Cerita berisi Transmigrasi seorang perempuan yang memiliki sifat sabar yang setipis tisu, yang tiba-tiba saja bertransmigrasi kepada tubuh seorang gadis yang menjadi peran antagonis dan sedikit bodoh.
Tapi di dalam tubuh barunya dia di bingungkan dengan dua pilihan antara berondong atau seorang duda yang kaya raya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuniar Febriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22
Di lain sisi jika Glory yang sudah masuk ke kamarnya, berbeda dengan Xavieer yang sekarang sedang nongkrong di balkon kamar milik Erik.
Mereka berdua sedang bersantai dengan sebatang nikotin yang ada di tangan mereka masing-masing dengan menikmati semilir angin malam.
"Aldrich kemana?" tanya Xavieer membuat Erik menatap Xavieer dengan tatapan aneh.
Xavieer yang ngeuh dengan tatapan Erik memutar bola matanya malas, Xavieer rasa sekarang dirinya serba salah.
"Kenapa lo natap gue kaya tatapan aneh? apa karena gue nanyain kembaran lo itu?" tanya Xavieer dan Erik menggelengkan kepalanya pelan.
"Enggak sih, cuman gue heran aja kenapa lo jadi berubah kaya gini?" tanya Erik dan Xavieer pun menoleh ke arah Erik.
"Berubah dalam hal?" tanya Xavieer yang tidak mengerti dengan apa yang diucapkan Erik.
"Ah enggak, maksud gue kan lo bisanya sering sama Amanda. Tapi kenapa tadi lo bolos dan pergi ke pantai bareng Glory?" tanya Erik kepada Xavieer.
"Emangnya ada yang salah kalo gue ngajak tunangan gue main bareng?" tanya Xavieer dengan menaikkan satu alisnya.
"Enggak salah sih, cuman gue khawatir aja kalo misalnya lo malah ngasih harapan yang palsu sama Glory. Anak-anak yang lain juga emang sih tahu kalo lo itu sama Glory udah tunangan tapi kan lo sekarang deketnya sama Manda," ucap Erik dan kali ini Xavieer cukup paham dengan obrolannya dengan Erik.
Lagi-lagi dan lagi Xavieer mendengarkan hal itu terasa muak, padahal Xavieer dan Amanda hanyalah sebatas teman masa kecil dan itu tidak lebih, sama halnya seperti Xavieer sudah menganggapnya Amanda sebagai adiknya.
"Kenapa sih semua orang selalu beranggapan kalo gue itu deket atau pacaran sama Amanda? padahal gue sama dia itu cuman temen masa kecil doang gak lebih," ucap Xavieer yang memang benar-benar sudah muak dengan isu yang bersimpangan siur itu.
Erik yang mendengarkan alasan Xavieer memutar bola matanya malas, memangnya Erik ini seperti pria yang tidak mengerti kah?
"Kita kenal itu bukan 1 atau 2 tahun Xavieer, dan ya lo yakin kalo lo sama Manda itu cuman sebatas teman masa kecil doang?" tanya Erik.
"Ya iyalah anjir, emangnya menurut lo hubungan gue atau kedekatan gue sama Amanda tuh kaya gimana sih?" tanya Xavieer dan Erik menggelengkan kepalanya.
"Entah lah, tapi yang jelas kalo kedekatan lo sama adik gue itu cuman sebatas pelampiasan, mau pun lo ketua gue atau sahabat gue. Gue gak main-main kalo hal itu menyangkut Glory!" tegas Erik membuat Xavieer menatap tidak percaya kepada Erik.
"Oh waw, sejak kapan lo seperhatian itu sama Glory? bukannya lo juga ikutan kesel sama dia?" tanya Xavieer membuat Erik menghela nafas pelan.
"Ya sebenarnya gue sayang banget sama Glory, cuman pas kasus dia sering ngebully Orang lain gue gak suka. Tapi setelah perubahan yang sekarang gue merasa sayang lagi sama dia," ucap Erik yang malah curhat.
Memang dengan apa yang dibicarakan oleh Erik ada benarnya juga, Xavieer juga merasa kalo sekarang Glory tidak begitu menyebalkan.
"Iya sih bener juga sama apa yang lo omongin, gur juga sekarang kok ngerasa kalo Glory itu kaya bukan Glory yang asli deh. Kaya berasa beda banget sama yang dulu," ucap Xavieer dan Erik menganggukan kepalanya membernarkan apa yang diucapkan oleh Xavieer.
"Bukannya gak suka sama Glory yang sekarang, cuman gue ngerasa aneh aja. Masa iya cuman gara-gara koma di rumah sakit dia bisa langsung berubah drastis banget gitu? gue rasa kayanya gak mungkin deh," ucap Erik yang ada betul nya juga.
"Apa jangan-jangan dia itu transmigrasi orang lain yang masuk ke badan Glory gak sih?" tanya Xavieer dan sebelum Erik akan membalas ucapan Xavieer terlebih dahulu sudah ada seseorang yang join di pembicaraan mereka berdua.
"Woy lu pada lagi bahas apaan sih? gue liatin dari tadi kayanya asik bener deh," ucap Aldrich yang ikutan nimbrung bersama Erik dan Xavieer.
Xavieer yang melihat Aldrich yang tiba-tiba nongol memutar bola matanya malas, rasanya menyebalkan sekali jika membicarakan Glory bersama dengan Aldrich karena yang ada Aldrich akan selalu tidak sejalan dengan mereka jika utu mengenai dengan Glory.
"Apaan sih lo ikutan banget, lagian kalo lo ikutan nimbrung juga gak bakalan nyambung sama kita," ucap Erik yang malah mengikuti apa kata otaknya.
Aldrich yang mendengar ucapan Erik kembarannya mengerutkan keningnya tidak mengerti, memangnya ada yang salah gitu jika dirinya ikutan nimbrung?
"Emang apaan sih heh? kok lo bisa-bisanya ngomong gitu sama gue yang notabene nya kembaran lo sendiri," ucap Al yang penuh drama.
"Lo itu yang apa-apaan hah? lo mau tahu banget gue sama Xavieer bahas apaan?" tanya Erik lagi.
"Ya kalo gue gak kepo ngapain juga gue banyak tanya sama lo pada hah, lagian kalian ini lagi bahas apaan sih sampe-sampe kalian yakin banget kalo kalian ngomong sama gur gak bakalan sejalan?" tanya Al.
"Mau gue omongin seribu kali pun lo dalam pembahasan ini emang gak bakalan sejalan sama kita Al, karena kebencian lo yang gak bermutu itu," ucap Xavieer yang dari tadi hanya diam saja menyimak sekarang mulai mengeluarkan suaranya.
"Ya udah sih kalian tinggal ngomong aja kalo kalian lagi bahas apa, belum juga gue tahu topik pembicaraannya malahan udah di hujat duluan," kesal Al kepada kedua sahabatnya ini.
"Kita lagi bahas Glory, puas lo?"....
🌹🌹🌹🌹🌹
