Ujian rumah tangga yang tidak pernah usai. Kekecewaan seorang istri yang sedang mengandung harus menyaksikan suaminya menikah lagi.
Rasyid tidak punya pilihan lain harus mengetahui wanita yang mengaku telah menghamilinya. Rasyidi berbohong kepada istrinya dan melangsungkan akad pernikahan tanpa sepengetahuan sang istri.
Tetapi jalan Tuhan jauh lebih indah yang membuat Cilla sang istri tahu. Cilla berpikir suaminya akan menghentikan semuanya dan nyatanya tetap melanjutkan pernikahan itu.
Cilla memilih untuk mengalah dengan semua rasa sakit hati yang tidak akan pernah sembuh, memilih untuk pergi dan hanya meminta kepada sang pencipta untuk menghilangkan seluruh perasaan cinta yang begitu besar kepada suaminya tanpa tersisa apa-apa.
Sampai 8 tahun kemudian Cilla kembali dengan kehidupan yang baru dan ingatan yang baru tanpa tersisa orang yang pernah dia cintai.
Bagaimana pertemuan suami istri itu kembali setelah bertahun-tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22 Ini Sebuah Persaingan.
Metta cukup kaget saat melihat tangannya dihentikan oleh Robby membuat Metta kesulitan menelan ludah.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Robby dengan menekan suaranya dan menatap tajam Metta.
"Lepas!" Metta langsung melepaskan kasar tangannya dari Robby.
Dengan nafas naik turun Metta dan Robby saling melihat dengan tatapan tajam penuh arti. Metta tidak ingin banyak bicara dan berurusan dengan Robby membuatnya langsung pergi dari hadapan Robby tanpa membawa Mikayla, seperti tidak memiliki keberanian melakukan hal itu.
"Mikayla kamu tidak apa-apa?" Gama dengan cepat menghampiri temannya. Mikayla menggelengkan kepala dengan wajahnya sedikit ketakutan.
Robby menarik nafas panjang kemudian membuang perlahan ke depan dan berjongkok di hadapan Mikayla.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Robby memegang kedua bahu Mikayla.
"Mikayla tidak apa-apa Om. Mikayla pergi dulu," ucap Mikayla langsung pergi meninggalkan Gama dan Robby, dia pasti ingin menyusul ibunya. Karena mengetahui bahwa Metta sangat marah.
"Untung saja Om Robby datang. Mama Mikayla marah ketika Gama memberikan es krim itu kepada Mikayla dan Mama Mikayla langsung membuangnya begitu saja," keluh Mikayla.
Mata Robby melihat ke arah es krim tersebut, Metta benar-benar keterlaluan menunjukkan kelakuannya di depan dua anak kecil.
"Apa teman kamu sering dimarahi oleh ibunya?" tanya Robby.
"Gama tidak tahu, Mikayla tidak pernah bercerita apapun tentang Tante Metta," jawab Gama dengan polos.
"Ya sudah, kamu tidak perlu memikirkan kejadian hari ini. Ibunya hanya sedikit marah," ucap Robby yang juga tidak ingin keponakannya itu mentalnya terganggu karena ulah Metta yang tidak dewasa.
"Baik Om," jawab Gama.
Rasyid terlihat berjalan buru-buru dengan kepala berkeliling seperti mencari seseorang.
"Di mana Mikayla? Gama sudah ada di sana?" tanyanya sejak tadi dia tidak melihat Mikayla dan Gama sudah kembali bersama Cilla.
Saat ingin kembali melanjutkan langkahnya tiba-tiba saja harus terhalangi oleh Andrean yang berdiri di depannya dengan memegang satu gelas minuman.
"Tuan Rasyid buru-buru sekali dan hampir saja menabrak saya, bisa-bisa minuman yang saya pegang tumpah ke pakaian Anda," ucap Andrean dengan tersenyum.
Rasyid sepertinya tidak peduli dengan Andrean dan bahkan ingin pergi tetapi kembali ditahan oleh Andrean dengan menghalangi jalan itu membuat Rasyid mengerutkan dahi.
"Ada apa tuan? apa tuan ingin mengatakan sesuatu kepada saya. Saya ada kepentingan dan harus buru-buru," ucap Rasyid.
"Maaf tuan, jika saya sudah mengganggu waktu Anda. Saya ingin meminta maaf atas rekan bisnis Anda harus membatalkan kontrak kerjasama dan memilih untuk bekerjasama dengan saya," ucap Andrean.
"Rajin sekali, Anda harus meminta maaf, padahal dalam bisnis hal itu sangat biasa, saya bahkan tidak berpikiran apapun, hilang satu orang untuk kerjasama dan bukan berarti tidak ada orang lain. Mungkin saya dengan perusahaan tersebut memang tidak cocok dan lebih cocok dengan Anda. Jadi Anda tidak perlu membuang-buang waktu untuk meminta maaf," ucap Rasyid begitu santai menghadapi saingan bisnisnya itu.
"Sungguh luar biasa hati tuan Rasyid, berbesar hati menerima semua ini dan itu artinya tidak ada permusuhan di antara kita," sahut Andrean.
"Saya tidak pernah menganggap Anda sebagai musuh," jawab Rasyid.
"Baiklah, semoga suatu saat nanti kita bisa bekerja sama. Tetapi untuk saat ini memang pasti tidak bisa, saya masih banyak kerjasama dengan perusahaan lain dan termasuk perusahaan Lucy," ucap Andrean membuat Rasyid dengan cepat berubah ekspresi.
"Ada apa tuan? Apa Anda keberatan bahwa saya bekerja sama dengan perusahaan besar Lucy. Hmmmm, bukankah saya juga pernah mendengar bahwa Anda dulunya pernah berada di bawah naungan perusahaan itu," ucap Andrean.
"Terserah jika Anda ingin bekerja sama dengan siapapun dan itu bukan bagian dari urusan saya," ucap Rasyid tidak banyak bicara dan kemudian langsung pergi dari hadapan Andrean.
Andrean tersenyum melihatnya kepergian Rasyid. Rasyid sudah berada di luar lokasi acara tersebut dengan memijat kepalanya.
"Jadi dia mencoba untuk mendekati Cilla agar bisa bekerja sama dengan perusahaan Lucy?" batin Rasyid.
Saat melihat istrinya cukup akrab dengan saingannya sudah dapat dipastikan membuat Rasyid merasa cemburu.
Tetapi kecemburan itu tidak bisa diungkapkan, karena Cilla sendiri tidak mengingat apapun tentang dirinya. Rasyid menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan.
"Papa!" Mikayla tiba-tiba saja saja sudah muncul.
"Mikayla! Papa sejak tadi mencari kamu dan kamu malah di sini. Kamu ke mana saja dan bukankah tadi pergi bersama dengan Gama?" tanya Rasyid terlihat begitu khawatir pada putrinya.
"Maafkan Mikayla. Pa, Mikayla tadi tidak kemana-mana. Hanya menunggu di sini saja," jawabnya.
"Mengapa harus menunggu di sini. Mikayla kenapa tidak langsung masuk?" tanya Rasyid.
"Tidak apa-apa," jawab Mikayla dengan tersenyum.
"Ya sudah kalau begitu sekarang kita masuk, kamu temani papa berpamitan pada orang-orang yang ada di sini dan setelah itu kita pulang. Ini juga sudah malam," ucap Rasyid membuat Mikayla menganggukkan kepala dengan tersenyum.
Rasyid menggenggam tangan Mikayla dan kemudian mereka berdua pergi.
****
Cilla dan Rasyid menikmati sarapan bersama sebelum ibu dan anak itu melakukan aktivitas di pagi hari.
"Bunda tahu tidak, jika tante Metta kemarin sewaktu kita berada di acara pesta marah-marah pada Mikayla," ucap Gama dengan cepat memberitahu ibu.
"Kenapa?" tanya Cilla.
"Katanya tidak boleh menerima atau memakan apapun yang Gama berikan. Apa tante Metta melarang Gama dan Mikayla untuk berteman?" tanyanya.
"Kenapa Gama harus berpikiran buruk seperti itu," sahut Cilla.
"Gama hanya memberikan es krim dan tante Metta membuang es krim itu dan kemudian marah-marah kepada Mikayla. Jika Om Robby tidak datang dan mungkin saja Mikayla sudah dipukul oleh tante Metta,"ucapnya dengan raut wajahnya sedih saat harus menjelaskan semua kepada ibunya.
"Sampai ingin memukul anaknya sendir?" tanya Cilla benar-benar tidak percaya membuat Gama menganggukkan kepala dengan cepat.
"Sampai separah itu?" Cilla bertanya kembali.
"Apa jangan-jangan benar apa yang dikatakan Gama, jika mereka berdua memang melarang Gama untuk tidak berteman dengan anak mereka dan atau jangan-jangan ini karena permasalahan aku dengan ayah dari Mikayla. Dia masih kesal dengan pertemuan kami waktu itu dan atau jangan-jangan sebenarnya dia ingin meminta ganti rugi atas mobilnya, sangat tidak dewasa sekali jika mereka melibatkan permasalahan yang terjadi," batin Cilla dengan geleng-geleng kepala.
"Tetapi Om Rasyid baik kok. Dia bahkan mengizinkan Gama bermain dengan Mikayla. Gama juga tidak akan berani membawa Mikayla jika tidak diizinkan untuk bermain bersama Mikayla," ucap Gama seolah memberi klarifikasi bahwa Rasyid tidak seperti Metta.
"Jadi hanya ibunya yang tidak suka. Apa alasannya. Apa putraku tidak menyenangkan sampai membuatnya tidak menginginkan putrinya berteman dengan putraku?" tanya Cilla kebingungan.
"Bunda, bagaimana jika memang benar Gama tidak diizinkan untuk bermain dengan Mikayla? Gama tidak akan punya teman lagi sebaik Mikayla. Gama juga tidak ingin melihat Mikayla sendirian," ucap Gama.
"Gama harus tetap menjadi orang baik. Percaya sama Bunda, orang tua Mikayla itu tidak sejahat itu dan pasti memiliki alasan yang tepat. Gama jangan terlalu mendesak. Jika Mikayla tetap ingin berteman dengan Gama dan sudah pasti orang tuanya akan setuju," ucap Cilla memberi nasehat kepada putranya itu.
"Baik Bunda," sahut Gama dengan tersenyum.
Gama tidak berbicara apapun lagi dengan melanjutkan sarapannya dan sementara Cilla tiba-tiba saja kepikiran sesuatu.
Bersambung.....
mudah2an cilla bahagia bersama andrean dan ada pigur ayah untuk gama
untuk rasyid hidupmu ha akan bahagia bersama cilla