Menikah Dengan Penjahat

Rena melihat berita di TV dan melihat seorang aktris bernama Fany.

Hmmm … jadi dia cinta pertama Alex dan Leon? Yah … memang sangat cantik. Pantas menjadi incaran singa besar seperti mereka.

“Fany … aku akui dia memang sangat luar biasa,” ucap Andrew.

Rena melirik Andrew. “Apa menurutmu aku bisa menyaingi dia?” tanya Rena.

“Tentu saja! Kamu percayakan padaku,” ucap Andrew percaya diri.

Rena tersenyum mendengar ucapan Adrew. Rena menyipitkan mata dan fokus pada wanita yang ada di TV.

Saat ini dibandara.

Fany berjalan keluar dari pintu dan melihat 2 orang pria menunggunya.

Fany berlari dan memeluk mereka. “Leon … Viktor … bagaimana kabar kalian?” tanya Fany bersemangat.

“Tentu saja kami baik,” ucap Viktor.

“Bagaimana kalian tahu aku akan pulang hari ini?" tanya Fany sambil memukul pelan perut Viktor.

“Haha … tentu saja tidak ada yang tidak kami ketahui,” ucap Viktor bangga sambil mengusap hidungnya.

“Dimana Alex?” tanya Fany.

“Ah … dia sedang sibuk,” jawab Viktor.

“Oh … begitu,” ucap Fany kecewa.

“Leon kenapa kamu diam saja?” tanya Fany tersenyum.

“Mungkin dia marah karena kamu tidak memiliki kabar selama bertahun-tahun,” jawab Viktor.

“Benarkah?”

“Maafkan aku,” ucap Fany sedih.

“Sudahlah ayo kita pergi dari sini,” ucap Leon.

“Haha … Leon memang selalu baik kepadaku.” Fany merangkul tangan Leon.

Di perusahaan Anderson.

“Boss … wanita itu sudah kembali,” ucap Albert.

“Bukan urusanku … pastikan Rena tidak bertemu dengannya,” ucap Alex sambil melihat berkas.

“Baiklah boss,” jawab Abert.

Albert memikirkannya. Dia tahu betul sebelum boss bertemu rena boss selalu mencari tahu informasi tentang wanita itu. Tetapi setelah bertemu rena beberapa bulan yang lalu, boss mengalihkan perhatiannya kepada rena dan selalu mencari tahu apa yang rena lakukan di rumah.

Akhir-akhir ini Rena bertingkah sangat baik … dan juga hubungannya dengan boss sudah mulai baik. Aku rasa aku harus mendukung Rena.

Albert mengerutkan kening.

Fany … wanita ini pandai memanipulatif perasaan orang.

“Kenapa kamu sekarang memanggilku boss?” tanya Alex.

“Tidak ada … hanya ingin mencobanya,” jawab Albert.

“Ha? Terdengar aneh.” Alex melanjutkan pekerjaannya.

Di perjalanan Fany, Viktor dan Leon mengobrol tentang masa-masa sekolah mereka sambil tertawa.

“Hei … bagaimana kalau kita ke perusahaan Alex?” ucap Fany.

“Aku akan memberinya kejutan,” lanjutnya.

Viktor dan Leon kaget mendengar ucapan Fany.

“Aku rasa itu bukan sesuatu yang baik untuk dilakukan,” ucap Viktor.

“Kenapa?” tanya Fany penasaran.

“Alex dia su-“

“Alex sedang sibuk,” jawab Leon memotong pembicaraan Vitor.

Viktor kaget dan melihat Leon.

“Yah … kalau begitu lain kali saja,” ucap Fany kecewa.

“B-bagaimana kalau kita ke toko kue yang biasa kita makan,” jawab Viktor.

“Sudah lama sekali aku tidak kesana,” ucap Fany bersemangat.

“Apa Leon masih menyukai yang manis-manis?” tanya Fany.

“em … “ jawab Leon.

“Hahahaha … aku rasa hampir setiap hari dia kesan-“

“Auuu … kenapa memukulku?” teriak Viktor.

“Hahahaha … kalian masih sama saja tidak berubah sama sekali,” tawa Fany.

Leon hanya diam menatap Fany dan tersenyum sedih.

Di perusahaan LN Entertainment.

Rena selesai berlatih dengan Andrew.

“Hei … aku mau pergi dulu menemui suamiku,” ucap Rena.

“Baiklah kalau begitu,” jawab Andrew.

Rena pergi dari perusahaan LN Entertaiment dan mampir ke toko kue yang sangat dia sukai. Setelah 30 menit perjalanan, rena memasuki toko dan melihat 2 orang yang dia kenal. Mereka bertiga saling tatap.

Leon dan Viktor memasang muka kaget dan bingung.

Pandangan Rena beralih ke wanita di sebelah mereka.

“Apa kalian saling kenal?” tanya Fany.

Rena hanya dia dan melewati mereka.

“Permisi … apakah pesanan saya yang kemarin sudah siap?” tanya Rena.

“Oh nyonya Rena … tunggu sebentar,” jawab Pelayan.

Rena diam dan mereka bertiga melihat Rena.

“Hei … mengapa Rena diam saja?” bisik Viktor.

“Apa dia sudah tahu tentang Fany?” tanya Viktor.

“Mana mungkin dia tahu,” jawab Leon.

Fany terus melihat Rena dengan kagum dan mata yang cerah.

“Permisi … aku tahu ini tidak sopan … tetapi aku ingin mengatakan bahwa kamu sangat cantik,” jawab Fany.

Rena melirik Fany dan tersenyum. “ Termakasih.” Rena mengalihkan pandangannya lagi.

Leon dan Viktor kaget dengan respond Rena dan melihat ke arah Fany.

Fany dari dulu tidak menyukai kalau wanita lain lebih cantik darinya. Dulu dia akan menjadi tidak percaya diri dan kami bertiga akan selalu mengatakan bahwa dia yang paling cantik.

Fany mengerutkan kening mendengar jawaban Rena.

Rena melihat Fany. “Ada apa?” tanya Rena.

Fany sadar kembali. “Tidak ada,” jawabnya sambil tersenyum.

Seharusnya saat aku memujinya ... dia membalasnya dengan mengatakan bahwa aku lebih cantik darinya. Semua orang yang aku puji pasti membalasnya dengan memujiku.

Fany mengepalkan tangannya dengan erat. Rena melihat ini semua dan tersenyum kecil.

“Sepertinya ada yang salah dengan teman kalian,” ucap Rena.

“Haha … tidak tidak … dia hanya merasa terlalu bersemangat karena baru kembali ke kampung halaman,” jawab Viktor dengan cepat.

“Hmm … begitu.” Rena melirik Fany dengan aneh.

Fany melihatnya. “Haha … maaf maaf … aku terlalu bersemangat,” jawab Fany.

Rena tidak memikirkannya lagi dan melihat kearah jendela.

“nyonya … ini pesanan anda,” ucap seorang pelayan.

“Oh ini kue kesukaan Alex,” teriak Fany.

Leon dan Viktor terdiam.

“Apa kamu mengenal Alex?” tanya Rena.

“Ya … kami teman satu sekolah … dan sangat dekat,” jawab Fany tersenyum cerah.

“kebetulan sekali,” jawab Rena melirik Viktor dan Leon.

“Aku adalah is-“

“dia adalah temannya Alex juga,” jawab Leon dengan cepat.

Rena diam dan melihat Leon dengan sinis.

Leon merasa kedinginan dan begitu juga Viktor.

“Oh begitukah?”

“Apa kamu ingin menarik perhatian Alex dengan kue itu?” tanya Fany.

“Maksudmu?” tanya Rena mengerutkan kening.

“Tidak … hanya saja dulu Alex sangat disukai banyak perempuan … tetapi Alex menolak mereka semua,” ucap Fany.

“Begitu.” Rena pergi dan meninggalkan mereka bertiga.

“Hei … ada apa dengannya?” tanya Fany bingung.

“Aku hanya memberitahunya,” lanjut Fany.

Leon berlari keluar mengejar Rena.

“Kenapa Leon mengejar wanita itu?” tanya Fany tidak percaya.

“Ah … mungkin ada yang ingin dikatakan,” jawab Viktor.

Fany hanya diam melihat pintu keluar dengan tatapan tajam.

Apa yang terjadi selama aku tidak disini?

“Rena tunggu,” teriak Leon.

Rena terus berjalan.

“Maafkan aku,” ucap Leon.

“Ini juga demi kebaikanmu,” teriak Leon lagi.

Rena Berhenti dan membalikkan badannya.

“Apa kita dekat?” tanya Rena.

“Ha?” tanya Leon bingung.

“Aku tanya … apa kita cukup dekat?” tanya Rena dingin.

“I-itu … “ jawab Leon ragu.

“Kita tidak dekat dan juga kamu tidak benar-benar tahu yang kamu lakukan itu apakah demi kebaikanku atau wanita itu,” ucap Rena marah.

Rena maju mendekati Leon. “Hei … aku katakan padamu … kalau jatuh cinta itu jangan bodoh,” bisik Rena di telinga Leon.

“Apa katamu?” teriak Leon mengerutkan kening.

Rena tersenyum. “ Kamu hanya ingin menjaga perasaan wanita itu,” jawab Rena.

“Tidak ak-“

“Sudahlah … aku rasa kamu harus menjernihkan pikiranmu dulu agar sadar,” ucap Rena.

Leon kesal dan menggenggam tangannya dengan erat.

Rena melirik tangan Leon. “Kali ini aku biarkan saja … tetapi kalau ada lain kali maka aku tidak tinggal diam,” ucap Rena.

“dan juga … jangan sampai mengganggu kehidupan pernikahanku dengan Alex,” ucap Rena dingin.

Rena pergi dari sana dan masuk kedalam mobil.

Leon kembali ketoko kue dengan wajah kesal.

“Ada apa denganmu Leon?” tanya Fany mengambil tangan Leon.

“Tidak ada,” jawab Leon mengambil kembali tangannya.

Fany yang melihat tingkah Leon merasa kehilangan dan melihat ke pintu keluar.

Siapa wanita itu?

Akhir dari Bab 25