguasai dirinya.

Adras menyentuh pipi Jelena dengan tangan kanannya. "Jangan dekat dengan Surya." katanya dengan pelan namun penuh penekanan.

"Surya tak sengaja menjemputku."

"Sengaja atau tidak, kau harus menjauhi dia."

"Baik."

Tangan Adras yang ada di pipi Jelena perlahan turun sampai ke leher gadis itu. Jelena mulai ketakutan. Ia berpikir kalau Adras akan mencekiknya. Ia memejamkan matanya dengan tubuh yang mulai bergetar. Namun beberapa detik kemudian, Jelena merasakan ada benda kenyal yang menyentuh bibirnya. Perlahan Jelena membuka matanya saat merasakan kalau Adras memang menciumnya. Sementara tangan Adras kini sudah ada di dadanya.

Jelena melepaskan diri dari ciuman Adras. "Aku akan memenuhi tanggung jawab ku sebagai istri. Tapi aku mohon, jangan kasar padaku. Rasanya sangat sakit."

Adras tak berkata apa-apa. Ia kembali menciuman Jelena sementara tangannya dengan cepat membuka kancing Piyama Jelena. Lalu setelah kemeja piyamanya terlepas, Adras dengan cepat melepaskan kaos yang dipakainya. Ia lalu memeluk Jelena ala koala dan membawanya ke tempat tidir. Kali ini, Adras tak bermain kasar. Ia memang memberikan Jelena pemanasan yang cukup sehingga penyatuan itu terjadi tak sesakit yang lalu. Tapi, ketika Adras selesai, ia langsung memakai kembali pakaiannya dan meninggalkan Jelena sendiri di ranjang. Ia pergi keluar kamar.

Hati Jelena merasa sakit. Ia pun bangun dan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah itu ia kembali ke kamar untuk memakai lagi piyamanya.

Sepertinya Adras sudah sembuh. Mungkin sebaiknya aku yang akan meninggalkan rumah ini. Aku tak boleh selalu berhubungan intim dengannya. Mungkin Adras bisa melakukannya tanpa melibatkan perasaan namun aku rasanya tak bisa seperti itu. Perasaanku ikut larut saat ia menyentuhku.

Jelena menghapus air matanya dengan cepat. Ia tak mau menangis lagi. Ia meneguk air putih yang memang selalu tersedia di kamar itu. Setelah itu ia bermaksud akan tidur. Namun bunyi suara ponsel Adras membuat Jelena mengalihkan pandangannya pada ponsel Adras yang ada di atas nakas. Ada nama Mike di sana. Buat apa bos Adras itu meneleponnya tengah malam seperti ini?

"Hallo.....!" Jelena memberanikan diri mengangkatnya.

Tak ada suara.

"Pak Mike, maaf ya. Suami saya sudah tidur. Saya tak berani membangunkannya karena mas Adras capek."

Tetap tak ada suara.

"Pak Mike....hallo.....hallo....." Jelena kaget karena sambungan telepon terputus begitu saja.

Ia pun melepaskan ponsel Mike di atas nakas lalu segera menuju ke sofa untuk membaringkan tubuhnya yang lelah karena perbuatan Adras padanya.

*********

"Bagaimana persiapan skripsinya?"

Jelena langsung berdiri saat melihat Jun. "Eh, pak Jun. 2 minggu lagi jadwal ujiannya, pak. Skripsiku sudah dimasukan ke panitia ujian. Terima kasih ya atas bantuannya."

Jun tersenyum. "Baguslah. Aku hanya membantu apa yang bisa ku bantu karena pada dasarnya kamu sudah pintar. Kebetulan juga judul skripsi mu agak mirip dengan judul ku dulu. Kau jangan ambil jadwal malam. Nanti aku bilang ke Felix agar jam kerjamu pagi sampai siang saja agar kau bisa konsentrasi belajar."

"Terima kasih, pak."

"Jangan panggil pak lagi, ya? Aku merasa tua dipanggil pak."

"Panggil kakak aja ya?"

"Ya. Boleh juga." ujar Jun nampak senang.

"Jam kerjamu sudah selesai kan?"

"Iya. Tapi sedang menunggu Tari. Ia agak terlambat hari ini karena ibunya masuk rumah sakit. Kalau Tari sudah datang, baru aku akan pulang."

"Kamu bukan hanya cantik dan pintar. Tapi juga baik hati. Semua karyawan mengatakan demikian."

"Bisa aja, pak."

Jun menepuk pundak Jelena. "Lanjutkan kerjamu." ia kemudian meninggalkan gadis itu. Jun merasakan hatinya sangat bahagia jika berdekatan dengan Jelena. Perasaan yang tak pernah ia miliki pada gadis manapun.

Setelah Tari datang, Jelena pun langsung pulang.

Jika ia kerja malam, pak Sule akan menjemputnya. Surya tak pernah lagi bisa menjemput Jelena karena Adras sudah mengancamnya. Jelena tak tahu ada dendam apa antara Surya dan Adras. Keduanya nampak saling membenci.

Jelena mampir ke sebuah toko membeli beberapa bahan kue. Kebetulan kemarin ia sudah menerima gaji pertamanya dan ia merasa sangat senang. Ia ingin membuat kue hari ini.

Adras tak terbang hari ini. Sofia pun ada di rumah. Tadi pagi sebelum pergi kerja, Jelena sempat memasak untuk mereka.

Dengan naik ojek, Jelena pulang ke rumah. Ia membawa belanjaannya.

Mungkin karena matahari bersinar sangat terik hari ini, Jelena merasakan kalau kepalanya sedikit pening.

"Selamat datang nyonya." Sapa salah satu pelayan yang membuka pintu. Jelena tersenyum mengangguk. Ia melangkah ke dapur. Indra penciumannya langsung mencium bau bawang yang di goreng.

"Bibi buat apa?" tanya Jelena sambil menutup hidungnya.

"Bawang goreng. Tahu kan tuan Adras sangat suka makan bawang goreng."

Santi dan Sofia masuk ke dapur.

"Eh, aunty sudah datang. Ayo ke belakang, kami sedang makan es dan rujak." Santi langsung menarik tangan Jelena.

"Aunty mau buat kue." ujar Jelena.

"Nanti saja. Opa Jeff juga ada di belakang."

Jelena terpaksa mengikuti langkah Santi sementara Sofia mengambil minuman dingin dari kulkas.

Di dekat kolam renang, nampak Marlisa sedang menyiapkan rujak dengan bajunya yang super seksi. Jeff sedang berbincang dengan Adras sambil menikmati es kacang di tangan mereka.

"Nana, kau sudah datang?" tanya Jeff. Di rumah ini, hanya Adras dan Marlisa yang masih memanggil Jelena dengan nama lengkapnya. Yang lain, bahkan para pelayan sudah memanggil dia dengan sebutan Nana karena nama itu lebih akrab didengar menurut mereka.

Adras hanya menatap sekilas ke arah Jelena.

"Nana, kamu kok pucat sih?" tanya Jeff.

"Eh, nggak kok paman. Mungkin pengaruh bedaknya." Jelena berusaha tersenyum pada hal memang ia merasa agak pusing.

"Ya sudah. Aunty Nana duduk saja. Akan ku ambilkan es kacangnya." Santi segera menuju ke meja untuk menyiapkan es di gelas yang ada. Tak lama kemudian, Sofia dan bi Suni datang. Mereka langsung membantu Marlisa menyiapkan rujak.

"Nah, ini es nya, aunty." ujar Santi. "Pas di minum saat panas kayak gini. Pada hal ini sudah hampir jam 4 lho."

Jelena menatap es yang nampak menggoda itu dengan sirup berwarna merah. Namun saat hidungnya mencium sirup itu, Jelena tiba-tiba merasa mual.

"Aunty kenapa?" tanya Santi kaget membuat semua orang melihat ke arah Jelena.

"Aku kok mual mencium bau sirup itu ya?" Jelena berdiri sambil menutup mulutnya. Ia sedikit berlari menuju ke toilet yang memang ada di dekat kolam. Terdengar suaranya yang muntah dari sana.

"Apakah aunty sakit?" Santi jadi heran.

Bi Suni segera menyusul Jelena ke toilet. Tak lama kemudian, bi Suni nampak memegang lengan Jelena dan membantu gadis itu duduk.

"Nana kenapa?" tanya Jeff.

"Agak pusing katanya." ujar bi Suni. Perempuan itu nampak tersenyum. "Ya Gusti, apakah nyonya Nana hamil?"

Santi dan Sofia saling berpandangan sambil tersenyum. Marlisa nampak kesal. Jeff pun tertawa bahagia. Sedangkan Adras hanya terpana sambil menatap Jelena tak percaya.

***********

Nana Hamil nggak ya?

Menurut kalian?

Komen yang banyak ya guys

1
ayu cantik
suka
erviana erastus
yaela adras sadar diri lu ..
erviana erastus
tak mungkin
erviana erastus
udahlah adras mundur aza jd pilot mendingan kamu urus perusahaan drpd ribut mulut ... anita ini gatal minta digaruk sama anto kekx 😂
erviana erastus
misi berhasil /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
erviana erastus
yaela obat ..... ????? 😂
erviana erastus
plin plan lain dimulut lain dihati udah lah jelena jodohmu memang adras
erviana erastus
cinta gila ckckck
erviana erastus
cinta bilang boss
erviana erastus
ih bilang aza nafsu sama ketagihan 😂😂😂
Triana Oktafiani
keren sekali ceritanya 👍
Ana Supriyanto
mike
gia nasgia
Nggak papa cerita uncle dan Nana end karena mereka sdh sangat bahagia dgn ke empat anaknya 😍🥰🥰terimakasih kak Hen untuk semua karya mu, apalagi cerita bule si pemaksa dan Ben si Casanova karena Alurnya sdh di luar kepala, sebab sdh tamat beberapa kali🤭😘👍💪
gia nasgia
klau aku punya anak kembar 2 dan semuanya cowok yg sdh remaja 😍
gia nasgia
kepo dgn omongan Aerly🤭
gia nasgia
wets opa jeff nggak ada lobet nya🤭
gia nasgia
oppa jun gentleman juga
gia nasgia
Aku dulu pengen punya pasangan yg terpaut jauh dari usianya tapi nyatanya hanya terpaut 2 thn 🤭
gia nasgia
ciee uncle serasa ada kembang api yg meletup"😍🥰🥰🥰
gia nasgia
ujian uncle Adras ternyata nyesak juga 🥺🥺🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!